Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NIM : 2026122076
1)
3. Bank importir mengevaluasi permohonan dan menentukan apakah importir memiliki cukup
dana atau kredit untuk membayar nilai transaksi. Jika disetujui, bank akan membuka LC atas
nama importir.
5. Bank eksportir menerima instruksi dari bank importir dan memeriksa LC untuk memastikan
persyaratan pembayaran dan pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan antara
eksportir dan importir.
6. Eksportir mengirim barang sesuai dengan persyaratan dalam LC dan memberikan bukti
pengiriman kepada bank eksportir.
7. Bank eksportir memeriksa dokumen dan bukti pengiriman dari eksportir untuk memastikan
bahwa persyaratan LC telah terpenuhi. Jika semua dokumen telah diterima dan terverifikasi,
bank eksportir akan membayar eksportir atas nama bank importir.
8. Bank importir akan menagih importir atas pembayaran sesuai dengan persyaratan dalam LC.
9. Setelah importir membayar bank importir, bank importir akan membayar bank eksportir,
dan bank eksportir akan membayar eksportir.
10. Prosedur LC tersebut dapat disesuaikan dengan persyaratan dan kebutuhan khusus dari
pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi ekspor impor, dan harus memperhatikan
peraturan dan regulasi yang berlaku di negara masing-masing.
2)
Penjelasan :
(2). Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan “Term and
Condition” yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.
(3). Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka sebuah
L/C dengan memberitahukan “Term and Condition” yang bisa diterima serta nama advising
bank yang ditunjuk oleh seller.
(4). Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank.
(Sekaligus mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy tersebut kepada
pihak seller sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika issuing Bank tidak mempunyai
hubungan correspondent dengan Advising Bank, maka buyer akan mencari Bank
Correspondent sebagai perantara.
(6). Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller) menyiapkan
dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen ekpor). Jika dokumen telah siap, maka
beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Advising Bank.
(7). Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai dengan
kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk meminta
pembayaran, jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan kepada beneficiary
serta memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.
(8). Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian
dokumen yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika tidak sesuai maka
pembayaran akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan membayar pihak beneficiary
(seller) melalui Advising Bank, serta mengirimkan dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan
dokumen asli yang diterima dari issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang/jasa di
custom, tanpa dokumen asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang/jasa
tersebut
3)
Jika dua negara tidak memiliki hubungan diplomatik, proses ekspor impor antara kedua
negara tersebut mungkin lebih sulit dan kompleks. Namun, masih ada beberapa solusi yang
dapat diambil untuk memfasilitasi transaksi ekspor impor antara kedua negara tersebut:
Melalui perantara atau pihak ketiga: Salah satu solusi adalah dengan menggunakan
perantara atau pihak ketiga yang memiliki hubungan dengan kedua negara tersebut.
Misalnya, eksportir atau importir dapat menggunakan perantara seperti perusahaan
perdagangan internasional, broker, atau agen untuk membantu mengurus proses ekspor
impor antara kedua negara.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap solusi tergantung pada situasi dan kondisi
politik, ekonomi, dan sosial masing-masing negara. Oleh karena itu, negosiasi dan konsultasi
antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi perdagangan internasional sangat
diperlukan untuk menemukan solusi terbaik.