3 komponen pengetahuan arsitektur menurut wayne attoe:
• Sejarah / Perkembangan Arsitektur dipandang sebagai substansi
utama bagi hadirnya substansi pengetahuan arsitektural
• Teori Arsitektur dipandang sebagai suatu formulasi pengetahuan
empirik yang diperoleh lewat pemahaman historik terhadap perkembangan arsitektur dari jaman ke jaman.
• Kritik Arsitektur dipandang sebagai lingkup pengetahuan arsitektur
yang berkaitan dengan persoalan penilaian dan apresiasi suatu karya arsitektur. 2 • “Filsafat Arsitektur” berkedudukan sebagai dasar motivasi perkembangan pengetahuan arsitektural dalam bentuk gugusan pertanyaan tentang hakekat arsitektur dalam segenap dimensinya. arsitektur. • “Sejarah Arsitektur” berkedudukan sebagai sumber agregat pengetahuan teoritik arsitektural, yang pada intinya merupakan gugus pengetahuan empirik yang seringkali menjadi bahan analisis dalam memformulasikan pengetahuan teoritik. • “Teori Arsitektur” berkedudukan sebagai gugus pengetahuan yang diarahkan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang mengemuka dalam filsafat arsitektur, • “Kritik Arsitektur” dapat dipandang sebagai gugus pengetahuan evaluatif, yang berkedudukan sebagai informasi verifikatif terhadap gugus pengetahuan teoritik. 3 Dalam nilai gunanya, kritisasi dapat : • Membantu memahami fenomena arsitektur (facilitate understanding), • Menjadi sumber umpan balik (provide feedback),
Secara garis besar, kritik terkait dengan upaya
“evaluasi”, “interpretasi” dan “deskripsi”. Jarang terjadi, suatu naskah kritik hanya terkait dengan satu maksud atau perhatian tunggal. 4 • Kata kritik berasal dari bahasa Yunani, “krities” (memilah, menyaring, membedakan). Kata `mengkritik' pada umumnya digunakan dalam artian “mencari kesalahan (to find fault with)” atau “memberikan penilaian (to pass judgement on)”. Penggunaan lebih teknis dari kata “mengkritik” adalah pada arti “memberikan penilaian” atau mengevaluasi suatu hal, apakah menyenangkan atau tidak, baik dan buruk atau benar dan salah 8 • Sistem yang terakhir, semata-mata hanyalah cara mengkategorisasikan objek arsitektural berdasarkan periodisasi, karakter atau asumsi- asumsi tertentu, dan tidak berimplikasi dengan penilaian kualitas objek tersebut. 9 • Terdapat tiga fitur dasar objek arsitektural yang dinilai dengan metode kritik tipikal yaitu : struktur, fungsi dan bentuk.
• Kritik tipikal aspek struktur, menilai suatu objek dalam hubungannya
dengan objek lain dengan kemiripan aplikasi material dan sistem pendukungnya.
• Kritik tipikal aspek fungsi, membandingkan beragam lingkungan binaan
yang dihadirkan untuk mendukung aktivitas yang sama.
• Kritik tipikal aspek bentuk, mengasumsikan adanya suatu bentukan murni /
dasar (pure form / basic form) yang terlepas dari fungsi. Penilaian kritis terarah pada bagaimana bentukan murni tersebut dimodifikasi dan menghadirkan variasi. 10 • target teknis (terkait dengan aspek struktur dan material bangunan) • target fungsional (berhubungan dengan performa bangunan sebagai suatu tatanan untuk aktivitas- aktivitas khusus) • target perilaku (terkait dengan dampak dari suatu objek bangunan terhadap sejumlah individu) 11 • Kepentingan seorang kritikus advokatif adalah memberikan apresiasi, bukan evaluasi / penilaian. Mengubah metafora adalah salah satu strategi yang paling penting dalam kritik advokatif. 12 • Kritik evokatif bukan menonjolkan persoalan benar atau salah, tetapi terkait dengan suatu pengalaman alternatif. 13 Teknik • Telefoto • Cropping • Jukstaposisi • Ethereal 14 • Kritik impresionis menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya. 15
Media kritik impresionistis tidak hanya terbatas
pada komunikasi verbal atau manipulasi grafik, tetapi juga mencakup modifikasi dari objek bangunan yang menjadi objek kritisasi itu sendiri. 16 • Kritik depiktif dapat dibedakan atas kritik aspek statis, kritik aspek dinamis dan kritik aspek pelaksanaan. 18 karena biografi seorang arsitek dapat menjadi wahana bagi sang kritikus (penulis biografi) untuk menciptakan suatu karya sastra atau literatur yang mandiri. 20 • Kebanyakan kritikus tidak memahami dengan jelas informasi tentang faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka terlibat secara pribadi dalam aspek-aspek tersebut.