Sie sind auf Seite 1von 15

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL

APLIKASI RESIN AKRILIK UNTUK PEMBUATAN LEMPENG GIGIT

Disusun:
Putri Maalika Febrina

Instruktur:
drg. Nadya Javany Pranida
drg. Catur Septommy.MDSc

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resin akrilik merupakan polimer yang sering digunakan pada kedokteran gigi,
terutama pembuatan basis gigi tiruan dan basis piranti orthodontic lepasan, sendok
cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik
dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Oleh karena itu alangkah baiknya kita
mengetahui lebih lanjut tentang cara manipulas ataupun sifat sifat dari resin akrilik
dengan melakukan serangkaian studi praktikum, dan nantinya dalam penggunaan atau
aplikasinya bisa tercapai dengan baik. Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di
mana merupakan senyawa kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan
bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan
mengeras apabila dipananskan. Pengerasan terjadi oleh karena terjadinya reaksi
polimerisasi adisi antara polimer dan monomer. Acrylic berasal dari asam acrolain
atau gliserin aldehid. Secara kimia dinamakan polymethyl methacrylate yang terbuat
dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran
gigi berupa cairan (monomer) mono methyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk
(polymer) polymthtyl methacrylat.
Akrilik dikenal sebagai polymetil metakrilat Berdasarkan polimerisasinya ada tiga
jenis resin akrilik, yaitu heat cured, light cured, dan could cure. Bahan basis gigi
tiruan yang sering digunakan adalah polimetil metakrilat, resin akrilik resin akrilik
jenis heat cured (Larasati DM, 2012).

Polimetil metakrilat yang merupakan bahan dasar resin akrilik mempunyai


beberapa keunggulan antara lain estetik yang baik, kekuatan tinggi, menyerap air
rendah, daya larut rendah, mudah dilakukan reparasi, proses manipulasi mudah karena
tidak memerlukan peralatan yang rumit (Yuliati A, 2005).

Resin akrilik yang dipakai dalam bidang kedokteran gigi terdiri dari
komposisi cairan monometil metakrilat dan dalam bentuk bubuk polimetil metakrilat.
Secara umum, penggunaan resin akrilik dalam bidang kedokteran gigi digunakan
sebagai bahan denture base, orthodontik base, bahan dasar gigi tiruan, pembuatan
anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan bisa juga digunakan sebagai bahan untuk
merestorasi atau mengganti gigi yang rusak. Disamping mempunyai keuntungan,
resin akrilik juga mempunyai kekurangan yaitu mudah patah apabila jatuh pada
permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan serta mengalami perubahan warna
karena lama pemakaian(David dkk, 2005)

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing
akrilik pada kuvet besar dengan benar.
2. Mahasiswa dapat melakukan buang malam (boiling out) dan dapat
memanipulasi dengan tepat resin akrilik polimerisasi panas.

C. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui pengaplikasian membuat lempeng akrilik dan
melakukan processing akrilik pada kuvet besar dengan benar.
2. Mahasiswa mengetahui buang malam (boiling out) dan dapat memanipulasi
dengan tepat resin akrilik polimerisasi panas.
BAB II
METODE PENGAMATAN

A. Alat dan Bahan


a) Alat
1. ⁠Gips putih
2. ⁠Model rahang tak bergigi
3. ⁠Gips biru
4. ⁠Air
5. ⁠Kertas pasir / ampelas
6. ⁠Vaselin
7. ⁠Baseplate wax
8. ⁠Heat cured acrylic
9. ⁠kertas chellopan
10. ⁠CMS
11. ⁠Pumice
12. ⁠Kryet
b) Bahan
1. ⁠Rubber Bowl
2. ⁠Spatula gips
3. ⁠Vibrator
4. Pisau model
5. ⁠Pisau gips
6. ⁠Pisau malam
7. ⁠Pensil tinta
8. ⁠Kuvet besar
9. ⁠Press beugel besar
10. ⁠Api bunsen / brander
11. ⁠Glass plate ukuran 10 cm x 10 cm x 0.1 mm
12. ⁠Mata bur Frazer berbagai bentuk
13. ⁠Mata bur Stone merah dan hijau berbagai bentuk
14. ⁠Straight low speed hand piece
15. ⁠Micromotor unit
c) Cara Kerja
1. Pembuatam Model Malam
a. Siapkan model rahang tak bergigi yang telah dibuat
sebelumnya.
b. Buat outline lempeng gigit dan garis median pada
model menggunakan pensil tinta.
Rahang bawah = melewati anatomi landmark
vestibulum, frenulum, retromolar pad, retromylohyoid)
Rahang Atas = (melewati anatomi landmark
vestibulum, frenulum, hamular notch, tuberositas
maksila, AH line/2 mm depan fovea palatina).
c. Panaskan baseplate wax dan aplikasikan pada model
rahang tak bergigi.

d. Bentuklah wax dengan pisau model dan panaskan


dengan api Bunsen kemudian sesuaikan dengan outline
yang telah dibuat.

e. Haluskan dan kilapkan permukaan malam

f. Fiksasi malam pada model


2. Penanaman Pada Kuvet
a. Siapkan model kerja dan model malam yang telah
dibuat.
b. Ulasi seluruh permukaan gips dengan vaselin,
permukaan model malam tidak perlu diulas vaselin.
c. Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet
bawah yang telah diulasi vaselin hingga penuh.

d. Tanam model rahang beserta model malam dalam kuvet


bagian bawah. Posisi model rahang atas dalam kuvet
(bagian anterior lebih tinggi daripada posterior). Posisi
rahang bawah dalam kuvet sejajar dengan lantai.
Setelah itu tunggu hingga setting dan rapikan dengan
kertas pasir.
e. Buatlah adonan gips biru secukupnya.

f. Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah


diulas dengan vaselin, aplikasikan gips biru tepat diatas
model malam baseplate saja.

g. Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan


adonan gips putih.
h. Perhatikan jangan ada udara yang terjebak.
i. Letakkan pada press beugel.
j. Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang
tetap berada pada press beugel.
3. Packing Akrilik
a. Untuk packing akrilik pada kuvet besar lakukan press
sampai tiga kali pengepresan.
4. Proceccing Akrilik
a. Cetakan gips dalam kuvet atas atau bawah diolesi selapis
CMS menggunakan kuas kecil

b. Tuangkan cairan monomer diukur menggunakan pipet ukur


sebanyak 2,5 ml (atau sesuai dengan petunjuk pabrik dari
merek resin akrilik yang digunakan) ke dalam stellon pot.
c. Serbuk polimer ditimbang, kemudian dimasukkan secara
perlahan-lahan ke dalam stellon pot sampai semua polimer
terbasahi oleh monomer

d. Hitung awal waktu pengadukan dengan stop watch,


kemudian aduk campuran dengan spatula kecil sampai
homogen. Selanjutnya stellon pot ditutup. Amati fase sandy,
sticky, dough dengan membuka tutup stellon pot dan catat
waktu sampai tercapainya fase dough. Apabila belum
mencapai fase dough, stellon pot ditutup lagi.
e. Setelah adonan mencapai fase dough, adonan dimasukkan
ke cetakan kuvet hingga penuh, kemudian ditutup dengan
plastik cellophan yang telah dibasahi air. Setelah itu, kuvet
ditutup (kuvet atas dan bawah tidak boleh terlalu rapat).
Pengepresan awal dilakukan sampai tercapai kondisi metal
to metal (kuvet atas dan bawah rapat).

f. Kuvet dibuka dan plastik cellophan diambil. Kelebihan


resin akrilik diambil dengan crownmess secara cepat
(kurang lebih 30 detik). Kuvet ditutup lagi dan dilakukan
dan dilakukan pengepresan akhir (kuvet atas dan bawah
rapat) serta kuvet biarkan tetap pada pressnya.

g. Setelah pengisian akrilik, kuvet dibiarkan 10 menit dan


dimasukkan air hangat sampai mendidih selama 30 menit.
Kemudian biarkan sampai air dingin kembali.

h. Sampel plat akrilik diambil dari cetakan secara hati-hati


menggunakan crownmess kemudian lakukan finishing
dengan bur stone.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Tahapan Manipulasi Resin Akrilik


No Tahapan Tekstur Durasi
1 Sandy stage berair dan menempel pada spatula 1m 15 d
2 Sticky stage Sedikit menggumpal namun masih menempel 39 detik
pada spatula
3 Dough stage Adonan kalis dan sudah tidak menempel pada 55 detik
spatula
4 Rubber stage Adonan mengeras dan kenyal seperti karet, susah 1 m 10 d
di bentuk dalam kuvet
Total waktu 3 m 59 d

Resin akrilik kemudian dipolimerisasi dengan direbus dalam air mendidih selama
30menit, dan tidak dianjurkan kurang maupun lebih, Lalu di finishing dan polishing
BAB IV
PEMBAHASAN

Resin akrilik merupakan bahan yang hingga saat ini mash digunakan di bidang
Kedokteran Gigi, lebih dari 95 % plat gigi tiruan dibuat dari bahan resin akrilik. Resin akrilik
heat cured memenuhi persyaratan sebagai bahan plat gigi tiruan karena tidak bersifat toksik,
tidak mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik, harga relatif murah, dapat direparasi,
mudah cara manipulasi dan pembuatannya (Wahyuningtyas 2008, p.187). Menurut spesifikasi
American Dental Association Nomor 12, terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured dan
self cured yang masing-masing terdiri dari bubuk yang disebut polimer polymetil
methacrylate dan cairan yang disebut monomer methyl methacrylate (ADA 1974, p. 217).
Komposisi resin akrilik dari resin akrilik terdiri atas bubuk (powder)
dan cairan (liquid).
a. Bubuk, terdiri dari:
1. ⁠Polimer (polimetil metakrilat)
Poli(metil metakrilat) dapat dimodifikasi dengan etil, butil, maupun alkil metakrilat
lainnya untuk menghasilkan bubuk yang lebih tahan terhadap fraktur karena benturan.
2. ⁠Inisiator: 0,5 - 1,5% benzoil peroksida atau disobutilazonitril
Berguna untuk menghambat aksi inhibitor dan untuk memulai proses polimerisasi.
Fungsi aktivator adalah untuk bereaksi dengan peroksida dalam bubuk untuk
menciptakan radikal bebas yang dapat memulai polimerisasi pada monomer.
3. Plasticizer
Plasticizer merupakan bahan kimia yang ditambahkan pada polimer untuk membuat
resin akrilik lebih fleksibel sehingga lebih mudah dicetak. Hal ini menyebabkan
kekuatan dan kekerasan resin akrilik berkurang. Resin akrilik biasanya mengandung
2-7% dibutyl phthalate sebagai plasticizer.
4. Pigmer
Polimer murni seperti poli (metil metakrilat) merupakan senyawa bening dan dapat
beradaptasi dengan banyak pewarnaan (pigmentasi). Pigmen berfungsi untuk
memberi warna seperti jaringan rongga mulut. Senyawa-senyawa yang digunakan
seperti merkuri sulfid, cadmium sulfid, cadmium selenida, feri oksida, atau karbon
hitam dengan kadar sekitar 1%. Pigmen harus stabil selama pemrosesan dan
pemakaian.

b. Cairan, terdiri dari:


1. Monomer (metil-metakrilat)
Merupakan cairan yang jernih dan tidak berwarna pada temperatur ruang, mempunyai
titik didih 100,3°C, mudah menguap, dan terbakar. Monomer memiliki viskositas
yang rendah dan berbau sangat tajam yang dilepaskan oleh tekanan penguapan yang
relatif tinggi pada temperatur kamar.
2. ⁠Stabilizer/inhibitor
Berupa 0,06% hidroquinon yang berfungsi untuk mencegah terjadinya polimerisasi
selama penyimpanan atau perpanjangan waktu penyimpanan. Apabila resin akrilik
tidak mengandung inhibitor maka polimerisasi monomer dan cross-linking agent akan
terjadi secara perlahan, bahkan pada atau di bawah suhu kamar tergantung munculnya
radikal bebas pada monomer. Sumber radikal bebas ini mash belum dapat ditentukan,
akan tetapi bila terbentuk radikal bebas, maka akan meningkatkan viskositas cairan
(monomer) dan dapat pula mengakibatkan monomer menjadi solid (padat). Inhibitor
bekerja secara cepat pada radikal yang terbentuk pada cairan (monomer) untuk
membentuk radikal yang stabil dan tidak berpotensi untuk memulai proses
polimerisasi. Cara lain untuk mengurangi radikal yang tidak dinginkan yaitu dengan
menyimpan monomer dalam kaleng atau botol berwarna coklat gelap.
3. ⁠Cross-linking agent: glikol dimetakrilat
Bahan ini ditambahkan ke dalam cairan resin akrilik untuk mendapatkan ikatan silang
pada polimer. Ciri khas cross-linking agent adalah gugus reaktif — CR = CH- yang
terletak pada ujung yang berlawanan dari molekul dan berfungsi untuk
menghubungkan molekul-molekul polimer yang panjang. Penggunaan crosslinking
agent dapat meningkatkan ketahanan resin akrilik terhadap keretakan permukaan dan
dapat menurunkan solubilitas dan penerapan air (Van Noort, R., 2007).

Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam tempat yang
tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough. Pada saat pencampuran
ada lima tahap yang terjadi yaitu:
1. ⁠Sandy stage
Merupakan tahap per tama saat polimer dan monomer dicampur dan apabila
diamati maka adonan mash seperti pasir, sedikit kasar dan berbutir serta
konsistensinya basah. (Hatrick, 2003)
2. ⁠Stringy stage
Pada tahap stringy, polimer menyerap cairan monomer. Beberapa rantai polimer
terdispersi dalam monomer cair. Rantai polimer melepaskan jalinan ikatan
schingga meningkatkan kekentalan adukan. Ciri tahap stringy yaitu adonan akan
melekat dan berserat ketika ditarik. Adonan pada tahap stringy memiliki
konsistensi yang rendah. Schingga pada saat dilakukan pengepresan, hasil cetakan
tidak padat dan terjadi porositas. Porositas mempengaruhi sifat fisik, kebersihan
serta nilai estetik dari protesa tersebut. Shrinkage porosity kelihatan sebagai
gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan
sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform.
Hasil pengepresan tahap stringy juga lebih lentur. Kekuatannya dipengaruhi olch
derajat polimerisasinya. Polimerisasi dalam waktu singkat menghasilkan
monomer sisa lebih tinggi. Monomer sisa yang tinggi berpotensi untuk
menyebabkan iritsi jaringan mulut, inflamasi dan alergi, selain itu juga dapat
mempengaruhi sifat fisik resin akrilik yang dihasilkan karena monomer sisa akan
bertindak sebagai plasticizer yang menyebabkan resin akrilik menjadi fileksibel
dan kekuatannya menurun. Pada tahap stringy proses polimerisasi belum berjalan
sepenuhnya. Pembuatan basis menggunakan akrilik seharusnya dilakukan pada
saat tahapan dough. Karena proses polimerisasi yang belum berjalan sempurna,
warna hasil pengepresan juga lebih pudar dan jika dipegang mash ada bubuk sisa
polimernya. Tapi polimerisasi yang belum sempurna itu menyebabkan campuran
adonan bubuk polimer dengan larutan monomer lebih cair. Sehingga flow
campuran lebih bagus (Hatrick, 2003).
3. ⁠Dough stage
Pada tahap ini jumlah rantai polimer yang memasuki larutan meningkat dan
terjadi larutan monomer dan polimer yang terlarut. Namun terdapat sejumlah
polimer yang belum arut. Proses hingga fase dough berakhir lebih kurang 3 menit.
Bila fase dough berakhir campuran sudah tidak bisa dimanipulsi. Ciri dough stage
yaitu adonan halus, homogen, mudah diangkat dan tidak melekat lagi, tahap ini
merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould
(Hatrick, 2003).
4. Rubbery stage
Pada tahap ini monomer tidak ada lagi yang tersisa, karena monomer telah bersatu
meresap sempurna dengan polimer dan sebagian monomer menguap. Massa pada
tahap ini sudah berbentuk plastik dan tidak dapat lagi dibentuk dan dimasukan
kedalam mould (Hatrick, 2003).
5. ⁠Stiffstage
Pada tahap ini adonan akan menjadi keras dan kaku, hal ini disebabkan
menguapnya monomer bebas. Secara klinik adukan terlihat sangat kering
(Hatrick, 2003).

Polimerisasi resin akrilik lebih mengarah pada polimerisasi adisi yang


memilik tahap-tahap aktivasi, inisiasi, propagasi, dan terminasi (Annusavice,
2003).
Setelah proses polimerisasi berakhir pada tahap terminasi, akrilik akan tetap
memiliki monomer sisa sebesar 0.2-0.5%. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
suhu dan lama prosesing resin akrilik Semakin rendah dan singkat waktu yang
tersedia, monomer sisa akan bertambah jumlahnya. Monomer sisa memiliki sifat
yang kurang menguntungkan. Monomer sisa dapat menyebabkan iritasi pada
jaringan mulut serta dapat menurunkan kekuatan dan mempertinggi fleksibilitas
dari resin akrilik tersebut (McCabe 2014).
Pada praktikum yang telah dilakukan manipulasi resin akrilik dimulai dengan
membuat cetakan malam dari gipsum di dalam kuvet kecil, setelah itu dilakukan
pembuangan malam dengan cara direbus selama kurang lebih 5 menit. Setelah
malam habis, kuvet dibuka kembali dan diolesi dengan CMS (Could Mould Seal)
lalu powder resin akrilik dicampurkan dengan liquid dan diaduk didalam stellon
pot lalu stellon pot ditutup. Tunggu hingga adonan resin akrilik tidak lengket
ketika dipegang dengan tangan. Setelah resin akrilik siap digunakan, letakkan
resin akrilik kedalam cetakan yang ada di dalam kuvet lalu tutup dengan plasik
cellophan yang telah direndam air dan press kuvet sebentar. Buka kuvet yang telah
di press lalu ambil plastik cellophan yang tadi diletakkan diatas adonan resin
akrilik. Lakukan perebusan resin akrilik selama 30 menit. Waktu perebusan pada
resin akrilik aktivasi panas sangat berpengarh terhadap hasil dari resin akrilik.
Apabila waktu perebusan kurang lama mengakibatkan hasil dari resin akrilik mash
lunak shingga mudah bengkok bakan patah. Selanjutnya dilakukan finishing untuk
merapikan bentuk dari resin akrilik dan untuk membuat permukaan resin akrilik
menjadi halus. Sedangkan polishing memiliki tujuan agar resin akrilk yang telah
halus menjadi mengkilat.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum yang telah dilakukan, resin akrilik yang digunakan adalah jenis resin akrilik
aktivasi panas. Pertama dilakukan proses pembuangan malam dengan perebusan. Selanjutnya
dilakukan pengisian resin akrilik pada cetakan malam, lalu direbus selama 30 menit hingga
resin akrilik mengeras. Setelah itu dilakukan polshing dan finishing hingga resin akrilik
menjadi halus dan mengkilat.
Pentingnya pengaturan mould space untuk mendapatkan hasil yang presisi atau menciptakan
prostesis atau perangkat dengan ukuran dan bentuk yang sangat akurat untuk memastikan
kenyamanan dan kinerja yang optimal bagi pasien.. Proses finishing dan polishing juga
krusial untuk mencapai kehalusan permukaan yang optimal, yang berdampak pada
kenyamanan dan keberlanjutan prostesis gigi.
DAFTAR PUSTAKA

Larasati DM, Firsty KN, Yogartono M. 2012. Efectiveness of Ellagic Acid That Contains In
Strawberry For Acrylic Discoloration. J. Asia Pasifik Dent. Students. 3(3): 3-9.

Yuliati A. 2005. Viabilitas Sel Fibroblas BHK 21 Pada Pemukaan Resin Akrilik Rapid Heat
Cured. Majalah Kedokteran Gigi (Dent.J). 38(2): 68

David, Munadziroh E. 2005. Perubahan Warna Lempeng Resin Akrilik yang Direndam
Dalam Larutan Desinfektan Sodium Hipoklorit dan Klorheksidin. Majalah Kedokteran Gigi
(Dent.J). 38(1): 36-40.

Wahyuningtyas, 2008, Pengaruh Ekstrak Graptophylum Pictum terhadap Pertumbuhan


Candida Albicans Pada Plat Gigi Tiruan Resin Akrilik, Journal of dentistry.p. 187.

American Dental Association (ADA), 1974, Guide to Dental Materials and Devices,
Chicago: American Dental Association, p. 217.

Hatrick CD, Eakle HS, Bird WF. 2003. Dental Materials : Clinical Application for Dental
Assistans and Dental Hygienists. USA: Saunders

McCabe, John F, Walls, Angus W.G. 2014. Bahan Kedokteran Gigi Edisi 9.
Jakarta:EGC

Das könnte Ihnen auch gefallen