Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
NAPISAH, SP
NIP. 19650623 198710 2 001
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Bulanan Oktober 2022 penyuluh
perikanan Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal dengan lancar.
Sebagai bentuk tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, maka dengan ini saya
sampaikan Laporan Bulanan dalam bentuk buku laporan, dengan maksud dapat memberikan
gambaran kepada semua pihak yang terkait,tentang pelaksanaan tugas penyuluhan di wilayah
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.
Saya sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang telah mendukung,
untuk itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :
Dalam penyusunan laporan ini masih masih sangat sederhana dan banyak kekurangan,
untuk itu semua saran dan masukan yang bersifat membangun, sangat saya harapkan, untuk
kesempurnaan laporan yang akan datang.
Demikian laporan ini saya buat, semoga bermanfaat bagi pelaku dan pengemban
kebijakan di bidang perikanan.
NAPISAH,SP.
NIP. 19650623 198710 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
NAPISAH, SP
NIP. 19650623 198710 2 001
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN
BAB III KENDALA, SOLUSI DAN SARAN9
BAB IV PENUTUP14
LAMPIRAN15
DAFTAR TABEL
Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi luar biasa dalam sektor perikanan. Total volume
perikanan tangkap propinsi Jawa Tengah berada di urutan kedelapan secara nasional, sebesar
274.469 ton dengan nilai Rp. 8,75 triliun. Adapun untuk perikanan budidaya, Jawa Tengah
berada di urutan kelima dengan total volume 485.689 ton senilai Rp.10,32 Triliun (KKP.2021).
Propinsi Jawa Tengah dalam sektor perikanan tangkap memiliki keuntungan, karena di sebelah
utara da selatan terdapat laut yang sangat berpotensi untuk perikanan tangkap. (BPS. Provinsi
Jawa Tengah,2021)
Kabupaten Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki
potensi perikanan yang cukup besar dan merupakan salah satu sentra aktivitas sektor perikanan.
Kabupaten Kendal memiliki topografi daerah bervareasi yang sangat bagus untuk usaha
budidaya perikanan. Sub sektor perikanan meliputi perikanan laut dan perikanan darat.
Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya tambak, kolam dan perairan umum.
Potensi perikanan ditinjau dari aktifitas penduduk dan usaha dibidang perikanan di
Kecamatan Cepiring meliputi : Nelayan sebanyak 542 org, pembudidaya kolam sebanyak 61
orang dengan luas kolam 5.853 m², pembudidaya tambak sebanyak 89 orang dengan luas lahan
186.402 Ha, pengolah dan pemasar ikan sebanyak 59 orang.
A. KENDALA
Kegiatan -perikanan di kecamatan Cepiring yang cukup beragam, tidak terlepas
dari berbagai kendala. Kendala dan permasalahan yang dihadapi akan berdampak bagi
kemajuan di bidang perikanan. Untuk menghadapi kenyataan tersebut penyuluh perikanan
kecamatan Cepiring terus berupaya untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada. Adapun
temuan permasalahan di atas adalah sebagai berikut :
1. Bidang Budidaya Air Payau
a. Pembudidaya ikan air tawar masih menipakan hobi/ sampingan sehingga belum
optimal dalam mengusahakan, sedangkan usaha di bidang perikanan masih
menjadikan kekhawatiran terhadap kegagalan.
b. Pemanfaatan irigasi teknis dan setengah teknis untuk kegiatan perikanan belum
maksimal, walaupun banyak lahan yang produktif sebagai budidaya ikan air tawar.
c. Harga pakan pabrik yaitu pelet yang tidak bisa terjangkau oleh pembudidaya, sehingga
budidaya ikan air tawar dianggap kurang menguntungkan dibanding dengan usaha
tanaman pangan.
d. Masyarakat petani masih kurang pengetahuan tentang teknik pembuatan pakan.
3. Bidang Penangkapan
Penangkapan ikan di daerah pesisir pantai utara jawa beberapa tahun terakhir banyak
mengalami berbagai permasalahan, berikut ini beberapa permasalahan yang terjadi
khusunya di kecamatan Cepiring adalah :
a. Banyaknya jumlah pemilik kapal kecil dibawah 10 GT mengakibatkan persaingan di
wilayah Zona 1 menjadi lebih besar, hal ini menyebabkan konflik horisontal antar
nelayan menjadi hal yang biasa terjadi.
b. Penggunaan Alat Tangkap tidak ramah lingkungan menyebabkan kerusakan
lingkungan khususnya pemakai Waring yang memilik mesize (matajaring) dibawah 1
inch. Hal ini menyebabkan benih - benih ikan ikut terangkut jaring dan menyebabkan
regenerasi Ikan menjadi terputus. Demikian juga konflik horisontal sering diakibatkan
permasalahan ini.
c. Dengan armada perahu penangkapan ikan di bawah 10 GT, maka daya jangkauan
daerah penangkapan tidak luas, hanya disekitar wilayah perairan pantai atau di Zona 1
(1 — 12 mil). Maka hasik tangkapan yang diperoleh terbatas jenis ikan tertentu yang
relatif nilai ekonomisnya rendah.
d. Pendangkalan alur pelayaran terutama muara dan dermaga TPI sangat menyulitkan
armada perahu ketika membongkar muatan basil tangkapan di TPI. Hal ini adalah
imbas dari TP1 Tanggul malang yang letaknya ada di sun.gai dan jauh dari Laut.
e. Masih banyak nelayan yang terlilit permasalahan ekonomi dengan tengkulah sehingga
sistem penjualan dengan ijon masih banyak ditemukan.
f. Nelayan desa korowelanganyar dan Margorejo penjualan ikan basil tangkapan
harganya masih ditentukan olch pengepul dan jauh dari harga standar pasar dan TP1.
4. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
a. Bahan Baku hasil perikanan terutama hasil tangkapan ikan dipengaruhi musim, maka
kualitas dan kuantitasnya relatif kecil menyebabkan kegiatan pengolahan hasil
menjadi tidak stabil atau fluktuatif.
b. Pengolah ikan masih dilakukan secara tradisional sehingga kualitas dan kuantitas hasil
olahan belum dapat bersaing secara global.
c. Sistem pemasaran ditentukan oleh pasar, baik yang ditentukan melalui TPI maupun
para tengkulak dan pengepul.
B. SOLUSI
1. Bidang Budidaya Ikan Air Payau
a. Budidaya air payau / tambak dengan berawasan lingkungan, serta sesuai dengan
anjuran
b. Peningkatan perbaikan ekosistem perairan pantai dengan penanaman mangrove
2. Bidang Budidaya Ikan Air Tawar
a. Diperlukan adanya budidaya ikan air tawar yang baik dan benar sebagai percontohan
(demplot) agar dapat ditiru oleh petani.
b. Perbaikan dan perawatan system irigasi (inlet dan outlet), agar kualitas air dapat
meningkatkan kualitas hasil budidaya perikanan air tawar.
c. Meningkatkan penggunaan pakan alternatif untuk mengurangi penggunaan pakan
olahan/ pakan pabrik (Pelet) untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi menginat
70 persen biaya operasional adalah pakan.
d. Pemberian pengetahuan dan keterampilan pada petani dibidang pembuatan pelet
secara mandiri.
3. Bidang Penangkapan
a. Peningkatan perluasan daerah penangkapan dengan menambah waktu/ trip, serta
pemasangan tanda aeral fishing ground sesuai musim ikan agar hasil tangkapan
dapat ditingkatkan.
b. Motivasi dan penayangan film - film dokumenter tentang penangkapan ikan skala
besar dan modern dengan kapal yang besar supaya nelayan termotifasi dalam
mengembangkan usahanya.
c. Penyuluhan hukum tentang alat tangkap yang tidak ramah lingkungan akan
memberikan pengetahuan dan kesadaran akan dampaknya dimasa depan.
d. Pengerukan alur pelayaran terutama perairan muara dan sekitar dermaga secara rutin
untuk memudahkan akses pelelangan hasil tangkapan di TPI sebagai solusi jangka
pendek, sedangkan pemindahan TPl di lokasi yang strategis adalah solusi jangka
panjang.
e. Penataan Lingkungan TP1 untuk menjamin kenyamanan nelayan, pedagang ikan
serta masyarakat sekitar.
f. Penguatan modal nelayan melalui kredit dengan bunga terjangkau dan penguatan
modal TPI
4. Bidang Pengolahan dan Pemasaran ikan
a. Stabiliasi hasil olahan baik kualitas maupun kuantitas dengan meningkatkan
intensitas basil tangkapan melalui peningkatan pelelangan di TPI setempat.
b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi pengolah basil perikanan, agar
kualitas hasil olahan dapat bersaing di pasar serta meningkatkan nilai jual.
c. Perlunya industri pengolahan ikan yang dapat menampung basil tangkapan nelayan,
diversifikasi jenis ikan olahan serta perluas jangkauan pasar.
C. SARAN.
Berdasarkan kesimpulan dari kegiatan pembinaan, pendampingan serta penyuluhan yang
sudah dilaksanakan oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha maka perlu adanya
dukungan penuh dari dinas terkait, dukungan dari camat serta kades sebagai pemangku
wilayah, karena tanpa adanya dukungan pendampingan dan pembinaan kelompok kelompok
perikanan tersebut idak bisa berjalan dengan baik. Hal tersebut akan berimbas pada
peningkatan kelembagaan, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang kelautan dan
perikanan serta peningkatan produksi juga pendapatan. Oleh karenanya peran dari
steakholder sangatlah dibutuhkan guna kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha di
bidang kelautan dan perikanan.
BAB III
PENUTUP
Demikian Laporan Bulanan ini telah selesai. Kami telah berusaha secara makasimal
dalam pengumpulan data, namun demikian kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat
sederhana dan jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari
berbagai pihak guna perbaikan yang akan datang.
Dengan tersusunnya Laporan Bulanan ini kami harapkan dapat dijadikan sebagai
gambaran dan informasi bagi pelaku maupun pemerhati usaha perikanan di wilayah Kecamatan
Cepiring dan masyarakat pada umumnya.
Selain itu melalui Laporan Bulanan ini juga kami harapkan bisa dijadikan bahan motivasi
bagi petani ikan maupun sebagai dasar membuat kebijakan dibidang perikanan.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan atas kerjasamanya dari semua pihak, kami
ucapkan banyak terima kasih.
Lampiran 1
Rencana Kerja Bulanan
RENCANA KEGIATAN BULANAN PENYULUH PERIKANAN
BULAN : OKTOBER