Sie sind auf Seite 1von 3

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bullying di sekolah, termasuk definisi, karakteristik,
bentuk dan faktor yang mendahuluinya. Secara lebih spesifik, tulisan ini membahas dampak bullying
terhadap masa depan anak. Menurut literatur dan berbagai penelitian, bullying di masa kanak-kanak
dan di masa sekolah diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan gangguan psikologis
di masa dewasa mereka. Beberapa gangguan yang tercatat terkait dengan dampak jangka panjang
bullying di sekolah adalah Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, kurang percaya diri, dan
penarikan diri. Pada akhirnya, tulisan ini akan mengusulkan cara dan metode dalam mengatasi dan
mencegah bullying serta dampaknya.
Kata kunci: bullying, bullying di sekolah, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), pencegahan
bullying.

Abstract
This paper aims at reviewing bullying at schools, including its definitions, characteristics,
forms and factors preceding it. More specifically, this paper discusses the effects of bullying on
children's future. According to literatures and some various researches, bullying in childhood and in
school days allegedly becomes one of main factors that caused psychological disorders in their
adulthood. Some of recorded disorders that are related to long-term impact of bullying at school days
are Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depression, lack of confidence, and withdrawal.
Eventually, this paper will propose the ways and methods in solving and preventing bullying and its
impacts.
Keywords: bullying, bullying at schools, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), bullying
prevention.

1. PENDAHULUAN
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau
sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak definisi mengenai bullying,
terutama yang terjadi dalamkonteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas
virtual. Namun dalam hal ini dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah.
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif
yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan,
terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Kasus
bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia kian memprihatinkan. Hasil
kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir
setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya bullying verbal dan
psikologis/mental. Kasus-kasus senior menggencet junior terus bermunculan. Statistik kasus
pengaduan anak di sektor pendidikan dari Januari 2011 hingga Agustus 2014 tergambar sbb:
Tahun 2011 terdapat 61, tahun 2012 terdapat 130 kasus, tahun 2013 terdapat 91 kasus, tahun 2014
terdapat 87 kasus.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk :
a. Memahami tentang konsep bullying
b. Meningkat pengetahuan tentang bullying
c. Mengantisipasi perilaku yang mengarah pada tindakan mengejek, menyuruh, memalak,
mendiskriminasi, dan pemukulan

2. METODE
Artikel ini dibuat dengan metode observasi pengamatan dan penyuluhan kesehatan. Pada saat
itu tim juga melakukan observasi kepada sekelompok santri tentang apakah ada bullying di
lingkungan pondok. Tim juga melakukan wawancara kepada santri husada mengkaji pengetahuan
mereka tentang pengetahuan bullying. Setelah dilakukan persiapan konsep kegiatan, Tim
melakukan penyuluhan kesehatan kepada 30 santri. Dengan harapan dari giat tersebut santri
menjadi lebih paham dan tidak ada salah pengartian dari istilah bullying yang saat ini sedang
marak di kalangan remaja.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari 30 santri dilakukan wawancara singkat tentang bullying. Didapat bahwa 100% dari
mereka tidak tau yang sebenarnya maksud dari bullying. Mereka hanya pernah mendengar namun
tidak tahu makna yang sebenarnya. Yang mereka tahu bullying itu ada tindakan tercela. Namun
saat ditanya lebih lanjut mereka tidak mengerti. Santri juga sangat antusias saat tim menawarkan
tema penyuluhan yang akan disampaikan. Dari 30 santri, 28 santri menjawab tema bullying untuk
diadakan penyuluhan. Dari observasi dan wawancara singkat kepada santri, tidak ada tindak
bullying fisik, beberapa santri hanya melakukan ejekan kepada santri yang lain saat diketahui santri
tersebut melontarkan pertanyaan kepada tim. Namun setelah dilakukan arahan dan pemahaman
terhadap santri tersebut, tindakan seperti ini sudah tidak lagi dilakukan

4. KESIMPULAN
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala
bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok
orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi
dalam konteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam
hal ini dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah. Riauskina, Djuwita, dan
Soesetio (2005).
Tim melakukan observasi dan wawancara singkat kepada santri untuk mengetahui seberapa
besar pengetahuan santri terhadap bullying yang sedang marak di kalangan remaja. Mengingat di
dalam pondok santri tidak diperkenankan membawa HP. Dari hasil observasi dan wawancara
singkat ditemukan bahwa santri tidak mengetahui dengan jelas tentang istilah bullying namun
mereka sangat antusias untuk bisa mendapatkan materi bulying di pondok.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kegiatan ini tim sangat berterimakasih kepada pihak Kampus Universitas Nahdatul Ulama
Surabaya (UNUSA) karena telah memberikan waktu kepada kami untuk melakukan kegiatan
praktek lapangan komunitas dengan bimbingan dosen yang sudah cukup baik. Kami juga ucapkan
terimakasih kepada pihak Pondok Pesantren Darussalam Behji karena telah menerima kami dan
mengijinkan kami untuk melakukan pengambilan data dan melakukan segala kegiatan dalam
lingkup kesehatan kepada santri, semoga kegfiatan ini bisa bermanfaat.

6. DAFTAR PUSTAKA
Putri, H.N & Nauli, F.A. & Novayelinda. R. (2015). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Bullying Pada Remaja. JOM. Vol 2 No 2.
Djuwita, R. 2006. “Kekerasan Tersembunyi di Sekolah” : Aspek –Aspek Psikososial dari Bullying.
www.didplb.or.id. (online). Diakses, 10 Oktober 2020.
Kartono, Kartini. (2003). Patologi Sosial: Gangguan-Ganggaun Kejiwaan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.

Das könnte Ihnen auch gefallen