Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
"MODUL PEMBELAJARAN
RUANG MELATI
RS TINGKAT II DUSTIRA"
BAB II
ATRAUMATIC CARE 6
A. DEFINISI ATRAUMATIC CARE 6
B. MANFAAT ATRAUMATIC CARE 6
C. TUJUAN ATRAUMATIC CARE 7
D. PRINSIP ATRAUMATIC CARE 7
E. METODE-METODE UNTUK PENANGANAN
ATRAUMATIC CARE 8
1. METODE TERAPI DEKAPAN 8
2. METODE FAMILY CENTERED CARE 12
3. METODE TERAPI KEGIATAN PENGALIHAN
STORYTELLING 15
F. ANALISA JURNAL LITERATURE REVIEW 21
BAB III
DAFTAR
A. KESIMPULAN
B. SARAN PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki
alasan yang berencana atau darurat sehingga
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses
tersebut anak dan orangtua dapat mengalami
kejadian yang menurut beberapa penelitian
ditunjukan dengan pengalaman traumatic dan penuh
dengan stress. Perasaan yang sering muncul yaitu
cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah
(Wulandari & Erawati, 2016).
Tujuan Khusus
1. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mampu
memahami sehingga dapat memiliki kemampuan khusus
sesuai dengan tujuan yang nantinya dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi di bidang keperawatan
melalui penerapan asuhan keperawatan pada anak.
C. MANFAAT
tua dalam merawat anaknya, Orang tua dipandang sebagai subjek yang
sering dihubungkan dengan rasa takut, cemas, dan stres, mengurangi nyeri
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
E. METODE-METODE
ATRAUMATIC CARE
a. Definisi
Terapi dekapan atau disebut juga dengan terapi memegang
(comfort holding), clinical holding atau imobilisasi merupakan
tindakan untuk membatasi gerakan anak (Brenner, Parahoo, &
Taggarat, 2007). Terapi dekapan merupakan salah satu bentuk
restrain yang digunakan untuk membantu pelaksanaan
prosedur pada anak yang kurang kooperatif, untuk melarang
campur tangan anak dalam prosedur dan peralatan (Bray L,
Snodin J, Carter B. 2015).
b. Tujuan
Untuk memberikan posisi yang nyaman , immobilisasi ekstremitas
anak saat dilakukan prosedur, memberikan rasa aman dan senang
bagi anak melalui kontak langsung dengan orang tua (The
Children’s Mercy Hospital, 2012). Pemberian posisi dekapan lebih
menciptakan rasa kontrol, sehingga lebih sedikit orang yang
diperlukan untuk menyelesaikan prosedur. Posisi dekapan
dikembangkan untuk mempromosikan kenyamanan bagi anak,
imobilisasi yang cukup, anak dapat diajak kerjasama dan kontrol
diri anak dapat dipertahankan, sehingga anak menjadi tenang saat
dilakukan tindakan prosedur.
+123-456-7890
2) Posisi duduk ke samping (Side
sitting position)
bebas.
3) POSISI TIDUR
MEMBEDONG/MERINGKUK (SWADDLE/
SNUGGLE POSITION)
stabil.
4) Posisi Memeluk dari
NYAMAN
(COMFORT TOUCH)
Posisi ini dapat digunakan pada anak usia sekolah
dan remaja. Sentuhan dapat dilakukan di tangan dan
lengan. Keluarga dapat memijat dengan lembut
tubuh anak (kepala, wajah, lengan, kaki). Perawat
yang akan melakukan penusukan memegang tangan
anak di tempat tidur. Sebisa mungkin memberikan
posisi rileks bagi anak. Perawat juga dapat
menganjurkan anak melalui ibunya agar tetap
melakukan relaksasi nafas dalam.
2. METODE FAMILY
CENTERED CARE
A. DEFINISI
Family Centered Care didenifisikan sebagai
pendekatan inovatif dalam merencanakan, melakukan,
dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
didasarkan pada manfaat hubungan antara perawat dan
keluarga yaitu orang tua (Tanaem, et all, 2019). Dalam
penerapan Family Centered Care sebagai suatu
pendekatan holistik dan filosofi dalam keperawatan
anak. Perawat sebagai tenaga profesional yang perlu
melibatkan orang tua dalam perawatan anak (Purbasari
& Siska, 2019). Adapun peran perawat dalam
menerapkan Family Centered Care adalah sebagai
mitra dan fasilitator dalam perawatan anak dirumah
sakit.
B. TUJUAN
Untuk memberikan kesempatan bagi orang tua
untuk merawat anak mereka selama proses
hospitalisasi dan dapat memberikan pelayanan yang
nyaman sehingga anak tidak mengalami stress
hospitalisasi. Selain itu Family Centered Care juga
bertujuan untuk meminimalkan trauma selama
perawatan anak dirumah sakit dan meningkatkan
kemandirian sehingga peningkatan kualitas hidup
dapat tercapai. (White et al., 2018)
C. MANFAAT
1. Membangun kerjasama antara perawat dan
orangtua untuk meningkatkan kesehatan dan
perkembangan setiap anak
2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis
3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut
rencana perawatan berkolaborasi dengan
keluarga
4. Meningkatkan pemahaman tentangkekuatan
yang dimiliki keluarga
5. Penggunaan sumber-sumber pelayanan
kesehatan dan waktu tenaga kesehatandan
waktu tenaga profesional lebih efisiendan efektif
6. Persaingan pemasaranpelayanan kesehatan
yang kompetitif
7. Meningkatkan kepuasan profesional
8. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas
pelayanan kesehatan yang diterima.
D. ELEMEN FAMILY CENTERED CARE
1. Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan
sementara kehadiran profesi kesehatan fluktuatif
2. Memfasilitasi kolaborasi orang tua – professional
pada semua level perawatan kesehatan.
3. Meningkatkan kekuatan keluarga, dan
mempertimbangkan metode-metode alternative
dalam koping.
4. Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan
informasi lebih komplit oleh orang tua tentang
perawatan anaknya yang tepat.
5. Menimbulkan kelompok support antara orang tua.
6. Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan bayi, anak, dewasa dan keluarganya
7. Melaksanakan kebijakan dan program yang tepat,
komprehensif meliputi dukungan emosional dan
finansial dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
keluarganya.
8. Menunjukkan desain transportasi perawatan
kesehatan fleksibel, accessible, dan responsive
terhadap kebtuhan pasien
9. Implementasi kebijakan dan program yang tepat
komprehensif meliputi dukungan emosional dengan
staff (Kusumaningrum., et.al, 2010).
PENGALIHAN STORYTELLING
a. Definisi Storytelling
Storytelling adalah sebuah seni bercerita yang dapat
digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai
pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang
anak. Storytelling merupakan suatu proses kreatif anak-anak
yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan
bukan hanya aspek intelektual saja tetapi juga aspek
kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya fantasi, dan
imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan (Didaktika,
2017).
Storytelling
Berdasarkan isinya storytelling dapat
2) Fabel
Fabel adalah cerita tentang kehidupan
3) Legenda
Legenda atau cerita rakyat adalah cerita yang berasal
dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat.
Cerita ini terjadi pada masa lampau yang akhirnya
menjadi ciri khas setiap bangsa. Cerita ini juga
menunjukkan kultur budaya yang beraneka ragam
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki
oleh masing-masing bangsa. Kisah ini dipercaya
adanya oleh masyarakat yang dibuktikan dengan
adanya data ataupun peninggalan bersejarah. Misalnya
saja legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, Danau
Toba, Candi Borobudur, Rorojomggrang, Keong Mas,
Sangkurinag, dan masih banyak yang lainnya.
4) Dongeng
Dongeng merupakan cerita khayalan dan imajinasi
yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng berasal dari
pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan
secara turun temurun. Biasanya kisah dongeng dapat
membuat pendengarnya terhanyut kedalam dunia
fantasi, mereka seolah-olah berada pada posisi
pemeran kisah. Namun, semua itu tergantung pada
cara penyampaian pendongeng sehingga bisa
membawa pendengar ikut merasakannya. Contoh
dongeng seperti : Cinderella, Rapunzel, Putri Salju, dan
sebagainya (Susanti Agustina, 2008 ).
C. TAHAPAN
TAHAPAN DALAM
STORYTELLING, YAITU:
2
2) Storytelling Berlangsung
Merupakan tahap terpenting, untuk memulainya
1
kondisi audience tenang atau benar-benar siap
menarik
Terminasi
1. Minta tanggapan dari pasien
2. Evaluasi ekspresi dari perasaan pasien
3. Berikan umpan balik positif kepada pasien
4. Akhiri pertemuan dengan baik
5. Cuci tanagn
Dokumentasi
1. Dokumentasikan hasil kegiatan
F. LITERATURE REVIEW
Dampak hospitalisasi pada anak adalah cemas
karena anak mengalami anak mendapatkan
stressor yang ada dilingukngan rumah sakit.
Perasaan cemas yang dialami oleh anak yaitu
seperti anak menjadi gelisah, menangis dan rewel,
kondisi tersebut yang dialami anak tentu
memerlukan sebuah strategi yang tepat agar
anak-anak yang dirawat di rumah sakit dapat
menerima tindakan keperawatan atau medis yang
diprogramkan (Faiqoh dan Astuti, 2021). Terdapat
beberapa stategi atau metode intervensi yang
dapat dilakukan untuk anak yang mengalami
cemas karena tindakan medis dan hospitalisasi
yang sudah terbukti dapat memberikan pengaruh
penurunan kesemasan atau tingkat stress yang
dialami anak.
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENULIS
TUJUAN / HASIL
TERAPI
METODE
SAMPEL INSTRUMENT
DEKAPAN
Wijayanti, F.,
Tujuan dalam
Jumlah
Variabel nyeri
Hasil yang
& Oktarina,
penelitian ini
sampel pada
diukur
didapatkan
N. D. (2021).
adalah untuk
adalah p value
kelompok
menggunakan
0,0001.
Efektifitas
menganalisis
efektifitas
kontrol
instrument Berdasarkan
Terapi
FLACC Pain
hasil analisis
Dekapan Ibu
terapi dekapan
sejumlah 30
ibu terhadap
Assessment
diketahui
Terhadap
bayi dan
bahwa ada
Penurunan
kelompok
Tools.
perbedaan
yang dilakukan
Sedangkan
Intensitas
selisih rata-
imunisasi di
intervensi 30
variabel terapi
rata nyeri pada
Nyeri Pada
Puskesmas
bayi
Bayi Yang
Lerep. Jenis
dekapan ibu
kelompok
diukur dengan
intervensi dan
Menjalani
penelitian yang
kontrol (p
Imunisasi.
digunakan
melakukan
<0.05).
Jurnal
dalam
observasi saat
Diharapakan
Keperawatan
penelitian ini
pemberian
Tenaga
dan
adalah
imunisai. Kesehatan di
Kesehatan
Preeksperimen Puskesmas
Masyarakat
design dengan
menerapkan
Cendekia
rancangan
tindakan
pretest-post
atraumatic care
Utama, 10(1),
pada bayi yang
group design.
akan dilakukan
Metode
imunisasi
Pengambilan
dengan cara
sampling
mengikutsertak
menggunakan
an ibu dalam
kegiatan
Purposive
imunisasi yaitu
ibu.
Nurlaila, N.,
Tujuan
Responden
Pengukuran
Hasil penelitian
Baniyah, N.,
penelitian ini
dalam penelitan
tingkat
adalah anak yang
& Iswati, N.
adalah untuk
ini adalah anak
kecemasan
tidak diberi
(2022).
mengetahui
terapi dekapan,
pengaruh terapi
Terapi
dekapan
sebanyak 36
saat terapi
intravena
Dekapan
terhadap
anak yang
intravena
sebagian besar
dapat
tingkat
terbagi menjadi
menggunakan
memiliki tingkat
Menurunkan
kecemasan
18 kelompok
Children Fear’s
kecemasan skala
Kecemasan
anak saat
kasus (terapi
Score (CFS). 3 dengan
Anak saat
pemberian
dekapan) dan
kategori takut,
Pemberian
terapi
18 kelompok
yaitu terdapat 2
Terapi
intravena.
kontrol (posisi
kerutan didahi
Intravena.
Penelitian ini
(22,2 %). Anak
merupakan
supinasi).
yang diberikan
Jurnal Berita
penelitian
Teknik
terapi dekapan,
Ilmu
quasy-
pengambilan
saat terapi
Keperawatan
experimental
sampel
intravena
, 15(1), 27-
dengan
dilakukan
33. pendekatan
secara acak
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENULIS
TUJUAN / HASIL
TERAPI
METODE
SAMPEL INSTRUMENT
DEKAPAN
sebagian besar
memiliki tingkat
kecamasan
skala 1 dengan
kategori sedikit
takut sebanyak
(27,8 %).
Kesimpulan
yang dapat
diambil adalah
terdapat
pengaruh
antara terapi
dekapan
terhadap
tingkat
kecemasan
anak saat
pemberian
terapi
intravena
dengan nilai
p=0,001.
Suryani, U.
penelitian ini
pengambilan
penelitian
menunjukkan rata-
rata penurunan
(2021).
dilakukan untuk
sampel pada
dengan
skala nyeri
Efektifitas
mengetahui
penelitian ini
menggunakan
sebelum dan
Terapi
efektifitas
menggunakan
lembar
sesudah terapi
Mendekap Dan
terapi
teknik
observasi skala
mendekap adalah
Terapi Musik
mendekap dan
“purposive
FLACC. 4,2 sedangkan
terapi musik
Dalam
terapi musik
sampling”
adalah 2,7.
Menurunkan
dalam
dengan total
Disimpulkan bahwa
Skala Nyeri
menurunkan
sampel 24
terapi mendekap
Dilakukan
pada bayi saat
responden. menurunkan skala
Imunisasi
dilakukan
saat dilakukan
Campak. Jurnal
imunisasi
imunisasi campak
Ilmiah
campak. Jenis
di Kelurahan Kubu
Keperawatan
penelitian ini
Dalam Parak
Kerja Puskesmas
13-23. eksperiment
Andalas Kota
dengan
Padang tahun
pendekatan
2019 dengan p-
pretest dan
value = 0.017 (p <
posttest
0.05).
without control
grup desain.
F.1 HASIL
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENULIS
TUJUAN / HASIL
TERAPI
METODE
SAMPEL INSTRUMENT
DEKAPAN
FAMILY
CENTERED
CARE
Lestari, Y. C.
untuk
menjadi 2
tingkat
terdapat
(2021).
mengetahui
kelompok yaitu
stres perbedaan yang
Pengaruh
Pengaruh
21 responden
signifikan
Penerapan
antara skor
Penerapan
kelompok
Metode Family
tingkat stress
Centered Care
Metode Family
kontrol dan 21
post-test
Terhadap
Centered Care
responden
kelompok
Stress
Terhadap
kelompok
kontrol dengan
Hospitalisasi
Stress
intervensi. skor tingkat
Pada Anak.
Hospitalisasi
stress post-
Jurnal
pada Anak di
test kelompok
Kesehatan
Ruang St
perlakuan
Mercusuar,
Theresia RS
(p=0,000<
dapat
penelitian
disimpulkan
menggunakan
bahwa
Quasi
Penerapan
Experimental
Family
Design dengan
Centered Care
pendekatan
pada pasien
Postest Control
diperlukan,
Group, Teknik
guna untuk
sampling yang
menurunkan
digunakan
stress
hospitalisasi
consecutive
pada anak dan
sampling diharapkan
dapat
diterapkan di
Rumah Sakit
maupun di
pelayanan
Kesehatan
untuk
meningkatkan
kepuasan
keluarga dan
mutu pelayanan
di Rumah Sakit.
F.1 HASIL
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENULIS
TUJUAN / HASIL
TERAPI
METODE
SAMPEL INSTRUMENT
DEKAPAN
TANAEM, G. H.,
Tujuan
Perawat yang
Wawancara
Hasil
ISTIARTI, E.
adalah untuk
ruang melati
(in-depth
tiga tema yaitu
(2019). FAMILY
mendeskripsika
(ruang
perawat
n bagaimana
interview). melibatkan
CENTERED
perawatan
CARE PADA
penerapan
anak) pada
keluarga dalam
PERAWATAN
konsepfamily
RSUD SOE, TTS
pemenuhan
ANAK DI RSUD
centered care
dan sudah
kebutuhan
SOE TIMOR
dari tenaga
bekerja di
dasar
TENGAH
kesehatan ke
ruang melati
anakhanya
SELATAN.
keluarga di
lebih dari satu
secara lisan,
JURNAL RISET
ruang melati di
tahun. bahasa dan
KESEHATAN,
RSUD SOE, NTT.
inisiatif
menggunakan
menjadi faktor
tipe penelitian
kendala
penerapanFCC
bermanfaat
pada kepuasan
klien dan
efisiensi
asuhan
keperawatan
STORYTELLING
Tujuan dari
Penentuan
Instrument
Ada pengaruh
Ismail, Y.
sampel
pada penelitian
yang signifikan
adalah
ini
story telling
(2021).
mengetahui
dilakukan
menggunakan
terhadap
Pengaruh Story
Pengaruh
dengan teknik
lembaran
kecemasan anak
Telling
Storytelling
purposive
observasi pre-
usia prasekolah
Terhadap
Terhadap
sampling
post, yaitu
pada saat
Kecemasan
Kecemasan
dengan besaran
berisi tentang
tindakan
kecemasan
pemasangan infus
Anak
Anak
sampel
anak sebelum
Prasekolah
Prasekolah
di ruang IGD
sebanyak 32
dan melakukan
rumah sakit
pada Tindakan
Pada Tindakan
responden. story telling
Pemasangan
Bhayangkara
Pemasangan
(bercerita
Makassar. Oleh
Infus di Rumah
Infus di Rumah
dongeng) karena itu
Sakit
Sakit
diharapkan kepada
Bhayangkara
perawat di
Bhayangkara
Makassar Jenis
Makassar. An
ruangan IGD bisa
penelitian ini
menerapkan story
Idea Health
adalah
telling pada saat
Journal, 1(1),
penelitian pra
tindakan
43-47. experimental
pemasangan infus
dengan
pada anak usia
pendekatan one
prasekolah.
group
pretestposttes
t design.
F.1 HASIL
PENELITIAN
SEBELUMNYA
PENULIS HASIL
TUJUAN /
TERAPI
METODE
SAMPEL INSTRUMENT
DEKAPAN
Hasil : Hasil kajian
sebelum diberikan
Jawiah, I. K.,
Tujuan: penulis
Subyek studi
Data
terapi, pasien
Hidayati, N.
melaksanakan
berjumlah dua
dengan
kecemasan
(2021).
implementasi
kasus demam
teknik
tingkat berat.
Kegiatan
keperawatan
berdarah
Kegiatan
observasi,
pengalihan melalui
Pengalihan
pada pasien anak
Dengue
wawancara
storytelling
(Storytelling
demam berdarah
dengan
dan
efektif
) Untuk
dengue dengan
masalah
menggunaka
menurunkan
masalah
keperawatan
kecemasan anak
Menurunkan
n intrumen
keperawatan
kecemasan di
selama
Kecemasan
kecemasan.
RSUD Siti
untuk tiga
hospitalisasi.
Selama
Metode: Desain
Fatimah
hari
Kesimpulan : Skor
Hospitalisasi
studi kasus ini
Palembang
perawatan kecemasan
Pada Anak
adalah deskriptif
tahun 2021. menurun secara
Dengan
signifikan setelah
dalam bentuk
teknik distraksi
Demam
studi kasus
storytelling di
Berdarah
dengan
dberikan.
Dengue Di
pendekatan
Disarankan
Pelayanan
proses
perawat dan
Rumah
keperawatan
keluarga dapat
dapat memahami
SAKIT. JKM:
yang terdiri dari
tanda kecemasan
Jurnal
pengkajian,
anak dan dapat
Keperawatan
diagnosa
mengelola
Merdeka,
keperawatan,
kecemasan pada
1(2), 128-
perencanaan,
anak
pelaksanaan,
136.
evaluasi serta
dokumentasi.
Tujuan :
Hasil : terdapat
Astuti, W. T.,
Mengetahui
Literature
Pencarian
265 yang
& Faiqoh, N.
efektifitas terapi
(2021).
story
Shoolar yang
dipublikasi dari
telling/mendongen
sesuai dengan
tahun 2011-2020.
Literature
g terhadap
Review:
kecemasan anak
artikel yang
Penerapan
prasekolah yang
kriteria
memenuhi kriteria
Terapi Story
mengalami
diantaranya
inklusi dan
Telling
hospitalisasi.
jurnal
eksklusi, yang
Metode : Artikel
nasional
menunjukkan
Terhadap
ilmiah
bahasa
bahwa terapi
Kecemasan
menggunakan
Indonesia,
mendongeng
Anak
pendekatan
terbit 10
efektif dapat
Prasekolah
eksploratif dengan
membantu
Akibat
menurunkan
Hospitalisasi
dengan mengambil
bukan
Simpulan : terapi
. Jurnal
sumber-sumber
merupakan
story telling
Keperawatan
yang dilakukan
jurnal asuhan
efektif untuk
Karya
pada tanggal 15
keperawatan,
menurunkan
Juni sampai 25
kecemasan pada
Bhakti, 7(1),
Agustus 2020. jurnal yang
tidak dapat
anak prasekolah
diakses full
hospitalisasi.
text
BAB III
A. Kesimpulan
Atraumatic Care merupakan asuhan keperawatan yang
tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan
terapeutik yang diberikan oleh tenga kesehatan dalam
tatanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan
yang dapat mengurangi stress fisik maupun stress
psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya.
Atraumatic care bukan suatu bentuk invensi yang
nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian pada apa,
siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana prosedur
dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan
mengurangi stress fisik maupun psikologis.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai
perawatan atraumtik care dapat menunjang kita dalam
proses pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan
Anak serta menjadi bahan pembelajaran. Oleh karena
itu dengan adanya bahan materi ini diharapkan kita
dapat mengaplikasikan konsep ini saat praktek
keperawatan anak di RS dan dalam melaksanakan
profesi kita sebagai perawat nantinya.
Daftar Pustaka
Akmalia, F., Anjarwati, N., & Lestari, Y. C. (2021).
10.1111/nin.12074..
Debbi Mustika Rini. (2013). Hubungan Penerapan
Koesnadi.
Daftar Pustaka
Donna L. Wong. (2008). Buku AJar Keperawatan Pediatrik
Dengue, 2, 128-136.
Kusumaningrum, A. (2010). Aplikasi dan strategi konsep
doi:https://doi.org/10.1080/01460860902737418
Nurlaila, N., Baniyah, N., & Iswati, N. (2022). Terapi
(2019).
Rahmat Fauzan, R. F. (2019). Doctoral Dissertation.
Hospitalisasi, 3.
Saputro, H. & Fazrin, I. 2017. Anak sakit wajib bermain di
(FORIKES).
Sunarti, S & Ismail, Y. (2021). An Idea Health Journal.
13-23.
Wardiah, D. (2017). Wahana Didaktika: Journal Ilmu
Chang, C.-C. H., Pike, F., Weissfeld, L., Kahn, J.M., Darby,
https://doi.org/10.1056/nejmoa1802
Wijayanti, F., & Oktarina, N. D. (2021). Imunisasi, 1, 51-
58.
Wong, Donna L. (2009).
Daftar Pustaka
Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik (Vol. 2). Jakarta: EGC.
Wulandari D & Erawati M. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
22
MODUL PEMBELAJARAN
RUANG MELATI
RS TINGKAT II DUSTIRA