Sie sind auf Seite 1von 13

19

KONSEP DASAR
PENDIDIKAN
KEWARGANEGAR
AAN
KELAS A/B
Judul Buku Umum
18

“Kata-kata Mutiara”

Nama
Judul Buku Umum
19

Editor

Akhwani & Nama Editor

Judul Buku Secara Umum


Apa?
Judul Buku Umum
1

BUDAYA INDONESIA DI KLAIM NEGARA


LAIN

SELMA TIJANY FADLILLAH


4130021045@student.unusa.ac.id

Menggagas Kewargaan Negara


108

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan


yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan jumlah
penduduk kurang lebih 255 juta jiwa, menjadikan
Indonesia sebagai negara terpadat keempat di
dunia. Angka ini juga menandakan bahwa banyak
sekali keragaman budaya, suku, agama dan
bahasa di negeri ini. Budayanya sangat berbeda,
dari ritual Hindu yang dipraktikkan di pulau Bali
hingga penerapan (sebagian) hukum Syariah di
Aceh dan gaya hidup pemburu-pengumpul
masyarakat Mentawai.

Indonesia merupakan negara kepulauan


yang terdiri dari beberapa pulau dengan berbagai
suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering
kita sebut budaya. Keanekaragaman budaya
Indonesia menjadi bukti bahwa Indonesia adalah
negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa
Menggagas Kewargaan Negara

dipungkiri bahwa budaya daerah menjadi faktor


utama terbentuknya budaya yang lebih global, yang
biasa kita sebut dengan budaya nasional.

Bagi Indonesia, keragamanan suku bangsa,


bahasa, etnis dan budaya memberikan pengaruh
serta peranan besar sekaligus menjadi dasar
ketahanan nasional serta pemersatu bangsa. Bukan
itu saja, warisan budaya juga jadi ciri dan identitas
bangsa Indonesia.
1

Beragam warisan budaya Indonesia sudah


menjadi rahasia umum yang lahir dari kebiasaan
masyarakat Indonesia sejak berabad-abad lampau.
Karena itu, mempertahankan budaya melestarikan
serta mengenalkan warisan budaya Indonesia
kepada khalayak juga menjadi kewajiban setiap
masyarakat Indonesia. Maka tidak ada salahnya
bila keragaman warisan budaya Indonesia menjadi
pelajaran di sekolah bahkan di berbagai event
nasional dan internasional. Bagaimana dengan
klaim negara tetangga dan lainnya? Bahkan,
banyak dari mereka yang telah mematenkannya.
Hal ini tentu menjadi perhatian seluruh rakyat
Indonesia dan tentunya harus dilakukan upaya
untuk mendapatkannya kembali.

Indonesia merupakan negara kepulauan


yang terdiri dari beberapa pulau dengan berbagai
suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering
kita sebut budaya. Keanekaragaman budaya
Indonesia menjadi bukti bahwa Indonesia adalah
Menggagas Kewargaan Negara

negara yang kaya akan budaya. Ternyata


keragaman budaya bangsa Indonesia tidak hanya
menimbulkan permusuhan antara satu kelompok
dengan kelompok lain, tetapi dapat memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk membentuk
kesatuan dalam pembangunan kebudayaan
nasional.
108

Mengingat besarnya peran kebudayaan


dalam pembangunan kehidupan berbangsa dan
bernegara, bangsa Indonesia terus menerus
meneliti dan mengembangkan kebudayaan
unggulan di berbagai bidang untuk memajukan
pembangunan negara. Selain itu, pengembangan
budaya daerah yang ada merupakan salah satu
upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.

Menurut Adi (2013), Seiring dengan


perkembangan gaya hidup dan teknologi, budaya
asli Indonesia nampaknya sudah sangat
ketinggalan jaman. Banyak warga negara
Indonesia yang tidak peduli, bahkan ada yang tidak
peduli dengan budaya Indonesia. Hal ini
menyebabkan banyak budaya Indonesia yang
diklaim oleh negara lain, terutama Malaysia. Hal lain
yang menimbulkan kontroversi tentang budaya
Indonesia adalah keterlambatan mematenkan
budaya tersebut.
Menggagas Kewargaan Negara

Nilai sosial budaya Indonesia mulai


memudar terutama di perkotaan. Remaja yang
tinggal di perkotaan cenderung menyukai budaya
barat seperti berdandan, mabuk dan lainnya.
Dengan demikian, budaya Indonesia perlahan
memudar atau bahkan hilang sama sekali.
Indonesia telah dijangkiti oleh budaya barat dan dari
sudut pandang adat dan daerah perbatasan. Ini
karena pemerintah tidak memperhatikan
masyarakat di perbatasan (Anonim, 2012).
1

Pembahasan
Masalah keragaman budaya Indonesia
dengan latar belakang suku, ras, agama, bahasa,
adat istiadat, kelompok politik, dll membuat interaksi
kehidupan masyarakat Indonesia rawan konflik dan
bayang-bayang disintegrasi sosial. Kekhawatiran
lainnya adalah kemampuan untuk melestarikan
kekayaan budaya yang luas ini tanpa diakui oleh
negara lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia
mengklaim beberapa budaya Indonesia. Ini tidak
bisa diterima. Dulu, budaya kontroversial mungkin
kurang mendapat perhatian di negara asalnya,
namun tentu saja jika dicuri, masyarakat Indonesia
tidak akan menginginkannya.
Seiring waktu, permintaan Malaysia akan
budaya Indonesia tidak berkurang. Tak heran,
keharmonisan masyarakat Indonesia dan Malaysia
Menggagas Kewargaan Negara

tidak stabil. Akar budaya beberapa negara Asia


Tenggara serupa, tetapi itu bukan alasan untuk
mengklaim bahwa budaya tersebut jelas dimiliki
oleh negara lain. Berikut beberapa budaya yang di
akui Malaysia.
1. Batik
Batik adalah kain Indonesia
bergambar yang dibuat khusus dengan cara
dililitkan dan ditulisi di atas kain, serta
108

diproses secara unik dengan teknik dan


model lukis yang bernilai seni tinggi.
Dulu, Malaysia juga mengklaim batik sebagai
miliknya. Mereka mengatakan seni ikat celup
telah lama menjadi bagian dari budaya
masyarakat Malaysia. Pemerintah Indonesia
tidak menerima penjelasan ini dan
mengajukan banding ke pemerintah
Malaysia. Indonesia selanjutnya
mendaftarkan batik ke UNESCO pada 3
September 2008. Setahun kemudian, pada 2
Oktober 2009, UNESCO resmi mengakui
batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Batik terdaftar sebagai Warisan Budaya
Takbenda UNESCO pada tahun 2009.

2. Keris
Keris adalah senjata tajam dari Jawa
dengan fungsi budaya khas yang dikenal di
Nusantara bagian barat dan tengah. Namun,
Malaysia telah menganut budaya asli
Menggagas Kewargaan Negara

Indonesia ini. Mereka percaya bahwa keris


adalah warisan budaya nenek moyang
mereka.
Di sini pun, percakapan antara orang
Indonesia dan Malaysia tidak bisa dihindari.
Kemudian, pada 25 November 2005,
UNESCO resmi menetapkan keris sebagai
simbol warisan budaya Indonesia.
3. Reog Ponorogo
1

Reog adalah tarian tradisional


Ponorogo Jawa Timur di arena terbuka yang
ditujukan untuk hiburan rakyat dan
mengandung unsur magis, penari utama
adalah kepala singa yang dihiasi bulu merak,
berat topeng 50-60 kg. (H Ahmad Tobroni
Torejo, 1986) Seni dan budaya Reog sudah
dikenal penduduk Kabupaten Ponorogo di
Jawa Timur sebelum abad ke-15.
Menurutnya, Sendratari Reog lahir sebagai
sindiran Surya Alam, abdi dalem Kerajaan
Majapahit, terhadap Raja Majapahit
Brawijaya V karena mudah dipengaruhi oleh
istrinya Putri Campa.
Malaysia telah mendeklarasikan Reog
sebagai budaya mereka sejak tahun 2006.
Pertanyaannya, atas dasar apa mereka
mengklaim memiliki budaya tersebut.
Ceritanya dari mana dan versi berapa? Tapi
mereka tidak bisa menjawab.
Kesenian Reog sangat dikenal di
Menggagas Kewargaan Negara

Malaysia setelah banyak warga Kabupaten


Ponorogo yang bekerja merantau hingga
bekerja di negara tetangga. Para pegawai
Kabupaten Ponorogo mempertunjukkan
kesenian Reog di Malaysia sebagai obat
rindu keluarga dan menghilangkan
kebosanan setelah bekerja. Malaysia
mengklaim kesenian Reog karena
mengetahui Reog Ponorogo bukan prioritas
usulan UNESCO. Hal ini terbukti karena
108

pemerintah lebih memprioritaskan tawaran


jamu sebagai wisata budaya takbenda dari
UNESCO.
4. Wayang Kulit
Wayang Kulit merupakan salah satu
kesenian tradisional Indonesia yang
berkembang di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Dalam kepercayaan dan sastra Jawa,
Wayang Kulit diciptakan oleh Sunan Kali
Jaga, keturunan bangsawan Ponorogo Arya
Wiraraja, juga Wali Songo. Salah satu
alasannya adalah orang Indonesia tinggal di
Malaysia dan kemudian melakukan
pertunjukan wayang. Meskipun Malaysia
ingin mengadopsi budaya Indonesia, pada
27 November 2003, UNESCO menetapkan
Wayang Kulit sebagai warisan budaya
Indonesia.

Berikut cara memelihara kebudayaan Indonesia


Menggagas Kewargaan Negara

supaya tidak di klaim oleh negara lain:


 Melalui sarana konglomerasi
Media konglomerasi memegang instansi dan
muatan selain bekerja jalan dan keluasan
relasi menjelang mendukung segala macam
skandal – skandal di semesta ini melintas
rimba warta atau publikasinya. Media
konglomerasi memegang jasa yang sangat
penting menjelang memperdagangkan dan
1

mengembarkan kelaziman yang ujung


tersua.
 Pementasan – tontonan
Walau tidak mudah pikiran – pikiran
penjagaan kelaziman kita harus padam hayat
dilakukan tambah berbagai lembaga
diantaranya adalah tontonan – tontonan seni
kelaziman tradisional di berbagai bibit
tamadun atau bekas massa yang dilakukan
secara berkesinambungan. Upaya
penjagaan itu akan berlangsung tercapai
apabila didukung oleh berbagai tala terhitung
kuasa dan adanya sosialisasi sukatan
bersumber sarana konglomerasi terhitung
televisi. Maka awal atau lambat, kelaziman
tradisional Kembali akan bergairah.
 Melibatkan jasa kuasa
Mengembalikan jasa pegawai pemerintah
kuasa seperti penahan dan bukan sebaliknya
justru menghancurkannya demi kewibawaan
dan rehabilitasi bagian dalam langit ekonomi
Menggagas Kewargaan Negara

saja. Tugas pangkal yang harus dibenahi


adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, kintil menerima
kelaziman local tambah sebaik – baiknya
agar bisa mendindingi kelaziman penduduk
asal tempat kita tidak diklaim oleh tempat
lain.
 Menyelenggarakan netra moral pikulan local
Sekolah mengurus netra moral pikulan dan
ekstrakulikuler keharusan bersendi
108

penjagaan seni kelaziman setempat, bisa


melahirkan tafsiran percintaan dan
menentang memegang tamadun tersebut,
tambah demikian karet tingkatan dimas bisa
menangkap tamadun – tamadun yang tersua
di Indonesia.

Simpulan
Menggagas Kewargaan Negara

Das könnte Ihnen auch gefallen