Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
• https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331498/WHO-2019-nCoV-IPCPP
E_use-2020.2-eng.pdf
• https://www.who.int/publications/i/item/advice-on-the-use-of-masks-in-the-commu
nity-during-home-care-and-in-healthcare-settings-in-the-context-of-the-novel-coron
avirus-(2019-ncov)-outbreak
• Pedoman pencegahan dan pengendalian corona virus deases (COVID 19) .
KEMENKES. Revisi-3 per 16 maret 2020.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID
19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman%20Pencegahan%20dan
SUMBER
• Materi komunikasi Risiko COVID-19 Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Diperbarui 2 Maret 2020.
Https://Www.Who.Int/Docs/Defaultsource/Searo/Indonesia/Covi 19/Risk-communic
ation-for Healthcare
Facility.Pdf
• Standar Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Manajemen Penangana Covid 19.
Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat KEMENKES. Germas
• Standar Alat Perlindungan Diri (APD) Untuk Penanganan Covid 19 Di Indonesia.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19. Diperbarui April 2020. Revisi 1.
SUMBER
• Pedoman umum menghadapi Pandemi covid Bagi pemerintah Daerah.
https://www.kemendagri.go.id/documents/covid-19/BUKU_PEDOMAN_
COVID-19_KEMENDAGRI.pdf
Agent
Infectious
Agent
Infectious
Agent
Infectious
STRATEGI PPI pada
MASA PANDEMI
COVID-19
Menerapkan
KEWASPADAAN
kontak, droplet dan
airbone (aerosol)
Sumber : pedoman pencegahan dan pengendalian corona virus deases (COVID 19)
pedoman kesiapsiagaan meghadapi Corona virus deases (COVID 19) Revisi ketiga maret 2020
1. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua
pasien
a. Kebersihan tangan
Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus
disarankan untuk
menerapkan kebersihan/etika batuk. Selain itu
mendorong kebersihan pernapasan
melalui galakkan kebiasaan cuci tangan untuk pasien
dengan gejala pernapasan,
pemberian masker kepada pasien dengan gejala
pernapasan, pasien dijauhkan
setidaknya 1 meter dari pasien lain, pertimbangkan
penyediaan masker dan tisu
untuk pasien di semua area.
b. Penggunaan APD sesuai Resiko
Penggunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan untuk tujuan identifikasi dini
pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut (ARI) untuk mencegah transmisi
patogen ke tenaga kesehatan dan pasien lain.
Antisipasi
4 Mengendalikan
infeksi selama
perawatan Efe ALUR PASIEN
kti
kesehatan f SEJAK SAAT
PERTAMA KALI
DATANG SAMPAI
KELUAR DARI
SARANA
PELAYANAN
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan
• Penyediaan infrastruktur dan kegiatan PPI berkesinambungan
• Pembekalan pengetahuan petugas kesehatan
• Mencegah kepadatan pengunjung di ruang tunggu
• Menyediakan ruang tunggu khusus umtuk orang sakit dan penempatan
pasien rawat inap
• Mengorganisir penggunanan perbekalan dengan benar dan tepat
• Prosedur dan kebijakana semua aspek ditekankan pada surveilans ISPA
• Pemantauan kepatuhan dan mekanisme perbaikan yang diperlukan
Langkah penting
Identifikasi dini pasien
Tindak pencegahan sepat
dengan gejala ISPA ringan
dan Tepat
atau sedang
Pelaksanaan pengendalian
sumber infeksi
Pembersihan area sekitar pasien menggunakan klorin 0,05%, atau H2O2 0,5-1,4%, bila
ada cairan tubuh menggunakan klorin 0,5%:
-Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan secara rutin setiap hari,
termasuk setiap kali pasien pulang/keluar dari fasyankes (terminal dekontaminasi).
- Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap barang yang sering tersentuh tangan,
misalnya: nakas disamping tempat tidur, tepi tempat tidur dengan bed rails,tiang infus,
tombol telpon, gagang pintu, permukaan meja kerja, anak kunci, dll.
Ventilasi Dan Kualitas
Rekomendasi WHO
natural ventilasi, boleh kombinasi dengan
mekanikal ventilasi (kipas angin) untuk
mengarahkan dan menolak udara yang
tercemar menuju area ruangan yang
dipasang exhaust van/jendela/lubang
angin sehingga dapat membantu
mengeluarkan udara.
2. Idealnya pengunjung tidak akan diizinkan tetapi jika ini tidak memungkinkan. batasi
jumlah pengunjung dan batasi waktu kunjungan. Edukasi penggunaan APD dan cuci
tangan
4. Tempatkan pasien pada kamar tunggal. Ruang bangsal umum berventilasi alami ini
dipertimbangkan 160 L / detik / pasien. Bila tidak tersedia kamar untuk satu orang,
tempatkan pasien-pasien dengan diagnosis yang sama di kamar yang sama. Jika hal
ini tidak mungkin dilakukan, tempatkan tempat tidur pasien terpisah jarak minimal
1 meter.
5. Jika memungkinkan, gunakan peralatan sekali pakai atau yang dikhususkan untuk pasien
tertentu (misalnya stetoskop, manset tekanan darah dan termometer). Jika peralatan
harus digunakan untuk lebih dari satu pasien, maka sebelum dan sesudah digunakan
peralatan harus dibersihkan dan disinfeksi (misal etil alkohol 70%).
10. Ketika melakukan prosedur yang berisiko terjadi percikan ke wajah dan/atau badan,
maka pemakaian APD harus ditambah dengan: masker bedah dan pelindung mata/
kacamata, atau pelindung wajah; gaun dan sarung tangan.
b.Kewaspadaan Airborne pada Prosedur yang Menimbulkan
Aerosol
Suatu prosedur/tindakan yang menimbulkan aerosol didefinisikan sebagai tindakan
medis yang dapat menghasilkan aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil
(<5 mkm)
2) Bila hasil pertama rapid test reaktif → karantina mandiri sesuai dengan protokol isolasi diri dalam
penanganan kasus COVID-19 → dilakukan pengambilan spesimen (swab nasofaring-orofaring,
sputum) untuk dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR 2 kali berturut-turut di
laboratorium yang dapat melakukan RT-PCR.
Bila OTG yang terkonfirmasi positif kemudian menunjukkan gejala selama masa karantina:
1) Gejala ringan → isolasi diri di rumah
2) Gejala sedang → isolasi di RS darurat
3) Gejala berat → isolasi di RS rujukan.