Sie sind auf Seite 1von 24

Mini Referat

HIPOTERMIA
PADA BAYI BARU
LAHIR
OLEH :
Suci Wahyuni
1610070100027

PRESEPTOR :
dr. Lydia Aswati, Sp.A, M.Biomed
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Suhu tubuh normal dihasilkan dari keseimbangan antara produksi dan


kehilangan panas tubuh. Salah satu masalah khusus pada bayi, terutama
bayi kurang bulan adalah ketidakmampuannya untuk mempertahankan
suhu tubuh yang normal.
Banyak faktor yang berperan dalam termoregulasi seperti umur, berat
badan,luas permukaan tubuh dan kondisi lingkungan.
Hipotermia dapat disebebkan oleh karena terpapar dengan lingkungan
yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah).
Tujuan Penulisan :
1. Memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior stase anak.
2. Menambah pengetahuan pembaca umumnya dan penulis khususnya
mengenai hipotermia pada bayi dari definisi sampai tatalaksana.

Manfaat Penelitian :
3. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai hipotermia
pada bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Hipotermia pada bayi baru lahir adalah suhu dibawah


36,5°C,yang terbagi atas hipotermia ringan (cold stress),
hipotermia sedang, dan hipotermia berat.
ETIOLOGI
a. Penurunan produksi

• Kegagalan dalam sistem endokrin dan terjadi


penurunan basal metabolisme tubuh

b. Peningkatan panas yang hilang

• Konduksi
• Konveksi
• Radiasi
• Evaporasi
c. Kegagalan termoregulasi

• kegagalan hipotalamus dalam


menjalankan fungsinya
dikarenakan berbagai penyebab.
PATOFISIOLOGI
Apabila terjadi paparan dingin, secara fisiologis tubuh akan memberikan
respon untuk menghasilkan panas berupa:
1. Shivering thermoregulation/ST
2. Non-shivering thermoregulation/NST
3. Vasokontriksi perifer
Respon fisiologis
proses oksidasi dari lemak coklat
terhadap paparan
atau jaringan adiposa coklat
dingin

Jalur yang utama dari


NST ( proses oksidasi suatu peningkatan
Bayi baru lahir
jaringan lemak coklat) produksi panas yang
cepat

Reaksi atas paparan


dingin
Konsentrasi yang tinggi
Jaringan yang kaya
Jaringan lemak coklat dari kandungan
kapiler
trigliserida

syaraf simpatik

Pembuluh-pembuluh
darah balik dan pada
masing-masing adiposit

Membatasi enzim dalam


Protein tak berpasangan
proses produksi panas
Produksi panas
Akibat dari aktivitas bukan energi yang kaya
Lemak dioksidasi ikatan fosfat seperti
protein tak berpasangan
pada jaringan lainnya

Proses lipolisis dan


Noradrenalin aktivitas dari protein tak Menghasilkan panas
berpasangan
MANIFESTASI KLINIS
Hipotermi ditandai dengan :
• Akral dingin
• Bayi tidak mau minum
• Kurang aktif
• Kutis marmorata
• Pucat
• Takipnea
• Takikardi
Hipotermi yang berkepanjangan, akan menyebabkan terjadinya :
• Peningkatan konsumsi oksigen,
• Distres respirasi,
• Gangguan keseimbangan asam basa,
• Hipoglikemia,
• Defek koagulasi,
• Sirkulasi fetal persisten,
• Gagal ginjal akut,
• Enterokolitis nekrotikan,
• Pada keadaan yang berat akan menyebabkan kematian
DIAGNOSIS
Diagnosis hipotermi ditegakkan dengan pengukuran suhu baik
suhu tubuh atau kulit bayi.
Pengukurannya dapat dilakukan melalui aksila, rektal atau kulit.
Pengukuran suhu rektal tidak dilakukan sebagai prosedur
pemeriksaan yang rutin kecuali pada bayi-bayi sakit.
Klasifikasi suhu tubuh abnormal
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
 Bayi terpapar suhu lingkungan  Suhu tubuh 32-36,4°C Hipotermia sedang
yang rendah
 Gangguan nafas
 Waktu timbulnya kurang dari
 Denyut jantung kurang dari 100
dua hari
kali/menit

 Malas minum

 Letargi
 Bayi terpapar suhu lingkungan  Suhu tubuh <32°C Hipotermia berat
yang rendah
 Tanda hipotermia sedang
 Waktu timbulnya kurang dari 2
 Kulit teraba keras
hari

 Napas pelan dan dalam


TATALAKSANA
a. Hipotermia berat
• Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas.
Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu.
• Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimut dengan selimut
hangat.
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering
diubah
• Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau
kurang 30 kali/menit, tarikan dinding dada, merintih saat ekspirasi),
lakukan manajemen gangguan napas
• Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan
infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan
cairan.
• Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45 mg/dL
(2,6 mmol/L), tangani hipoglikemia.
• Nilai tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan napas,kejang atau
tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam
sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.
• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam.
• Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu
ruangan setiap jam.
b. Hipotermia sedang
• Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
• Bila ada ibu/ pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan
melakukan kontak kulit dengan kulit (PMK: Perawatan Metode
Kanguru).
• 
BilaHangatkan
ibu tidak ada:
kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar panas
 Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan
sesuaikan pengatur suhu
 Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering
diubah.
• Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum.
• Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya gangguan
napas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan bila terjadi
hal tersebut.
• Periksa kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dL (2,6 mmol/L), tangani
hipoglikemia.
• Nilai tanda kegawatan, misalnya gangguan napas, bila ada tangani
gangguan napasnya. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu
naik minimal 0,5°C/ jam, berarti usaha menghangatkan berhasil,
lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam.
• Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5°C/jam, cari tanda
sepsis.
• Setelah suhu tubuh normal:
Lakukan perawatan lanjutan
Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
• Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit,
bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di rumah.
BAB III
KESIMPULAN
Hipotermia pada bayi baru lahir adalah suhu dibawah 36,5°C.
Dimana penyebab dari hipotermia dapat berupa penurunan
produksi panas, peningkatan panas yang hilang, dan
kegagalan termoregulasi. Hipotermia ditandai dengan akral
dingin, bayi tidak mau minum, kurang aktif, kutis marmorata,
pucat, takipneu, takikardi. Dimana diagnosa dapat
ditegakkan dengan pengukuran suhu tubuh ataupun kulit
bayi.
Tatalaksana pada bayi dengan hipotermia segera lakukan
penghatan pada bayi baik hipotermia berat ataupun sedang.
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen