Sie sind auf Seite 1von 4

ENVIRO RESEARCH ACADEMY 2023

BECOME A BRILLIANT GENERATION BY AWARE ABOUT EXTREME


CLIMATE CHANGE ISSUES

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI MOBIL LISTRIK SEBAGAI


ALTERNATIF PENGURANGAN EFEK GAS EMISI KENDARAAN DI INDONESIA

OLEH:
GHEFIRA NAJA ALGEBRA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
KOTA SEMARA
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, tak dipungkiri bahwa peningkatan
emisi gas residu kendaraan menjadi meningkat. Sehingga kualitas udara menurun seiring
dengan bertambahnya volume kendaraan yang digunakan. Biarpun permasalahan pencemaran
udara bukan hanya disebabkan oleh gas kendaraan bermotor, tak dapat dipungkiri bahwa asap
hasil kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab utama meningkatkan emisi gas di udara.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh kebakaran, gunung meletus, gas alam beracun, dan
lain-lain yang mengandung senyawa berbahaya, salah satunya adalah gas karbon monoksida
(Weebly, 2020). Sehingga dalam praktiknya diperlukan pemantauan kualitas udara sebagai
salah satu langkah dalam hal pencegahan peningkatan efek emisi gas hasil kendaraan ke
atmosfer. Pemantauan kualitas udara ambien dapat dilakukan dengan metode otomatis maupun
manual. Terdapat dua jenis pada metode otomatis, yaitu fixed station (permanen) dan mobile
station. Sedangkan metode manual terdiri dari manual aktif dan manual passive.
Hasil dari pemantauan kualitas udara digunakan dalam perhitungan Indeks Kualitas
Udara. Dalam hal pemantauan udara digunakan ISPU sebagai Indeks Standar Pencemar Udara.
ISPU diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : KEP 45/MENLH/10/1997
dan KEP/107/KABAPEDAL/11/1997. Standar kualitas udara ambien dapat dilihat melalui
tabel berikut.

Peningkatan emisi gas hasil kendaraan bermotor tak lepas dari pertumbuhan ekonomi
yang menyebabkan peningkatan kegiatan industri. Selain itu penurunan kualitas udara dapat
juga berasal dari pertanian, pengelolaan sampah, debu, penggunaan energi dalam rumah tangga
dan pembangkit energi. Dalam hal pemantauan udara diperlukan serangkaian alat yang berguna
untuk melakukan sampling kualitas udara. Diantaranya ada air sampler impinger, anemometer,
high volume air sampler, dan global positioning system. Alat-alat tersebut berperan dalam
menegukur parameter-parameter yang ada di lapangan yang nantinya data yang ada diolah
untuk menentukan kualitas udara suatu wilayah.
Penggunaan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi, baik secara individu
maupun umum membuat semakin tingginya emisi buang yang ditumpahkan ke udara bebas
yang memunculkan efek gas rumah kaca. Sehingga munculah konsep pemikiran keterbaruan
yaitu penciptaan mobil listrik sebagai salah satu langkah dalam mengurangi emisi gas di udara.
Kendaraan listrik dapat membantu untuk mengatasi masalah polusi udara di perkotaan.
Pengembangan mobil listrik dan sepeda motor listrik memiliki potensi menurunkan emisi
polutan (CO, NOx, HC, SO2, dan PM) yang cukup signifikan. Berdasarkan total emisi CO2
yang dilepaskan, terdapat 3 komponen yang paling berpengaruh terhadap tingginya emisi
tersebut yaitu sektor listrik (42%), transportasi (23%), dan perumahan (6%). Saat ini
pemerintah sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur charging
station melalui Peraturan Presiden No. 55/2019. Kendaraan listrik baterai mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan kendaraan berbasis Internal Combustion Engine (ICE) dalam
mengurangi polusi udara dan emisi GRK. Kendaraan listrik menghasilkan polusi udara yang
jauh lebih sedikit dan dapat dikatakan mendekati nol bila dibandingkan dengan kendaraan
berbasis Internal Combustion Engine (ICE).
Berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu tujuan
Indonesia dalam memiliki prioritas strategi pembangunan terutama yang berkaitan dengan
lingkungan yaitu energi bersih, dan upaya menangani perubahan iklim, komitmen Indonesia
untuk menargetkan pengurangan emisi CO2 29% - 41% pada tahun 2030. Dalam hal mobil
listrik, Indonesia terus berkomitmen mengembangkan teknologi tersebut untuk
diimplementasikan secara luas. Terdapar 4 jenis mobil listrik yang kini tengah dikembangkan
di Indonesia diantaranya kendaraan listrik baterai, kendaraan listrik hibrida, kendaraan listrik
fluel cell, dan kendaraan listrik jarak jauh. (Sanguesa dkk, 2021). Dalam hal pelaksanaan
perencanaan tersebut diperkenalkan Metode Plan do Check Option (PDCA) yang
diperkenalkan oleh W. Edwards Deming (1982). Pendekatan dari metode ini adalah
merencanakan tinjauan penetapan indicator energi yang digunakan, melakukan rencana aksi
pengelolaan energi, memerika karakteristik utama oprasi, dan mengambil tindakan untuk
meningkatkan kinerja energi. Pemerintah Indonesia terus intensif dalam hal memberikan
dukungan terutama investasi dalam hal pengadaan kendaraan listrik. Namun dalam hal ini
anggaran pengembangan riset Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Vietnam. Walaupun PDB Indonesia tinggi, anggaran dalam hal riset terutama di otomatif listrik
masih dibawah di negara ASEAN yang lain.

Grafik pengeluaran (% dari PDB) di ASEAN di kurun waktu 2007-2017

Kendaraan listrik menghasilkan polusi udara yang jauh lebih sedikit dan dapat
dikatakan mendekati nol jika dibandingkan dengan kendaraan berbasis mesin pembakaran
internal (ICE). Kendaraan listrik cocok untuk menanggulangi masalah pencemaran udara
terutama di perkotaan. Penggunaan kendaraan listrik dapat mendukung upaya penurunan emisi
GRK Indonesia dari sektor transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2013). Pencemaran Suara. (Online):
(http://pollutiononmyearth.weebly.com/6/1756520 9/4266920_orig.jpg. (Diakses 15
September 2020)
Julio A. Sanguesa dkk. (2021). A Review on Electric Vehicles: Technologies and Challenges.
Smart Cities 2021, 4, 372–404.

Das könnte Ihnen auch gefallen