Sie sind auf Seite 1von 32

PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CIKALONG WETAN


BANDUNG BARAT

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Eksperimen yang dihimpun
oleh Arif Rahman Hakim, M.Psi., Psikolog

Oleh :
Kinaya Tasya Pradhyta Jalip 18416273201171
Sandi Shoelamuddin 18416273201105

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
kasih-Nya sehingga kami selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan
praktikun psikologi eksperimen dengan judul ”Pengaruh Pemberian Reward
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas 8 SMP Negeri 1 Cikalong Wetan
Bandung Barat”. Tujuan penulisan tugas ini diajukan untuk memenuhi nilai Ujian
Akhir Semester (UAS) mata kuliah Psikologi Eksperimen. Terselesaikannya tugas
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penyusun mengucapkan
terima kasih bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun
materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas ini hingga
selesai, terutama kepada yang kami hormati Bapak Arif Rahman Hakim, M.Psi.,
Psikolog selaku dosen mata kuliah Psikologi Eksperimen yang telah memberikan
kritik dan saran bimbingan dalam pembelajaran maupun arahan yang sangat
berguna dalam penyusunan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semua tugas ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Karawang, 4 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
DAFTAR BAGAN..................................................................................................................................
ABSTRAK..............................................................................................................................................
ABSTRACT............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................
2.1 Pemberian Reward 6
2.2 Pengertian Motivasi Belajar 11
2.3 Kerangka Berfikir Penelitian 16
2.4 Hipotesis 18
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................................................
3.1 Desain Penelitian 19
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 20
3.3 Instrumen Penelitian 21
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen 21
3.5 Prosedur Penelitian 23
3.6 Teknik Analisis data 23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

iii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir..................................................................................................................

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Prestest-Posttest Design.......................................................


Gambar 3.2 Penentuan Hasil Belajar......................................................................................................
Gambar 3.3 Uji Validitas.........................................................................................................................

v
PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CIKALONG WETAN
BANDUNG BARAT

Kinaya Tasya Pradhyta Jalip


Ps18.kinayajalip@mhs.ubpkarawang.ac.id
Sandi Shoelamuddin
Ps18.sandishoelamuddin@mhs.ubpkarawang.ac.id
Universitas Buana Perjuangan Karawang

ABSTRAK
Motivasi merupakan sumber kekuatan utama untuk menjalani aktivitas, salah satu
contoh tempat dimana motivasi diperlukan yaitu dalam proses belajar.
Hakikatnya, proses belajar dilakukan oleh seseorang yang disebut dengan pelajar
atau siswa. Sebagai manusia biasa tentu manusia mengalami naik turunnya
motivasi, tidak terkecuali seorang siswa. Motivasi belajar sangat diperlukan oleh
seorang siswa untuk menunjang kehidupannya dalam proses belajar. Salah satu
hal yang mampu membangkitkan motivasi belajar yaitu pemberian reward,
reward bisa dieberikan dalam beberapa macam, seperti pemberian pujian, hadiah,
ataupun penghargaan. Dalam upaya membuktikan bahwa pemberian reward
mampu meningkatkan motivasi siswa, dilakukan penelitian eksperimental kepada
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Cikalongwetan dengan desain penelitian one
group pretes- posttest design, yang hanya melibatkan satu kelompok yaitu
kelompok eksperimen dimana diberikan tes awal berupa pretest sebelum
diberikan perlakuan dan pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir berupa
posttest. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampel random
sederhana (simple random sampling) yang merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam
suatu populasi untuk dijadikan sampel. Sehingga sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cikalongwetan. Pemberian reward mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
terlihat dari naiknya nilai dan aktifnya siswa selama proses pembelajaran.

Kata kunci : Reward, Motivasi Belajar, Siswa.

vi
THE EFFECT OF REWARDING ON LEARNING MOTIVATION
CLASS VIII STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 1
CIKALONG WETAN WEST BANDUNG

Kinaya Tasya Pradhyta Jalip


Ps18.kinayapradhyta@mhs.ubpkarawang.ac.id
Sandi Shoelamuddin
Ps18.sandishoelamuddin@mhs.ubpkarawang.ac.id
Universitas Buana Perjuangan Karawang

ABSTRACT
Motivation is the main source of strength to carry out activities, one example of a
place where motivation is needed is in the learning process. In essence, the
learning process is carried out by someone called a student or student. As an
ordinary human being, of course, humans experience ups and downs in
motivation, not starting a student. Learning motivation is needed by a student to
support life in the learning process. One of the things that can generate
motivation to learn is to offer rewards, rewards can be given in several ways,
such as giving praise, prizes, or awards. In an effort to prove that offering
rewards can increase student motivation, an experimental study was conducted to
class VIII students at SMP Negeri 1 Cikalongwetan with a one group pretest-
posttest design research design, which only involved one group, namely the
experimental group who was given a pretest pretest before being given treatment
and at the end of the lesson given a final test in the form of a posttest. The sample
selection in this study was carried out by simple random sampling, which is a
sampling technique that provides equal opportunities for every member in a
population to be sampled. So that the research sample used in this study is class
VIII SMP Negeri 1 Cikalongwetan. Giving rewards can increase students'
learning motivation as seen from the increase in grades and students' activeness
during the learning process.

Keywords: Reward, Learning Motivation, Students.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan
bangsa. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu
menjadi tahu sepanjang hidupnya, sedangkan proses belajar mengajar
merupakan kegiatan pokok sekolah yang didalamnya terjadi proses siswa
belajar dan guru mengajar, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik
perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan ataupun
sikap. Melalui proses mengajar tersebut akan dicapai tujuan pendidikan yang
tidak hanya dalam hal membentuk perubahan tingkah laku dalam diri siswa,
akan tetapi juga meningkatkan pengetahuan yang ada dalam diri siswa.
Dalam proses pendidikan, motivasi itu sangat penting, karena motivasi
merupakan syarat mutlak untuk belajar. Dalam pendidikan saat ini, guru
seringkali mendapatkan kesulitan dalam proses belajar mengajar. Misalnya,
siswa merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung karena tidak ada yang
membuat semangat dalam pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan kurang
aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, apalagi dalam pelajaran yang
dianggapnya sulit Hal yang demikian, berarti guru tidak berhasil dalam
memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar siswa belajar dengan
segenap tenaga dan pikirannya.
Salah satu kebutuhan yang dimiliki siswa adalah kebutuhan penghargaan
yang dapat dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan penghargaan
dalam pembelajaran yaitu dengan cara memberikan reward. Pemberian
reward dalam pembelajaran memiliki implikasi yaitu siswa diakui sebagai
individu unik yang memiliki kemampuan tertentu dan karakteristik yang dapat
dihargai.

1
Seorang siswa yang mendapatkan reward dari guru menandakan bahwa
kemampuan yang dimiliki tentu berbeda dengan yang lain dan memiliki
karakter yang positif. Sebagaimana pengertian belajar yaitu suatu proses usaha
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dalam istilah lain tingkah laku belajar dikendalikan oleh
ganjaran atau penguatan. Sehingga dalam prakteknya pemberian reward
(hadiah), digunakan oleh pendidik (guru) sebagai bentuk penguatan, stimulus
dalam mendidik siswa.
Dalam mendidik, istilah reward atau ganjaran menurut Ahmadi & Nur
(2006) digunakan ketika siswa (anak didik) sukses berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, sehingga tak jarang dijumpai pemberian reward sebagai
bentuk penguatan positif diberikan pendidik (guru) kepada anak didik sebagai
wujud tanda kasih sayang, penghargaan atas kemampuan dan prestasi
seseorang, bentuk dorongan atau tanda kepercayaan. Pemberian reward dapat
berupa kata-kata pujian,senyuman, tepukan punggung atau bahkan berbentuk
materi serta sesuatu yang menyenangkan bagi anak didik. Reward sebenarnya
dapat dijadikan sebagai alat yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan
atau bahkan menjadi bumerang (serangan balik) bagi anak didik. Penempatan
reward secara tepat dapat menjadi motivasi tersendiri pada diri anak didik
dalam menumbuhkembangkan minat siswa untuk melakukan aktivitas belajar
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Adrian Gostik dan chester Elton (2006) menyampaikan prinsip dalam
pemberian rewardnya. Menurutnya penghargaan harus difokuskan pada
perilaku yang tepat dan penghargaan yang tepat. Jauh sebelum penghargaan
diberikan seharus nya mereka terlebih dahulu diberi penjelasan tentang hal-hal
yang harus mereka lakukan dan memberikan penghargaan sesuai dengan kerja
keras dan prestasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penghargaan bermakna :
a) Dari hal yang menyebabkan anak didik memperoleh penghargaan, anak
didik mengetahui norma-norma kehidupan yang baik.

2
b) Penghargaan memupuk rasa suka pada perbuatan atau norma yang baik
dan memperbesar semangat berbuat luhur, lebih-lebih kalau penghargaan
berasal dari pendidik yang dihormati dan disayangi anak didik.
c) Penghargaan yang akan diterima menolong kata hati anak didik
menjatuhkan pilihannya pada motif yang tepat pada waktu anak didik
mengalami perjuangan motif.
d) Didalam Pendidikan social rumah tangga, di sekolah maupun di dalam
masyarakat pemberian penghargaan menimbulkan suasana gembira.
e) Penghargaan memperkeras kemauan anak didik melaksanakan perbuatan
luhur yang ia pilih.
f) Penghargaan mempertinggi prestasi perbuatan anak didik dan rombongan
sosialnya (soejono, 1990).
Penerapan pemberian reward merupakan strategi yang cukup efektif untuk
menggerakan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang
dilakukan pada tahun 2010 oleh Rohmanudin yang berjudul “pengaruh
implementasi Hadiah Terhadap Motivasi Belajar siswa SD muhammadiyah
Plus Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010”. Dalam penelitian tersebut,
kesimpulan yang dihasilkan adalah ada pengaruh positif antara implementasi
hadiah terhadap motivasi belajar siswa.
Peneliti lain yang membuktikan bahwa pemberian reward dan punishment
dapat mempengauhi motivasi belajar siswa antara lain oleh Rahmadiyanti
pada tahun 2013 dengan judul “pengaruh reward and punishment Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi Dokumen
kedalam Jurnal Umum”. Hasil dari peneliti ini ada perbedaan yang muncul
yaitu terjadi peningkatan motivasi belajar pada siswa sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan.
Berdasarkan latar belakang yang memuat landasan teori maupun bukti
yang mendukung pemberian reward. Maka dari itu penulis tertarik untuk
mengkaji masalah tersebut dengan mengadakan penelitian yang berjudul :
”Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas 8 SMP
Negeri 1 Cikalong Wetan Bandung Barat”.

3
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dibahas diatas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa
kelas 8 SMP Negeri 1 Cikalong Wetan Bandung Barat?
2. Seberapa besar pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Cikalong Wetan Bandung Barat?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi
tentang pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas 8
SMP Negeri 1 Cikalong Wetan Bandung Barat. Adapun tujuan khusus
penelitian ini adalah untuk menganalisis “Pengaruh Pemberian Reward
terhadap Motivasi Belajar siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Cikalong Wetan
Bandung Barat”

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan bagi guru
yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan kompetensi
mengajar guru dalam proses belajar mengajar di kelas agar guru dapat
meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan
profesionalisme. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan
motivasi siswa dalam proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas.
2. Manfaat bagi sekolah Kegunaan penelitian ini bagi sekolah secara praktis
diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut :
a) Memberikan informasi bagi sekolah agar meningkatkan kualifikasinya
sebagai lembaga pendidik dalam meningkatkan profesionalisme
sekolah.

4
b) Sebagai bahan masukan bagi sekolah bahwa memberikan motivasi
siswa dapat dipengaruhi oleh pemberian reward.
3. Manfaat bagi peneliti
a) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal
untuk melakukan penelitian lanjut tentang model-model pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
b) Penelitian ini bisa menjadikan bahan masukan bagi peneliti untuk
kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang
berkepentingan guna menjadikan penelitian yang lebih lanjut terhadap
objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian
ini.
4. Manfaat bagi peserta didik / siswa
a) Supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Dapat menumbuhkan minat belajar siswa supaya hasil belajar
meningkat.
c) Dapat menjadi contoh terhadap temannya dan meningkatkan minat
belajar teman.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMBERIAN REWARD


A. Pengertian Pemberian Reward
Penggunaan alat bantu pendidikan paling banyak digunakan pada
tingkatan siswa SD/sederajat namun siswa SMP juga memerlukan hal
tersebut. Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai yang jitu
untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar
siswa yang berkelanjutan, alat bantu pendidikan yang penting dibicarakan
pada bagian ini adalah reward.
Berikut akan dijelaskan mengenai ragam pengertian reward (hadiah)
sebagai salah satu alat pendidikan sebagai pendorong motivasi belajar siswa,
sebagai berikut Purwanto (2006) mendefinisikan hadiah merupakan alat
pendidikan represif menyenangkan, diberikan kepada anak yang memiliki
prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kemajuan dan tingkah laku yang
baik sehingga dapat dijadikan teladan bagi teman-temannya. Sedangkan
Arikunto (1993) menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada
orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki
yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan.
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.
Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi orang
yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut.
Reward adalah salah satu alat belajar dalam pendidikan. Sebagai alat,
Reward mempunyai arti penting dalam pembinaan watak anak didik. Reward
dimaksudkan disini tentu saja sebagai suatu cara untuk menyenangkan dan
menggairahkan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Jadi, dalam
pemberian reward bukanlah asal memberikan kepada siswa, tetapi yang
terpenting adalah hasilnya, yaitu terbentuknya kata hati atau kemauan yang
keras siswa untuk selalu belajar dimana dan kapan saja.

6
Pemberian reward tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
dilihat kapan dan kepada siapa reward itu harus diberikan. Pemberian reward
sudah pasti diberikan kepada siswa. Hanya saja persoalannya, siswa yang
bagaimana yang harus mendapatkan reward. Reward tidak mesti harus
diberikan kepada siswa yang terpandai dikelasnya, tetapi juga diberikan
kepada siswa yang kurang pandai jika ia telah menunjukkan prestasi belajar
yang lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan jika perlu reward juga diberikan kepada semua anak didik dalam
satu kelas, bila suatu ketika mereka telah menunjukkan hasil belajar yang
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, pemberian reward bisa
diberikan secara individual maupun kelompok. Untuk menentukan reward
apakah yang baik diberikan kepada siswa, merupakan suatu hal yang sangat
sulit. Karena bila salah, maka tidak mampu berperan dengan baik. Malahan
tidak jarang mendatangkan efek negatif pada anak didik.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil satu kesimpulan bahwa
pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong,
penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi hasil
belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian hadiah
tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih membangkitkan minat
belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa sendiri.

B. Bentuk Reward
Reward adalah metode yang bersifat positif terhadap proses pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa ada
berbagai macam bentuk. Secar garis besar reward dapat dibedakan menjadi
empat macam menurut Ahmadi & Nur (2006) yaitu :

7
a) Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling mudah dilakukan.Pujian
dapat berupa kata-kata, seperti: baik, bagus, bagus sekali dan sebagainya tetapi
juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti,misalnya; “Nah lain kali akan
lebih baik lagi.” “Kamu pasti bisa kalau kamu rajin belajar”. Disamping yang
berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat atau pertanda misalnya
dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak, dengan
tepuk tangan, dan sebagainya.
b) Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula.
Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat
penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman temannya. Dapat
juga dihadapan teman-teman sekelas, teman teman sekolah, atau mungkin juga
dihadapan orang tua siswa. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang
menyelesaikan soal yang sulit disuruh mengerjakannya dipapan tulis.
c) Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah reward yang berbentuk
pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini disebut
juga reward materiil. Yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari
alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan lain
sebagainya.
d) Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan
adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan
kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan,
tanda penghargaan dinilai dari segi kesan atau nilai kenangnya. Oleh karena
itu reward atau tanda penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward
simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa sertifikat-sertifikat.

8
Dari keempat macam reward tersebut diatas dalam penerapannya seorang
guru dapat memilih bentuk macam-macam reward yang cocok dengan siswa
dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, baik situasi dan kondisi siswa atau
situasi dan kondisi keuangan, bila hal itu menyangkut masalah keuangan.
Dalam memberikan reward seorang guru hendaknya dapat mengetahui siapa
yang berhak mendapatkan reward, seorang guru harus selalu ingat akan
maksud reward dari pemberian reward itu. Seorang siswa yang pada suatu
ketika menunjukkan hasil dari biasanya, mungkin sangat baik diberi reward.
Dalam hal ini seorang guru hendaklah bijaksana jangan sampai reward
menimbulkan iri hati pada siswa yang lain yang merasa dirinya lebih pandai,
tetapi tidak mendapatkan reward.

C. Fungsi dan Kriterian Pemberian Reward


Pemberian reward sebagai motivasi pastilah memiliki fungsi bagi siswa.
Menurut Mulyadi (2001:356), reward menghasilkan dua macam fungsi, antara
lain sebagai berikut :
a) Memberikan Informasi
Penghargaan dapat menarik perhatian personil dan memberi informasi atau
mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan
dibandingkan dengan hal yang lain.
b) Memberikan Motivasi
Penghargaan juga meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran
kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana
mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka.
Kedua fungsi mengenai pemberian reward memberikan indikasi bahwa
dengan pemberian reward, siswa dapat termotivasi serta menarik perhatian
siswa bahwa pentingnya pemberian reward sebagai bentuk penghargaan yang
diberikan. Pemberian reward dapat berfungsi dengan baik apabila pemberian
reward dijalankan sesuai dengan prosedur dan kriteria pemberian reward.
Adapun kriterian pemberian reward menurut Mulyadi (2001:239) yaitu
sebagai berikut:

9
a) Penghargaan harus dihargai oleh penerima penghargaan yang tidak
bernilai dimata penerima tidak akan memotivasi penerima untuk
berprestasi.
b) Penghargaan harus cukup besar untuk dapat memiliki dampak. Jika
penghargaan yang disediakan jumlahnya tidak signifikan, dampaknya
dapat berlawan dengan usaha untuk meningkatkan produktivitas.
Penghargaan harus diumumkan secara luas agar memiliki dampak
terhadap penerima.
c) Penghargaan harus dapat dimengerti oleh penerima personel harus
memahami dengan baik mengenai alasan pemberian penghargaan meupun
nilai penghargaan yang mereka terima.
d) Penghargaan harus diberikan pada waktu yang tepat Penghargaan harus
diberikan setelah personel menghasilkan kinerja seharusnya mendapatkan
penghargaan. Jika tidak diberikan segera, penghargaan akan kehilangan
dampak sebagai pemotivasi.
e) Dampak penghargaan harus dirasakan dalam jangka panjang Penghargaan
dapat menghasilkan nilai lebih jika perasaan bahagia yang dihasilkan oleh
penghargaan tersebut bertahan lama dalam ingatan penerima.
f) Penghargaan harus dapat diubah pemberi penghargaan sering kali salah
dalam menetapkan penghargaan dan beberapa keputusan pemberian
penghargaan lebih sulit untuk diubah jika dibandingkan dengan yang lain.
Penghargaan harus memerlukan biaya yang efisien. Penghargaan yang
terletak adalah penghargaan yang mampu memotivasi personel sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan dengan biaya minimum. Kriteria
pemberian reward tersebut, memberikan indikasi bahwa pemberian
reward hendaklah sesuai dengan kriteria agar dapat bermanfaat dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai sehingg perlu diperhatikan kriteria-
kriteria dalam pemberian reward.

10
2.2 PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR
A. Pengertian Motivasi
Wina Sanjaya (2010:249) mengatakan bahwa proses pembelajaran
motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering
terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya
yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar
sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Dalam
proses pembelajaran tradisional yang menggunakan pendekatan ekspositori
kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru. Guru seakan-akan
memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya. Keadaan ini tidak
menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara optimal yang tentunya
pencapaian hasil belajar juga tidak optimal. Pandangan moderen tentang
proses pembelajaran menempatkan motivasi sebagai salah satu aspek penting
dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan. Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya perubahan
energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak. Menurut
Woodwort (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:250) bahwa suatu motive adalah
suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang
dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu
tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam
upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang
dimiliknya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arden (1957) dalam Wina
Sanjaya (2010:250) bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang

11
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat
lemahnya motive yang dimiliki orang tersebut.
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak
suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak
suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi
itu tumbuh di dalam diri seseorang. Lingkungan merupakan salah faktor dari
luar yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang untuk belajar.

B. Fungsi Motivasi dalam Belajar


Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar
siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam
mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi dalam proses pembelajaran yang
dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2010: 251-252) yaitu :
a) Mendorong siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang disebabkan
karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi.
Besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh
besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin
mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar.
b) Sebagai pengarah
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan
untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dengan demikian Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik.
Selanjutnya menurut Winarsih (2009:111) ada tiga fungsi motivasi yaitu :
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.

12
b) Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
Jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan yang
akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai
prestasi, karena seseorang melakukan usaha harus mendorong keinginannya,
dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa
yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang hendak dicapainya.

C. Faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar


Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas
pembelajaran salah satunya adalah adanya motivasi yang tinggi dari para
peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak atau tergugah untuk
memiliki keinginan melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau
tujuan tertentu.
Menurut Kompri (2016:232) motivasi belajar merupakan segi kejiwaan
yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis
dan kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi dalam belajar yaitu :
a) Cita-cita dan aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik maupun
ekstrinsik.
b) Kemampuan Siswa
Keingnan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuaan dan
kecakapan dalam pencapaiannya.

13
c) Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa
yang sedang sakit akan menggangu perhatian dalam belajar.
d) Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.
Selain itu Darsono (2000:65) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain :
a) Cita-cita/aspirasi siswa.
b) Kemampuan siswa.
c) Kondisi siswa dan lingkungan.
d) Unsur-unsur dinamis dalam belajar.
e) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Menurut Slameto (1991:57) Seorang individu membutuhkan suatu
dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai,
dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain :
a) Faktor individual
Seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
b) Faktor sosial
Seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto (1991:91)
yaitu :
a) Faktor-faktor internal : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.

14
b) Faktor eksternal : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian
motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan
dari luar dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi
belajar yang datang dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar
terhadap munculnya motivasi instrinsik pada diri siswa.

D. Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa


Tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai keberhasilan dengan prestasi
yang optimal. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dituntut kreativitas
guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa
sebagaimana yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2010: 261-263) yaitu :
a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi
belajar siswa. Oleh sebab itu guru perlu menjelaskan terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai sebelum proses pembelajaran dimulai.
b) Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka memiliki minat
untuk belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
minat siswa diantaranya :
1) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan
siswa.
2) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan
siswa.
3) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi.
c) Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
d) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
e) Berikan penilaian.

15
f) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
g) Ciptakan persaingan dan kerjasama.

2.3 KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN


Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka
membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak
berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja
dengan segenap tenaga dan pikirannya. Banyak bakat anak tidak berkembang
karena tidak diperoleh motivasi yang tepat, jika seorang mendapat motivasi
yang tepat, maka paduan tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil
yang semula tidak terduga. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil,
jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang (pendidik)
yang akan memberi motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar
belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi
serta teori-teori bagaimana motivasi bisa berhasil. Motivasi belajar yang
dimiliki oleh siswa akan berdampak pada hasil belajarnya. Dimana hasil
belajar dapat dipertahankan apabila hasil belajar yang didapatkan siswa
cenderung tetap atau meningkat.
Dalam menghadapi masalah tersebut, maka banyak sekali cara mulai dari
metode, strategi sampai pada lat bantu pembelajaran digunakan oleh guru
dalam membuat hasil belajar siswa meningkat. Cara tersebut dapat dilakukan
dengan mengatur dan menyediakan situasi-situasi yang baik dalam lingkungan
siswa, membangkitkan self competition menimbulkan perasaan puas terhadap
hasil-hasil dan prestasi yang telah dicapai walaupun kecil hasil yang dicapai.
Beberapa cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah adalah
dengan cara pemberian reward kepada siswa.
Pemberian reward dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena
siswa merasa dihargai oleh gurunya. Reward yang dapat diberikan adalah
dengan memberikan nilai tambah, memberikan hadiah, memberikan pujian

16
dan memberikan penghargaan kepada siswa. Sebagai alat, Reward mempunyai
arti penting dalam pembinaan watak anak didik.
Reward dimaksudkan disini tentu saja sebagai suatu cara untuk
menyenangkan dan menggairahkan belajar siswa, baik di sekolah maupun di
rumah. Jadi, dalam pemberian reward bukanlah asal memberikan kepada
siswa, tetapi yang terpenting adalah hasilnya, yaitu terbentuknya kata hati atau
kemauan yang keras siswa untuk selalu belajar dimana dan kapan saja.
Pemberian reward tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
dilihat kapan dan kepada siapa reward itu harus diberikan.
Pemberian reward sudah pasti diberikan kepada siswa. Hanya saja
persoalannya, siswa yang yang bagaimana yang harus mendapatkan reward.
Reward tidak mesti harus diberikan kepada siswa yang terpandai di kelasnya,
tetapi juga diberikan kepada siswa yang kurang pandai jika ia telah
menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya.Bahkan jika
perlu reward juga diberikan kepada semua anak didik dalam satu kelas, bila
suatu ketika mereka telah menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, pemberian reward bisa diberikan secara
individual maupun kelompok.Untuk menentukan reward apakah yang baik
diberikan kepada siswa, merupakan suatu hal yang sangat sulit. Karena bila
salah, maka tidak mampu berperan dengan baik. Malahan tidak jarang
mendatangkan efek negatif pada anak didik.
Dalam hal ini, peneliti menaruh perhatian pada SMP Negeri 1 Cikalong
Wetan Bandung Barat. Dimana pemberian reward menjadi salah satu cara
yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal tersebut merupakan prakondisi yang harus ada pada
diri sendiri dalam usaha untuk memotivasi siswa untuk belajar, yang
selanjutnya berimplikasi pada hasil belajar. Hal ini berarti bahwa adanya
pengaruh pemberian reward terhadap peningkatan hasil belajar. Berdasarkan
uraian tersebut dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan sebagai
berikut :

17
Pembelajaran di Kelas

Pelaksanaan Pemberian Reward


1. Pemberian Pujian dengan indikator berupa kata-kata, seperti
baik, bagus, bagus sekali sebagainya.
2. Pemberian Penghormatan yaitu semacam berbentuk
penobatan atau pemberian kekuasaan untuk melakukan
sesuatu.
3. Pemberian Hadiah berupa Reward materil yang berbentuk
pemberian barang.
4. Pemberian Sertifikat berupa reward simbolis yang berupa
pemberian surat-surat tanda jasa atau sertifikat.

Hasil Pembelajaran di Kelas

Bagan 2.1
Kerangka Berpikir

2.4 HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah ada
pengaruh positif pemberian reward terhadap hasil belajar dari siswa SMP
Negeri 1 Cikalong Wetan Bandung Barat.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretes- posttest design, yang hanya melibatkan satu kelompok yaitu kelompok
eksperimen dimana diberikan tes awal berupa pretest sebelum diberikan perlakuan
dan pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir berupa posttest.
One Group Pretest-Posttest Design

O1 X O2

Gambar 3.1
Desain Penelitian One Group Prestest-Posttest Design

Keterangan :
X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan
pemberian reward dalam pembelajaran
O1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakukan diberikan
O2 = Tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan
O2-O2 = Pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Cikalongwetan.
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen yang dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap moivasi belajar siswa.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ada satu varibel independent dan satu variabel
depentdent. Variabel Independent yaitu pemberian reward dalam
pembelajaran (X) sedangkan variabel Dependent yaitu motivasi belajar.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna varibel
yang sedang diteliti. Adapun definisi operasional variabel penelitian yaitu
sebagai berikut.

19
1. Pemberian reward adalah alat pendidikan preventif dan represif yang
menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi
murid. Indikator pemberian reward yaitu: Pujian, penghormatan, hadiah
dan tanda penghargaan.
2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar
berbanding lurus dengan motivasi belajar siswa, sehingga nilai yang baik
dapat dicapai oleh siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


A. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penenlitian ini
yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cikalongwetan.
B. Sampel Penelitian
Pemilihan sampel dalam penenlitian ini dilakukan secara sampel
random sederhana (simple random sampling) yang merupakan teknik
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada
setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.
Sehingga sample penenlitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cikalongwetan
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Ciaklongwetan yaitu teknik tes dan pedoman observasi. Teknik tes
digunakan untuk mengetahui gambaran hasil prestasi belajar sebelum dan
sesudah diberikan reward, sedangkan pedoman observasi digunakan untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan mengunakan pemberian
reward dalam pembelajaran dengan ciri aktifnya siswa dalam
pembelajaran.

20
3.3 Instrumen Penelitian
A. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa melalui tes
tertulis. Langkah-lagkah yang ditempuh dalam mengevaluasi hasil belajar siswa
yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan soal evaluasi dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 25 soal
pada kelas yang diberikan perlakuan.
b) Menghitung jumlah skor jawaban yang benar dari keseluruhan item soal yang
disajikan. Setiap item soalyang dijawab benar diberi skor 1, sedangkan untuk
jawaban yang salah atau tidak dijawab diberi nilai 0 (nol), dari jumlah skor
yang diperoleh tersebut selanjutnya dianlisis untuk menentukan nilai belajar
yang diperoleh dengan menggunakan rumus menurut Purwanto (dalam
Haping 2017) sebagai berikut:
Jumlah jawaban benar
Nilai= X 100 %
jumlah soal
Gambar 3.2
Penentuan Hasil Belajar

Soal tes hasil belajar yang berjumlah 25 soal telah disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dibelajarkan di kelas
eksperimen.
B. Lembar Observasi
Pedoman observasi merupakan pedoman yang digunakan untuk mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran dengan pemberian reward.

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


A. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan
fungsi ukurnya, sejauhmana skala tersebut mampu mengukur atribut yang
akan diukur (Azwar 2016). Penelitian ini menggunkan validitas isi (content).
Haynes, Richard, dan Kubany mengatakan bahwa makna validitas isi adalah

21
sejauh mana elemen-elemen dalam suatu instrument ukur benar-benar relevan
dan merupakan representasi dari konstruk yang sesuai dengan tujuan
pengukuran (Azwar, 2016).
Aiken (dalam Azwar, 2016) menyarankan untuk menghitung content
validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli
sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana aitem tersebut
mewakili konstrak yang di ukur. Pemberian penelitian terhadap aitem
dilakukan dengan cara memberikan angka antara 1 (sangat tidak relevan)
sampai dengan 5 (sangat relevan).
Rumus manualnya adalah sebagai berikut:

V=
∑S
n (c−1)
Gambar 3.3
Uji Validitas
S = r – lo
Io = Angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini adalah 1)
c = Angka penilaian validitas tertinggi (dalam hal ini adalah 5)
r = Angka yang diberikan oleh seorang penilai.

B. Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi
hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran
(Azwar, 2016). Pengukuran dikatakan tidak cermat bila eror pengukurannya
terjadi secara random. Antara skor individu yang satu dengan yang lain terjadi
eror yang tidak konsisten dan bervariasi sehingga perbedaan skor diperoleh
lebih banyak ditentukan oleh eror, bukan oleh perbedaan yang sebenarnya
(Azwar, 2016).
Koefisien reliabilitas (rxx1) berada dalam rentang angka dari 0 sampai
dengan 1,00. Sekalipun bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati
angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel, namun dalam kenyataan
pengukuran psikologi koefisien sempurna yang mencapai angka rxx1 = 1,00
belum pernah dijumpai.

22
Penelitian ini menggunakan reliabilitas tes ulang atau test-retest adalah
salah satu metode yang sering digunakan dalam mengestimasi reliabilitas.
Dalam metode ini dilakukan dua kali penyajian skala pada sekelompok subjek
dengan memberikan tenggang waktu yang cukup di antara kedua penyajian
tersebut. Dengan dua kali penyajian maka akan diperoleh dua distribusi skor
skala dari satu kelompok subjek. Komputasi koefisien korelasi di antara kedua
distribusi skor kelompok tersebut akan menghasilkan koefisien reliabilitas,
Azwar (2016).

3.5 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dipakai untuk
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, adapun
langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
a) Mengurus perizinan.
b) Membuat daftar pertanyaan untuk post test dan pretest.
c) Mengatur jadwal untuk mengambil data.
d) Dilakukannya observasi kepada siswa.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis
data menggunakan statistik parametris. Menurut Sugiyono (2018),
penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi
dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi
banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. selanjutnya dalam penggunaan salah satu test
mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data statistik.
Metode analisis data tersebut menggunakan SPSS 24.0.

23
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran
skor variabel reward dan motivasi belajar pada siswa. Uji sebaran
normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Shapiro-Wilk.
b) Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang linier atau tidak antara variabel dependent dan variabel insependent.
Data dikatakan linier jika nilai deviation from linearity sig > 0,05 maka
data dapat dikatakan linier, sedangkan jika nilai deviation from linearity
sig < 0,05 maka data tidak linier.
c) Uji Regresi
Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan
hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak
bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal atau dengan kata lain, regresi
linier yang hanya melibatkan satu peubah bebas X yang dihubungkan
dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk umum model regresi sederhana
yaitu:
Y= a0 + a1X1 + ε i
Y = Variabel tak bebas (dependen)
a0 = Parameter intersep
a1 = Koefisien regresi (slop)
X1 = Variabel bebas (independen)
εi = Kesalahan Penduga

24
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2019. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: (Anggota


IKAPI) PUSTAKA PELAJAR.

Emda, Amna. 2017. Kedudukan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh.

Haping, Takdir. 2017. Pengaruh Pemberian Reward terhadap hasil belajar


IPS siswa kelas V SD Negeri Tamalanrea Kota Makassar. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

Latifah, Mar’atul. 2017. Pengaruh pemberian Reward terhadap motivasi


belajar kelas I MIM Pekalongan Lampung Timur Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Susilo, Bangun. 2017. Reward Punishment terhadap motivasi belajar siswa


SMP Negeri 21 Surabaya. Program Studi Pendidikan Indonesia STKIP Al
Hikmah Surabaya.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan ke 1. Bandung:


Alfabeta.

25

Das könnte Ihnen auch gefallen