Sie sind auf Seite 1von 24

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGAWASAN DAN PENILAIAN PEMELIHARAAN (P2) RHL HUTAN LINDUNG


DI WILAYAH KERJA BALAI PENGELOLAAN DAS BRANTAS SAMPEAN
TAHUN ANGGARAN 2023

PAKET 1

Nomor: S. 168/BPDAS.BS/PEV/DAS.3/4/2023
Tanggal: 14 April 2023

SIDOARJO, APRIL 2023


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi hutan dilihat dari penutupan lahan / vegetasi mengalami perubahan yang
cepat dan dinamis, sesuai perkembangan pembangunan dan perjalanan waktu. Faktor
yang mengakibatkan perubahan tersebut antara lain pertambahan penduduk dan
pembangunan diluar sektor kehutanan yang sangat pesat yang memberi pengaruh
besar terhadap meningkatnya kebutuhan lahan hutan dan produk-produk dari hutan.
Kondisi demikan diperparah dengan adanya perambahan hutan dan terjadinya
kebakaran hutan yang mengakibatkan semakin luasnya kerusakan hutan. Degradasi
hutan berupa lahan gundul, tanah kritis, erosi pada lereng-lereng curam baik yang
digunakan untuk pertanian maupun untuk penggunaan lain seperti pemukiman dan
pertambangan, sebenarnya telah memperoleh perhatian pemerintah. Namun proses
degradasi tersebut terus berlanjut, karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya
yang dilakukan dari sektor atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan hutan dan
kawasan hutan.
Kerusakan fungsi hutan yang diidentifikasikan sebagai lahan kritis sudah tersebar
di semua fungsi kawasan hutan, sehingga menjadi ancaman yang cukup serius bagi
daya dukung DAS baik fungsinya sebagai penyangga kehidupan maupun peran
hidroorologis DAS. Berdasarkan hasil Update Data Lahan Kritis Tahun 2020, tingkat
kekritisan lahan di wilayah kerja Balai Pengelolaan DASHL Brantas Sampean di dalam
kawasan hutan seluas 1.034.375,016 Ha, yang terbagi dalam kriteria sangat kritis
seluas 56.197,267 Ha, kritis seluas 39.896,304 Ha, agak kritis seluas 520.669,80 Ha,
potensial kritis seluas 352.081,91 Ha, dan tidak kritis seluas 72.586,706 Ha.
Degradasi hutan yang terjadi serta banyaknya lahan kritis memberikan berbagai
macam efek buruk seperti bencana alam banjir, longsor dan kekeringan, sehingga
diperlukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan untuk menekan degradasi hutan dan
memperbaiki lahan kritis tersebut. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah suatu
usaha untuk memulihkan kembali, memperbaiki dan meningkatkan kondisi lahan yang
rusak supaya dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai lahan produksi, media
pengatur tata air, ataupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya.
Sedangkan tujuannya adalah pulihnya kondisi hutan dan lahan sehingga dapat
berfungsi kembali secara normal dan lestari sebagai sistem penyangga kehidupan.

1
Pelaksanaan kegiatan RHL dapat dilaksanakan dengan 2 (Dua) pola, yaitu Reboisasi
Intensif dan Reboisasi Agroforestry. Bentuk pola penyelenggaraan RHL tersebut sudah
ditentukan sesuai dengan Rancangan Teknis (Rantek) yang telah disusun. Sedangkan
untuk pelaksanaan kegiatan RHL di lapangan dilaksanakan dengan Kontraktual.
Tahun 2021 Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean telah melaksanakan kegiatan
Penanaman RHL Hutan Lindung pada kawasan Hutan Lindung Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Timur dengan total luas 1.035,17 Ha. Tahun 2023 Balai Pengelolaan
DAS Brantas Sampean akan melaksanakan kegiatan Pemeliharaan Tahun ke-2 (P2)
Tanaman RHL Hutan Lindung pada kawasan Hutan Lindung Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Timur. Agar pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan Tahun ke-2 (P2)
Tanaman RHL Hutan Lindung tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka diperlukan adanya pengawasan dan
penilaian oleh pihak yang Independen (Konsultan Pengawas dan Penilai).
Pengawasan dan Penilaian kegiatan Pemeliharaan Tahun ke-2 (P2) Tanaman RHL
Hutan Lindung merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan kegiatan RHL. Agar pelaksanaan pengawasan dan penilaian kegiatan
dimaksud dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun Kerangka Acuan
Kerja Pengawasan dan Penilaian Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung.
Pengawasan dan Penilaian kegiatan Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan
RHL. Agar pelaksanaan pengawasan dan penilaian kegiatan dimaksud dapat berjalan
dengan baik dan lancar, maka perlu disusun Kerangka Acuan Kerja Pengawasan dan
Penilaian Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19
tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4412);
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air

2
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5609);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5533);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 Tentang Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5259);
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Nomor :
12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa
melalui Penyedia;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
: 15 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
756);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
: 23 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
10. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Rehabilitasi Hutan Nomor SK. 37/PDASRH/SET/KEU.0/9/2022 Tentang Harga
Satuan Pokok Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan
Tahun 2023;
11. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P. 5/SETJEN/ROKEU/KEU.1/8/2022 Tentang Pedoman Standar Biaya
Kegiatan Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
Anggaran 2023;
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pengelolaan DAS Brantas
Sampean Tahun Anggaran 2023 Nomor : DIPA-029.04.2.427030/2023 Tanggal

3
30 November 2022.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengawasi dan menilai setiap tahapan
pekerjaan kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan
Lindung di Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean dapat berjalan dengan
baik dan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengawasan dan penilaian ini
adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung
sesuai dengan tahapan pekerjaan secara menyeluruh sesuai dengan Petunjuk
Teknis, rancangan teknis dan Peraturan-perundangan yang berlaku;
2. Memperoleh informasi / data berupa laporan-laporan tentang perkembangan
kinerja fisik dari setiap jenis pekerjaan dan keberhasilan pelaksanaan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sesuai dengan standar teknis, prosedur, hasil
kegiatan serta masalah / kendala yang dihadapi oleh Pihak Pelaksana;
3. Untuk mendapatkan kajian dan analisa, sehingga dapat disajikan konsep
sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, menanggulangi dan atau memperkecil hambatan, masalah dan kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan;
4. Tercapainya keserasian, koordinasi pelaksanaan dan tata waktu antara berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh Pihak Kedua (Konsultan Pengawas dan Penilai);
5. Terwujudnya Sistem Informasi Mananajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan di
wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean sesuai dengan
perkembangan kegiatan di lapangan;
6. Terselenggaranya pelaksanaan seluruh kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
yang dilaksanakan oleh Pelaksana secara terkoordinasi, terintegrasi, tepat
waktu dan terkendali.

D. Sasaran
Sasaran pengawasan dan penilaian adalah pengawasan dan penilaian Pemeliharaan
(P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di Wilayah Balai Pengelolaan
DAS Brantas Sampean adalah :

4
1. Tercapainya target kegiatan Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung (Paket 1)
seluas 478,35 Ha;
2. Tersedianya bahan berupa bibit dan pupuk sesuai dengan spesifikasi teknis
yang ditetapkan;
3. Tersedianya persemaian di lokasi / dekat dengan areal penanaman dengan
kecukupan luas, jalan akses, strategis, dekat dengan sumber air, tenaga kerja
serta sarana dan prasarana yang baik;
4. Tertanamnya bibit tanaman dan terpenuhinya kebutuhan tanaman;
5. Terlaksananya kegiatan penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemberantasan
hama dan penyakit, serta penyulaman;
6. Tersedianya bibit sulaman selama kegiatan Pemeliharaan Tahun ke-2 (P2)
Tanaman RHL Hutan Lindung;
7. Tercapainya keberhasilan tumbuh tanaman sesuai target luasan dan
persyaratan yang telah ditetapkan.

E. Lokasi Kegiatan
Sasaran lokasi Pengawasan dan Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (RHL) Hutan Lindung (Paket 2) adalah seluas 478,35 Ha, dengan perincian
sebagai berikut :
a. KPH Bondowoso seluas 175,34 Ha
b. KPH Probolinggo seluas 200,68 Ha
c. KPH Pasuruan seluas 102,33 Ha

F. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di Wilayah Kerja
Balai Pengelolaan DAS Brantas SampeanTahun 2023 (Paket 1) seluas 478,35 Ha
dibebankan kepada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pengelolaan DAS
Brantas Sampean Tahun Anggaran 2023 Nomor : DIPA-029.04.2.427.030/2023 Tanggal
30 November 2022, dengan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 209.734.500-
(Dua ratus sembilan juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu lima ratus rupiah).

5
G. Pengertian
1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya
untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan
lahan guna meningkatkan daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam
menjaga sistem penyangga kehidupan.
2. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya yang dibatasi oleh pemisah topografi berupa punggung bukit atau
gunung yang berfungsi menampung air yang berasal dari curah hujan,
menyimpan, dan mengalirkannya ke danau atau laut secara alami.
3. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dengan sumber daya manusia di dalam DAS dan segala
aktivitasnya untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya alam bagi
kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem DAS serta kesejahteraan
masyarakat.
4. Kegiatan Pendukung RHL adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan RHL dengan tujuab untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
RHL.
5. Lahan kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang
telah menurun fungsinya sebagai unsur produksi dan media pengatur tata air
DAS.
6. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah.
7. Rancangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah rancangan teknis
kegiatan RHL yang memuat jenis kegiatan tertentu, detil lokasi, volume,
kebutuhan biaya, tata waktu, peta situasi, gambar desain kegiatan RHL yang
dilengkapi dengan kegiatan pendukung.
8. Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon pada kawasan hutan untuk
mengembalikan fungsi hutan.
9. Agroforestry adalah optimalisasi pemanfaatan lahan dengan sistem kombinasi

6
tanaman berkayu, buah-buahan, atau tanaman semusim sehingga terbentuk
interaksi ekologis dan ekonomis di antara komponen penyusunnya.
10. Pemeliharaan adalah perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya agar
tanaman tumbuh sehat dan normal melalui pendangiran, penyiangan,
penyulaman, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit.
11. Penerapan Teknik Konservasi Tanah adalah salah satu pelaksanaan kegiatan
dalam rehabilitasi hutan yang dilakukan dengan pembuatan bangunan, antara
lain Dam Pengendali, Dam Penahan, Teras, Saluran Pembuangan Air, Sumur
Resapan, Embung, Parit Buntu (Rorak), atau bangunan pelindung tebing sungai
/ waduk / danau.
12. Bibit adalah tumbuhan muda hasil perkembangbiakan secara vegetatif maupun
generatif.
13. Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang / jasa berdasarkan
Kontrak.
14. Pengawas dan penilai pekerjaan adalah Konsultan yang ditetapkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk
melaksanakan pengawasan dan penilaian kegiatan RHL.

7
II. RUANG LINGKUP

Konsultan Pengawas dan Penilai berfungsi untuk membantu Balai Pengelolaan DAS
Brantas Sampean selaku Instansi penyelenggara program dalam pengendalian kinerja
kegiatan, pengawasan dan penilaian setiap tahapan kegiatan, mengendalikan kinerja
pelaksana kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di lapangan, melaksanakan penilaian
keberhasilan tumbuh tanaman RHL Hutan Lindung untuk dasar pembayaran atas
pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pengawasan dan penilaian Pemeliharaan (P2)
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung Tahun 2023, meliputi pekerjaan
sebagai berikut :

A. Kegiatan Pengawasan
Pengawasan kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan
Lindung Tahun 2023 dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan, yaitu :
1. Penyiangan;
2. Pendangiran;
3. Pemupukan;
4. Pengendalian hama dan penyakit; dan
5. Penyulaman dengan jumlah bibit sebanyak 10 % (Sepuluh persen) dari jumlah
yang ditanam pada saat penanaman.

B. Kegiatan Penilaian
Penilaian kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan
Lindung Tahun 2023 dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan Pemeliharaan (P2)
Tahun 2023 dan penilaian tahap akhir Pemeliharaan (P2) yang dilakukan dalam rangka
menentukan keberhasilan tumbuh tanaman yang dijadikan sebagai dasar pembayaran
sebagaimana yang tercantum dalam kontrak.
Setiap kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan
Lindung dituangkan dalam Berita Acara Penilaian yang ditandatangani oleh Petugas
Penilai dan diketahui oleh Pihak Pelaksana Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (RHL) Hutan Lindung, yang meliputi penilaian terhadap progres tahapan

8
pekerjaan dan keberhasilan tumbuh tanaman.

Kegiatan penilaian keberhasilan tumbuh tanaman dilakukan dengan cara


menghitung persentase tumbuh tanaman pada setiap petak, setelah semua tahapan
pekerjaan selesai dilaksanakan.

C. Pelaporan
Hasil kegiatan Pengawasan dan Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (RHL) Hutan Lindung di Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean
dilaporkan secara periodik dan insidentil.
Laporan periodik disampaikan dalam bentuk Laporan Pendahuluan, Laporan Antara,
Laporan Mingguan, Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan (Laporan Akhir) yang
dilengkapi dengan dokumentasi.
Sedangkan laporan insidentil adalah laporan yang disampaikan apabila terjadi
sesuatu hal yang sifatnya prinsip dan berdampak terhadap kinerja pekerjaan.

9
III. METODOLOGI

A. Pengawasan
Pengawasan kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan
Lindung di Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean (Paket 1) adalah
seluas 478, 35 Ha.
Metode pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Metode yang digunakan melalui pengamatan dan survey langsung di lapangan,
pada setiap tahapan kegiatan. Tim pengawas menempatkan personil di setiap lokasi
RHL Hutan Lindung dengan ketentuan setiap 1 (Satu) orang Pengawas bertanggung
jawab ± 300 Ha, untuk melakukan pengamatan, monitoring dan pengawasan pada
komponen-komponen kegiatan sebagai berikut :
1. Penyiangan;
2. Pendangiran;
3. Pemupukan;
4. Pengendalian hama dan penyakit; dan
5. Penyulaman dengan jumlah bibit sebanyak 10 % (Sepuluh persen) dari jumlah
yang ditanam pada saat penanaman.
B. Penilaian
1. Penilaian Kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)
Hutan Lindung di Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean (Paket
1) adalah sebagai berikut :
a. Penilaian Progress Tahapan Pelaksanaan Pemeliharaan (P2) RHL
b. Pengambilan semua foto tanaman RHL (bergeotag) di setiap PU sebanyak 2
(Dua) kali, yaitu saat pelaksanaan pekerjaan dan penilaian tanaman
c. Penilaian Akhir Kegiatan, yang meliputi :
1) Penilaian Akhir Kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(RHL) Hutan Lindung dilakukan dengan menilai bobot kemajuan fisik
pekerjaan mencapai 100%, dan menilai keberhasilan tumbuh tanaman

10
dengan Intensitas Sampling (IS) paling sedikit 5%.
2) Setiap hasil penilaian kegiatan Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (RHL) Hutan Lindung dituangkan dalam Berita Acara yang
dilampiri dengan Tally Sheet dan Dokumentasi serta ditandatangani oleh
Konsultan Pengawas dan Penilai dan diketahui oleh pelaksana RHL
(Pihak Perum Perhutani).
2. Metode Evaluasi / Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(RHL) adalah sebagai berikut :
a) Satuan unit evaluasi / penilaian tanaman kegiatan Reboisasi Intensif,
maupun Reboisasi Agroforestry adalah satuan petak tanaman yang
ditetapkan dalam rancangan kegiatan Pemeliharaan (P2).
b) Evaluasi / penilaian tanaman meliputi : progress kemajuan pekerjaan pada
setiap tahap pekerjaan sesuai dengan Kontrak, jumlah dan jenis tanaman,
perhitungan persen tumbuh tanaman.
Tahapan kegiatan evaluasi / penilaian tanaman meliputi :
1) Menilai progress tahapan pelaksanaan Pemeliharaan (P2) Tanaman RHL
Hutan Lindung.
2) Evaluasi / penilaian tanaman dilakukan melalui teknik sampling dengan
metode Systematic Sampling with Random Start, yaitu petak ukur (pu)
pertama dibuat secara acak dan petak ukur selanjutnya dibuat secara
sistematik. Intensitas Sampling (IS) paling sedikit 5 % (Lima persen).
Jumlah petak ukur (pu) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
∑ PU = Jumlah Petak Ukur
N = Luas petak (Ha)
n = Luas petak ukur (Ha)
Sebagai petunjuk dalam pembuatan petak ukur pelaksanaan penilaian
tanaman, perlu dibuat diagram skema penarikan petak ukur tanaman
yang dipetakan dengan skala 1 : 10.000 (Satu banding sepuluh ribu).
Diagram skema tersebut mencantumkan koordinat geografis titik ikat

11
yang mudah ditemukan di lapangan.

Contoh pembuatan diagram skema penarikan petak ukur tanaman


berbentuk persegi panjang, sebagai berikut :
a) Siapkan peta hasil pengukuran luas tanaman skala 1 : 10.000 (Satu
banding sepuluh ribu).
b) Tentukan titik petak ukur pertama secara acak pada peta tersebut.
c) Buat garis transek melalui titik petak ukur pertama tersebut, yaitu
garis vertikal dan garis horizontal yang berpotongan pada titik petak
ukur pertama tersebut. Garis vertikal memotong tegak lurus larikan
tanaman dan garis horizontal sejajar larikan tanaman.
d) Buat garis transek berikutnya secara sistematik terhadap garis
transek pertama dengan jarak antar garis vertikal 2 cm (Dua
sentimeter) dan jarak antar garis horizontal 1 cm (Satu sentimeter).
e) Buat petak ukur ukuran 4 mm (Empat millimeter) x 2,5 mm (Dua
koma lima millimeter) pada garis transek tersebut dengan titik
potong garis transek sebagai titik pusatnya, sehingga penyebaran
letak petak ukur tersebut dapat mewakili seluruh areal tanaman
yang dinilai. Untuk jelasnya sebagaimana pada diagram skema
berikut ini :

1 cm
2 cm

Diagram 1. Diagram penarikan petak ukur (PU) tanaman

f) Untuk tanaman pengayaan dilakukan dengan metode Purposive


Sampling (penarikan petak ukur (pu) disengaja), dengan memilih
petak ukur yang memiliki ciri tertentu yang mewakili seluruh
populasi.

12
g) Penentuan tahapan dalam Purposive Sampling, pada tahap awal
dilakukan pengukuran luas tanaman sekaligus menetapkan koordinat
letak lokasi penanaman. Selanjutnya tentukan dalam peta letap
petak ukur dengan memilih lokasi-lokasi yang dapat mewakili.
h) Bilamana dalam penilaian terdapat lokasi yang terkena bencana
alam, dan mengalami kerusakan dilakukan pengukuran luas, jenis
tanaman dan penyebab kerusakan tanaman.
i) Untuk memudahkan pemeriksaaan ulang (re-checking) hasil
penilaian tanaman, di lapangan diberi tanda berupa patok pengenal
yang terbuat dari kayu dan ujungnya dicat warna merah dan
identitas nomor petak ukur dan tanggal pengamatan pada semua
titik sumbu petak ukur.
j) Data dan informasi petak tanaman yang dikumpulkan mencakup :
 Wilayah administratif pemerintahan (Provinsi, Kabupaten / Kota,
Kecamatan, Desa), DAS / Sub DAS, luas, fungsi kawasan hutan,
nama register blok dan petak tanaman.
 Data yang dicatat dan diukur pada petak ukur meliputi data
tanaman (jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi
tanaman dan kondisi pertumbuhan tanaman dan data penunjang
(keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan
tanaman, serta fisiografi lahan).
k) Keberhasilan tumbuh tanaman paling sedikit 75% (Tujuh puluh lima
persen) dari tanaman awal pada saat penanaman dan dituangkan
dalam Berita Acara.
Data tanaman yang hidup pada setiap petak ukur dicatat pada Tally
Sheet di bawah ini :

13
Tabel 1. Tally Sheet Evaluasi / Penilaian Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung

Tally Sheet Evaluasi / Penilaian Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung

Provinsi : Nama Petugas Penilai : .............................


Kabupaten : ............................. Nama LMDH : .............................
Kecamatan : ............................. Jumlah Anggota : .............................
KPH : ............................. Pengawas Lapangan : .............................
BKPH : ............................. Nomor Petak Ukur (PU) : .............................
RPH : ............................. Intensitas Sampling : .............................
Petak / Lokasi : ............................. Lembar ke : .............................
DAS / Sub DAS : .............................
Koordinat : .............................
.............................
Luas : ............... Ha
Jumlah Bibit : ............... Btg

Kondisi Tanaman
No. Jenis Tanaman Tinggi (cm) Keterangan
Hidup Mati
1 1. Fisiografi Lahan :
2 a. Datar

3 b. Landai
4 c. Agak Curam
5 d. Curam
6
7 2. Keadaan Tumbuhan Bawah
8 a. Lebat/rapat
9 b. Sedang
10 c. Jarang
11 d. Tidak ada/bersih
12
13 3. Kondisi Tanah
14 a. Gembur/subur
15 b. Kurang gembur/subur
dst c. Kurus
d. Berbatu

4. Gangguan Tanaman
a. Penggembalaan
b. Kebakaran
c. Hama Penyakit
Jumlah
Jumlah Tanaman
1. Tanaman Pokok
a. .......................
b. …….................
c. …….................
d. …….................
e. …….................

Petugas Penilai,

14
(.........................................)

C. Pengolahan Data
1. Persentase Tumbuh Tanaman
Persen tumbuh tanaman dihitung dengan cara membandingkan jumlah tanaman
yang ada pada suatu petak ukur dengan jumlah tanaman yang seharusnya ada
di dalam petak ukur bersangkutan.
T = (Σ hi /Σ ni) x 100 %
= (h1 + h2 + .....+ hn) / (n1 + n2 + .... + nn) x 100 %
dimana :
T = Persen (%) tumbuh tanaman
hi = Jumlah tanaman yang tumbuh terdapat pada petak ukur ke i
ni = Jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak ukur ke i
2. Tinggi Tanaman
Kerataan tinggi tanaman adalah rata-rata tinggi tanaman yang diperoleh dengan
merata-ratakan tinggi masing-masing individu tanaman dibandingkan dengan
jumlah tanamannya.
Tinggi rata-rata per petak ukur :
T = (Σ ti /Σ ni)
dimana :
T = Tinggi rata-rata tanaman dalam petak ukur
ti = Tinggi setiap individu tanaman dalam petak ukur ke i
ni = Jumlah tanaman pada petak ukur ke i

15
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksana Pengawasan dan Penilaian


Sesuai dengan kebijakan dan standar teknis Kegiatan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di Wilayah Balai
Pengelolaan DAS Brantas Sampean, Konsultan adalah pelaksana kegiatan pengawasan
dan penilaian di lapangan dengan beberapa tugas dan tanggung jawab sesuai ruang
lingkup kegiatan. Adapun Konsultan Pengawas dan Penilai yang ditunjuk harus
memenuhi kriteria / syarat-syarat teknis sebagai berikut :
1. Memahami ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
No. 12 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Nomor : 12 Tahun
2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa melalui Penyedia.
2. Memahami substansi pokok kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), sesuai
prosedur dan manajemen pengelolaan sesuai dengan kekentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : 23 Tahun 2021 Tentang Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
3. Memahami kebijakan dan standar teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
pedoman-pedoman atau petunjuk-petunjuk teknis lainnya yang berkaitan
dengan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
Konsultan pengawas dan penilai terdiri dari :
1. Tenaga Ahli
a. Koordinator Pengawas Lapangan
Koordinator Pengawas Lapangan sebanyak 1 orang, berpendidikan S1
Kehutanan dengan pengalaman minimal 5 tahun atau D3 Kehutanan minimal 5
tahun, yang bertugas sebagai koordinator pengawas lapangan dan merangkap
sebagai Pengawas Lapangan yang berkedudukan di lokasi kegiatan.

16
b. Pengawas Lapangan
Pengawas lapangan sebanyak 1 (Satu) orang (disesuaikan dengan luasan
kegiatan penilaian lapangan dengan ketentuan 1 orang pengawas lapangan
untuk ± 300 Ha), pendidikan minimal S1 Kehutanan / Pertanian dengan
pengalaman minimal 3 tahun atau D3 Kehutanan minimal 3 tahun. Adapun
tugasnya adalah mengawasi, membuat buku catatan harian, serta membuat
laporan hasil pengawasan setiap minggu kepada koordinator lapangan.
c. Tenaga Penilai
Tenaga teknis yang direkrut untuk melaksanakan penilaian keberhasilan
tanaman, pendidikan minimal SMK Kehutanan atau SMK Pertanian. 1 (Satu) tim
penilai keberhasilan tumbuh tanaman masing-masing terdiri atas 3 (Tiga) orang
yang terdiri atas 1 (Satu) orang tenaga teknis dan 2 (Dua) orang buruh.
2. Tenaga Pendukung
a. Administrasi
1 (Satu) orang tenaga Administrasi berpendidikan minimal D1 Sekretaris /
Administrasi / Manajemen / Akuntansi dan pengalaman minimal 2 tahun. Adapun
tugasnya adalah membantu tim untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat
administratif pada kegiatan pengawasan dan penilaian.
b. Operator GIS
1 (Satu) orang tenaga operator GIS berpendidikan minimal S1 Kehutanan / S1
Geografi yang memiliki keahlian dalam mengoperasikan GIS, dan pengalaman
minimal 3 tahun.
Tenaga Ahli diwajibkan :
a. Mengisi secara lengkap dan terinci Formulir Curriculum Vitae dan dilampiri
dengan fotocopy ijazah akademik dan sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
b. Mengisi dan menandatangani Surat Pernyataan Pribadi.
c. Mengisi dan menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja.
d. Memiliki NPWP
e. Menyerahkan daftar gaji yang telah diaudit dan / atau Bukti Setor Pajak
Penghasilan Tenaga Ahli.
Tenaga Pendukung tidak diwajibkan untuk mengisi Formulir Curriculum Vitae,
membuat Surat Penyataan Pribadi, maupun menandatangani Surat Penyataan
Kesediaan Bekerja, namun menyertakan daftar nama, latar belakang pendidikan

17
dan kualifikasi, pengalaman kerja dan ijazahnya dalam Daftar Susunan Tim
Pelaksana.
Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung lainnya apabila berstatus Pegawai Negeri,
Pegawai BI, BHMN, BUMN, BUMD harus mengambil cuti di luar tanggungan Negara
/ BHMN / BUMN / BUMD, surat cuti dimaksud ditunjukkan dan copy nya diserahkan
kepada Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean, apabila perusahaan yang
menggunakan jasa bersangkutan ditunjuk sebagai pemenang.

B. Jangka Waktu Kegiatan


Kegiatan Pengawasan dan Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (RHL) Hutan Lindung di Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean (Paket
1), akan dilaksanakan selama 8 (Delapan) bulan terhitung sejak penandatanganan
Surat Perjanjian (Kontrak).

C. Pelaporan
1. Konsultan wajib menyajikan hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan Pengawasan dan
Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung
di Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean.
2. Laporan pelaksanaan pekerjaan Konsultan Pengawasan dan Penilaian
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kepala Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas Sampean selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA).
3. Penyerahan hasil pekerjaan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai
dilaksanakan dan diperiksa oleh PPK yang dibantu oleh Tim Teknis yang dibentuk
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean
dan dinyatakan layak oleh PPK untuk diserahterimakan, dan dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima.
4. Penyerahan dilakukan pada akhir kontrak, apabila terjadi sesuatu di luar
kemampuan Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean dan di luar kemampuan
Pelaksana, harus dilakukan addendum sebelumnya.
5. Jenis Laporan Pengawasan dan Penilaian :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan,

18
Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi yang digunakan, Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan, dan Jumlah serta Kualifikasi Tenaga yang dimiliki. Laporan ini
dibuat 3 (Tiga) Eksemplar dan harus disampaikan 14 hari setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.
b. Laporan Mingguan
Konsultan / penyedia jasa pekerjaan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di
Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean yang ditunjuk wajib
membuat laporan mingguan yang berisikan rangkuman dari laporan harian
yang dibuat seorang Pengawas dilengkapi dengan Dokumentasi, sebanyak 2
(Dua) Eksemplar.
c. Laporan Bulanan
d. Konsultan / penyedia jasa pekerjaan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di
Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean yang ditunjuk wajib
membuat laporan bulanan yang berisikan rangkuman dari laporan mingguan
dilengkapi dengan Dokumentasi, sebanyak 2 (Dua) Eksemplar.
e. Laporan Antara
Konsultan / penyedia jasa pekerjaan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di
Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean yang ditunjuk wajib
membuat laporan antara yang berisikan progress atau kemajuan sampai
pada waktu tertentu (sekitar pertengahan dari waktu penyelesaian
pekerjaan), dan digandakan sebanyak 3 (Tiga) Eksemplar.
f. Laporan Tahunan (Laporan Akhir)
Konsultan / penyedia jasa pekerjaan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di
Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean yang ditunjuk wajib
membuat Laporan Tahunan (Laporan Akhir) yang berisikan rangkuman dari
Laporan Bulanan dan seluruh hasil pekerjaan yang sudah dipresentasikan
serta hasil penilaian keberhasilan Pemeliharaan (P2). Laporan Tahunan
(Laporan Akhir) dilampiri Tally Sheet hasil penilaian tanaman, Berita Acara
Penilaian Tanaman dan Peta Hasil Penilaian Tanaman, serta digandakan

19
sebanyak 3 (Tiga) Eksemplar.
g. Peta
Peta yang harus dibuat oleh Konsultan Pengawasan dan Penilaian
Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung Tahun 2023, yaitu Peta hasil penilaian
tanaman per Petak dengan skala 1:5.000 (Satu banding lima ribu) atau
1:10.000 (Satu banding sepuluh ribu).
h. Dokumentasi
Selain laporan tersebut diatas juga harus dilampirkan foto-foto dokumentasi
dan video dari setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan /
penyedia jasa pengawasan dan penilaian kegiatan Pemeliharaan (P2)
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung seluas 478,35 Ha,
dimasukkan ke dalam album dan hard disk eksternal.
Dokumentasi kegiatan dibuat dalam bentuk foto dan video. Konsultan
pengawas dan penilai wajib mendokumentasikan tahapan kegiatan RHL
dalam bentuk video liputan dengan media kamera dan media drone.
Konsultan / Penyedia Jasa wajib mendokumentasikan sebagai berikut :
a. Dokumentasi pengawasan dan penilaian dilakukan pada setiap tahapan
pekerjaan, dokumentasi dilakukan melalui pengambilan foto dan video
dengan resolusi yang memadai dan bergeotag.
b. Dokumentasi pengambilan gambar dari udara menggunakan Drone
dengan resolusi yang memadai, sehingga dapat terlihat dengan jelas
tanaman sesudah penanaman (after). Hasil dari dokumentasi
menggunakan Drone ada 3 (Tiga), yaitu :
1) Video Drone
2) Foto Drone (ketinggian rendah)
3) Foto Mosaic / foto udara / citra minimal 5 % (menyebar merata di
setiap BKPH) yang dilakukan sebanyak 1 (Satu) kali, yaitu pada akhir
kegiatan pemeliharaan.
4) Foto hamparan dan foto individu tanaman pada lokasi yang dilakukan
pengambilan dokumentasi melalui drone.
c. Dokumentasi kegiatan pengawasan dan penilaian Pemeliharaan (P2)
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung dengan Foto dan
Video Drone setelah pemeliharaan. Foto bergeotag dilakukan di setiap

20
Petak lokasi RHL pada koordinat, arah, dan sudut pengambilan yang
sama. Video dilakukan di setiap petak lokasi RHL sebanyak 1 (Satu) kali.
d. Dokumentasi berupa foto ber-geotagging (penanda koordinat lokasi) dan
video atas kegiatan penilaian di masing-masing lokasi petak ukur yang
menjadi sampling penilaian hasil penanaman, dengan hasil sbb :
1) Foto setiap tanaman RHL pada setiap PU penilaian
2) Foto hamparan pada setiap PU penilaian.
3) Foto setiap tahapan pelaksanaan kegiatan ber-geotagging.
4) Dokumentasi kegiatan dibuat album dan disimpan dalam hard disk
eksternal. Dokumentasi menjadi salah satu lampiran laporan
pengawasan dan penilaian.
e. Tracking Pelaksanaan Kegiatan
1) Sampling tracking kegiatan penyulaman bibit dari tempat
penampungan sementara bibit ke lokasi tanam bibit.
2) Sampling tracking kegiatan pemupukan tanaman dari tempat
penampungan sementara pupuk ke lokasi pemupukan tanaman.
f. Berita Acara
Penyerahan laporan hasil pengawasan dan penilaian dilengkapi Berita
Acara Penyerahan Laporan Pengawasan dan Penilaian yang ditanda-
tangani oleh Koordinator Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).

21
V. STANDAR HASIL PEKERJAAN

Standar hasil yang harus dicapai oleh pihak Konsultan Kegiatan Pengawasan dan
Penilaian Pemeliharaan (P2) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Hutan Lindung di
Wilayah Balai Pengelolaan DAS Brantas Sampean (Paket 1) seluas 478,35 Ha, yaitu :
1. Tersedianya Laporan Mingguan sebanyak 2 (Dua) Eksemplar
2. Tersedianya Laporan Bulanan sebanyak 2 (Dua) Eksemplar
3. Tersedianya Laporan Pendahuluan sebanyak 3 (Tiga) Eksemplar.
4. Tersedianya Laporan Antara sebanyak 3 (Tiga) Eksemplar.
5. Tersedianya Laporan Tahunan (Laporan Akhir) sebanyak 3 (Tiga) Eksemplar.
6. Tersedianya Dokumentasi tahapan pelaksanaan kegiatan dan dokumentasi sebelum
sesudah (before after) dalam bentuk Album Foto (hard dan soft copy).
7. Tersedianya tahapan pelaksanaan kegiatan dalam bentuk Video.
8. Tersedianya foto mosaic / foto udara / citra setelah pelaksanaan kegiatan pada
lokasi RHL di masing-masing BKPH.
9. Tersedianya data sampling tracking kegiatan penyulaman bibit dan kegiatan
pemupukan.
10. Tersedianya Peta Hasil Penilaian Pemeliharaan (P2) RHL Hutan Lindung per Petak
dengan skala 1:5.000 (Satu banding lima ribu) atau 1 : 10.000 (Satu banding
sepuluh ribu) dalam bentuk shapefile dan hard copy, digandakan sebanyak 3 (Tiga)
Eksemplar.

22

Das könnte Ihnen auch gefallen