Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan memiliki
peran penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting
sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi lebih
kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk merupakan proses pengolahan
kopi yang paling sederhana, dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian
dihancurkan dan dikemas. Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani,
pedagang, usaha kecil dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk bisa dibagi kedalam dua
tahap yaitu tahap penyangraian dan penggilingan. Usaha pengolahan kopi pada
umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan
komposisi perbandingan tertentu. Selain biji kopi, usaha pengolahan kopi juga
membutuhkan bahan tambahan seperti gula, jagung, dan mentega serta bahan
penolong seperti kemasan (packing), pallet, dan krat (Departemen Perindustrian,
2009).
Salah satu usaha kopi bubuk yang ada di Nagari Koto Tuo, Kecamatan
Sungai Tarab ini adalah usaha kopi bubuk Minang Super. Kopi Minang Super
sudah ada sejak tahun 1960-an. Usaha ini dikelola oleh ibu Syamsu Animar mulai
pada tahun 1975 hingga saat ini. Beliau merupakan keturunan (cucu) dari pendiri
usaha Kopi Bubuk Minang Super. Pada tahun 1975 ibu Syamsu Animar
memproduksi 200kg bahan baku biji kopi yang akan diolah menjadi kopi bubuk.
Dari 200kg biji kopi diperoleh 160kg kopi bubuk murni yang siap dipasarkan dan
40kg kopi bubuk kualitas B dan kopi bubuk kualitas C. Hingga saat ini produksi
kopi bubuk Minang Super meningkat hingga 1 ton bahan baku biji kopi yang
diolah untuk dipasarkan setiap minggunya. Jumlah tenaga kerja saat ini sebanyak
10 orang. Adapun visi dari usaha ini adalah “Menghasilkan Kopi Bubuk
Berkualitas Tinggi Sehingga Mampu Bersaing di Pasar”.
Berdasarkan survei pendahuluan diperoleh informasi bahwa selama 5 tahun
terakhir usaha kopi bubuk Minang Super memiliki produksi yang sama (lampiran
4). Hal ini terjadi karena pemasaran dari produk usaha kopi bubuk Minang Super
hanya disekitar wilayah Sumatera Barat saja. Bahkan kopi bubuk Minang Super
sulit untuk ditemukan didaerah produksinya sendiri yaitu di kota Batusangkar. Hal
ini disebabkan karena adanya usaha sejenis yang memiliki skala produksi lebih
besar dan menguasai pasar lokal. Usaha kopi bubuk Minang Super belum
melakukan perluasan pemasarannya karena pertama, usaha masih memiliki alat
dan mesin yang terbatas sehingga produksi juga terbatas. Kedua, adanya rasa takut
ditolak oleh pasar seperti pada saat awal memasuki pasar.
Selain itu, dengan melihat perkembangan usaha kopi bubuk sekarang baik di
daerah lokal maupun dari daerah lain, maka terlihat bahwa persaingan usaha kopi
bubuk yang semakin meningkat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan usaha
kopi bubuk Minang Super perlu dilakukan analisis strategi pengembangan.
Dari permasalahan yang didapat saat survei pendahuluan oleh peneliti pada
usaha kopi bubuk Minang Super di Nagari Koto Tuo, maka tujuan dari peneitian
ini adalah:
1. Mendeskripsikan profil usaha kopi bubuk Minang Super di Nagari Koto Tuo
Kecamatan Sungai Tarab.
2. Merumuskan strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan usaha kopi
bubuk Minang Super di Nagari Koto Tuo Kecamatan Sungai Tarab.
Informan kunci yang dipilih pemilik usaha kopi bubuk Minang Super yang
dipilih secara sengaja, tenaga kerja yang ada di usaha kopi bubuk Minang Super,
Dinas Koperasi Perusahan dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tanah
Datar, dan pedagang kopi bubuk Minang Super.
Tabel 1. Data informan kunci yang dipilih
Internal
No Informan kunci Jumlah
(orang)
1 Pemilik usaha kopi bubuk Minang Super 1
2 Tenaga kerja usaha kopi bubuk Minang Super 3
Eksternal
1 Pedagang kopi bubuk Minang Super 2
3 Dinas Koperasi Perusahaan Dan Perdagangan 1
(Diskoperindag) Kabupaten Tanah Datar
Total 7
Responden yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi adalah
konsumen dari usaha kopi bubuk Minang Super. Penetapan wilayah dalam
pengambilan responden dipilih secara sengaja (purposive). Wilayah yang dipilih
adalah Kota Padang dengan pertimbangan, Kota Padang merupakan wilayah
distribusi terbesar dari produk usaha kopi bubuk Minang Super.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan
lingkungan internal dari usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super, adapun
aspeknya adalah: aspek manajemen, aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek
produksi/operasi, dan aspek penelitian serta pengembangan.
a) Aspek manajemen yaitu terdiri atas kemampuan manajerial dalam
mengembangkan usaha kopi bubuk Minang Super serta informasi mengenai
sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja (jumlah, pembagian kerja, jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, jam kerja, sistem upah dan
gaji).
b) Aspek keuangan/akuntansi yaitu menganalisis mengenai sistem keuangan yang
dilakukan oleh pemilik usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super.
c) Aspek pemasaran yaitu menganalisis dengan menggunakan fungsi dasar
pemasaran yaitu analisis produk/jasa, penetapan harga, promosi, dan tempat.
d) Aspek produksi/operasi yaitu terdiri dari semua aktivitas yang mengubah
masukan menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi dan operasi berkaitan
dengan input (bahan baku dan alat yang digunakan dalam pengolahan kopi
bubuk), proses produksi kopi bubuk Minang Super, dan bagaimana output yang
dihasilkan.
e) Aspek penelitian dan pengembangan diarahkan pada pengembangan produk-
produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu produk,
memperbaiki proses manufaktur untuk mengurangi biaya.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan
lingkungan eksternal dari usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super,
diantaranya adalah: aspek sosial, budaya, demografi, aspek lingkungan, politik,
pemerintah dan hukum, aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek pesaing, dan
aspek pelanggan.
a) Aspek sosial, budaya dan demografi yaitu berkaitan dengan tingkat pendidikan,
gaya hidup dan budaya masyarakat di Nagari Koto Tuo
b) Aspek lingkungan pemerintah, hukum dan politik yaitu berkaitan dengan
kebijakan dan peraturan pemerintah terkait usaha mikro
c) Aspek ekonomi dilihat dari lembaga-lembaga yang mampu menunjang
berkembangnya usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super
d) Aspek teknologi yang digunakan untuk mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk
pada usaha Kopi bubuk Minang Super
e) Aspek pesaing lain yang melakukan usaha pengolahan kopi bubuk di Nagari
Koto Tuo
f) Aspek pelanggan dari usaha kopi bubuk Minang Super
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif adalah menggambarkan kondisi dan menjelaskan
fakta-fakta yang terjadi pada usaha kopi bubuk Minang Super dan perumusan
strategi yang tepat pada usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super. Sedangkan
analisis kuantitatif dilakukan pada perhitungan Internal Factor Evaluation (IFE),
External Factor Evaluation (EFE), dan Quantitative Strategies Planning Matrix
(QSPM).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha kopi bubuk Minang Super merupakan salah satu usaha kopi bubuk
yang ada di Nagari Koto Tuo. Usaha kopi ini berdiri pada tahun 1960-an. Usaha
kopi bubuk Minang Super memiliki 10 tenaga kerja. Masing-masing tenaga kerja
bekerja pada bidang yang berbeda. Pembagian kerja terbagi atas 3 aktivitas, yaitu
aktivitas perendangan, aktivitas pengemasan, dan aktivitas pemasaran. Usaha kopi
bubuk Minang Super sudah memiliki bangunan usaha. Semua aktifitas
pengolahan biji kopi hingga menjadi kopi bubuk dilakukan di bangunan tersebut.
Visi dari usaha kopi bubuk Minang Super adalah Menghasilkan Kopi Bubuk
Berkualitas Tinggi Sehingga Mampu Bersaing di Pasar. Sedangkan misi dari
usaha kopi bubuk Minang Super berupa:
a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk kopi bubuk
b. Menggunakan biji kopi berkualitas
c. Menggunakan tenaga kerja yang berpengalaman
d. Menjaga kebersihan
Kekuatan
Kelemahan
Berdasarkan tabel 2. diatas terlihat total nilai matriks IFE adalah 2.733
yang artinya usaha pengolahan kopi bubuk Minang Super memiliki posisi internal
yang kuat karena mampu mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk
mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh usaha. Kekuatan utama usaha kopi
bubuk Minang Super adalah faktor-faktor kekuatan yang memiliki nilai rating
4,00 yaitu usaha kopi bubuk Minang Super merupakan milik sendiri, usaha kopi
bubuk Minang Super sudah ada sejak lama dan secara turun temurun sehingga
pemilik sudah berpengalaman, tenaga kerja berpengalam, pasar produk kopi
bubuk Minang Super menjangkau hampir ke seluruh wilayah Sumatera Barat,
memiliki izin dari Dinas Kesehatandan label halal dari MUI, menggunakan bahan
baku biji kopi berkualitas, dan kualitas produk kopi yang di hasilkan sesuai
dengan selera pasar. Kelemahan utama usaha kopi bubuk Minang Super adalah
faktor-faktor kelemahan yang memiliki nilai rating/peringkat 1,00 yaitu modal
yang digunakan kecil, sistem promosi masih kurang, jumlah produk yang di
pasarkan sedikit, menggunakan (alat dan mesin) yang masih sederhana, dan belum
memiliki mesin penggiling biji kopi sendiri.
Tabel 3. Analisis Matriks EFE
Bobot Rating Total nilai
Faktor-faktor eksternal tertimbang
Peluang
Ancaman
1. Terdapat selisih harga antara produk kopi
bubuk Minang Super dengan produk kopi 3
0.056 0.169
bubuk lainnya
2. Adanya usaha yang menguasai pasar lokal 0.07 3 0.211
Dari tabel 4. diatas diperoleh hasil perhitungan nilai TAS untuk masing-
masing stretegi sebagai berikut:
1. Strategi 1: Meningkatkan skala usaha melalui peningkatan produksi dan
pemasaran produk (STAS = 4.55)
2. Strategi 2: Aktif dalam mengikuti pameran (STAS = 3.408)
3. Strategi 3: Meningkatkan kepercayaan konsumen dengan meningkatkan
kualitas produk (STAS = 4.54)
4. Strategi 4: Melakukan pengembangan pasar dan inovasi produk (STAS =
5.058)
Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan saat ini adalah melakukan pengembangan pasar dan inovasi
produk dengan nilai STAS sebesar 5.058. Nilai STAS 5.058 menunjukkan bahwa
strategi ini merupakan strategi prioritas yang dapat dilakukan dalam
pengembangan usaha kopi bubuk Minang Super. Strategi ini dilakukan untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada
dengan melakukan pengembangan pasar. Menurut David (2009: 233-235)
pengembangan pasar dan pengembangan produk disebut sebagai startegi intensif,
karena mereka membutuhkan usaha intensif jika posisi kompetitif perusahaan
dengan produk saat ini akan membaik. Pengembangan pasar melibatkan
perkenalan produk yang ada saat ini ke arah geografi baru. Sementara
pengembangan produk bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi dan melakukan inovasi terhadap produk/jasa saat
ini.
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap usaha kopi bubuk Minang Super
yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Usaha kopi bubuk Minang Super terletak di Nagari Koto Tuo, usaha ini berdiri
sejak tahun 1960-an. Usaha kopi bubuk Minang Super merupakan usaha turun-
temurun yang saat ini diwarisi oleh ibu Syamsu Animar. Usaha ini tergolong
usaha kecil karena memiliki tenaga kerja sebanyak 10 orang. Usaha kopi bubuk
Minang Super berproduksi sebesar satu ton perminggu. Pemasaran dari hasil
produksi usaha ini tersebar hampir ke seluruh wilayah di Sumatera Barat,
namun produk kopi bubuk Minang Super sulit ditemukan di daerah asal yaitu
Batusangkar. Masalah yang dihadapi oleh usaha kopi bubuk Minang Super
pada saat ini berupa: produksi tetap, teknologi sederhana, dan pemasaran
terbatas.
2. Dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh usaha kopi bubuk
Minang Super, maka dirumuskan strategi pengembangan usaha. Strategi yang
dihasilkan pada analisis SWOT adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan skala
usaha melalui peningkatan produksi dan pemasaran produk, b) Aktif dalam
mengikuti pameran, c) Meningkatkan kepercayaan konsumen dengan
meningkatkan kualitas produk, d) Melakukan pengembangan pasar dan inovasi
produk. Strategi utama yang dihasilkan berdasarkan analisis QSPM yang dapat
dilakukan untuk pengembangan usaha kopi bubuk Minang Super saat ini
adalah melakukan pengembangan pasar dan inovasi produk yang memperoleh
total nilai daya tarik (STAS) sebesar 5.058 .
b. Saran
1. Untuk pengembangan usaha perlu dilakukan pengembangan pasar dan
inovasi produk agar mampu meningkatkan penjualan usaha. Pengembangan
pasar dapat dilakukan dengan melakukan promosi terhadap produk kopi
bubuk Minang Super. Sedangkan inovasi produk dapat dilakukan terhadap
kemasan dan cita rasa produk kopi bubuk Minang Super.
2. Disarankan usaha kopi bubuk Minang Super untuk melakukan pencatatan
usaha, baik pencatatan keuangan usaha maupun catatan produksi dan
persediaan produk yang ada pada usaha tersebut. Dan memperbaharui
teknologi yang ada dengan teknologi yang lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA