Sie sind auf Seite 1von 9

POLRI DAERAH SUMATERA UTARA

RESOR SIBOLGA
POLIKLINIK POLRES SIBOLGA

KEPUTUSAN KEPALA POLIKLINIK POLRES SIBOLGA


Nomor: SK/ /PPI/2023

Tentang

PENGELOLAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN DAN ALAT MEDIS


LAINNYA

KEPALA POLIKLINIK POLRES SIBOLGA

Menimbang : 1. Bahwa Poliklinik Polres Sibolga selalu berupaya untuk


meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
harapan masyarakat;
2. Bahwa dalam rangka memantau dan memotivasi upaya
peningkatan mutu di Poliklinik Polres Sibolga untuk upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi perlu dibuat prosedur
Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien dan Alat Medis lainnya;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud nomor
1 dan 2 tersebut, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Poliklinik Polres Sibolga tentang Pengelolaan Peralatan
Perawatan Pasien dan Alat Medis lainnya.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan (lembaran Negara RI tahun 2009 Nomor 144);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (lembar Negara RI Tahun 2004 Nomor
116, tambahan Lembar Negara RI Nomor 4431)
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Pelayanan Publik
5. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
7. Undang-UndangNomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016
tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Standar Akreditasi Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA POLIKLINIK POLRES SIBOLGA TENTANG


PENGELOLAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN DAN ALAT
MEDIS LAINNYA.

1. Prosedur Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien dan Alat


Medis lainnya sebagaimana terlampir merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan Pengelolaan Peralatan
Perawatan Pasien dan Alat Medis lainnya dapat dilihat pada
lampiran Prosedur Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien
dan Alat Medis lainnya.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ada kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sibolga

pada tanggal : Januari 2023

KEPALA POLIKLINIK POLRES SIBOLGA

JANTER HUTAPEA, SH

AIPDA NRP.85010340
Lampiran Keputusan Kepala
PoliKlinik Polres Sibolga
Nomor :Kep / / 2023

KEBIJAKAN
PENGELOLAAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN DAN ALAT MEDIS
LAINNYA DI POLIKLINIK POLRES SIBOLGA

A. Pengertian
Pengelolaan peralatan perawatan pasien dan alat medis lainnya adalah
proses pengelolaan, dekontaminasi dan pengemasan berdasarkan kategori
kritikal, semi kritikal dan non kritikal.
B. Tujuan
Bertujuan untuk mencegah peralatan cepat rusak, menjaga tetap dalam
keadaan terdekontaminasi sesuai kategorinya, menetapkan produk akhir
yang sudah steril dan aman serta tersediannya peralatan perawatan pasien
dan alat medis lainnya dalam kondisi bersih dan steril saat dibutuhkan.
C. JenisPeralatan Kesehatan
1. PeralatanKritikal
Alat-alat yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan lunak.
Semua peralatan kritikal wajib dilakukan sterilisasi yang menggunakan
panas, contoh : semua instrument bedah, periodontal scalier dan lain-
lain.
2. Peralatan Semi-Kritikal
Alat-alat yang kontak dengan membrane mukosa saat dipergunakan.
Semua peralatan semi-kritikal wajib dilakukan minimal Disinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT) atau apabila terdapat alat yang tahan terhadap panas,
maka dapat dilakukan sterilisasi menggunakan panas, contoh Ambu
bag, ETT, handpiece, speculum.
3. Peralatan Non Kritikal
Peralatan yang saat digunakan hanya menyentuh permukaan kulit saja
(kulit utuh), contoh : tensimeter, stethoscope dan lain lain.
D. TahapanPengelolaan

1. Menggunakan APD
Petugas menggunakan APD sesuai indikasi dan jenis paparan terdiri
daritopi, gaun atau apron, masker, sarung tangan rumah tangga, sepatu
tertutup
2. Proses Pre-Cleaning
Semua peralatan atau alat medis yang telah dipergunakan, pertama kali
dilakukan pembersihan awal (Pre-Cleaning) dengan merendam seluruh
permukaan peralatan kesehatan menggunakan enzymatic 0.8% atau
detergen atau glutaraldehyde 2%, atau sesuai instruksi pabrikan selama
10-15 menit untuk menghilangkan noda darah, cairan tubuh.
3. Pembersihan atau Pencucian
a. Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD sesuai prosedur
b. Alat / barang kesehatan setelah dipakai direndam dalam larutan
klorin selama kurang lebih 10 menit.
c. Bilas dengan air
d. Cuci dengan menggunakan sabun di dalam kotak sampai bersih.
e. Bilas dengan menggunakan air hingga bersih
f. Keringkan dengan kain khusus
g. Petugas membuka / melepas APD dan mencuci tangan
4. Proses Pengemasan
Pastikan semua peralatan yang akan disterilkan dilakukan pengemasan
dengan membungkus semua alat-alat untuk menjaga keamanan dan
efektivitas sterilisasi dengan menggunakan pembungkus kertas khusus
atau kain, dengan prinsip sebagai berikut :
a. Prosedur pengemasan harus mencakup : label nama alat, tanggal
pengemasan, metode sterilisasi, tipe dan ukuran alat yang
dikemas, penempatan alat dalam kemasan, dan penempatan
indicator kimia eksternal dan internal (untuk memastikan bahwa
alat tersebut sudah dilakukan sterilisasi)
b. Pengemasan sterilisasi harus dapat menyerap dengan baik dan
menjangkau seluruh permukaan kemasan dan isinya
c. Kemasan harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil saat
akan digunakan tanpa menyebabkan kontaminasi
d. Harus dapat menjaga isinya tetap steril hingga kemasan dibuka
dan dilengkapi masa kadaluarsa
e. Bahan untuk pengemasan dapat berupa : bahan kertas film,
bahan plastic atau bahan kain

5. Proses Sterilisasi
a. Penerimaan dan Pendistribusian barangke Ruang Sterilisasi
1) Jam penyerahan alat ketempat sterilisasi 12.00-13.00
2) Petugas menyerahkan alat yang di dalam container berwarna
pink yang akan disterilkan kepetugas sterilisasi
3) Petugas sterilisasi menerima dan mengontrol isi container
kemudian mengisi buku ekspedisi, meliputi ; tanggal, jam,
jenisalat dan jumlah.
4) Bilasudah sesuai buku ekspedisi ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
5) Petugas sterilisasi akan memilah-milah barang sesuai
program sterilisasi.
6) Melaksanakan sterilisasi sesuai dengan prosedur
b. Sterilisasi
1) Prosedur sterilisasi pada peralatan kritikal
Sterilisasi peralatan kritikal dapat menggunakan autoklaf atau
panas kering adalah proses menghilangkan semua mikro
organism termasuk endospore dengan menggunakan uap
tekanan tinggi, panas kering (oven). Proses sterilisasi
dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut :
a) Jika menggunakan sterilisasi dengan pemanasan uap
i. Pastikan temperature uap maksimum, yaitu sekitar
250⁰F (121⁰C) dengan tekanan 15 Psi (Pounds per
square Inch) dalam waktu 15-20 menit atau dalam
suhu 273⁰F (134⁰C) dengan tekanan 30 Psi dalam
waktu 3-5 menit
ii. Proses sterilisasi dengan autoklaf membutuhkan
waktu 30 menit dihitung sejak suhu mencapai 121⁰C
iii. Semua instumen dengan engsel dan kunci harus
tetap terbuka dan tidak terkunci selama proses
sterilisasi dengan autoklaf
iv. Tulis tanggal sterilisasi dan kadaluwarsa pada
kemasan setelah dilakukan sterilisasi
b) Jika menggunakan proses sterilisasi panas kering
i. Pastikan semua instrument kritikal sudah dibersihkan
awal (pre-cleaning) sebelum dilakukan proses
sterilisasi
ii. Penggunaan sterilisasi pemanasan kering pada
temperature 340⁰F (170⁰C) dalam waktu 1 jam atau
temperature 320⁰F (160⁰C) dalam waktu 2 jam
2) Prosedursterilisasi pada peralatan semi kritikal
Desinfeksi peralatan semi kritikal dilakukan melalui proses
DTT adalah proses menghilangkan semua mikro organisme,
kecuali beberapa endspora bacterial dihilangkan dengan
merebus dan menguapkan atau memakai desinfektan
kimiawi. Disinfeksi dilakukan setelah proses pre-cleaning dan
cara pembersihan, sebagai berikut :
a) Proses DTT dengan perendaman dilakukan
menggunakan cairan disinfektan (natrium hypochlorite
5,25% yang ada dipasaran) atau Glutaraldehyde 2% atau
peroxide hydrogen 6% selama 15-20 menit. Pastikan
seluruh permukaan peralatan terendam dalam cairan
tersebut. Lihat instruksi dari pabrikan sesuai disinfektan
yang dipilih untuk menjaga risiko kerusakan peralatan
b) Proses DTT dengan cara perebusan dan pengukusan
dilakukan dalam waktu 20 menit dihitung setelah air
mendidih atau sampai terbentuknya uap yang diakibatkan
oleh air mendidih
Tidak diperkenankan menambah air atau apapun apabila
proses perebusan atau pengukusan belum selesai. Uap
air panas pada 100⁰C, akan membunuh semua bakteri,
virus, parasite, dan jamur dalam 20 menit.
3) Prosedur sterilisasi pada peralatan non kritikal
Peralatan non kritikal adalah pengelolaan peralatan /bahan
dan praktik yang berhubungan dengan kulit utuh yang
merupakan risiko terendah. Proses pencucian, disinfeksi dan
pembersihan pada peralatan non kritikal dengan cara,
sebagai berikut:
a) Pencucian dilakukan dengan detergen atau air mengalir
kemudian keringkan dengan cara digantung, misalnya
manset tensimeter dan lain lain
b) Desinfeksi dilakukan dengan alcohol swab 70%, misalnya
stetoscope, thermometer dan lain lain
c) Pembersihan dilakukan menggunakan kain bersih yang
sudah dilembabkan (disemprot) dengan cairan klorin
0,05%, gosok dan lap semua permukaan yang
dibersihkan, misalnya permukaan tempat tidur, meja dan
lain lain
c. Penyimpanan Intrumen atau Peralatan Steril
Penyimpanan instrument atau peralatan steril dengan benar
sangat penting untuk menjaga tetap steril. Oleh karena itu perlu
ditulis tanggal sterilisasi dan tanggal kadaluwarsa pada bungkus
alat yang steril sebelum penyimpanan. Instrument atau peralatan
steril dikemas dan disimpan di lingkungan yang bersih.
d. Pengambilan Instrumen Steril di Ruang penyimpanan steril
1) Pengambilan pada pukul 08.00-10.00
2) Petugas ruangan menyampaikan alat-alat yang akan
dikembalikan dan dipinjamke pada petugas sterilisasi
3) Petugas sterilisasi membaca catatan alat yang dikembalikan
dan dipinjam serta mencatatan dibuku, kemudian dicek satu
persatu alat yang dikembalikan
4) Instrument/alat-alat diberikan oleh petugas sterilisasi sesuai
dengan jumlah alat-alat yang diserahkan sebelum disterilkan
5) Petugas sterilisasi mencatat jumlah instrumen/alat yang
diserahkan keruangan dalam buku yang tersedia
6) Bila petugas meminjam alat tertentu, petugas ruangan
menulis dibuku peminjaman ruangan nama alat yang dipinjam
diparaf petugas sterilisasi, tulis nama jelas;
7) Alat-alat/instrument diserahkan oleh petugas sterilisasi
kepada petugas ruangan

Das könnte Ihnen auch gefallen