Sie sind auf Seite 1von 2

Nama : Arif Eka Prasetya

NIM : 33202004
Kelas : AB5B

1. Corporate social responsibility adalah aktivitas bisnis dimana perusahaan bertanggung


jawab secara sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat luas sebagai
bentuk perhatiannya dalam meningkatkan kesejahteraan dan berdampak positif bagi
lingkungan.
Manfaat CSR bagi perusahaan:
a. Meningkatkan citra baik perusahaan di mata masyarakat.
b. Menjadi media promosi gratis yang memperkuat personal branding
perusahaan.
c. Meningkatkan nilai perusahaan dan membedakan perusahaan dengan
kompetitor.
d. Bisnis berpotensi menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak.

2. Strategi yang dapat digunakan dengan mengetahui lingkungan pemasaran


internasional dan yang paling penting adalah sistem yang digunakan dalam
perdagangan internasional. Dalam mempertimbangkan pasar asing, harus mengetahui
dan memperhatikan beberapa hal seperti hukum, ekonomi, budaya negara yang jadi
tujuan pasar dan juga politik. Mempertimbangkan proporsi dari penjualan di pasar
internasional untuk target total penjualannya. Srategi lainnya adalah memutuskan
setiap pasar yang akan di masuki. Strategi berikutnya adalah perusahaan perlu
memutuskan cara menembus pasar negara lain yang menjadi target dan juga
memberikan keputusan sejauh mana promosi, produk, distribusi dan harga yang
sesuai dengan pasar asing tersebut.

3. Beberapa alasan perusahaan mengambil alih perusahaan antara lain untuk mencari
kesempatan bisnis yang lebih luas, meningkatkan sinergi dan kinerja perusahaan,
mengurangi biaya, pangsa saham yang lebih besar, dan melakukan pembaruan strategi
supaya bisnis dapat berkembang. Contoh yang dapat ditemukan ketika Google
membeli Android pada tahun 2005 lalu. Di Indonesia sendiri, Tokopedia membeli
Bridestory yang merupakan marketplace vendor untuk keperluan pernikahan pada
tahun 2019 lalu.

4. Tahapan-tahapan perdagangan internasional

a. Ekspor Insidental
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan
pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan
melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada
saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-
barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
contohnya : penjualan kerajinan yang dibuat oleh pengrajin Indonesia.
b. Ekspor aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah
hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin
lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai
pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi
perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri
sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu.
c. Licencing
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara
pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima.
Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara
penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran
maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk
keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus
membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
Contohnya : Toyota Astra Indonesia mendapat lisensi dari Toyota di Jepang.
d. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap
dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep
campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan
baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya.
Contohnya : KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken
dan sebagainya.
e. Pemasaran di luar negeri
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan
memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena
perusahaan pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan
mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri
asing (Home Country) Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "Pemasaran
Aktif" atau "Active Marketing".
f. Produksi dan pemasaran di luar negeri
Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri
asing itu lengkap dengan segala modalnya, Ialu melakukan proses produksi di
negeri itu, kemudian menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga dan bahkan
mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri penerima
tersebut.
Contoh: Nestle, Coca-cola, AHM

Das könnte Ihnen auch gefallen