Sie sind auf Seite 1von 8

MODUL 10

KEPADATAN PENDUDUK, POLA PERMUKIMAN, AREA INDUSTRI

A. DESKRIPSI
Sumber daya air tentunya menjadi stimulan terhadap kondisi kepadatan penduduk, pola pemukiman
dan area industri. Masyarakat membutuhkan sumberdaya air untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari.
Kepadatan penduduk menjadi faktor rendah dan tinggi nya konsumsi air di suatu area, sehingga
berpengaruh terhadap penyedia air atau sumber daya air yang digunakan di area tersebut. Penduduk
pada klasifikasi sangat padat biasanya berada di daerah perkotaan, yang dimana sumber daya air sudah
dikelola pemerintah setempat. Kondisi ini tentunya tidak lepas dari kondisi geografis yang dimana
mempengaruhi jenis sumber daya air yang digunakan.
Pola permukiman merupakan bentuk area yang disinggahi masyarakat dengan pola sesuai
eksistingnya, seperti linear, memusat dan menyebar. Karakteristik geografis mempengaruhi terhadap
pola permukiman, salah satunya adalah sumber daya air. Area pegunungan umumnya menggunakan
sumber daya air berasal dari mata air, sehingga beberapa pemukiman terletak berdekatan dengan mata
air dan membentuk pola menyebar atau memusat. Area dataran rendah yang sulit mata air biasanya
memiliki sumber daya air dekat sungai sehingga terkadang pola permukiman memanjang, begitupun di
daerah pesisir yang biasanya pola permukiman memanjang mengikuti akses jalan di daerah pesisir.
Beberapa lokasi dibuat irigasi untuk pemenuhan sumber daya air.
Area industri merupakan salah satu yang memiliki konsumsi sumber daya air tinggi. Ketersediaan
sumber daya air biasanya menentukan lokasi industri. Sumber daya air menjadi factor dalam
pembangunan dan pelaksanaan Kawasan industri. Kepadatan penduduk, pola permukiman dan area
industri menjadi dampak terhadap keberadaan sumber daya air. Setiap beda kepadatan beda pola
permukiman dan beda area industri memiliki perbedaan sumber daya air dan pengelolaannya. Ketiga
aspek menjadi sesuati yang menarik dalam kajian sumber daya air.

B. TUJUAN
1. Membuat peta kepadatan penduduk di Wilayah Sungai.
2. Mendeskripsikan hubungan peta kepadatan penduduk dan sumber daya air di Wilayah Sungai.
3. Membuat peta pola permukiman di Wilayah Sungai.
4. Mendeskripsikan hubungan peta pola permukiman dan sumber daya air di Wilayah Sungai.
5. Membuat peta Kawasan industri di Wilayah Sungai.
6. Medeskripsikan hubungan Kawasan industri dan sumber daya air di Wilayah Sungai.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Software ArcGIS
2. Data Shapefile Wilayah Sungai
3. Data shapefile permukiman
4. Data shapefile Kawasan industri
5. Data kepadatan penduduk (Badan Pusat Statistik)
6. Data lokasi industri (Badan Pusat Statistik)

D. TAHAPAN PRAKTIK KEPADATAN PENDUDUK


Kepadatan penduduk akan berasosiasi pada kebutuhan masyarakat dalam konsumsi air, selain itu
berhubungan dengan pengelolaan sumber daya air. Kepadatan penduduk dikaji menggunakan data BPS
terbaru. Data disajikan dalam bentuk Kota/Kabupaten pada Wilayah Sungai.
1. Contoh area kajian dalam modul ini yaitu Wilayah Sungai Citarum, sehingga data yang disakikan
yaitu beberapa Kota/Kabupaten di Jawa barat.
2. Silahkan ketikan Jawa Barat dalam angka di search engine laptop → silahkan klik yang bagian dari
website BPS → silahkan klik unduh publikasi → silahkan masukan email lalu klik unduh.

3. Silahkan cari Kota/Kabupaten pada Wilayah Sungai kajian masing-masing, pada modul ini Wilayah
Sungai meliputi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi sehingga data BPS yang akan
merupakan kepadatan penduduk per km2 di area tersebut.
4. Tahapan selanjutnya silahkan buat dahulu table kota dan nilai kepadatan penduduk.
Kepadatan Penduduk per km2 Asumsi
No Kabupaten/Kota Kebutuhan Air
2020 2021
(liter)
1 Kabupaten Bandung 2.050 2.074
2 Kabupaten Bandung Barat 1.970 1.389
3 Kabupaten Bekasi 2.541 2.578
4 Kabupaten Cianjur 645 653
5 Kabupaten Indramayu 899 907
6 Kabupaten Karawang 1.476 1.494
7 Kabupaten Purwakarta 1.208 1.225
8 Kabupaten Subang 842 849
9 Kabupaten Sumedang 759 764
10 Kota Bandung 14.557 14.630
11 Kota Bekasi 12.311 12.414
12 Kota Cimahi 14.474 14.556
13 Kabupaten Bogor 2.002 2.025
5. Tahapan selanjutnya silahkan buka software ArcGIS lalu silahkan masukan data shapefile (shp), area
Wilayah Sungai dan Batas Administratif di Wilayah Sungai.
6. Silahkan clip pada bagian Kota/Kabupaten yang masuk ke dalam bagian Wilayah Sungai. Pada
modul ini yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.

7. Silahkan masukan data kepadatan penduduk pada table sebelumnya ke attribute table hasil clip
Kota/Kabupaten di WS Citarum → klik kanan pada bagian shp → klik Open Attribute Table → klik
table option → klik Add Field → Name: Kepadatan → type: text/numeric → klik ok.

8. Silahkan masukan data kepadatan tahun terakhir → silahkan rubah warna sesuai dengan field
kepadatan pada symbology.

9. Silahkan layout sesuai kaidah kartogrfis. (Pada Legenda yang ditampilkan yaitu nilai kepadatan
dengan satuan km2, lalu sertakan batas Wilayah Sungai di setiap DAS).
E. TAHAPAN PRAKTIK POLA PEMUKIMAN
Pola pemukiman atau disebut dengan settlement type merupakan persebaran rumah yang membentuk
pola tertentu (Bintarto, 1977). Pola pemukiman dapat pula disebut sebagai persebaran tempat tinggal
penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya. Beberapa tokoh telah
mengklasifikasikan pola pemukiman, Jayadinata (1999) membagi pola pemukiman menjadi memusat
dan menyebar. Pola memusat merupakan permukiman mengelompok yang terdiri dari beberapa
kumpulan rumah menjadi satu lingkungan. Pola pemukiman menyebar yaitu pola dengan kondisi
permukiman yang tersebar berjauhan satu dengan yang lainnya.
Pembagian lainnya disebutkan oleh Bintarto (1977) bahwa pola permukiman terbagi dalam dua yaitu
Compact Settlement (Sekelompok rumah atau tempat tinggal yang tersusun secara mengelompok) dan
Fragmented Settlement (Sekelompok tempat tinggal yang tersusun secara terpencar atau tersebar). Teori
lainnya berasal dari Hagget, dalam Ritohardoyo (1989) bahwa terdapat tiga jenis pola permukiman yaitu
pola uniform (seragam), pola random (acak) dan pola clustered (mengelompok).
Pada umumnya teori pola permukiman yang dipakai sebagai berikut:
• Pola linier → pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan
memanjang, biasanya mengikuti jalan, sungai, pantai, rel kereta api dan lainnya.
• Pola permukiman terpusat → pola permukiman yang mengelompok membentuk unit-unit yang
kecil dan memusat, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang
berelief kasar.
• Pola pemukiman tersebar → Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau
daerah gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah
gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang
tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman.
Pada umumnya terdapat beberapa factor dalam pembentukan pola permukiman, menurut bintarto (1977)
factor penentu pola pemukiman yaitu kesuburan tanah, topografi, keberadaan sumber air, dan kebutuhan
keamanan. Faktor lainnya berdasarkan Pacione, dalam Ritohardoyo (1990) yaitu ketersediaan air,
kebutuhan akan keamanan, ikatan kesukuan atau kekeluargaan, topografi (bentang alam), ekonomi
pedesaan/Mata pencaharian, sistem waris, politik, agama atau ideologi, serta campur tangan pemerintah.
Dalam praktikum sumber daya air dan atmosfer, tentunya pola pemukiman dapat menjadi penentu
kondisi sumber daya air setempat, eperti area pegunungan menyebar, karena kondisi mata air yang
menyebar, area alluvial yang linear, karena mengikuti aliran sungai.
Tahapan praktikum pola permukiman sebagai berikut:
1. Silahkan buka software ArcGIS lalu silahkan masukan data shapefile (shp) pemukiman berdasarkan
data penggunaan lahan sebelumnya. Batas kajian yaitu Wilayah Sungai.
2. Silahkan masukan data shapefile sungai, mata air, bendungan, rawa dan sumber daya air lainnya →
lalu silahkan layout peta pemukiman Wilayah Sungai sesuai kaidah kartografis.

3. Silahkan deskripsikan terkait pola pemukiman apa sajakah yang ada di wilayah sungai masing-
masing kajian. Contoh:
Sumberdaya air menjadi salah satu factor pendukung pembentukan pola permukiman. Wilayah
sungai Citarum memiliki tiga jenis pola permukiman. Berdasarkan analisis pada peta menunjukkan
area utara didominasi oleh pola pemukiman linear yang diasumsikan meupakan daerah pesisir
pantai. Pemukiman berada disekitaran pesisir memanjang dari barat ke timur atau sebaliknya.
Beberapa pola permukiman linear ditemukan di DAS Citarum dan DAS Cibodas, bahkan di
beberapa DAS lainnya. Kondisi ini diasumsikan salah satu sumber daya air di lokasi tersebut berasal
dari sungai, sehingga permukiman berada di sepanjang aliran sungai. Pada bagian Utara DAS
Citarum ditemukan pola permukiman memusat. Hasil identifikasi menujukkan area tersebut berada
pada cekungan air tanah dan merupakan area perkotaan yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya. Sumber daya air di lokasi tersebut
sudah dikelola oleh pemerintah, sehingga ada distribusi air melalui jaringan infrastruktur air.
Kondisi ini menyebabkan pola permukiman menjadi memusat. Pola lainnya yaitu menyebar.
Apabila dilihat dari peta hamper semua DAS di Wilayah Sungai Citarum memiliki pola permukiman
menyebar. Faktor topografi khususnya pada kondisi fisik menyebabkan pola permukiman
menyebar. Asumsi pola menyebar dapat dikaitkan dengan keberadaan mata air dan sumber daya air
lainnya.

F. TAHAPAN PRAKTIK AREA INDUSTRI


Area industri merupakan salah satu area dengan konsumsi sumber daya air cukup tinggi. Sektor industri
pula dapat menjadi penyebab kontaminasi sumber daya air. Pada umumnya area industri biasanya
memanfaatkan air tanah dalam pendayagunaan sumber daya air, sehingga ada beberapa aturan yang
membatasi kedalaman, volume pengambilan, pemanfaatan dan rancang bangun konstruksi sumur di area
industri. Area industri perlu di tata dalam pengembangan keberlanjutan sumber daya air, baik secara
input penggunaan maupun secara output limbah industri.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Industri dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan banyaknya
pekerja, yaitu: industri besar (100 orang pekerja atau lebih), industri sedang/menengah (20–99 orang
pekerja), industri kecil (5–19 orang pekerja), dan industri mikro (1–4 orang pekerja). Silahkan
identifikasi perusahaan industri besar dan sedang di Wilayah Sungai masing-masing!
1. Tahapan pertama yaitu menyediakan data non spasial industri berdasarkan Badan Pusat Statistik
a. Silahkan download data industri di Badan Pusat Statistik.
b. Area kajian dalam modul ini yaitu Wilayah Sungai Citarum, sehingga data yang disakikan yaitu
beberapa Kota/Kabupaten di Jawa barat.
c. Silahkan ketikan Jawa Barat dalam angka di search engine laptop → silahkan klik yang bagian
dari website BPS → silahkan klik unduh publikasi → silahkan masukan email lalu klik unduh.

d. Silahkan cari bagian industri. Pada contoh modul ini yaitu area Wilayah Sungai Citarum
sehingga data industri besar dan kecil meliputi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi
dan Kota Cimahi.
e. Silahkan buat deskripsi berdasarkan grafik jumlah perusahan pada industri besar dan sedang
sesuai data Badan Pusat Statistik.

Grafik Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri Besar dan Sedang di Jawa Barat
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2019

Grafik Jumlah Perusahaan Pada Industri Besar dan Sedang di Jawa Barat
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2019

f. Deskripsi disesuaikan dengan jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja dan asumsi sumber daya
air yang diperlukan dalam bulanan atau harian ukuran liter. Dapat dijelaskan melalui table
berikut:
Asumsi
Jumlah Jumlah Tenaga
No Kabupaten/Kota kebutuhan air
Perusahaan kerja
(liter/hari)

2. Tahapan selanjutnya yaitu menyediakan data spasial area industri di wilayah sungai yang bersumber
dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
a. Silahkan bukan halaman https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web silahkan log in lalu silahkan
klik menu bar download dan klik Peta AOI.
b. Silahkan klik pada bagian Download RBI Skala 25K → klik bagian Lingkungan Terbangun 25K
dan Utilitas 25K → silahkan ceklis bagian industri pada Lingkungan Terbangun 25K dan
beberapa kantor atau lokasi industri yang berada pada Utilitas 25K.

c. Silahkan klik extent lalu tandai AOI (Area of Interest) Wilayah Sungai → klik execute → lalu
klik link pada Ouput Zip File → maka silahkan download.

d. Silahkan masukan data shapefile hasil download ke software ArcGIS → silahkan masukan shp
Wilayah Sungai dan aliran sungai.
e. Silahkan layout sesuai kaidah kartografis.
f. Silahkan deskripsikan hubungan sebaran area industri dan sumber daya air.

G. TUGAS
1. Buatlah peta kepadatan penduduk di Wilayah Sungai!
2. Silahkan deskripsikan hubungan peta kepadatan penduduk dan sumber daya air di Wilayah Sungai.
3. Buatlah peta pola permukiman di Wilayah Sungai.
4. Silahkan deskripsikan hubungan peta pola permukiman dan sumber daya air di Wilayah Sungai.
5. Buatlah peta Kawasan industri di Wilayah Sungai.
6. Silahkan deskripsikan hubungan Kawasan industri dan sumber daya air di Wilayah Sungai.

H. REFERENSI
Bintarto, R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial,Yogyakarta: U.P Spring
Haggett, Petter. 1970. Locational Analysis in Human Geography. London: Edward Arnold
Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
Jayadinata, J. T. 2002. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Perdesaan. Perkotaan, dan Wilayah.
Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Pacione, Michael.. 1984. Rural Geography. London. Harper and Low Ltd.
Bintarto. 1976. Pengantar Geografi Desa. Yogyakarta. UD.Spring.
Diakses pada 20 Mei 2023
[https://jabar.bps.go.id/publication/2022/02/25/0d261f828b581d8082bbc6c1/provinsi-jawa-
barat-dalam-angka-2022.html]
Diakses pada 20 Mei [https://portal.ina-sdi.or.id/downloadaoi/ ]

Das könnte Ihnen auch gefallen