Sie sind auf Seite 1von 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan adalah integral dari pembangunan Nasional. Agar


tercapai keberhasilan pembangunan nasional tersebut, diperlukan kebijakan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua
sektor terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,


kemampuan hidup dan prilaku sehat bagi setiap orang agar terwujud drajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang ditandai dengan kemampuan idividu untuk hidup
produktif secara sosial maupun ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan tersebut,
pemerintah telah membangun Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
Pembangunan Puskesmas tersebut untuk memperluas pemerataan dan jangkauan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang merupakan garda terdepan dan
mempunyai misi sebagai pusat pembangunan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
untuk masyarakat.

Puskesmas Lebak Wangi merupakan salah satu pusat pembangunan kesehatan


yang ada di Kabupaten Serang yang tentunya mengacu kepada pembangunan
kesehatan di Kabupaten Serang yang memiliki Visi “Mewujudkan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat menuju Kabupaten Serang yang agamis, berkeadilan dan
sejahtera” dengan ini diharapkan masyarakat Kabupaten Serang terutama masyarakat
Kecamatan Lebak Wangi bisa hidup dalam lingkungan yang religius, berprilaku yang
mendukung untuk hidup sehat, mampu menjangkau dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil, merata serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal.

World Heath Organization (WHO) dalam salah satu publikasi menyatakan


bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK) tidak dapat berdiri sendiri harus
merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan tersebut. Oleh kerena itu profil
kesehatan Puskesmas Lebak Wangi diupayakan untuk lebih terkait dengan sistem
kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 1


Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi adalah gambaran situasi kesehatan
di wilayah Puskesmas Lebak Wangi yang diterbitkan setahun sekali. Tujuan
diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2017 ini adalah
dalam rangka menyediakan informasi untuk mengevaluasi pencapaian Visi
Puskesmas Lebak Wangi yaitu “Mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat manuju Kabupaten Serang yang agamis, berkeadilan dan sejahtera”.

Untk mencapai visi tersebut Puskesmas Lebak Wangi menjabarkannya


kedalam 5 misi yaitu;

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mewujudkan pelayanan masyarakat dibidang kesehatan yang merata,


bermutu dan terjangkau

3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

4. Memelihara dan menigkatkan kesehatan individu, keluarga dan


masyarakat serta lingkungannya

5. Membebaskan masyarakat dari masalah penyakit dan memberi


perlindungan kesehatan kepada kelompok masyarakat, atau golongan
masyarakat yang beresiko.

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 adalah
sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini disajikan tentang latar belakang dan tujuan diterbitkannya Profil
Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi.

BAB II : Gambaran Umum

Pada bab ini disajikan gambaran umum Puskesmas Lebak Wangi yang
meliputi uraian tentang letak geografis, administratif, dan informasi
umum lainnya.

BAB III : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 2


BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan


kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.

BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Pada bab ini dijelaskan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,


pembiayaan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan di telaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi
Tahun 2017. Selain keberhasilan pencapaian bab ini juga
mengemukakan hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
pembangunan kesehatan di masa yang akan datang.

LAMPIRAN

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 3


BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS LEBAK WANGI

A. SITUASI DAN KEADAAN UMUM

Puskesmas Lebak Wangi adalah Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Puskesmas


Pedesaan Non Rawat inap yang berada di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang Provinsi Banten yang diresmikan tanggal 22 Oktober 2013.

Puskesmas Lebak Wangi berada dalam wilayah kecamatan Lebak Wangi


(kecamatan baru) berdiri tahun 2012, terdiri dari 10 desa yang berasal dari 4
kecamatan
No
Desa Luas Wilayah (Ha) Asal Kecamatan
.
1 Kamaruton 214 Kragilan
2 Teras Bendung 3604.11 Kragilan
3 Lebak Kepuh 319 Pontang
4 Lebak Wangi 349 Pontang
5 Kencana Harapan 475 Pontang
6 Pegandikan 612 Pontang
7 Purwadadi 1135 Carenang
8 Bolang 171.04 Carenang
9 Tirem 356.775 Ciruas
10 Kebon Ratu 373 Ciruas

Puskesmas Lebak Wangi berada di wilayah yang sebagian besar adalah


daerah persawahan, dan merupakan daerah rawan dari berbagai jenis penyakit,
apalagi dengan kondisi Lingkungan yang kumuh dan tingkat pendapatan masyarakat
yang masih kurang, keberadaan Puskesmas sebagai sarana informasi dan rujukan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan sangat dibutuhkan.

Puskesmas Lebak Wangi berada di jalan Nambo – Teras Bendung Km.06


Kecamatan Lebak Wangi dan saat ini masih menggunakan gedung pustu desa Teras
Bendung Kecamatan Lebak Wangi dengan segala kekurangannya.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 4


B. DATA GEOGRAFIS

UPT Puskesmas Lebak Wangi terletak pada di Kecamatan Lebak Wangi


di sebelah timur Kabupaten Serang dengan Luas Wilayah 7608,925 Ha.
Jarak Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi ke Kabupaten 16.8 Km. yang
dihubungkan oleh jalan Negara/Provinsi/Kabupaten .

Batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi :

- Sebelah Utara Berbatasaan dengan : Kecamatan Pontang & Tiratayasa


- Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kecamatan Carenang
- Sebelah Selatan Berbatasan dengan : Kecamatan Ciruas & Kragilan
- Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Ciruas & Pontang

Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar ± 16 meter dengan curah


hujan rata-rata 2,037 mm/bulan.

Sedangkan letak Gedung Puskesmas saat ini berada pada 6°05′29.45” Lintang
Selatan (LS) 106°17′01.15” Bujur Timur (BT)

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 5


 Peta Wilayah Kerja

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 6


 Jarak Tempuh

No Jarak ke Waktu Tempuh ke


Desa
. Puskesmas Puskesmas

1 Kamaruton 1 – 3 Km 2 – 15 menit

2 Teras Bendung 0 – 2 Km 0 – 9 menit

3 Lebak Kepuh 3,6 – 5,5 Km 18 – 26 menit

4 Lebak Wangi 1 – 3 Km 4 – 15 menit

5 Kencana Harapan 4,3 – 5,5 Km 20 – 24 menit

6 Pegandikan 8 – 10 Km 22 – 38 menit

7 Purwadadi 3 – 5,5 Km 12 – 18 menit

8 Bolang 6 – 7 Km 18 – 23 menit

9 Tirem 2,5 – 4 Km 14 – 21 menit

10 Kebon Ratu 4 – 5,5 Km 10 – 21 menit

 Fasilitas Kesehatan

UPT Puskemas Lebak Wangi merupakan puskesmas Pedesaan Non


Rawat Inap memiliki :

No Jenis Pelayanan Jumlah

1. Puskesmas Pembantu 2 Unit

2. Posyandu 40 Pos

3. Ambulans 2 Unit

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 7


C. DATA DEMOGRAFIS

1. KARAKTERISTIK KEPENDUDUKAN

Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah


karakteristik penduduk, yang berpengaruh penting terhadap proses
demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik
penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin, atau yang
sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Struktur umur
penduduk bisa dilihat dalam umur satu tahun atau yang disebut juga
umur tunggal (single age) dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan.

Jumlah Penduduk Kecamatan Lebak Wangi tahun 2017 menurut


data estimasi adalah 39.282 jiwa dengan penduduk laki-laki 20.173 jiwa
sedangkan perempuan 19.109 jiwa.

Mayoritas masyarakat Lebak Wangi menganut agama Islam. Hal


ini kemudian melatar belakangi masyarakat Kecamatan Lebak Wangi
memiliki religius yang tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara
kekeluargaan. Masyarakat memiliki tenggung jawab besar untuk menjaga
ketertiban sehingga Kecamatan Lebak Wangi relatif mampu
membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial, ekonomi (suasana
kondusif ).

Gambar 2.1 : Gambaran Komposisi Penduduk Menurut Golongan


Umur Kecamatan Lebak Wangi Tahun 2017

2,500

2,000

1,500

1,000

500

0
0-4 5-9 10 - 15 - 20 - 25 - 30 - 35 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - 65 - 70 - 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani penggarap,


pedagang, pegawai swasta, TKI, dan wiraswasta.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 8


BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas


sumber daya manusia Indonesia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan
derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian,
kesakitan, kelahiran dan status gizi.

Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar


dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan analisa
situasi derajat kesehatan tersebut.

A. MORTALITAS

Salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat derajat kesehatan


masyarakat adalah angka kematian (mortalitas), dimana indikator ini
menunjukan tingkat kesehatan, mutu pelayanan kesehatan serta kondisi sosial
ekonomi masyarakat.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Pada tahun 2017 terjadi 14 kematian bayi di Kecamatan Lebak Wangi.


Penyebab utama kematian bayi di Indonesia saat ini adalah berat badan lahir
rendah sebesar 29%, mengalami gangguan pernafasan sebesar 27 % dan
masalah nutrisi sebesar 10 %. Upaya yang harus dilakukan dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, termasuk
memberi rujukan, dimana setiap janin dalam kandungan harus tumbuh
dengan baik dan bayi yang lahir harus sehat dan selamat.

Angka kematian yang dilaporkan belum tentu menggambarkan


AKB/AKABA yang sebenarnya dipopulasi dan angka tersebut masih
memerlukan validasi karena masih adanya kelemahan dalam sistem
pencatatan dan pelaporan dari tingkat desa hingga kecamatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 9


2. Angka kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita pada tahun 2017 di Kecamatan Lebak Wangi 6.
Kematian anak balita menggambarkan masalah kesehatan anak serta faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit
infeksi dan kecelakaan.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian Ibu diperoleh dari berbagai survai yang dilakukan secara
khusus. Pada tahun 2017 untuk Puskesmas Lebak Wangi angka kematian
ibu hamil ada 1 (satu), kematian ibu bersalin ada 2 (dua) sedangkan
kematian ibu nifas tidak ada (Nihil)

4. Umur Harapan Hidup (UHH)


Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Umur
Harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka
terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
sehingga perbaikan derajat tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan
Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan
hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh
penduduk. Untuk Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2017 angka harapan
hidup mencapai 63 tahun.

B. MORBIDITAS

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari Bidan Desa
maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.

1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan antara lain penyakit
TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

a. TB Paru
Seseorang yang telah didiagnosa TB paru BTA positif bisa disembuhkan
dengan minum obat secara tepat dan teratur selama 6 bulan tanpa

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 10


terputus dengan pengawasan langsung oleh Petugas Minum Obat (PMO)
sesuai dengan satu point strategi DOTS
Menurut hasil kinerja Puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 ditemukan
50 kasus TB Paru (Laki-laki = 28 kasus dan Perempuan = 22 kasus),
BTA (+) Laki-laki 24 orang, BTA (+) Perempuan 20 orang, sedangkan
untuk kasus TB anak 0 - 14 tidak ditemukan.

b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan


balita di Indonesia. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita peneumonia
balita yang ditemukan.

Untuk kasus pneumonia selama tahun 2017 di kecamatan Lebak Wangi


jumlah balita sebanyak 3.301 diperkirakan 10 % dari populasi tersebut
menderita pneumonia.
Jumlah penderita kasus yang ditangani adalah 25 (18,94) dari jumlah
perkiraan kasus 136. Hasil cakupan pneumonia di Kecamatan Lebak
Wangi masih rendah, karena pendeteksian

c. Penyakit Kusta
Pada tahun 2017 penderita kusta sebanyak 4 orang dan telah selesai
menjalani pengobatan sebanyak 2 orang

2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD31)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan


pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas
penyakit tetanus nenotorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis B.

a. Tetanus Neonatorum

Jumlah kasus tetanus neonatorum di Puskesmas Lebak Wangi ada 1


kasus. Hal ini tidak memeriksakan kehamilan (tidak mendapatkan
Imunisasi TT) di posyandu dan persalinan masih dilakukan dengan
menggunakan jasa paraji (dukun bayi).

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 11


b. Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan


kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2017 di Wilayah kerja Puskesmas
Lebak Wangi tidak ada kasus (nihil)

c. Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah,


rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi,
KLB difteri di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 tidak ada (nihil)

d. Pertusis

Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2017


adalah 0 (nihil)

e. Hepatitis B

Jumlah kasus Hepatitis tahun 2017 sebanyak 0 kasus (nihil)

3. Penyakit Potensi KLB/Wabah

a. Demam Berdarah Dengue


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke
seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka
kesakitan dan kematian relatif tinggi, sedangkan angka kematian
cenderung menurun.
Upaya pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerak potensi
masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang
nyamuk (gerakan 3M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta
pengenalan gejala DBD dan penangannya di rumah tangga, Jumlah
kasus DBD di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 sebayak 2 kasus

b. Diare
Untuk kasus diare di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2017
diperkirakan 707 kasus, sedangkan diare yang ditangani 666 kasus
(94,3%)

c. Filariasis
Kasus firasias di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2017 tidak ada
kasus (nihil)

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 12


4. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain, penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) RI tahun 2007, pada usia 45 –


56 tahun kematian akibat stroke sebesar 15,9 %, diabetes sebesar 14,7 %,
penyakit jantung sebesar 15,8 %, hipertensi sebesar 7,1 %, kecelakaan lalu
lintas sebesar 15,8 %, dan kanker 4,8 %. Sedangkan di Puskesmas Lebak
Wangi tidak ditemukan kasus kematian pada tahun 2017

5. Penyalahgunaan NAFZA/Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif


Lainnya.

Ditinjau dari jenisnya ketergantungan NAFZA merupakan penyakit mental


dan perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang
bersangkutan dan masalah lingkungan sosial.

Faktor penyebab penyalahgunaan NAFZA sangat kompleks yang


diakibatkan interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu,
lingkungan dan tersedianya zat (NAFZA). Tidak ada penyebab tunggal
(single cause) yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAFZA.

Untuk mencegahnya Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2017 telah


melakukan penyuluhan dengan sasaran ke sekolah-sekolah khususnya SLTP
dan SLTA.

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
wanita usia subur kurang energi kronis (KEK).

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 13


1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau
BBLR kerana intrauterine growth reterdation (IUGR), yaitu bayi yang lahir
cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Untuk tahun 2017 di Puskesmas
Lebak Wangi jumlah BBLR sebanyak 64 bayi dari 655 bayi lahir hidup dan
tertangani seleuruhnya (100 %).

2. Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan


tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita
adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks berat
badan menurut umur (BB/U). jumlah balita yang ada 3.902 balita dan balita
yang ditimbang di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 adalah 3.719 balita
sedangkan yang BGM sebanyak 36 balita, dan yang mendapatkan perawatan
seluruhnya 16 balita (gizi buruk).

Bila melihat partisipasi masyarakat (D/S) sebesar 81,5 % semoga untuk


tahun berikutnya dapat ditingkatkan lagi. Revitalisasi posyandu merupakan
kunci terhadap pemeliharaan status kesehatan ibu dan anak karena didalam
posyandu status gizi selalu dipantau dan dilakukan intervensi dalam
peningkatan kesehatannya.

3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS)
umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara
dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai resiko
untuk melahirkan bayi BBLR. indikator Kurang Energi Kronik (KEK)
menggunakan standar LILA < 23,5 cm.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 14


4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY), GAKY dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan
pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), bisu, tuli,
kretin (kerdil), gangguan motorik dan mata juling. Pemberian kapsul
yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin, karena itu
sasaran pemberian kapsul yodium adalah wanita usia subur (WUS) termasuk
ibu hamil dan ibu nifas.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 15


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulagi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,


pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan
dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat kesehatan jiwa,
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif
dalam makan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan
bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh


pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta pemulihan kesehatan
perorangan. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pembatasan dan pemulihan kecacatan
yang ditujukan terhadap perseorangan.

Berikut diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khusus utuk tahun 2017

4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam


penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan dengan cepat dan tepat
diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat.

Upaya-upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai berikut :

A. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan yang selanjutnya
berpengaruh hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 16


1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan oleh tenaga kesehatan


profesional (dokter spesialis kandungan, kebidanan, dokter umum,
bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai
standar pelayanan kebidanan. Ditetapkan pula bahwa frekwensi
pelayanan pada ibu hamil (antenatal) adalah 4 kali selama masa
kehamilannya. Dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan adalah 1
kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan ke dua, dan 2 kali pada
triwulan ketiga.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat


dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kecamatan Lebak Wangi
tahun 2017 adalah sebesar 92 % dari sasaran Ibu hamil 661 jiwa.
Sedangkan cakupan K4 sebesar 74,9 %.

Masih terdapat kesenjangan cakupan antara K1 dan K4 masih


belum optimalnya capaian K4 adalah disebabkan tidak tercapainya K1
murni yaitu pemeriksaan kehamilan pertama kali pada triwulan 1 atau
sebelum lewat dari 3 bulan kehamilan, sehingga sweeping ibu hamil
sangat penting untuk dilakukan.

Masalah lain adalah dukungan dari keluarga pada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara dini di fasilitas kesehatan masih
sangat kurang, karena masih mempercayai mitos untuk
menyembunyikan kehamilan usia dini agar terhindar dari pengaruh
buruk, selain itu juga banyak kehamilan yang tidak diinginkan dan
kehamilan pada usia lanjut juga faktor bagi ibu malu memeriksakan
dirinya ke fasilitas kesehatan setempat.

Pelayanan pemberian tablet tambah darah (Fe) selama masa


kehamilan dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia ibu hamil serta
meminimalisir dampak buruk akibat kekurangan Fe selama masa
kehamilan hingga persalinan. Cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil
di kecamatan Lebak Wangi tahun 2017 adalah sebesar 82,30 %

Pemberian tablet Fe 3 dimaksudkan agar ibu hamil mendapat 90


tablet Fe (suplemen zat besi) selama priode kehamilan, dimana satu kali
pemberian Fe sebanyak 90 tablet.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 17


2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Medis Kesehatan dengan
Kompetensi Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lair sebagian
besar terjadi pada masa sekitar persalinan, yang disebabkan pertolongan
dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan yang berkompetensi kebidanan.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam menaikan cakupan linakes ini
karena penyebab kematian ibu yang utama masih pada pendarahan pada
persalinan, keterlambatan merujuk, dan persalinan masih dilakukan oleh
“Paraji” (dukun bayi). Bebertapa kelebihan yang dimiliki oleh paraji
sehingga masih adanya ibu hamil yang minta pertolongan persalinan
padanya antara lain : biaya relatif murah (bahkan bisa dibayar cicil atau
dengan alat pembayaran lain selain uang), kediaman paraji mudah
dijangkau dan selalu ada di tempat karena warga setempat, adanya
kedekatan batin (layaknya ibu dan anak) yang memberikan rasa
nyaman, perawatan nifas dan bayi hingga 40 hari, budaya turun
temurun ditolong oleh paraji, tidak adanya tindakan jahitan yang
ditakuti ibu.

Untuk itu kebijakan pemerintah Kabupaten Serang menempatkan 1


desa dengan 1 orang bidan agar memudahkan akses masyarakat
terutama ibu hamil mendapatkan pertolongan persalinan dapat
diperoleh. Adanya kesepakatan dalam kesepahaman atau Memorandum
Of Understanding (MOU) antara bidan desa dan paraji juga diakui oleh
tokoh masyarakat desa dan MOU tersebut memuat aturan seperti :
pertolongan persalinan mutlak dilakukan oleh bidan, tugas paraji hanya
melaporkan jika ada ibu yang mau melahirkan kepada bidan, dan jika
memungkinkan paraji mendapat bayaran sesuai perjanjian atas jasanya
melaporkan jika ada ibu mau melahirkan.

Puskesmas Lebak Wangi memberikan pelayanan persalinan 24 jam


dalam mengantisipasi masyarakat yang membutuhkan. Semua upaya itu
diharapkan dapat meningkatkan cakupan linakes agar semua ibu hamil
tertolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Cakupan ibu
bersalin yang ditolong oleh Nakes sebesar 76,44 % dan ibu nifas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 100 %.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 18


3. Deteksi Resiko, Rujukan Kasus Resti dan Penanganan Komplikasi

Masa kehamilan merupakan masa yang memerlukan perhatian


besar pada ibu, karena banyak sekali resiko yang dialami pada masa
kehamilan. Ibu hamil resiko tinggi atau komplikasi yaitu keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Ibu hamil bersiko tinggi jika teridentifikasi apabila HB < 8 g%,


tekanan darah tinggi, odema nyata, eklampsia, pendarahan pervaginum,
ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,
letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan
premature. Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan
di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi
(risti) dan memerlukan pelayanan harus dirujuk ke unit pelayanan
kesehatan yang memadai karena keterbatasan kemampuan maupun
prasarana penanganan risti di desa dan Puskesmas.

Tahun 2017 presetasi ibu hamil resiko tinggi sebanyak 132 orang
dari 661 ibu hamil. Penanganan ibu hamil sesuai dengan standar oleh
tenaga yang berkompeten di fasilitas puskesmas

B. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Balita

1. Kunjungan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus dasar meliputi ASI Eklusif,


pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan saat lahir, dan manajemen
terpadu bayi muda. Petugas kesehatan disamping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu.
Tahun 2017 kunjungan lengkap neonatus sudah diatas 100% dari
sasaran 592 bayi baru lahir hidup. Tercapainya cakupan ini disebabkan
petugas berupaya optimal dalam melakukan kunjungan terhadap
sasaran yang tidak datang untuk mendapatkan pelayanan neonatus
secara lengkap.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 19


2. Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan pelayanan bayi umur


(29 hari sampai 11 bulan) disarana pelayanan kesehatan minimal 4
kali yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi
dasar, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
bayi, penyuluhan berupa ASI eklusif, pemberian makanan
pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi
sakit sesuai MTBS dan pemberian kapsul biru pada usia 6-11 bulan.

Cakupan kunjungan bayi jelas berdampak pada pencapaian


imunisasi dasar bagi balita karena jika tidak mendapat kekebalan dasar
maka kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti ISPA, Tetanus, Campak, Hepatitis, Polio dll.

3. Asi Ekslusif

ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal, ASI perlu diberikan secara eklusif
sampai umur 6 (enam) bulan dan dilanjutkan sampai anak berumur 2
(dua) tahun.

Cakupan ASI eklusif untuk tahun 2017 sebesar 36,8 %

4. Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah

Pelayanan kesehatan pada anak sekolah meliputi pemeriksaan


kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
puskesmas bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil)

Dari sasaran 585 anak SD kelas 1 telah mendapatkan pelayanan


kesehatan dasar sebanyak 100%, layanan kesehatan yang diberikan
adalah pemeriksaan fisik seperti : kebersihan gigi, mata, kuku, telinga,

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 20


rambut, kulit, pengukuran tinggi badan, berat badan dan penyuluhan
tentang kesehatan seperti perawatan kebersihan tubuh dan panganan
jajanan sehat.

C. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Program KB (Keuarga Berencana) di Kabupaten Serang telah


dicanagkan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk, Program KB dikhususkan pada pasangan usia subur (PUS).

Pada tahun 2017 PUS yang tercatat berjumlah 5.613, proporsi PUS
yang merupakan KB aktif sebesar 68,9 %, sedangkan KB baru atau
pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu
cara / alat kontrasepsi sebesar 5,6 %.

Metode KB atau kontrasepsi yang tersedia adalah MKJP dan non


MKJP. MKJP adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi
IUD, MOP/MOW ( Metode opratif pria/metode opratif wanita) dan
impalnt, sedangkan non MKJP adalah metode kontrasepsi jangka pendek
yang meliputi suntik, pil, kondom danobat vagina.

Presentasi trtinggi alat cara KB aktif yang digunakan olehPUS peserta


KB adalah non MKJP yaitu pemakaian KB suntik sebesar 79,2%.

D. Pelayanan Kesehatan Usila

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (usila) yaitu yang berumur 60


tahun keatas tahun 2017 adalah sebanyak 71

E. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Chaild Imunization (UCI) pada dasarnya


merupakan Desa atau kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada
di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu
tahun. Bila ckupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu,
berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarka tingkat perlindungan
masyarakat (herd imunity) terdapat penularan penyakit yang dapat dicegah

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 21


dengan imunisasi (PD3I), tahun 2017 cakupan UCI sebesar 100 % dari 10
desa.

Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, dilihat dari


indikator cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan
imunisasi terakhir yang dibrikan pada bayi, sedangkan untuk menilai
angka drop out cakupan imunisasi dasar dapat dilihat dari selisih cakupan
imunisasi DPT1 + HB1 dengan cakupan imunisasi campak.

Imunisasi TT2+ merupakan imunisasi tetanus yang diberikan minimal


2 kali saat kehamilan (dimulai saat atau sebelum kehamilan) agar
memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus yang mematikan.
Cakupannya sebesar 84,72 % dari sasaran 661 ibu hamil (tabel 30).
Manfaat imunisasi ini adalah melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit
tetanus neonatorum yang disebabkan oleh kuman clostridium yang
mengeluarkan racun (toksik) yang menyerang saraf pusat juga melindungi
ibu dari tetanus jika kemungkinan terluka.

Harus terus menerus dilakukan penyebaran informasi tentang manfaat


TT bagi WUS, karena masih ada anggapan imunisasi TT pada WUS/calon
pengantin (catin) dapat menghambat kehamilan. Kinerja petugas juga
harus lebih optimal dalam penelusuran sasaran yang ada di wilayahnya.
Kerja sama lintas sektor (linsek) dalam hal ini pihak kantor urusan agama
juga dibutuhkan agar catin dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi TT.
Imunisasi TT berguna untuk mengeliminasi penebarluasan penyakit
tetanus toksoid pada wanita dan bayi yang dapat menyebabkan kematian.

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Rawat Jalan

Puskesmas Lebak Wangi adalah puskesmas non perawatan karena itu


upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat hanya pelayanan kesehatan
rawat jalan, pada tahun 2017 kunjungan rawat jalan adalah 13.841.

Pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan harus sesuai dengan Prosedur


tetap (protap) atau Standar Oprasional Pelayanan (SOP) yang disusun
mengikuti standar medis yang berlaku.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 22


Sarana pelayanan kesehatan juga harus memiliki laboratorium kesehatan
dasar agar mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan walaupun masih
sangat sederhana.

2. Perilaku Hidup Masyarakat

Salah satu yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,


menurut HL Blum adalah faktor perilaku. Dengan menerapkan perilaku yang
sehat diharapkan dapat menurunkan angkakesakitan dan angka kematian ibu
dan anak akibat terlambat/kurangnya kesadaran dalam mengunjungi sarana
pelayanan kesehatan

Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah


tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup berish dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Sepuluh indikator (10) indikator tatanan PHBS rumah tangga adalah :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi ASI eklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencucui tangan dengan air bersih dengan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Tahun 2017 dari 3.736 rumah tangga yang dipantau dan melakukan PHBS
sebanyak 342 (4.64 % ) rumah tangga (tabel 58)

Masih rendahnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS dari 10 indikator
diatas adalah masih minimnya cakupan beberapa indikator seperti pemberian

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 23


ASI ekslusif, mencuci tangan dengan air bersih pakai sabun, penggunaan
jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Terlebih masih kurangnya
penyuluhan dan sosialisasi masyarakat dakan pentingnya ber- PHBS.

Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan masalah antara lain dengan
meningkatkan frekwensi penyuluhan tentang PHBS bagi masyarakat serta
meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor.

4.3 Keadaan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat


kesehatan, yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari
tanah.

Berdasarkan cakupan tahun 2017 dari 3.736 rumah tangga yang ada
diperiksa dan dikatagorikan sehat 342 (4.64 % ).

2. Sarana Sanitasi Dasar dan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah rumah tangga dan tinja yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan menurunnya kualitas
air, serta dapat menimbulkan penyekit menular di masyarakat. Jamban,
tempat sampah, pengelolaan limbah dan persediaan air bersih merupakan
sarana sanitasi lingkungan pemukiman (PLP).

Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)


merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan
dikhawatirkan dapat menjadi penyebaran penyakit. Tempat tempat umum
merupakan salah satu tempat yang berpengaruh terhadap penularan penyakit
karena tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang
sehat maupun sakit dengan latar belakang penyakit yang berbeda-beda.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 24


INDIKATOR KINERJA SPM 2017

TARGET
HASIL
NO NAMA INDIKATOR % SASARAN
REALISASI (A) SETAHUN
(B)

I Pelayanan Kesehatan Dasar


1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 495/661*100 74,9 90
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes yang
519/679*100 76,4 80
mempunyai kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 679/679*100 100 90
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80
6. Cakupan kunjungan bayi 634/592*100 107 80
7. Cakupan desa/kelurahan UCI 10/10*100 100 100
8. Cakupan pelayanan anak balita 3.205/3.117*100 102,8 75
9. Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-24 bulan
0 0 100
GAKIN
10. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 16/16*100 100 100
11. Cakupan penjaringan siswa SD dan sederajat 585/585*100 100 100
12. Cakupan peserta KB Aktif 3866/5613*100 68,9 70
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit
- AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun** 0 0 9 KASUS
- Penemuan penderita pneumonia balita 25/330*100 7,58 80
- Penemuan TB BTA+ 44/44*100 100 80
- Penderita DBD yang ditangani 4/4*100 100 100
- Penemuan penderita diare 666/707*100 94,2 100

II Pelayanan Kesehatan Rujukan


14. Cakupan pelayanan Gadar level 1 yang harus
0 0 100
diberikan sarkes (RS) di kab./kota

III. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB


15. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang
4/4*100 100 100
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

IV Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


16. Cakupan desa siaga 10/10*100 100 80

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 25


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan


pembangunan kesehatan. Secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari
sarana, tenaga dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Secara konseptual Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan menganut


konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata
30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk 33.018, berarti Puskesmas Lebak Wangi
dikatakan memenuhi target penduduk yang dilayani. Sedangkan rasio puskesmas
pembantu dengan puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap puskesmas didukung 2-
3 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sarana kesehatan ini berfunsi untuk melakukan upaya kesehatan
dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Sarana
kesehatan juga dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kesehatan.

Sarana Kesehehatan di Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang pada


tahun 2017

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH

1. Puskesmas Pembantu 2
2 Bidan Praktek Mandiri 2

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 26


B. TENAGA KESEHATAN

Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional dibidang. kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Dalam PP 32 tahun 1996 dinyatakan bahwa
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2017


Standar
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
Nasional
1 Dokter Umum 40 : 100.000
2 Dokter Gigi 11 : 100.000
3 Bidan 100 : 100.000
4 Perawat 117 : 100.000
5 Apoteker 10 : 100.000
6 Asisten Apoteker 30 : 100.000
7 Nutrisionis 40 : 100.000
8 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 40 : 100.000
9 Sanitarian 40 : 100.000
10 Pranata Lab. Kesehatan 15 : 100.000
11 Efidemiologi 40 : 100.000

Bila dilihat dari resiko masing-masing tenaga kesehatan di Puskesmas Lebak


Wangi Kabupaten Serang dibandingkan dengan rasio tenaga kesehatan standar
nasional maka tenaga kesehatan yang ada masih kurang.

Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan merata kepada masyarakat maka


diperlukan ketersediaan tenaga kesehatan yang merata dan mencukupi keseluruh
wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan masyarakat dalam
memperoleh layanan kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 27


C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,


masyarakat maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus
ditingkatkan untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan
kebutuhan. Dikelola secara adil, transparan, akuntabel, berhasil guna dan
berdaya guna, tersalurkan secara tepat, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas.
Sumber daya keuangan puskesmas Lebak Wangi tahun 2017 bersumber dari
APBN berupa dana BOP, BOK dan JKN Adapun total anggaran tahun 2017
sebesar Rp. 1.198.471.000

D. SUMBER DAYA KESEHATAN LAINNYA

Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada di masyarakat. UKBM yang ada di kecamatan Lebak Wangi adalah Desa
Siaga dan Posyandu
1. Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian
merencanakan dan melakukan pemecahannya sesuai potensi yang
dimilikinya, serta selalu siap siaga dalam menghadapi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan. Seluruh desa (10) yang ada di kecamatan
Lebak Wangi sudah menjadi desa siaga, namun hingga saat ini masih sangat
perlu peran serta dari pemerintah dan masyarakat agar desa ini bisa aktif.

2. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan


kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana, dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumberdaya
manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang akan
datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3
intervensi yaitu :

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 28


a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Suvival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu
sampai usia balita.

b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan


untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk


memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

Untuk mengetahui kualitas posyandu maka dilakukan telaah kemandirian


posyandu yaitu suatu cara penilaian strata posyandu menjadi 4 tingkat
perkembangan (stratifikasi posyandu) yaitu katagori : Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu yang ada di Lebak Wangi pada tahun
2017 sebanyak 40 posyandu yang keseluruhan masih strata Madya.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 29


BAB VI
KESIMPULAN

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam melaksanakan manajemen, oleh karena itu penyediaan data dan
informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan.

Berdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di Kecamatan


Lebak Wangi Kabupaten Serang pada tahun 2017 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Angka Kematian Ibu : 126/100.000 KH


2. Angka Kematian Neonatal : 11/100.000 KH
3. Angka Kematian Balita : 3/100.000 KH
4. Umur Harapan Hidup : 65
5. Balita Gizi Buruk : 16 orang
6. UCI : 100 %
7. Bayi ASI Eklisif : 101,37 %
8. Rumah Tangga ber-PHBS : 53,11 %
9. Rumah Sehat : 4,64 %
10. Desa Siaga : 100 %

Dibidang kesehatan data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan


sistem informasi kesehatan.

Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum
dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, hal ini
berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi yang diterbitkan saat ini yang belum sesuai
dengan harapan. Namun demikian diharapkan profil Kesehatan Puskesmas Lebak
Wangi tahun 2017 ini dapat memberikan gambaran secara garis besar dan
menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai,
dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi ini juga merupakan salah
satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) 2017.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi 2017 30

Das könnte Ihnen auch gefallen