Sie sind auf Seite 1von 11

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY. W 21 TAHUN G1P0A0 8-9 MINGGU


DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 2 DI PUSKESMAS
CIBEUREUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia di Program Studi D
III Kebidanan Tasikmalaya

Disusun Oleh :

ANA FAUZIANA NURHAKIM


NIM. P2.06.24.120.004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022
Abstrak
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
akhir kehamilan 20 minggu. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan faktor endokrin
dan non endokrin. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60
% multigravida. 3, 4 Presentase hormon β-HCG akan meningkat sesuai dengan
pertumbuhan plasenta. Diperkirakan hormon inilah yang mengakibatkan muntah
melalui rangsangan terhadap otot polos lambung. Sehingga, semakin tinggi hormon
HCG, semakin cepat pula rangsangan terhadap muntah mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan janin. 4, 5, 6 Pada laporan kasus ini, kami memaparkan
seorang wanita G1 Hamil 14-15 minggu datang dengan keluhan lemas akibat mual
dan muntah sebanyak > 20 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung dengan turgor kembali < 2
detik. Hasil Laboratorium menunjukkan adanya hipoglikemia, dan ketonuria.
Hasil ultrasonography (USG) ditemukan janin tunggal hidup intrauterin, usia
kehamilan 11-12 minggu, CRL 4,63 cm. Berdasarkan PUQE (Pregnancy Unique
Quantification of Emesis and Nausea) score, pasien didiagnosis dengan
hiperemesis gravidarum stadium 1 dan mendapatkan terapi cairan, injeksi anti-
emetik 4 mg/2 ml per 8 jam, asam folat 400 mcg per hari, dan suplementasi vitamin
B kompleks per hari.

Kata Kunci : Hiperemesis gravidarum, ketonuria, PUQE score

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi, salah satu penyebab
kematian ibu diantaranya adalah komplikasi pada hamilan. Salah satu komplikasi
kehamilan pada trimester I adalah hiperemssis gravidarum. (S.Mariyah, Erni
Hernawati, 2022)
Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12%
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.
Salah satu yang sering terjadi pada ibu hamil akibat langsung dari kehamilan adalah mual
dan muntah. Nausea (mual) dan emesis (muntah) pada umumnya terjadi pada bulan- bulan
pertama kehamilan, dan kadang- kadang disertai oleh emesis. Keadaan ini lazim disebut
dengan morning sickness. Kondisi morning sickness ini merupakan salah satu gejala paling
awal dalam kehamilan yang terjadi pada trimester I dan trimester ke II, tapi juga dapat
berlangsung sampai 4 bulan kehamilan (Susanti et al., 2019)
Merujuk pada World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh (Wardani, 2020)
jumlah kejadian mual dan muntah (hiperemesis gravidarum) mencapai 12,5% dari jumlah
seluruh kehamilan didunia. Mual dan muntah dapat mengganggu dan membuat
ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis.
Hiperemesis gravidarum ini pada umumnya dialami oleh ibu primigravida Sekitar 60 -
80% primigravida dan 40 – 60 % multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan. Angka kejadian hiperemesis
gravidarum di Indonesia tahun 2015 adalah 1,5-3% dari wanita hamil. (Kemenkes RI,
2017). Apaibila ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum dibiarkan begitu saja, maka
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil menjadi tidak terpenuhi. Jika kebutuhan
nutrisi tidak terpenuhi, dapat mengganggu kesehatan dan aktifitas ibu hamil. Padahal,
nutrisi mempunyai peran penting dalam kehamilan. Terutama pada kesehatan ibu dan
pertumbuhan janinnya agar tetap sehat.(Susanti et al., 2019). Hiperemesis gravidarum
dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan ibu dan janin yang sedang dikandung.

3
Beberapa dampak tersebut adalah keguguran, BBLR atau berat bayi lahir rendah, bayi lahir
sebelum waktunya atau prematur, hingga adanya malformasi bayi.(Susanti et al., 2019).
Dampak dari hiperemesis gravidarum dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah,
penurunan berat badan (5% dari berat badan awal), dehidrasi, ketosis, gangguan asam
basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal.
Hiperemesis gravidarum tidak hanya berdampak pada ibu, tapi juga berdampak pada
janinnya. Seperti abortus, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, serta
malformasi pada bayi baru lahir. Selain itu, kejadian pertumbuhan janin terhambat
(Intrauterine Growth Retardation/IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan
hyperemesis gravidarum (Susanti et al., 2019)
Berdasarkan uraian diatas, melihat banyaknya kasus dan bahayanya dariHiperemesisini
penulis tertarik untuk membuat laporan pendahuluan mengenai “Kolaborasi pada Kasus
Patologi dan Komplikasi Kehamilan mengenai Hiperemesis Gravidarum”.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan Latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah,
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. W 21 Tahun G1P0A0 8-9
Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum laporan pendahuluan ini adalah mahasiswa mampu mengetahui teori
Asuhan Kebidanan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan Komplikasi Kehamilan
mengenai Hiperemesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Tahun
2022 secara komprehensif dan berkesinambungan, menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampian dalam memberikan asuhan kebidanan serta asuhan komplementernya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi Hiperemesis Gravidarum
b. Mengetahui etiologic Hiperemesis Gravidarum
c. Mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

4
d. Mengetahui pengkajian data subjektif, objektif, analisa, dan
penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis
a. Dengan melakukan asuhan kebidanan ini, diharapkan penulis dapat mengaplikasikan
manajemen pada Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. W Usia 21 Tahun G1P0A0
8-9 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2
b. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
Asuhan Kebidanan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan Komplikasi Kehamilan
mengenai Hiperemesis Gravidarum yang dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan
profesi kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan Asuhan Kebidanan kehamilan pada Kasus Patologi dan Komplikasi
Kehamilan mengenai Hiperemesis Gravidarum ini dapat bermanfaat sebagai
penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding bagi kasus
selanjutnya.
3. Bagi Klien
Diharapkan klien mendapatkan asuhan sesuai dengan kebutuhannya, klien mendapat
pengetahuan atau informasi baru di bidang kesehatan dan diharapkan klien tahu
mengenai pentingnya asuhan yang dilakukan guna mencegah dan mengetahui sejak
dini bila terjadi komplikasi

5
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Laporan tugas akhir ini merupakan bentuk laporan studi kasus, dimana

strategi dan pendekatan penulisan yang dipakai adalah strategi penelitian

case study research (CSR), dimana penulis mengambil satu kasus dan

penatalaksanaan yang diberikan pada klien tersebut secara komprehensif.

Studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan dalam bentuk

pendokumentasian SOAP (subjektif, objektif, analisa, penatalaksanaan)

dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Tempat pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Cibeureum

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dengan asuhan selama

perawatan pasien dipuskesmas. Setelah dilakukan pemeriksaan

antenatal care sampai ada pengurangan keluhan mual muntah yang

terus menerus yang dialami ibu hamil.

2. Waktu

Waktu kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2022 – 16

Oktober 2022.

6
C. Data/Sumber data

Kriteria untuk subjek pengambilan kasus yaitu ibu hamil trimester I

dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 2 yang ada di Puskesmas

Cibeureum dan ibu bersedia menjadi responden kemudian diberikan

asuhan sesuai kebutuhan secara komprehensif.

D. Pengumpulan Data

1. Anamnesa/Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai

langsung klien yang diasuh, metode ini memberikan hasil secara

langsung. Hasil wawancara merupakan data subjektif dari

pendokumentasian asuhan.

2. Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan objektif yang dilakukan meliputi pemeriksaan

fisik yang dilakukan secara inspeksi dan pemeriksaan penunjang.

3. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan

Penatalaksanaan asuhan yang dilakukan adalah asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum.

Penatalaksanaan asuhan sesuai dengan hasil anamnesa dan pengkajian

data secara objektif.

4. Observasi Partisipatif

Pengamat terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari

klien yang diamati sebagai sumber data. Pengamat terlibat langsung

54
dalam kegiatan penatalaksanaan kasus untuk mencari perubahan atau

hal-hal yang akan diamati.

5. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan,

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar

hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen yang berbentuk karya,

misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain

sebagainya (Sugiyono, 2012).

Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah catatan

rekam medik ibu yang ada pada tempat studi kasus.

E. Teknik Pengambilan Kasus

Teknik pengambilan kasus berisi Informed Consent (persetujuan menjadi

responden), Anonimity (tanpa nama), dan Confidentiality (kerahasiaan).

1. Lembar Persetujuan atau Informed Consent

Responden harus mendapatkan informasi yang lengkap tentang tujuan

studi kasus yang akan dilaksanakan. Setiap calon responden mempunyai

hak untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Jika setuju

maka responden harus menandatangani lembar informed consent, jika

menolak maka penulis tidak akan memaksa.

55
2. Tanpa Nama atau Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, pada lembar

pengumpulan data atau observasi yang diisi adalah kode responden hanya

nama inisialnya saja dan lembar tersebut hanya diberikan kode.

3. Kerahasiaan atau Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin

oleh penulis, data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada

yang berhubungan dengan laporan studin kasus ini

56
DAFTAR PUSTAKA

Adelia, D. sari. (2019). Kolaborasi Tenaga Kesehatan Dalam Peningkatan Keselamatan Pasien.

Fijri, B. (2021). PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN. Yogyakarta: Bintang Pustaka


Madani.

Kemenkes RI. “Angka kematian ibu tahun 2017”. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.

Rahmah, S. (2021). ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Banda Aceh: Syiah Kuala


University Press.

https://jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/18065

Atika, I., Putra, H. K., & Thaib, S. H. (2016). Hubungan Hiperemesis Gravidarum dengan Usia
Ibu, Usia Gestasi, Paritas, dan Pekerjaan pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Moh.
Hoesin Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, 3(3), 166–171.

Putri, M. (2017). Hubungan paritas dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil di
RSUD Indang Sari Rengat. III(1), 30–35.

Rahma, M., & Safura, T. R. (2016). Asuhan Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I Care of Pregnant Women With Hyperemesis Gravidarum Trimester
I Level I. Midwife Journal, 2(02), 50–58.

Susanti, E., Firdayanti, F., & Haruna, N. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada
Ny “S” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di Rs TNI Angkatan Laut Jala Ammari
Pada Tanggal 27 Mei-18 Juli 2018. Jurnal Midwifery, 1(2), 79–91.

Wardani, R. K. (2020). Efektifitas Konsumsi Air Tebu Kombinasi Dengan Air Jahe Terhadap
Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru.
Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences),

57
1

Das könnte Ihnen auch gefallen