Sie sind auf Seite 1von 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


            Penyakit Gastritis yang dikenal dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung.
            Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi
dengan satu hal yaitu radang selaput perut.Gastritis sering kali adalah hasil dari infeksi
bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan.Di
negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati
angka 90%.Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia,
prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan
secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia.
Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang.Namun,
banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit
tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya
gastritis.
            Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan
dari waktu ke waktu (gastritis kronis).Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan
bisul (ulkus)pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut.Bagi kebanyakan orang,
gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

1
1.2 TUJUAN
- Tujuan Umum
            Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada Gastritis.
- Tujuan Khusus
            Mahasiswa mampu memperoleh gambaran tentang :
1.      Definis dari Gastritis.
2.      Epidemiologi dariGrastritis.
3.      Etiologi
4.      Tanda dan Gejala dari Grastritis
5.      Patofisiologi dari Gastritis.
6.      Komplikasi dan Prognosis pada Gastritis.
7.      Pengobatan pada Grastritis
8.      Pencegahan Gastritis.
1.3       IMPLIKASI KEPERAWATAN
            Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat mampu memahami konsep dan
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Gastritis.

1.4  MANFAAT PENULISAN


Dengan diselesaikannya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa :
1.      Mengetahui tentang definisi gastritis.
2.      Mengetahui etiologi dari penyakit gastritis.
3.      Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada kasus gastritis yang
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005). Gastritis adalah peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang tidak
baik.Sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter
pylori (Brunner dan Suddart, 2002). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
gastritis adalah suatu penyakit yang terjadi di lambung  disebabkan terjadinya peradangan
pada mukosa lambung.
            Gastritis dapat dibedakan menjadi.
1.      Gastritis akut
Gastritis akut  disebabkan stress, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan
yang pedas, panas maupun asam. Pada individu yang mengalami stres akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
2.      Gatriris kronik
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncul respon radang kronis
pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, metapalasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan
mukosa.Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, 1999)

2.2        Epidemiologi
Berdasarkan badan penelitian kesehatan dunia WHO persentase angka kejadian
gastritis di dunia antaralain Inggris 22%, Cina 31%,Jepang 14,5%, Kanada 35%,dan Prancis
29,5 %. Di dunia insiden gastritis terjadi sekitar 1,8- 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
tahunnya.Insiden terjadinya gastritis di Asia tenggara sektar 583. 635 dari jumlah penduduk
setiap tahunnya. Angka kejadian gastritis di Indonesia  menurut WHO adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritiss disetiah wilayah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396
3
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2011
gastritis merupakan salah satu penyakit  dalam dalam 10 penyakit terbayak pada pasien yang
di rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)

2.3 Etiologi
Pada anak gastrititis  biasanya disebabkan oleh bakteri helicobacter. Bakteri ini bisa
masuk ke tubuh anak dengan berbagai cara. Bisa masuk melalui makanan yang
terkontaminasi atau bisa juga karena adanya sentuhan fisik dari orang yang menderita infeksi
bakteri helicobacter.  
Secara umum penyebab dari gastritis dapat dikarenakan.
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, seperti  makanan pedas,
terlalu asam, dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, dan
lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat
berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis.
(Arif, 1999)

2.4        Tanda dan Gejala


Manifestasi klinik gastritis secara umum antara lain :
a. Nyeri ulu hati,
Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat
dari adanya iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia, Nausea dan Vomitus
Ketiga tanda ini sangat umum ditemukan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
kadar asam lambung didalam tubuh khususnya pada organ lambung.
c. Melena dan Hematemesis
Melena dan hematemesis disebabkan karena adanya suatu proses perdarahan yang
berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.

4
Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia,
mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis
melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia. Sedangkan untuk gastritis kronik kebanyakan
klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
Sedangkan pada anak-anak gejala umum yang muncul antara lain:
a. Sebah
b. Rasa sakit pada bagian perut baik sebelum atau sesudah makan
c. Rasa penuh atau kenyang 
d. Mual dan muntah
e. Gangguan pencernaan setelah mengkonsumsi makanan
f. Kehilangan nafsu makan
g. Susah tidur 
h. Tidur malam yang terganggu secara tiba-tiba disebabkan perut yang sakit
i. Diare 
j. Sering cegukan
k. Feses pada saat BAB berwarna hitam

Beberapa faktor penyebab gastritis pada anak secara umum, adalah:


a.  Asam lambung yang sangat berlebihan.
b. Pepsin yang tinggi.
c. Obat analgetik dan inflamasi.
d. Asam Empedu yang berlebihan.
e. Infesi virus.
f. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori
g. Bahan korosif asam dan basa kuat.

2.5 Patofisiologi
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih
sehingga asam lambung yang semula membantu lambung menjadi merugikan lambung.
Dalam keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan
yang masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama

5
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002). Penyebab
asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat untuk makan, Stress yang tinggi,
yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan minuman yang memicu
tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas,
kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buahbuahan (Hipni
Rohman, 2011).
Peradangan pada mukosa lambung yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang
pada epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer
saliva mengeluarkan saliva dalam jumlah besar.Dan sering menelan saliva menyebabkan
banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan
yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya
tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam
lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung. (Guyton,
1998)

2.6 Komplikasi dan Prognosis


Komplikasi
a. Gastritis Akut
Kompilkasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCABA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemorogik
b. Gastritis Kronis
Pada gastritis kronis komplikasi yang dapat muncul yaitu gangguan penyerapan
vitamin B12, akibat kurangnya penyerapan B13 menyebabakan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu, dan penyempitan daerah antrum pylorus.Gastritis kronis yang
tidak dirawat dapat menyebabkan ulkus peptic dan pendarahan pada lambung.Beberapa
gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan
secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding
lambung.

6
Prognosis
a. Apabila penyebab yang mendasari penyakit gastritis diatasi, maka akan memberikan
prognosis yang baik
b. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari
c. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A
d. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan salurana cerna dan gejala klinis yang
berulang
e. Kebanyakan penderita sembuh dengan terapi infeksi H.pylori, mengindari OAINS dan
meminum obat anti sekretorus pada lambung
f. Terapi dengan infeksi H.pylori akan mengubah secara ilmiah riwayat  penyakit dengan
menurunkan angka kejadian penyakit ini.

2.7 Pengobatan
a. Terapi :
Berkonsultasi ke dokter, dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan
penyebab. Umumnya gastritis yang disebabkan oleh infeksi diberikan obat-obatan
untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis.
b. Tindakan Medis yang bertujuan untuk Pengobatan :
1) Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.
Pylori dalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2) Pemeriksaan feces, tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses
atau tidak.
3) Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar
X. Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya.

7
2.8        Pencegahan
Pencegahan pada penyakit gastritis dapat dilakukan secara primer, sekunder
dan  tersier.
a.       Pencegahan Primer
1)      Mengenali penyakit gastritis dengan berbagai factor resikonya
2)      Mengatur jadwal makan yang teratur
3)      Olahraga teratur
4)      Heindari minum berkafein, alcohol,dan kurangi rokok
5)      Hindari makanan berlemak tinggi
b.      Pencegahan Sekunder
1)      Mengkonsultasikan berbagai keluhan dengan dokter
2)      Melakukan diet lambung
3)      Pengaturan pola hidup
4)      Mengkonsumsi obat yang menekan dan menetralkan asam lambung
c.       Pencegahan tersier
1)      Mengikuti diet khusus untuk penderita penyakit gastritis
2)      Mengurangi porsi makan, makan dengan porsi kecil tetapi teratur
3)      Istirahat yang cukup dan tetap melakukan olahraga teratur sesuai
kemampuannya.

8
2.9 Pathway

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn K
Umur : 50  tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. M
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Hubungan dengan pasien : Anak
2. Diagnosa Medis : Gastritis
3. Waktu Dan Tempat
Tgl Masuk Rumah Sakit : 12 Maret 2018
Tgl Pengkajian : 12 Maret 2018
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk Rumah sakit : Klien datang Ke RSUD RAA SOEWONDO PATI
jam 05.00 tanggal 12 Maret 2018 dengan keluhan nyeri pada ulu hati 4 hari yang lalu 
disertai mual muntah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 12 Maret 2018 Pukul : 06.00 dilakukan
pengkajian, klien mengeluh nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 6 disertai mual

10
muntah, klien mengatakan tidak nafsu makan, BB sebelum sakit = 60 kg, BB saat
sakit = 55 kg.
TTV pasien ; TD = 110/70 mmHg, suhu =38,8oC, nadi =95 x/menit, RR = 32x/menit.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pernah di rawat di Rumah sakit : Klien mengatakan pernah dirawat di
rumah sakit 3 tahun yang lalu, dengan penyakit yang sama
2) Obat-obatan yang pernah digunakan  : Obat-obatan yang sering digunakan
ketika di rumah biasanya obat dari  warung.
3) Tindakan (operasi) : Klien mengatakan belum pernah melakukan operasi.
4) Alergi  : Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan maupun alergi
obat-obatan.
5) Kecelakaan : Klien mengatakan  pernah mengalami kecelakaan 3 tahun
yang lalu.
6)      Imunisasi : Keluarga  mengatakan klien di imunisasi pada saat masih
kecil.

5. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Menejemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Anak pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke puskesmas.
3) Factor factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Anak pasien mengatakan pasien sering tidak mau makan.
b. Pola Istirahat Tidur
1) Sebelum Sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan tidur pasien
tidak terganggu. Tidur ±7-8 jam. Mulai pukul 21.00-05.00, tidur dengan nyenyak,
tidak gelisah, dan tidak sering terjaga pada malam hari.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan selama sakit kebutuhan tidur pasien
terganggu. Tidurnya tidak teratur, mulai pukul 19.00, kadang hanya 1-2 jam
kemudian terbangun, lalu tidur lagi.

11
c. Pola Nutrisi Metabolik
1) Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit makan dan minum pasien
tidak mengalami masalah. Makan 3x/hari dengan nasi, sayur, dan lauk dan habis 1
porsi. Tidak mula dan tidak muntah. Minum ± 6-8 gelas/hari.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit nafsu makan pasien
menurun. Makan 3x/hari namun sedikit sedikit dan tidak habis. Kadang pasien
mengeluh mual dan ingin muntah. Minum hanya sedikit, 3-4 gelas/hari.
d. Pola Eliminasi
1) Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit BAB pasien teratur,
1x/hari, tidak keras dan tidak cair. BAK sering, 5-6x/hari dan tidak nyeri saat BAK.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit BAB pasien tidak teratur,
kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya sedikit.
Pasien terpasang kateter, urin hanya sekitar 300 cc/hari.
e. Pola Kognitif Perseptual
1) Sebelum sakit :Anak pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan baik
dengan orang lain, dan mengerti apa yang dibicarakan ,berespon dan berorientasi
dengan baik dengan orang-orang sekitar”.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien masih dapat
berkomunikasi dan berespon dengan baik. Akan tetapi selama sakit pasien jarang
berbicara, berbicara hanya seperlunya saja.
f. Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri : Anak pasien mengatakan pasien tidak pernah mengeluh dengan
kondisi tubuhnya.
2) Identitas diri : Anak pasien mengatakan pasien masih dapat mengenali dirinya
sendiri.
3) Peran diri : Anak pasien mengatakan pasien berperan sebagai ibu rumah tangga
dan bekerja sebagai pedagang.
4) Ideal diri : Anak pasien mengatakan pasien selalu mengatakan ingin hidup dengan
baik, sehat, dan ingin melihat anaknya bahagia. Dan saat ini ibu berharap ingin cepat
sembuh.
5) Harga diri : Anak pasien mengatakan di rumah pasien sangat dihargai oleh anak,
menantu, dan keluarga.
12
g. Toleransi Stres Koping
1) Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan jika mengalami masalah pasien selalu
bercerita dengan anak anaknya atau keluarganya dan menyelesaikan masalah secara
bersama sama.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit jika mengalami masalah
masih selalu bercerita pada anaknya. Dan jika merasa tidak nyaman atau sakit pasien
selalu mengatakan pada anaknya.
h. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan. Suami pasien sudah meninggal. Pasien memiliki
2 anak perempuan.
i. Pola Hubungan peran
1) Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan anak anaknya
maupun keluarga lainnya sangat baik dan tidak ada masalah. Pasien berperan sebagai
ibu rumah tangga dan bekerja sebagai pedagang.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan anak dan
keluarganya tetap baik dan tidak ada masalah. Selama sakit pasien dirawat di rumah
sakit sehingga tidak bisa bekerja seperti biasanya.
j. Pola Nilai dan Keyakinan
1) Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu sholat 5
waktu.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien belum pernah sholat
karena kondisi sakitnya.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu
nafas, tidak ada massa, pola nafas normal. fokal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa. suara paru sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
b. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu
nafas, tidak ada massa, ictus cordis tampak pada itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak

13
teraba massa, pulse teraba kuat, batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru reguler,
tidak terdengar gallop.

c. Sistem pencernaan .
Abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/ menit. Suara
lambung tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di abdomen bagian kiri, tidak terasa
pembesaran hepar, tak teraba adanya massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak
putik dan kotor.
d. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri pinggang, tidak
terpasang alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas, tidak ada benjolan.
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik
f. Sistem genetalia
Klien tidak terpasang DC
g. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor kulit baik,
tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak ada pembengkakan pada
sendi,tidak menggunakan alat bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian,
eliminasi, mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
h. Sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang, tidak ada luka,
tak ada edema, tidak ada memar, benjolan,lesi.
i. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, pupil isokor 3 mm, gerak bola mata
bebas ke segala arah, GCS 15, Kesadaran compos mentis, orientasi waktu, tempat, orang
normal. Brudzinki negatif, kaku kuduk negatif.

14
7. Terapi Obat
a. Peroral                   : Analgetik, Paracetamol
JENIS TERAPI RUTE DOSIS INDIKASI TERAPI
TERAPI
Analgetik Oral 3 X 30 Pengobatan anti nyeri
mg
Paracetamol Oral 3 x 500 Pengobatan anti piretik
mg
Sukralfat Oral 3 x 1 cth Pengobatan anti tukak duodenum

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium darah, urine, feses
b. Pemeriksaan Rontgen
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
14-03-2018 HB 14,1 12-16 gram/ dl
14-03-2018 Leukosit 9800 4500-10000 sel/mm
14-03-2018 Hematokrit 42 40-48%
14-03-2018 Trombosit 302.000 150.000-400.000 sel/mm
14-03-2018 Eritrosit 4,42 4,6-6,2juta sel/mm

10.  Informasi Tambahan
Informasi tindakan pembedahan/riwayat  telah  dilakukan  tindakan  medis)

15
B. ANALISA DATA KEPERAWATAN
WAKTU Tanda dan Gejala Etiologi Problem
Hari, Tanggal
Rabu, 14 Maret 2018 DS: Agen cidera biologis Nyeri akut
Pukul : 06.00 - Pasien mengatakan (peradangan pada
“nyeri di ulu hati” mukosa lambung)
- Anak pasien
mengatakan selama
sakit kebutuhan tidur
pasien terganggu.
Tidurnya tidak
teratur, mulai pukul
05.00, kadang hanya
1-2 jam kemudian
terbangun, lalu tidur
lagi. Pasien sering
merasa gelisah,
tidurnya tidak
nyenyak, dan sering
terjaga pada malam
hari karena nyeri
pada perutnya.
DO :
- Keadaan Umum :
lemah, gelisah, wajah
terlihat menahan
nyeri
RR : 32x/menit
Irama nafas
irregular
P : Nyeri timbul
saat makan
Q : Nyeri terasa

16
seperti mau
muntah
R : Nyeri di ulu
hati
S :6
T : Hilang
timbul
- Nyeri tekan pada
daerah ulu hati
- Leukosit
18.100/cmm
Rabu, 14 Maret 2018 DS : Mual dan muntah Ketidakseimbangan
Pukul : 14.00 - Pasien mengeluh nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan, kebutuhan tubuh
mual dan ingin
muntah ketika
makan.
DO :
BB pasien turun 5 kg

C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama  Pasien                    : Tn. K                         Ruang/Unit    : Anggrek 2
No.  Register                     : 144766                      D. Medis        : Gastritis

No Dx Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peradangan


pada mukosa lambung)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan demgan mual dan muntah

17
D.    INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Waktu No. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan Rasional TTD
Dx

α
14 Maret 1 - Setelah dilakukan
1.  Istirahatkan klien 1. Istirahat akan
2018 tindakan keperawatan pada saat nyeri menurunkan
Pukul : selama 1x 24 jam, muncul. oksigen yang
diperlukan
14.00 diharapkan nyeri 2. Ajarkan teknik untuk
berkurang sampai relaksasi napas memenuhi
dalam saat nyeri. kebutuhan
dengan hilang dengan metabolisme
kriteria hasil : 3. Ajarkan tehnik basal.
distraksi pada saat
Pain control : nyeri. 2.Meningkatkan
- Pasien dapat intake oksigen
4. Manajemen sehingga akan
mengontrol nyeri lingkungan tenang, menurunkan
- Pasien melaporkan batasi pengunjung, nyeri sekunder
dan istirahat pasien. dari iskemia
nyeri berkurang atau intestinal.
hilang 5. Kolaborasi dengan
3. Distraksi
- Frekuensi nafas dbn dokter dalam dapat
(16-24x/menit) pemberian obat menurunkan
stimulus
- Skala : 1 analgetik internal.
- Pasien tidak gelisah
4. Lingkungan
- Leukosit dbn (4000- tenang akan
10.000/cmm) menurunkan
stimulus nyeri
eksternal.
Apabila banyak
pengunjung
yang berada
diruangan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang.
Istirahat akan
menurunkan
kebutuhan
oksigen
jaringan perifer.

5. Untuk
menghilangkan
nyeri lambung

18
14 Maret
2018
1 - Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. Kaji pengaturan
klien tentang intake
nutrisi
1. Perawat
dapat lebih
terarah dalam
α
memberikan
Pukul : selama 1 x 24 jam,
2. Berikan makan pendidikan
14.00 diharapkan nutrisi sedikit tapi sering kesehatan yang
sesuai dengan
seimbang, dengan 3. Berikan diet pengetahuan
kriteria hasil : nutrisi seimbang klien.
- Berat badan pasien 4. Fasilitasi klien 2. Kandungan
naik mmemperoleh diet makanan dapat
sesuai indikasi. mengakibatkan
- Tidak mual dan
ketidak
muntah 5. Kolaborasi dengan toleransian
tim medis dalam gaster, sehingga
- Nafsu makan pasien terapi pengobatan memerlukan
kembali normal perubahan
kecepatan
pemberian
makanan.

3. Macam-
macam jenis
makanan dapat
dibuat untuk
tambahan atau
batasan faktor
tertentu.

4. Konsumsi
minuman kafein
perlu dihindari
karena dapat
meningkatkan
aktifitas
lambung.

5. Untuk
menambah
nafsu makan
klien dan
penyembuhan
penyakit.

19
E.     IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu No. Implementasi Respon TTD
Tanggal
Dx
Jam

α
12 06.00 1 - Menanyakan keluhan yang - DS : Pasien
Maret dirasakan klien mengatakan nyeri
2018 pada perutnya
- DO : Pasien
terlihat lemah dan
wajah terlihat
menahan nyeri

α
12 06.00 1&2 - Mengukur TD, Suhu, Nadi, - DS : -
Maret RR - DO :
2018 TD :110/70
mmHg
Nadi : 95x/menit
Suhu : 38,80C
RR : 32x/menit

α
12 07.00 1 - Memberikan obat analgetik - DS : Pasien
Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
analgetik 30 mg
masuk melalui oral
- Melihat ekspresi wajah
- DS : Pasien
nyeri klien untuk
mengatakan nyeri
menentukan skala nyeri
pada perutnya
- DO : Skala nyeri 6

α
12 15.00 1 - Memberikan obat analgetik - DS : Pasien
Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
analgetik 30 mg
masuk melalui oral

15.30 1 - Melihat ekspresi wajah


- DS : Pasien
nyeri klien untuk
mengatakan nyeri
menentukan skala nyeri
sedikit berkurang
- DO : skala nyeri 4

20
α
12 16.00 1 - Menganjurkan klien untuk - DS : Pasien
Maret beristirahat mengatakan “iya”
2018 - DO : Pasien
terlihat gelisah

α
12 18.00 2 - Menganjurkan pada - DS : Keluarga
Maret keluarga untuk memberikan pasien mengatakan
2018 makan pasien sedikit-sedikit pasien hanya mau
tapi sering dan menganjurkan makan sedikit
untuk minum yang cukup karena perutnya
merasa nyeri dan
mual
- DO : Pasien habis
¼ porsi

α
12 20.00 2 - Fasilitasi klien memperoleh - DS : Keluarga
Maret diet sesuai indikasi dalam hal pasien mengatakan
2018 makan pedas, asam dan “iya mbak, saya
mengandung kafein mengerti. Terima
kasih”
- DO : Keluarga
pasien tampak
paham

α
12 20.30 1 - Mengukur TD, Suhu, - DS : -
Maret menghitung nadi, RR - DO :
2018 TD : 124/89
mmHg
Nadi : 68x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 36,5oC
Urin : 300cc

α
12 23.00 1 - Memberikan obat analgetik - DS : Pasien
Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
analgetik 30 mg
masuk melalui oral

α
12 23.30 1 - Melihat ekspresi wajah - DS : Pasien
Maret nyeri klien untuk mengatakan nyeri
2018 menentukan skala nyeri berkurang
- DO : skala nyeri
menjadi 1

F.     EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu Dx. Keperawatan Evaluasi TTD
Hari/Tgl Jam

21
α
Selasa, 06.00 1. Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan
13 Maret dengan agen cedera biologis nyeri pada perutnya sdah
2018 (peradangan pada mukosa berkurang
lambung ) Pengkajian nyeri =
P : Nyeri timbul ketika
makan
Q : Nyeri seperti mau
muntah
R : Nyeri di daerah ulu
hati
T : Nyeri hilang timbul
O : Skala : 1
Wajah terlihat gelisah
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri secara
komprehensif
meliputi (lokasi,
karakteristik, dan
onset, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri)
- Ajarkan pasien
teknik relaksasi
- Kolaborasi dalam
pemberian obat
analgetik

Selasa, 06.00 2.Ketidakseimbangannutrisi S:  Klien mengatakan mual,


12 Maret kurang dari kebutuhan tubuh muntah sudah berkurang
dan mulai ada nafsu makan
2018 berhubungan dengan mual dan
muntah O: Makan habis 3 sendok

22
α
dari porsi yang diberikan

TD: 124/89 mmHg

Nadi: 68x/menit

Suhu: 36,5 ºC

RR: 28x/ menit

A: Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1.    Kaji pengaturann
klien tentang intake nutrisi

2.    Berikan makan
sedikit tapi sering

3.    Berikan diet nutrisi


seimbang

4.    Fasilitasi klien
memperoleh diet sesuai
indikasi dalam hal makan
pedas, asam dan
mengandung kafein.

5.    Kolaborasi dengan
tim medis dalam terapi
penambah nafsu makan.

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaituHelicobacter pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter
pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral,
dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

4.2. Saran
1. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman
yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab
yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat
maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung
menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan
untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih
berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi
pada lapisan lambung.

24
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1023/MENKES/SK/XI/2008. Pedoman pengendalian penyakit asma. Jakarta : Depkes RI.

Geiger, M. & Wilson, B.D.J (2008). Respiratory nursing (a core curriculum). New York: Springer
Publishing Company.

John, Esther c & Elliott Daly D. (2006). Patofisiologi (aplikasi pada praktek keperawatan). Jakarta:
ECG.

Mangunegoro, H. dkk. (2004). Asma pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:


Balai Penerbit FKUI.

Williams, Lippincott & Wilkins. (2002). Kapita selekta penyakit dengan implikasi keperawatan edisi
2. Jakarta: EGC.

http://duniakeperawatan92.blogspot.com/2014/02/asma.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-sitiistian-6715-2-babii.pdf

25

Das könnte Ihnen auch gefallen