Sie sind auf Seite 1von 10

PENYULUHAN SIKAP BERBAHASA PADA MASYARAKAT BILANGUAL

SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN DAN MENGEMBANGKAN


BAHASA INDONESIA

Dosen Pembimbing : H.R. Herdiana, Drs., M.M

Arif Rahman, Evana Putri Dewiyana, Nida Fauziyah


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Galuh Ciamis
email: armants.r2001@gmail.com, evanaputridewiyana18@gmail.com,
nidafauziyah12345@gmail.com,

ABSTRAK
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan kepada
masyarakat di Desa Situmandala mengenai sikap bahasa pada masyarakat bilingual. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2022. Metode ceramah dipilih untuk
menyampaikan konsep-konsep yang penting agar mudah dimengerti dan dikuasai oleh
peserta penyuluhan. Penggunaan metode ini dengan pertimbangan bahwa metode ceramah
yang dikombinasikan dengan tanyajawab mengenai materi yang dijelaskan. Target dari
kegiatan ini adalah didapatkan pengetahuan mengenai sikap bahasa pada masyarakat
bilangual sebagai upaya mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Dengan
pelaksaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan masyarakan dapat
menerapkan pengetahuan yang didapat untuk mepertahankan dan mengembangkan bahasa
Indonesia.
ABSTRACT
The purpose of this community service activity is to provide counseling to the people in
Situmandala Village regarding language attitudes in the bilingual community. This activity
was held on December 28, 2022. The lecture method was chosen to convey important
concepts so that the counseling participants could easily understand and master them. The use
of this method is based on the consideration that the lecture method is combined with
questions and answers regarding the material being explained. The target of this activity is to
gain knowledge about language attitudes in the bisexual community in an effort to maintain
and develop the Indonesian language. By carrying out this community service activity, it is
hoped that the community will be able to apply the knowledge gained to maintain and
develop the Indonesian language.

Kata Kunci: penyuluhan, sikap bahasa, masyarakat bilingual

PENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu ciri khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-
makhluk lain. Selain itu, bahasa mempunyai fungsi sosial baik sebagai  alat komunikasi
maupun sebagai suatu cara mengidentifikasikan kelompok sosial yang digunakan manusia
baik lisan maupun tulisan. Sumpah Pemuda 1928 berisi tentang pengakuan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa Nasional. Begitu pula dalam UUD 1945 pasal 36 menyatakan
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang mempunyai dasar hukum.
Dengan demikian, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional,
dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai lambang
kebanggaan bangsa, lambang identitas nasional, alat perhubungan antardaerah, dan alat
pemersatu berbagai suku bangsa yang ada di nusantara. Di sisi lain, kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di
lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional, alat pengembangan budaya,
ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa negara sudah seharusnya kita selaku warga negara
Indonesia yang baik, harus sadar akan adanya norma dalam bahasa Indonesia. Sudah
selayaknya dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Namun seiring berkembangnya zaman, bahasa
Indonesia kini mulai dipandang sebelah mata. Kesetiaan  bangsa Indonesia dalam
menggunakan bahasa Indonesia mulai melemah, tidak mempunyai lagi rasa bangga terhadap
bahasa Indonesia, bahkan kadangkala kita bangga terhadap bahasa asing.
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang masyarakat Indonesia lebih bangga berbicara
dengan menggunakan bahasa Inggris daripada berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Selain senang berbicara menggunakan bahasa Inggris, sebagian besar masyarakat Indonesia
lebih senang berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku daripada
berbicara dengan menggunakan bahasa baku. Itu semua terjadi bukan secara alamiah,
melainkan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sikap negatif terhadap bahasa
Indonesia.
Faktor-faktor yang memengaruhi sikap bahasa negatif, diantaranya faktor politis, etnis,
ras, gengsi, dan menganggap bahasa tersebut terlalu rumit atau susah. Sikap negatif juga akan
lebih terasa apabila seseorang  atau sekelompok orang tidak mempunyai kesadaran akan
adanya norma bahasa. Sikap negatif terhadap bahasa juga dapat terjadi bila orang atau
sekelompok orang tidak mempunyai lagi rasa bangga terhadap bahasanya dan
mengalihkannnya kepada bahasa lain yang bukan miliknya. Sikap tersebut nampak dalam
tindak tuturnya. Mereka tidak merasa perlu untuk menggunakan bahasa secara cermat dan
tertib, mengikuti kaidah yang berlaku. Tentunya keadaan seperti ini merupakan masalah
besar terhadap pembinaan bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan bahasa, pembentukan sikap terhadap bahasa pada seseorang erat
kaitannya dengan latar belakang sosial, budaya, dan lingkungan sekitarnya. Hal ini
berhubungan dengan status bahasa tersebut di lingkungan, termasuk di dalamya status
ekonomi dan politik. Penggunaan  bahasa yang berstatus tinggi dianggap menimbulkan
prestise atau sebaliknya.  Sikap bahasa sendiri berkaitan langsung dengan sikap penuturnya
dalam memilih dan menetapkan bahasa. Sikap bahasa menjadi salah satu fenomena pada
masyarakat bilingual.
Penutur maupun mitratutur dalam hal penggunaan bahasa seringkali tidak
menggunakan satu jenis bahasa pada masyarakat bilingual. Dalam suatu tindak bahasa, alih
kode dan campur kode seringkali digunakan. Selain itu, penutur dan mitratutur juga memilki
sikap yang berkaitan dengan pemakaian bahasa yang digunakan. Begitu pula dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat bilingual.
Tujuan penyuluhan Sikap berbahasa ini salah satunya adalah sebagai upaya
mengembangkan dan mempertahankan bahasa Indonesia. Selain itu, untuk mengedukasi
masyarakat Desa Situmandala, terkait dengan cara menggunakan bahasa yang cermat dan
santun, upaya mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Dalam penyuluhan
ini masyarakat di dorong untuk mempertahankan kemandirian bahasanya sebagai penanda
kesetiaan dan kebanggaan menggunakan bahasanya.

METODE PELAKSANAAN
Metode dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan
penyuluhan kepada kelompok ibu-ibu PKK mengenai sikap bahasa pada masyarakat bilingual
sebagai upaya mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Pelaksanaan
kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2022 yang
berlokasi di Desa Situmandal yang berlangsung selama satu hari. Metode yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah pendidikan masyarakat berupa penyuluhan tentang Sikap berbahasa
pada masyarakat bilingual sebagai upaya mempertahankan dan mengembangkan bahasa
Indonesia. Implementasi kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang ada di desa Situmandala.
Urutan metode yang dilaksanakan pada program pengabdian masyarakat ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Langkah pertama yaitu observasi dan konsultasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh
data awal yaitu masyarakat bilingual. Observasi dilaksanakan dengan kunjungan lapangan
secara langsung yaitu melakukan wawancara dengan perangkat desa. Observasi juga
dibantu dengan adanya keterangan yang diberikan oleh kader ibu PKK saat konsultasi
mengenai data awal yang telah ditemukan pada saat observasi.
2. Langkah kedua yaitu persiapan kegiatan. Setelah mendapat data awal maka diperlukan
data yang lebih lengkap mengenai masyarakat bilingual yang ada di desa Bongsopotro.
Data ini didapat dari data ibu-ibu PKK melalui kader PKK . Setelah data didapat, maka
tahap berikutnya adalah persiapan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan
Sikap berbahasa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menggunakan
bahasa positif sebagai upaya mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia.
3. Langkah ketiga adalah pelaksanaan kegiatan penyuluhan sikap berbahasa pada masyarakat
desa Situmandala. Penyuluhan dilakukan dengan cara mengedukasi atau memberikan
penjelasan mengenai sikap berbahasa. Penyuluhan juga dilakukan dengan pemberian
pengerahuan penggunaan teknologi dalam mencari informasi khususnya penggunaan
bahasa Indonesia. Kegiatan ini merupakan program yang melibatkan mahasiswa, kader
PKK di desa Situmandala.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
Desa Situmandala mengenai sikap bahasa pada masyarakat bilingual. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2022. Menurut hasil pengamatan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan mengenai sikap berbahasa
yaitu; 1) Kurangnya kesetiaan penggunaan bahasa pada masayarakat ; 2) kurangnya
kesadaran adanya norma bahasa dalam penggunaannya; 3) Rendahnya pengetahuan
masarakat dalam menyikapi penggunaan bahasa yang cermat dan santun.

Penyuluhan sikap berbahasa dilakukan dengan memberikan penjelasan melalui


kegiatan rapat akhir tahun yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK. Materi yang disampaikan dalam
kegiatan ini adalah pengertian masyarakat bilingual dan sikap berbahasa, faktor-faktor
penyebab bersikap negatif terhadap bahasa, dan cara pencegahannya. Melalui kegiatan ini
peserta pengabdian masyarakat dapat berdialog secara langsung mengenai sikap positif dalam
berbahasa. Menurut Garvin dan Mathiot (2010), jika sikap positif penggunaan bahasa pada
masyarakat sudah menghilang atau melemah dari diri seorang masyarakat tutur, maka sikap
negatif terhadap suatu bahasa telah melanda diri orang tersebut.

Gambar 1 penyuluhan sikap berbahasa

Dalam kegiatan penyuluhan juga memberikan dorongan kepada masayarakat untuk selalu
bersikap positif terhadap penggunaan bahasa dan menghilangkan kebiasan negatif terhadap
bahasa. Kebiasaan negatif diantarnya yaitu tidak adanya rasa bangga terhadap bahasanya,
mengalihkan rasa bangga itu terhadap bahasa lain yang bukan miliknya dan kurangnya
kesadaran adanya norma bahasa. Hal ini akan berdampak pada penggunaan bahasa yang
tidak cermat dan tertib tanpa mengikuti kaidah yang berlaku. Sikap negatif dapat diatasi
dengan beberapa rekomendasi yang disarankan oleh Garvin dan Matihot (2010), diantaranya
yaitu:
1. Kesetiaan bahasa (language loyalty) yang mendorong masyarakat suatu bahasa
mempertahankan bahasanya, dan apabla perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain.
2. Kebanggan bahasa (language pride) yang mendorong orang mengembangkan bahasanya
dan menggunakan basanya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat.
3. Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong menggunakan
bahasanya secara cermat dan santun.
Gambar 2 foto bersama diakhir kegaitan penyuluhan

Gambar 3 masyarakat menyimak materi penyuluhan sikap


berbahasa

KESIMPULAN

Kegiatan penyuluhan sikap berbahasa masyarakat bilingual yang dilakukan di desa


Situmandala ini bertujuan sebagai upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan
bahasa Indonesia. Penyuluhan sikap berbahasa dilakukan dengan memberikan penjelasan
melalui kegiatan rapat akhir tahun yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK. Materi yang
disampaikan dalam kegiatan ini adalah pengertian masyarakat bilingual dan sikap berbahasa,
faktor-faktor penyebab bersikap negatif terhadap bahasa, dan cara pencegahannya. Melalui
kegiatan ini peserta pengabdian masyarakat dapat berdialog secara langsung mengenai sikap
positif dalam berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Leonie Agustina (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal Jakarta : Rineka
Cipta.
Ernanda (2018). Pemilihan bahasa dan sikap bahasa pada masyarakat pondok tinggi kerinci.
Jurnal Ilmu Humaniora, Vol 02, 2597-7229
deFerdinand, S. 1989. Pengantar Linguistik Umum, terjemahan Rahayu S. Hidayat.
Yogyakarta ; Gajah mada Universitas Press.
Elva Sulastriana (2017). Sikap Bahasa dan Pemilihan Bahasa mahasiswa Urban Di Ikip PGRI
Pontianak.
Wagiati , Sugeng Riyanto, Wahya (2017) Sikap berbahasa para remaja berbahasa sunda di
kabupaten bandung. Balai Bahasa Jawa Barat, Vol 15,
Astriani, Aveny Septi A, Handayani Nila P (2020). Sikap berbahasa masyarakat kota Cirebon
pada masyarakat Cirebon. Universitas Swadaya gunung Jati, Vol 7, 2548-5490
Lampiran
Surat ijin Observasi
Surat keterang telah melakukan penyuluhan dari Desa Situmandala
Daftar hadir peserta penyuluhan

Das könnte Ihnen auch gefallen