Sie sind auf Seite 1von 3

4.

1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Umum Kondisi dan Pengelolaan Sampah di Provinsi DKI Jakarta

Provinsi DKI Jakarta terdiri atas lima kota administratif dengan luas area keseluruhan pada
tahun 2021 adalah 664,01 km2 (Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2023). Luas area
tersebut pada tahun 2021 diisi oleh 10.609.680 penduduk, menghasilkan kepadatan penduduk
per km2 di Provinsi DKI Jakarta adalah sebanyak 15.978 penduduk per km2 (Badan Pusat
Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2023). Angka tersebut menjadikan Provinsi DKI Jakarta sebagai
provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, jauh di atas Jawa Barat yang
menempat posisi kedua dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 1.379 jiwa per km2
(Badan Pusat Statistik, 2023).
Pada periode yang sama, Provinsi DKI Jakarta menghasilkan angka timbulan sampah
harian sebanyak 8.447,77 ton dan timbulan sampah tahunan sebanyak 3.083.437,85 ton (SIPSN
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2023). Angka tersebut membantu DKI
Jakarta menduduki peringkat keempat sebagai provinsi dengan timbulan sampah tahunan
terbanyak di Indonesia setelah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur (Badan Pusat
Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2023). Adapun dari jumlah tersebut volume sampah yang
terangkut per hari adalah sejumlah 7.233,82 ton, memberikan adanya selisih antara volume
sampah yang terangkut dengan angka timbulan sampah harian sebanyak 1.213,95 ton. Selisih
angka tersebut dapat mengindikasikan jumlah sampah tidak tertangani di Provinsi DKI Jakarta.
Secara regulasi, pengelolaan sampah di DKI Jakarta diatur dalam Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Pada regulasi
tersebut, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
(Pasal 1 angka 18). Adapun pengurangan dalam regulasi ini dijelaskan sebagai kegiatan
pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah
(Pasal 1 angka 22). Sementara itu, penanganan sampah sebagaimana dijelaskan pada Pasal 23
huruf a-e meliputi pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkatan sampah,
pengolahan sampah, dan pemrosesan akhir sampah. Pasal 17 ayat (1) memberikan ketentuan
bahwa penyelenggaraan pengelolaan sampah yang terdiri atas kedua upaya tersebut ditujukan
pada sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Di
mana sampah rumah tangga yang dimaksud adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (Pasal 1 angka 12).
Ketentuan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga secara
khusus juga diatur melalui Pergub Nomor 108 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga atau disebut juga dengan
Jakstrada dalam Pasal 1 angka 1 dijelaskan sebagai arah kebijakan dan strategi dalam
pengurangan dan penganganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga tingkat
daerah provinsi daerah dan daerah kabupaten/kota yang terpadu dan berkelanjutan. Arah
kebijakan yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) disebutkan meliputi peningkatan kinerja di
bidang pengurangan dan penanganan sampah rumah tanggan dan sampah sejenis rumah tangga
dengan target pengurangan dan penganganan sebagaimana disebutkan pada Pasal 6 ayat (1)
adalah:
a. pengurangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sebesar 30%;
dan
b. penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sebesar 70%
dari angka timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sebelum adanya
kebijakan dan strategi nasional penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah
tangga di tahun 2025.
Lebih lanjut lagi, pengelolaan sampah di tingkat Rukun Warga (RW) juga diatur melalui
Pergub Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga yang
menjadi sumber hukum pengelolaan sampah di pemukiman pada tingkat RW. Sedikit
perbedaan dengan regulasi-regulasi sebelumnya, di dalam Pergub ini penanganan sampah di
lingkup RW pada Pasal 3 ayat (3) terdiri atas pengawasan pemilahan sampah, pengolahan
sampah, dan pengumpulan residu sampah. Secara terperinci, Pergub Nomor 77 Tahun 2020
memberikan ketentuan kepengurusan di bidang pengelolaan sampah lingkup RW pada Pasal 6
yang terdiri dari Ketua Bidang, Seksi Operasional, dan Seksi Sosialisasi dan Pengawasan yang
dapat didampingi oleh Penyedia Jasa Lainnya Perorangan yang diadakan oleh Dinas/Suku
Dinas Lingkungan Hidup. Secara umum, alur pengelolaan sampah di lingkup RW dilakukan
oleh Seksi Operasional sebagaimana dijelaskan dalam tugas Seksi Operasional di Pasal 7 ayat
(2) berikut ini:

a. “melaksanakan Pemilahan Sampah, Pengolahan Sampah, dan Pengangkutan Sampah


di rumah tangga oleh petugas dengan jadwal Pengumpulan Sampah tercantum dalam
Format 7 Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini;
b. melaksanakan pengumpulan Sampah dari rumah tangga ke TPS (Tempat
Penampungan Sampah) dan/atau TPS 3R (Tempat Penampungan Sampah dengan
Prinsip 3R (Reduce Reuse Recycle)) terdekat sesuai jadwal yang disepakati;
c. melaksanakan Pengolahan Sampah mudah terurai di lingkup RW dengan berbagai
cara, antara lain melakukan pengomposan, menggunakan larva lalat hitam, secara
biologis, atau cara lain sesuai dengan kondisi dan karakteristik di masing-masing RW;
d. melakukan Pengurangan Sampah material daur ulang dengan berbagai cara seperti
kegiatan Bank Sampah, kegiatan Samtama atau kegiatan lainnya;
e. melaksanakan pencatatan berat timbulan sampah dari masing-masing rumah tangga;
dan
f. melakukan pendataan rumah tangga untuk pelayanan Pengelolaan Sampah.”
Selain dari penyelenggaraan pengelolaan sampah di lingkup RW, sebetulnya Perda Nomor
3 Tahun 2013 juga memberikan ketentuan mengenai pengelolaan sampah oleh kawasan secara
mandiri sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 12 ayat (2): “penanggung jawab dan/atau
pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilias umum, fasilitas sosial, fasilitas lainnya dan kegiatan keramaian sesaat, wajib
melaksanakan pengelolaan sampah.” Di mana kewajiban pengelolaan sampah oleh kawasan
secara mandiri juga diatur secara khusus dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 102 tahun 2021
tentang Kewajiban Pengelolaan Sampah di Kawasan dan Perusahaan. Kawasan pemukiman
dalam Pasal 1 angka 15 Pergub ini didefinisikan sebagai “kawasan yang memiliki pengelola
antara lain apartemen/klaster, kondominium, asrama, real estate, town house, dan sejenisnya.”
Bagi kawasan-kawasan mandiri tersebut, berdasarkan prinsip bahwa pengelolaan sampah harus
selesai terkelola di sumber sampah, diamanatkan untuk menunjuk pengelola sampah lainnya
atau secara mandiri memiliki organisasi pengolah dan pengelola sampah di kawasan mandiri
yang dimaksud. Sehingga Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melalui pengaturan
ini tidak seluruhnya mengelola sampah di seluruh Jakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen