PDF Bab II

Das könnte Ihnen auch gefallen

Sie sind auf Seite 1von 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong


ibu melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta
menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik. Sebagai seorang bidan
janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya karena tugas seorang bidan adalah
membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib memberikan hak kepada ibu bidan
yang telah menolong persalinan ibu melahirkan.
Profesi bidan adalah profesi yang sangat penuh resiko dan tekanan. Seorang
bidan mempunyai kewenangan menolong pasien selama kehamilan normal dan tak ada
indikasi penyulit. Namun selalu ada saja kasus-kasus kehamilan pasca melahirkan yang
mempunyai resiko besar dalam penanganannya. Memang tak sebesar risiko seorang
dokter obgyn, meski yang dihadapi adalah obyek yang sama. Karena wewenang dan batas
tanggung jawab dokter dan bidan berbeda. Karena memang bidan tak sederajat dengan
dokter dalam tingkatan ilmu.
Selain itu, sebagaimana layaknya profesi dokter, profesi bidan juga yang sarat
nilai pengabdian. Hingga butuh konsentrasi penuh dalam pelayanan. Sebagai contoh, bila
sudah memutuskan untuk membuka praktek, pintu klinik harus terbuka setiap saat. Siaga
2# jam penuh didatangi pasien dan calon ibu yang akan melahirkan. Karena proses
kelahiran kerap tak mengenal waktu. Kapanpun bisa terjadi, tak peduli pada dinihari,
waktu saat kebanyakan orang beristirahat. Tak mungkin menolak pasien yang mengetuk
pintu memohon pertolongan.
Hal diatas merupakan sedikit dari banyaknya tantangan dari profesi seorang
bidan, di dalam makalah ini, kami akan membahas apa saja tantangan dari profesi seorang
bidan dan apa saja strategi-strategi penguatan dari profesi bidan dalam mengatasi
tantangan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

[1]
1. &pa pengertian tantangan ?
2. &pa pengertian strategi ?
(. &pa pengertian penguatan ?
#. &pakah yang dimaksud dengan bidan sebagai profesi ?
). &pa tantangan profesi bidan ?
*. Bagaimana strategi penguatan profesi bidan ?

3. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Konsep Kebidanan.


2. +ntuk mengetahui pengertian
tantangan. ( . +ntuk mengetahui
pengertian strategi.
#. +ntuk mengetahui pengertian
penguatan.
). +ntuk mengetahui bidan sebagai
profesi.
*. +ntuk mengetahui apa tantangan
profesi bidan.
7. +ntuk mengetahui strategi
penguatan profesi bidan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantangan

2.1.1 Menurut KBBI

[2]
Tantangan/tantangan/ n 1 ajakan berkelahi /berperang dan sebagainya01 2 hal
atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah1 rangsangan /untuk bekerja lebih giat dan sebagainya02 kesulitan itu
merupakan ~ untuk lebih giat bekerja; 3 hal atau objek yang perlu
ditanggulangi.

2.2 Pengertian Strategi

2.2.1 Menurut KBBI

Strategi/strategi/ /strat3gi/ n 1 ilmu dan seni menggunakan semua


sumber daya bangsa/-bangsa0 untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
perang dan damai1 2 ilmu dan seni m emimpin bala tentara untuk menghadapi
musuh dalam perang, dalam kondisi yang m enguntungkan2 sebagai
komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di medan perang 1
3 rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus1 #
tempat yang baik menurut siasat perang1

2. Menurut Para Ahli


1. Menurut Carl Von Clausewits (Carl Philipp Gottfried) (1780-1831)
Strategi merupakan penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan
/4the use of engagements for the object of war”0.

2. Menurut bussinesdictionary
Strategi merupakan metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa
depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah.

3. Menurut Craig $ Grant (199&)


Strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang /targeting and
long-term goals0 sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan /achieve the goals and
objectives0.

4. Menurut iagian (2004)


strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

5. Menurut *ohnson and choles


strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang
yang mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya
dalam lingkungan yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan
memenuhi harapan pemangku kepentingan.

&. Menurut tephanie +. Marrus


Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak
[3]
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

7. Menurut Hamel dan Prahalad


strategi adalah tindakan yang bersifat incremental /senantiasa meningkat0 dan
terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

8. Menurut Da/id (2004)


strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa
berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture.

9. Menurut Glueck dan *auch (1989 )


strategi adalah 7encana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan,
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

10. Menurut Pearce $ Robinson


Strategi adalah 8rencana main9 suatu perusahaan. Strategi mencerminkan
kesadaran perusahaan mengenai bagaiman, kapan dan dimana ia harus bersaing
menghadapi lawan serta dengan maksud dan tujuan apa.

Secara Etimologi, Strategi berasal dari turunan kata dalam Bahasa


Yunani yaitu Strategos, yang berarti 8Komandan Militer9 pada <aman demokrasi
&thena. Karena pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer
saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti
strategi bisnis, olahraga /misalnya sepak bola dan tenis0, catur, ekonomi,
pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.

2.3 Pengertian Penguatan

2.3.1 Menurut KBBI

Proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan1

2.# Bi$an sebagai Pr&fesi

2.#.1 P R( )E SI BIDAN
Pengertian Profesi

1. Berasal dari bahasa latin =Proffesio= yang mempunyai dua pengertian


yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.

[4]
2. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi2 kegiatan
=apa saja= dan =siapa saja= untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu.

(. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan


berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

#. 4 Suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus dalam bidang


ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yg telah disepakati anggota
profesi itu 4 >hin Yacobus,199(

). 4 &kitivitas yg bersifat intelektual berdasarkan ilmu @ pengetahuan


digunakan u/ tujuan praktek pelayanan dapt dipelajari, terorganisir secara
internal dan altristik” &braham Alexman,191)

*. 4Berorientasi kepada pelayanan memiliki ilmu pengetahuan teoritik dgn


otonomi dari kelompok pelaksana” Suessman,199*

7. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan

terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki


asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus
untuk bidang profesi tersebut. >ontoh profesi adalah pada bidang hukum,
kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.

2.#.2 Daftar karakterstik ini ti$ak memuat semua karakteristik *ang pernah
$iterapkan pa$a pr&fesi, juga ti$ak semua ciri ini berlaku $alam setiap
pr&fesi:

a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis2 Profesional


diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktek.

b. &sosiasi profesional2 Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi


oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Crganisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan
khusus untuk menjadi anggotanya.

c. Pendidikan yang ekstensif2 Profesi yang prestisius biasanya memerlukan


pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

d. +jian kompetensi2 Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada


persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan
teoritis.

e. Pelatihan institutional2 Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk


mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
[5]
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.

f. Disensi2 Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses


sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa
dipercaya.
dan
g . pCetnogneotmahi uanketerjoar2itisPmr oefreskioa naglar tcernhdinedruanr

g myeanignetenrdvael niksai ndarikleur ajar.


h.adan
Kode etik2 Crganisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

i. Mengatur diri2 Crganisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri


tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih
senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling
tinggi.

j. Dayanan publik dan altruisme2 Eiperolehnya penghasilan dari kerja


profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,

seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.


k. Status dan imbalan yang tinggi2 Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya.
Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagi masyarakat.

3. Bidan Sebagai Profesi

Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.


Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu2

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat


melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.

( . Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang


bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

#. &nggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap


memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan

dTengtuanya nhgagrout sa dpiriomf ebsaingyiandgenhgarnu s proenfedsiid

kmesembpeartiakna nmpeml apye[6]


aron laenh oink anl.
lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu
dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Fabatan dapat ditinjau
dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Fabatan
struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam
suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau
serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat
dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,
jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Ealam konteks inilah
jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila
bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

2.4./ Bidan sebagai profesi memiliki ciri0ciri tertentu, *aitu :

1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat


melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara
profesional.

2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan


profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika
kebidanan.

(. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan


profesinya.

#. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.

). Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan


kebutuhan masyarakat.

*. Bidan memiliki organisasi profesi.

7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan


masyarakat.

G. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan


sumber utama penghidupan.

2./. Tantangan Profesi Bidan

2./.1. Dalam Kesehatan Ibu dan Anak

Berdasarkan 7iset Kesehatan Easar tahun 2HH7, terdapat 22G kematian


ibu dalam 1HH.HHH kelahiran hidup, serta ( 1 bayi meninggal dalam setiap

1.HHH kelahiran. Sementara itu, target Millenium Eevelopment I oals / ME I s0


2H1) adalah &ngka Kematian Jbu /&KJ0 sebesar 1H2 per 1HH.HHH kelahiran

[7]
hidup dan &ngka Kematian Bayi /&KB0 sebesar 2 ( per 1.HHH kelahiran. +ntuk
mencapai target ini membutuhkan upaya yang lebih kuat dan juga harus
disertai oleh partisipasi yang erat oleh berbagai pihak, terutama oleh tenaga
kesehatan seperti dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, dokter
umum, perawat maupun bidan. &da beberapa faktor yang membuat sulit untuk
menurunkan &KJ dan &KB, diantaranya keterlambatan dalam mengenal tanda
bahaya di lingkungan keluarga, terlambat di rujuk ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti rumah sakit atau puskesmas karena masalah transportasi dan
akses yang sulit serta terlambat ditangani oleh tenaga medis di rumah sakit.
+ntuk menekan angka kematian ibu dan bayi, diperlukan peningkatan kualitas
pelayanan bagi bayi dan ibu hamil. Yang terpenting dalam meminimalisir
angka kematian ibu dan bayi itu adalah adanya interkoneksi pelayanan yang
jelas dengan sistem koordinasi yang baik antara dokter, bidan dan perawat.
Bidan muncul sebagai wanita yang terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu melahirkan normal. Fika terdapat kelainan maka sang bidan
harus berkoordinasi dengan dokter untuk menentukan keputusan klinis bagi
pasien demi kesejahteraan ibu dan anak. Peran bidan di masyarakat sangat
dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,

kmemubdeians r kdanpathmatei ,rawmaet nbdayminpyina gdi e,

ngs ae nrt abaimk.eSon ecl oanrag gai rbius bmesaelrahep i rkan bidan dalam peningkatan
derajat kesehatan ibu dan anak dibedakan menjadi empat, yaitu peran sebagai
pelaksana, kolaborasi, pengelola dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan
bertugas untuk menerapkan manajemen pada setiap asuhan kebidanan dari
sejak awal kehamilan, persalinan dan nifas. Manajemen yang baik meliputi
pengkajian status kesehatan ibu dan anak, menyusun dan melaksanakan
tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi kemudian mengevaluasi
hasil tindakan yang diberikan. &suhan kebidanan tidak hanya meliputi
kehamilan, persalinan dan nifas saja, namun bidan juga dapat
memberikan asuhan kepada wanita usia reproduktif yang membutuhkan
konseling program keluarga berencana /KB0. Selain itu bidan juga berperan

memberikan pelayanan pada wanita dalam masa klimakterium dan menopause


serta wanita dengan gangguan sistem reproduksi. Berkaitan dengan
peningkatan kualitas kesehatan anak, bidan dapat memberikan pelayanan dasar
kepada bayi baru lahir, balita, anak remaja dan wanita pranikah. Peran penting
bidan lainnya adalah berkolaborasi dengan dokter spesialis atau dokter umum
pada kasus-kasus kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
membutuhkan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan. Saat ini, penyebab
tersering untuk kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
dan infeksi. +ntuk kasus yang membutuhkan manajemen kompleks dan
tindakan operatif, bidan dan dokter harus berkolaborasi untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien. Bidan juga berperan dalam tugas rujukan
kasus kasus tertentu melalui konsultasi kepada dokter spesialis kebidanan dan
penyakit kandungan terutama [8]
untuk kasus kehamilan, persalinan dan nifas
dengan penyulit. Selain itu, bidan pun berperan sebagai pengelola, yakni
mampu mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat. Berpartisipasi dalam tim untuk
melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui
peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan
lain yang berada di bawah bimbingan bidan. Fangan lupakan juga bahwa bidan
pun berperan sebagai pendidik. Bidan dapat juga memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang masalah penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
Termasuk pula melatih dan membimbing siswa bidan dan keperawatan pada
institusi-institusi pendidikan. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri, peran bidan
sangatlah penting dan vital dalam rangka meningkatan derajat kesehatan ibu
dan anak di Jndonesia. Fadi peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan bidan
di pelayanan kesehatan primer akan juga meningkatkan kesehatan ibu dan
anak Jndonesia.

2./.2. Dalam Reproduksi Remaja

7emaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang


melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-
budaya, sehingga membutuhkan dukungan dari internal /keluarga remaja
sendiri0 maupun ekternal di luar dari keluarga. Banyak permasalahan yang
muncul pada masa remaja yang menjadi tanggungjawab bidan sebagai pemberi
pelayanan kesehatan terutama remaja.

Berdasarkan data Studi Mengenai Perilaku Seksual Kawula Muda di # kota


besar di Sumatera +tara, terungkap rata-rata remaja melakukan hubungan
seksual pertama kali pada usia 1G tahun. Jni mengakibatkan masalah kesehatan
yang sering dialami oleh remaja adalah ancaman perempuan akan hamil
sebelum usia 2H tahun.

7emaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kehamilan yang tidak


diinginkan serta berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Jni dijumpai pada remaja hampir di seluruh Sumatera +tara.

Hubungan seksualitas ini terjadi karena beberapa hal2

1. Kurang pemahaman tentang apa yang akan dialaminya saat mengalami


pubertas.

2. Pengawasan sosial kurang tepat yaitu terlalu ketat atau terlalu longgar.

( . Hubungan yang semakin romantis yang dipengaruhi oleh JPTEK yang


tidak dikontrol oleh orangtua karena orangtua terlalu sibuk.

[9]
#. Status ekonomi berkecukupan sehingga mudah mengunjungi tempat-
tempat rawan yang memungkinkan adanya kesempatan melakukan
hubungan seksual.

Sebaliknya mereka yang ekonominya lemah tetapi banyak kebutuhan/


tuntunan mencari kesempatan untuk memanfaatkan dorongan seksnya
demi mendapatkan sesuatu sehingga terjadi pelecehan seksual,
penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Mereka kehilangan kontrol
sebab tidak tahu batas-batasnya mana yang boleh dan mana tidak boleh.

Salah satu peran bidan adalah memberi pelayanan remaja yaitu1 konseling,
informasi kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana /KB0,
pelayanan kehamilan dan persalinan / termasuk2 pelayanan aborsi yang
aman, pelayanan bayi baru lahir/ neonatal0, pengobatan infeksi saluran
reproduksi / JS7 0 dan penyakit menular seksual /PMS0. Termasuk juga
bidan berperan di dalam pencegahan kemandulan, konseling dan
pelayanan kesehatan reproduksi remaja / K7 7 0, konseling, informasi dan
edukasi /KJE0 mengenai kesehatan reproduksi.

7emaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi


yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
berhubungan. Eengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki
sikap dan tingkah laku yang bertanggungjawab mengenai proses
reproduksi.

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh remaja adalah2

1. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi


/aspek tumbuh kembang remaja0, usia perkawinan serta bagaimana
merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan
pasangannya.

2. Penyebab penyakit menular seksual dan HJK/&JES serta


dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi.

(. Bahaya penggunaan obat-obatan/ narkoba pada kesehatan


reproduksi.

#. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, kekerasan


seksual dan bagaimana menghindarinya.

). Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat


kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat
negatif.

Selain penyuluhan pada remaja, pembinaan remaja perlu dilakukan


dengan melalui dua sisi. E i satu sisi pembinaan dilakukan untuk

[10]
membantu remaja menghadapi tantangan hidup masa sekarang. Ei
sisi lain, pembinaan perlu juga dilakukan kepada remaja dalam
mempersiapkan kehidupan di masa mendatang. Pembinaan dua arah
ini perlu dilakukan secara bersinergis.

7emaja yang terganggu kehidupannya saat ini, misalnya terganggu


oleh risiko seksualitas, menderita HJK dan &JES, pengguna
N&PL&, maka kehidupan masa depannya pun akan terganggu, baik
dari segi kesehatan ataupun psikologisnya. E i sisi lain, remaja juga
perlu mendapat gambaran tentang perencanaan dan persiapan masa
depan, sehingga remaja berhati-hati dalam bersikap, tidak akan
melakukan hal-hal yang merugikan, dan menyambut masa depan
dengan kesiapan mental khususnya dalam kesiapan kehidupan
berkeluarga.

Ealam rangka pembinaan remaja, bidan memberikan kerangka


hukum dan acuan yang jelas baik berupa undang-undang, peraturan-
peraturan + + kesehatan no 2 ( tahun 1992, kode etik seorang bidan
yang dikeluarkan oleh Jkatan Bidan Jndonesia.

2./.3. Dalam Menanggulangi Masalah Remaja

7emaja, baik perempuan maupun laki-laki, adalah individu yang berada pada
usia antara 1H tahun hingga 19 tahun. Masa remaja adalah masa dimana
seorang manusia sedang berada dalam pencarian jati dirinya, ingin mengenal
siapa dirinya sebenarnya.

Ealam usia ini, seorang manusia mengalami masa pubertas. Saat itu, biasanya
manusia ingin mencoba segala suatu yang baru dalam hidupnya. Muncul
berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah, baik dalam
keluarga maupun lingkungan sosialnya. &kibatnya, muncul kenakalan remaja.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam


menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja
maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja
berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi
yang begitu cepat.

Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik


yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun masa
remaja para pelakunya. Seringkali didapati ada trauma dalam masa lalunya,
perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma
terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya
merasa rendah diri. Namun, pada kenyataanya, orang cenderung langsung
menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja
tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.

[11]
Penyebab Kenakalan Remaja

Perilaku 8nakal9 remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
/internal0 maupun faktor dari luar /eksternal0.

Faktor internal

a. +risis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi.

Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Ke


dua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi ke dua

b. +ontrol diri yang lemah

7emaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
8nakal9. Begitupun, bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal

a. +eluarga dan Perceraian orangtua

Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar


anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang
salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja

b. Teman sebaya yang kurang baik


c. +omunitas/lingkungan

Tempat tinggal yang kurang baik merupakan faktor yang kondusif bagi remaja
untuk berperilaku yang meyimpang

d. Pendidikan

e. Penggunaan waktu luang

Sebaiknya waktu luang diberikan kepada remaja agar digunakan untuk


melakukan kegiatan yang positip sehingga tidak menimbulkan masalah.

[12]
&dapun jenis-Fenis Kenakalan 7emaja adalah Penyalahgunaan narkoba, Seks
bebas, Minum-minuman keras, Tawuran, Pemerasan, Perjudian, Penipuan,
Pencurian, dll.

Bidan adalah petugas kesehatan yang mempunyai tanggungjawab untuk


melakukan asuhan kebidanan bagi perempuan sepanjang daur kehidupan
perempuan itu sendiri dan salah satunya pada perempuan adalah remaja.

Peran bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada remaja adalah sebagai
pendidik dimana bidan mempromosikan 8wellness9 kepada remaja putri
sehingga terlepas dari kenakalan remaja serta dapat mengurangi resiko
terjadinya penyakit dan sebagai suppoter mengidentifikasi faktor resiko yang
mungkin terjadi akibat kenakalan remaja1 seperti hamil pada usia muda,
screening untuk deteksi awal penyakit akibat kenakalan remaja.

Bidan juga sebagai konselor bagi orangtua sehingga orangtua memberi kasih
sayang kepada remaja putrinya. Kasih sayang dan perhatian dari orangtua
sangat perlu dalam hal apapun. Eengan adanya rasa kasih sayang dari orangtua
maka anak merasa diperhatikan dan dibimbing. Eengan kasih sayang itu pula
akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan kenakalan, dan juga
sebagai pemberi asuhan kebidanan serta sebagai peneliti.

2.5.4. Dalam Menghadapi MEA

Pada 2H1) mendatang, Jndonesia bersama dengan sembilan negara &SE&N


lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi &SE&N /ME&0
atau &SE&N Economic >ommunity /&E>0. Ealam penerapan ME& 2H1) ini,
salah satu profesi yang akan menghadapi persaingan &SE&N adalah bidan.
Siapkah bidan menghadapi ME&?

Ealam acara workshop nasional mengenai isu kebidanan dunia yang digelar
Jkatan Bidan Jndonesia /JBJ0 dan +nited Nations Population Aund /+NAP&0
awal September lalu, Ketua Jkatan Bidan Jndonesia, Emi Nurjasmi, mengakui
kualitas bidan di Jndonesia masih rendah dibandingkan beberapa negara
&SE&N lain.

4Eari segi jumlah kita tidak ada masalah, kita jumlah bidannya banyak, dari
jumlah sekolah yang terlalu banyak juga. Tapi kita bicara kualitas yang
masing-masing sekolah beragam. >oncern kita ke depannya kualitas bidan
bisa meningkat,” ujar Ketua Jkatan Bidan Jndonesia, Emi Nurjasmi, dalam
acara yang diselenggarakan di Hotel F.S Duwansa, Fakarta.

Menurut Emi, masalah kualitas bidan tidak bisa dilakukan oleh para bidan
sendiri. Eiperlukan kerjasama dengan sektor-sektor lain yang terkait. Terutama
dari segi pendidikan.
4Kerjasama ini diperlukan supaya pendidikan yang diberikan pada bidan bisa
sesuai standar. &gar bidan-bidan yang lulus juga bisa sesuai standar JBJ.
4Aokus kita adalah mempersiapkan kualitas bidan. Kami targetkan pada 2H( H
Jndonesia memiliki bidan yang berkualitas semuanya,” kata Emi.

[13]
Pendapat serupa juga disampaikan perwakilan dari Maternal and 7eproductive
Health WHC, 7ustini Aloranita. Menurutnya kualitas bidan di Jndonesia masih
menjadi tantangan serius. 4Masalah inilah yang perlu kita tindaklanjuti terus-
menerus,” ujar 7ustini.

Salah satu bentuk kerjasama yang telah dilakukan adalah perbaikan kualitas
melalui uji kompetensi dan sertifikasi untuk bidan, yang telah disepakati
bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian
Kesehatan. Mulai dari menata hingga memfasilitasi standar kompetensi dan
pendidikan.

Meski terdapat sedikit kendala, namun sejak November 2H1( , JBJ telah
melakukan uji kompetensi bagi para calon bidan. + j i kompetensi ini menjadi
syarat wajib untuk lulus menjadi bidan. Terbaru, Kemendikbud dan Kemenkes
sedang merancang kebijakan nasional mengenai uji kompetensi lagi.

Tak Perlu Takut Menghadapi MEA

Tenaga kerja bidan yang berkualitas dapat terwujud dengan meningkatkan


kualitas pendidikan bidan yang terdapat pada sekitar 27H institusi pendidikan
kebidanan. 4Bagaimana mendidik para bidan dengan kurikulum yang baik.
&pabila bidan menerima pendidikan sesuai standar internasional dan
berkualitas maka dapat mengurangi resiko kematian ibu dan anak,” kata Emi.

Ja mengatakan dengan kualitas yang memadai bidan Jndonesia justru dapat


mengisi pasar luar negeri. 4Tidak perlu takut menghadapi ME&, kalau kita
berkualitas maka dapat menyerap pasar luar,” kata Emi.

Eana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa /+NAP&0 bekerja sama


dengan Konfederasi Bidan Jnternasional /J>M0 dan Crganisasi Kesehatan
Eunia /WHC0 merilis 4Situasi Kebidanan Eunia Tahun 2H1#”.

Daporan tersebut memaparkan tantangan yang dihadapi tenaga kerja kebidanan


di 7 ( negara di benua &frika, &sia, dan &merika Datin, di mana layanan
kebidanan sangat dibutuhkan. Negara-negara tersebut menyumbang 9* persen
kematian ibu melahirkan secara global, 91 persen bayi lahir mati, dan
9 ( persen kematian bayi baru lahir.

4Tantangannya adalah negara-negara tersebut hanya memiliki #2 persen dari


keseluruhan jumlah dokter, bidan, dan perawat di dunia,” kata Fose Aerraris
selaku perwakilan +NAP& untuk Jndonesia di Fakarta, Senin /G/90.

Saat ini, hanya 22 persen negara yang secara potensial memiliki cukup bidan
yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan dasar perempuan dan bayi yang
baru lahir. Sementara itu, 7G persen negara juga menghadapi kekurangan
dalam bidang kebidanan yang akan mengakibatkan kematian ibu dan bayi,
yang sebenarnya dapat dicegah.

Kemenkes Susun Regulasi

[14]
Kementerian Kesehatan mengantisipasi derasnya arus tenaga kerja asing
/TK&0 yang masuk ke Jndonesia saat diberlakukannya ME& 2H1) dengan
menyusun regulasi domestik. 7egulasi domestik terkait tenaga kerja asing
tersebut akan berisi tentang syarat kemampuan bahasa Jndonesia yang baik,
harus lolos kualifikasi dan uji kompetensi, serta diprioritaskan pada bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saat ini persyaratan umum terkait pemanfaatan TK& medis telah diatur dalam
Permenkes *7/2H1( yang mengacu pada ++ ( 9/2HH#
tentang Ketenagakerjaan. 47umah sakit dapat mempekerjakan WN&, tapi
alih Jptek. Tidak boleh dokter umum, harus dokter spesialis. Kriterianya harus
tepat, yang tidak bisa disediakan oleh Jndonesia,” kata Kepala Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan S E M Kementerian Kesehatan Tritarayati.

Tenaga medis asing itu bisa masuk ke dalam empat sektor, yakni pelayanan
kesehatan, pendidikan kesehatan, panti sosial di bidang kesehatan dan
penelitian di bidang kesehatan. Tenaga medis asing tersebut harus memiliki
Surat Tanda 7egistrasi / ST7 0 dari Konsil Kedokteran untuk dokter atau
perawat yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Jndonesia.

Sementara pihak rumah sakit, harus mendapatkan i<in dari kolegium


kedokteran jika hendak menggunakan TK&. &pabila tenaga medis yang
dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit masih bisa ditangani oleh tenaga lokal
maka permintaan itu tidak akan dipenuhi.

Tenaga kerja asing yang masuk harus diseleksi dulu oleh kolegium untuk
mendapatkan ST7 . Kolegiumlah yang menentukan apakah sebuah rumah sakit
bisa menggunakan jasa tenaga medis asing itu.

Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang MEA

Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang


pemberlakuan pasar bebas &sean pada akhir 2H1) mendatang. Jni akan
mempengaruhi banyak orang, terutama pekerja yang berkecimpung pada
sektor keahlian khusus.

Berikut lima hal yang perlu &nda ketahui dan antisipasi dalam menghadapi
pasar bebas &sia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi
&sean /ME&0.

Apa itu Masyarakat Ekonomi Asean?

Debih dari satu dekade lalu, para pemimpin &sean sepakat membentuk sebuah
pasar tunggal di kawasan &sia Tenggara pada akhir 2H1) mendatang. Jni
dilakukan agar daya saing &sean meningkat serta bisa menyaingi >ina dan
Jndia untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan.

[15]
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan ME& ini nantinya
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-
negara lain di seluruh &sia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Masyarakat Ekonomi &sean tidak hanya membuka arus perdagangan barang


atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara,
akuntan, dan lainnya.

Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Eita Jndah Sari,
menjelaskan bahwa ME& mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan
yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. 4Pembatasan,
terutama dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan,
sehingga pada intinya, ME& akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing
untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Jndonesia yang tertutup atau
minim tenaga asingnya.”

Eita Jndah Sari, menyatakan tidak ingin 4kecolongan” dan mengaku telah
menyiapkan strategi dalam menghadapi pasar bebas tenaga kerja. 4Cke jabatan
dibuka, sektor diperluas, tetapi syarat diperketat. Fadi buka tidak asal buka,
bebas tidak asal bebas,” katanya.

Sejumlah syarat yang ditentukan antara lain kewajiban berbahasa Jndonesia


dan sertifikasi lembaga profesi terkait di dalam negeri. 4Kita tidak mau tenaga
kerja lokal yang sebetulnya berkualitas dan mampu, tetapi karena ada tenaga
kerja asing jadi tergeser,” pungkasnya.

6. Strategi Penguatan Profesi Bidan


1. Dengan Mutu Layanann Kesehatan

I lobalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan


dimana bidan terlibat didalamnya. +ntuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka
setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya
meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus. Sistem pengembangan dan
manajemen kinerja klinis /SPMKK0 bagi bidan terkait erat dan sinkron dengan
program jaminan mutu /Quality &ssurance0. Kecenderungan masa kini dan masa
depan menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan
dan mempertahankan kualitas hidup /Ouality of life0.Cleh karena itu pelayanan
kesehatan yang bermutu semakin dicari untk memperoleh jaminan kepastian terhadap
mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup,
[16]
maka customer akan semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa
pelayanan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu
dilakukan terus menerus.

Eimensi mutu layanan kesehatan antara lain 2

a. Eimensi kompentensi teknis / keterampilan,kemampuan,dan penampilan atau


kinerja pemberi layanan kesehatan 0
b.Keterjangkauan / akses / layanan kesehatan harus dapat dicapai
oleh masyarakat tanpa terhalang oleh keadaan geografis, sosial,
ekonomi,organisasi dan bahasa 0

c.Efektifitas / bagaimana standar layanan kesehtanitu digunakan


dengan tepat, konsisten, dan sesuai situasi setempat 0 dan sangat
berkaitan dengan ketrampilan dalam mengikuti prosedur yang
terdapat dalam layanan kesehatan.

c. Efesiensi / dapat melayani lebih banyak pasien /masyarakat 0

d. Kesinambungan / pasien harus dapat dilayanai sesuai


kebutuhan 0

e.Keamanan / aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau bahaya yang
ditimbulkan oleh layanan kesehtan itu sendiri 0

f.Kenyamanan /kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada


organisasi layanan kesehatan.

g.Jnformasi / mampu memberikan informasi yang jelas tentang


apa,siapa,kapan,dimana,dan bagaimanan layanan kesehtana akan
dan telah dilaksanakan. Jni penting untuk tingkat Puskesmas dan
7S 0

h.Ketepatan waktu / agar berhasil, layanan kesehtan itu harus dilaksanakan dalam
waktu dan cara yang tepat, oleh pemberi
pelayanan yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat yang
tepat, serta biaya yang efesien 0

i.Hubungan antar manusia /merupakan interaksi antar pemberi pelayanan kesehtan


dengan pasien, antar sesama pemberi layanan
kesehatan. H&M ini akan memberi kredibilitas dengan cara saling
menghargai,menjaga rahasia,saling menghormati,responsive memberi
perhatihan.

Leithmalh, dkk /199H2 2( 0 menyatakan bahwa dalam menilai kualitas


jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu 2

j. Tangible /nyata/berwujud0
k. 7eliability /keandalan0
l. 7esponsiveness />epat tanggap0
m.>ompetence /kompetensi0 [17]
e. &ccess /kemudahan0
f. >ourtesy /keramahan0
g. >ommunication /komunikasi0
h. >redibility /kepercayaan0
i. Security /keamanan0
j. +nderstanding the >ustomer /Pemahaman pelanggan0

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan


adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu
dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan kepuasan pelanggan.
Selanjutnya oleh Parasuraman et al./199H0 dimensi tersebut
difokuskan menjadi ) dimensi /ukuran0 kualitas jasa/pelayanan, yaitu 2

j.Tangible /berwujud01 meliputi penampilan fisik dari fasilitas,


peralatan, karyawan dan alat-alat komunikasi.

k.7ealibility /keandalan01 yakni kemampuan untuk melaksanakan


jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan
/akurat0.

c. 7esponsiveness /cepat tanggap01 yaitu kemauan untuk


membantu pelanggan
/konsumen0 dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan
tepat.

d. &ssurance /kepastian01 mencakup pengetahuan dan keramah-


tamahan para karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan
dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, risiko atau keragu-raguan.

e.Empaty /empati01 meliputi pemahaman pemberian perhatian


secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pelanggan.

2. Dengan peningkatan pendidikan

Pembangunan berkelanjutan tentunya melalui pengembangan pendidikan profesi idan


lewat pendidikan berkelanjutan agar nanti di harapkan mampu memberdayakan
keluarga dan pasien melalui dukungan konseling dan pendampingan pada tiap tatanan
pelayanan sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan.

3. Dengan uji kopetensi


Setelah di adakannya peningkatan jenjang pendidikan maka di perlukan adanya uji
kompetensi sebagai standarisasi seorang bidan dan memastikan bahwa seorang bidan
yang telah lulus dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi memiliki ilmu yang lebih
tinggi dan lebih kompeten dalam menjalani profesinya.

4. Dengan penelitian

[18]
Sperbmagasaai

lsaehoarnansgerbtaidsaonlusni tduakrimmenasinalagkhatykangkteruajlaitdaisdi alninmgkeungetaa


sebuah penelitian jika di perlukan kita sebagai bidan juga harus berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tantangan menurut KBBJ adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. Sedangkan strategi menurut KBBJ
adalah rencana yang cermat menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu untuk mencapai sasaran khusus.

Ealam melaksanakan profesi bidan, terdapat berbagai jenis tantangan yang harus siap
dihadapi oleh seorang bidan. Beberapa diantaranya adalah tantangan dalam memantau
kesehatan ibu dan bayi sebagai upaya untuk mengurangi &KJ, tantangan dalam

pemberian edukasi reproduksi remaja mengingat dewasa ini kasus pelecehan seksual
banyak terjadi di usia remaja, dan tantangan dalam menghadapi ME& guna
[19]
mempertahankan eksistensi bidan Jndonesia agar lebih berkompeten sesuai dengan
standar Jnternasional.

3.2 Saran

Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan. &gar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi dan menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

Terimakasih.

[20]

Das könnte Ihnen auch gefallen