Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
OLEH:
SITI NAZRAH
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.............................) (.............................)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang terjadi di usus halus
akibat bakteri Salmonella Typhi akibat keracunan makanan dengan gejala
demam selama kurang lebih satu minggu bahkan lebih disertai dengan
gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Demam tifoid yaitu infeksi akut yang terjadi di bagian saluran pencernaan
tepatnya usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmnolella Paratyphi A,
B dan C yang dapat ditularkan melalui feses atau urine penderita (Saputri,
2018).
Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, yang paling banyak diderita oleh anak-anak. Demam
thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran.. Penyakit demam tifoid adalah
salah satu penyakit yang terjadi hampir diseluruh dunia, namun lebih
banyak ditemukan dinegara-negara berkembang pada daerah tropis,
termasuk Indonesia. Penyakit ini erat kaitannya dengan higiene personal
dan sanitasi lingkungan, seperti kepadatan penduduk, urbanisasi, sumber
air bersih, standar kehidupan, higiene makanan dan minuman, lingkungan
yang kumuh, kebersihan tempat- 7 tempat umum yang kurang serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat (Izazi,
2018).
2. Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Ciriciri
dari bakteri Salmonella Typhi yaitu bakteri gram negative yang tidak
mempunyai kapsul dan spora, dapat musnah pada suhu kepanasan 57 ºC.
Salmonella Typhi memiliki tiga komponen antigen untuk pemeriksaan
laboratorium, seperti antigen O atau somatik, antigen H atau flagela, dan
antigen K atau selaput. Demam tifoid dapat disebabkan karena Salmonella
Paratyphi A, B dan C yang dapat ditularkan melalui feses dan urine.
Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan dengan mengambil sampel
urine dan feses penderita demam tifoid. Penyebab tersering yang merupakan
faktor pencetus terjadinya demam tifoid yaitu faktor kebersihan karena
bakteri Salmonella Typhi dapat ditularkan melalui 5 F, diantaranya Food,
Fingers, Fomitus, Feses, dan Fly Salmonella Typhi dapat bersarang pada
muntahan dan feses penderita yang nantinya akan di bawa oleh lalat
sehingga lalat akan menghinggapi makanan yang dimakan oleh orang sehat,
sehingga terjadilah proses penularan (Izazi, 2018).
3. Patofisiologi
Demam tifoid dapat ditularkan melalui poin 5F yaitu Food, Fingers,
Fomitus, Feses, dan Fly. Bakteri Salmonella Typhi tentu dapat ditularkan
melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh lalat. Selain
itu apabila seseorang tidak memperhatikan kebersihan jari-jari tangannya,
tentu bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh menuju ke saluran
pencernaan dan juga bakteri akan masuk ke lambung yang nantinya pasti
sebagian akan 8 dimusnahkan. Demikian Sebagian yang lainnya masuk ke
dalam usus halus, sehingga terjadinya suatu perkembangbiakan bakteri.
Kemudian bakteri yang masuk ke dalam usus halus akan menyebabkan
peradangan, sehingga bakteri akan masuk ke dalam pembuluh limfa dan
peredaran darah (bakterimia primer). Selain itu bakteri akan masuk ke
dalam retikulo endothelial (RES) terutama di hati dan limfa. Sehingga
dapat menyebabkan inflamasi dan tentu terjadilah hepatomegaly dan
pembesaran limfa. Saat limfa menjadi besar, terjadilah splenomegaly yang
menyebabkan penurunan mobilitas dan peristaltik pada usus, lalu sehingga
menyebabkan diare atau konstipasi. Peningkatan asam lambung juga dapat
menyebabkan pasien mengalami keluan seperti mual dan muntah. Selain
itu, saat bakteri masuk kedalam RES, selanjutnya bakteri akan masuk ke
peredaran darah (bacteremia sekunder) yang kemudian akan menyebabkan
terjadinya suatu kerusakan pada sel. Hal ini akan merangsang sel akan
melepaskan zat epirogen oleh leukosit, dimana tentu dapat mempengaruhi
pusat termogulator di hipotalamus dan menyebabkan kalien mengalami
demam (Mustofa et al., 2016) .
4. Pathway
Mustofa, F. L., Rafie, R., & Salsabilla, G. (2016). Karakteristik Pasien Demam
Tifoid pada Anak dan Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
12(2), 625– 633.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
49 jakarta
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia, jakarta
Saputri, O. (2018). Health Pasar Minggu , Jakarta Selatan periode. 4(1), 51–62.