Sie sind auf Seite 1von 4

TUGAS INDIVIDU SELF LEARNING KOMITMEN MUTU

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021

Dibuat oleh :
Desti Rahmawati, S.Kep., Ners
NIP 199412202020122018
Kelompok XLII Angkatan XI

PENDIDIKAN LATIHAN DASAR CPNS


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2021
A. Pendahuluan
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keharusan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, namun dalam implementasinya
masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai dengan banyaknya keluhan
masyarakat atas buruknya layanan aparatur pemerintahan. Penyelengaraan
pemerintahan harus berorientasi pada layanan prima agar dapat meningkatkan
kepercayaan publik. Aspek utama yang dapat meningkatkan pelayanan prima
adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, kreatif dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan pemerintah. Ekeftivitas merupakan
sejauh mana sebuah organisasi atau dalam hal ini yaitu suatu Instansi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah sumber
daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi atau instansi tersebut.
Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang
dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Sementara inovasi, muncul karena
adanya dorongan kebutuhan organisasi/instansi untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi disekitarnya. Tapi dari semua yang telah dijelaskan diatas,
masih ada saat ini instansi pemerintah yang memberikan pelayanan tidak sesuai
dengan standar yang ada.
B. Contoh Pelayanan Instansi Pemerintah Yang Tidak Berkualitas
Berdasarkan hasil penelusuran di website Ombudsman Jabar terdapat
beberapa permasalah terkait vaksinasi Covid-19 diantaranya adalah masih
banyaknya data Tenaga Kesehatan yang belum di-input terutama pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Swasta, data sasaran vaksin yang tidak merata pada masing-
masing Fasyankes, dan deadline waktu registrasi yang tidak jelas menyebabkan
timbulnya kesulitan dalam penghitungan target cakupan dan kebutuhan vaksin.
Dalam pelaksanaan vaksinasi tahap I termin I, capaian target vaksinasi hanya
25% disebabkan adanya calon penerima vaksin yang gagal divaksin karena tidak
lolos screening yang menyebabkab tidak boleh divaksin atau ditunda
pelaksanaannya serta penerima vaksin tidak hadir. Hambatan juga ditemui pada
penggunaan Aplikasi PCare, dimana banyak tenaga kesehatan yang telah
melakukan registrasi melalui SISDMK namun nama nya belum terdaftar atau
terintegrasi sehingga Tenaga Kesehatan tersebut tidak dapat di vaksin meskipun
vaksinnya tersedia.
Mengenai Kejadian Ikutan Paca Imunisasi (KIPI)/vaccine safety, deteksi dan
pelaporan KIPI merupakan langkah awal untuk memperkuat monitoring keamanan
vaksin (vaccine safety). Adapun meningkatnya keamanan vaksin linier dengan
peningkatan keamanan pasien (patient safety).Permasalahan lainnya yang
dirasakan oleh Pemerintah Daerah terkait KIPI adalah belum adanya aturan yang
menjelaskan tentang pembiayaan KIPI, apakah dibebankan pada pemerintah daerah
ataukah oleh pemerintah pusat, sehingga hal tersebut membuat gamang pemerintah
daerah.
C. Faktor/sumber permasalahan
Dari contoh kasus diatas, banyak faktor atau sumber permasalahan yang
dapat mempengaruhi mengapa hal tersebut bisa terjadi yaitu :
1. Faktor SDM
a. Terlambat untuk input data vaksin terutama pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Swasta
b. Data sasaran vaksin yang tidak merata pada masing-masing Fasyankes
c. Calon penerima vaksin yang gagal divaksin karena tidak lolos screening serta
penerima vaksin tidak hadir.
2. Faktor kebijakan
a. Deadline waktu registrasi yang tidak jelas
b. Belum adanya aturan yang menjelaskan tentang pembiayaan KIPI, apakah
dibebankan pada pemerintah daerah ataukah oleh pemerintah pusat
3. Faktor sarana dan prasarana
d. Aplikasi PCare, dimana banyak tenaga kesehatan yang telah melakukan
registrasi melalui SISDMK namun nama nya belum terdaftar atau terintegrasi
sehingga Tenaga Kesehatan tersebut tidak dapat di vaksin meskipun
vaksinnya tersedia.
D. Cara Mengatasi Masalah
Dari contoh kasus diatas, banyak hal yang harus diperbaiki agar masyarakat
dapat terlayani dengan baik dalam vaksinasi juga agar target program vaksinasi
pemerintah dapat tercapat. Untuk mengatasi masalah diatas yang dapat dilakukan
adalah :
1. Petugas tidak lagi terlambat untuk meng-input data sasaran vaksinasi
2. Lebih meningkatkan lagi sosialisi dan memotivasi masyarakat untuk
mengikuti vaksinasi
3. Vaksinasi dilakukan dengan menjemput bola misalnya dengan
mengadakan vaksinasi di desa-desa, sekolah, pesantren bahkan door to
door ke rumah warga
4. Pemerintah membuat aturan atau kebijakan tentang kejelasan deadline
waktu registrasi dan aturan tentang pembiayaan apabila terjadi KIPI
5. koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait, baik Kemenkes RI dan
BPJS terkait data dan aplikasi
E. Penutup
Semoga dengan adanya perbaikan yang bias dilakukan diatas program
vaksinasi dapat berjalan lancar dan sukses serta segala hambatan dan
permasalahan dapat diatasi dengan cepat dan tepat sehingga kehidupan
masyarakat Indonesia dapat kembali berjalan dengan normal seperti sebelumnya.

Referensi :
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--ombudsman-jabar-permasalahan-
data-base-dan-aplikasi-pengaruhi-target-vaksinasi-covid-19- diakses oada
tanggal 18 Oktober 2021.

Das könnte Ihnen auch gefallen