Sie sind auf Seite 1von 4

PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS

No. Dokumen : 285/SOP/II/SMC/2023


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 9 Februari 2022
Halaman : 4/4

Pengertian Adalah menciptakan tatanan kerja di setiap FKTP yang


mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan petugas
kesehatan terutama dari resiko pajanan penyakit infeksi.

Tujuan Melindungi kesehatan dan keselamatan petugas baik tenaga medis,


perawat, bidan maupun petugas penunjang sebagai orang yang
paling beresiko terpapar penyakit infeksi, karena berhadapan
langsung dengan pasien penderita penyakit menular setiap saat atau
akibat terpapar dari lingkungan fasilitas kesehatan.

Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Nomor ……

Referensi 1. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017.
2. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2020.
Prosedur 1. Prosedur Perlindungan Kesehatan:
(a) Semua petugas kesehatan menggunakan APD (sesuai
indikasi) saat memberi pelayanaan yang beresiko terjadi
paparan darah, produk darah, cairan tubuh, bahan infeksius
atau bahan berbahaya lainnya.
(b) Petugas kesehatan saat melaksanakan tugas, agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Segera melakukan kebersihan tangan saat tiba ditempat
kerja.
 Menggunakan baju kerja yang berbeda dengan baju kerja
yang dipakai dari rumah (dianjurkan baju yang dipakai
dari rumah diganti dengan baju kerja saat tiba difasilitas
kesehatan dan ditukar kembali saat pulang kerja),
terutama bagi yang bertugas diunit pelayanan yang
berhadapan langsung dengan pasien atau dengan resiko
pajanan tinggi.
 Tidak menggunakan aksesoris ditangan (cincin, gelang,
jam tangan, pewarna kuku dan lain-lain), kuku tidak
panjang saat akan melakukan tindakan medis.
(c) Dilakukan pemeriksaan berkala 1 (satu) bulan sekali

1/4
terhadap seluruh dokter dan petugas.
Pemeriksaan meliputi:
1. Pemeriksaan Dokter
a) Vital Sign
 Tinggi Badan
 Berat Badan
 Tekanan Darah
 Heart Rate
 Respiration rate
 Suhu
 IMT (Indeks Masa Tubuh)
Jika didapatkan Indeks Masa Tubuh diluar batas normal
pada petugas, terdapat indikasi medis atau riwayat
penyakit maka dokter melakukan tindak lanjut
pemeriksaan sesuai indikasi.
(d) Tersedia kebijakan penatalaksanaan akibat tusukan
jarum/benda tajam bekas pakai pasien, sebagai berikut:
 Prosedur pemeriksaan, alur penanganan pasca pajanan
dan pemberian imunisasi.
 Tersedia obat-obatan terkait penanganan pasca pajanan.
 Mekanisme pelaporan kejadian.
 Sistem pendokumentasian kejadian pasca pajanan.
(e) Prinsip Penanganan Pasca Pajanan, sebagai berikut:
 Bertindak tenang dan jangan panik
 Pembersihan area luka dilakukan dengan air mengalir
tanpa melakukan pemijatan dengan maksud
mengeluarkan darah (biarkan darah keluar secara pasif)
kemudian cuci dengan sabun dan air mengalir
(f) Percikan yang mengenai mulut, segera ludahkan dan
berkumur-kumur dengan air bersih berulang kali.
(g) Percikan yang mengenai mata, segera cuci mata dengan air
mengalir dengan posisi kepala miring kearah area mata yang
terkena percikan.
(h) Bila percikan mengenai hidung segera hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air mengalir.
(i) Laporkan pada atasan langsung untuk proses tindak lanjut
sesuai ketentuan yang berlaku
2. Tata laksana pasca pajanan, sebagai berikut:
(a) Jika tertusuk benda tajam bekas pakai maka:
 Jangan panik
 Cuci dibawah air mengalir, biarkan darah yang keluar
sebanyak-banyaknya dan jangan memijit area luka
(karena akan membuat sisa bekas tusukan semakin

2/4
masuk kedalam luka, kemudian obati luka
 Lapor pada atasan, untuk segera membuat laporan ke
Ketua/Tim PPI sebagai bahan upaya pencegahan dan
pengobatan di klinik
 Dilakukan penelusuran jarum bekas pakai pasien dengan
tujuan memastikan apakah betul bekas pakai pasien, dan
apakah pasien terpapar HIV, Hep B atau lainnya.
 Jika pasien negative maka kasus tidak dilanjutkan,
petugas diberikan konseling kesehatan
 Jika pasien positif maka dipastikan status petugas
(korban) tidak terpapar dari HIV, Hepatitis dengan
pemeriksaan laboratorium, jika negative maka petugas
diberikan konseling saja dan imunisasi sesuai kebutuhan.
 Setelah diberikan imunisasi kepada petugas dilakukan
pengawasan 3, 6, 12 bulan atau sesuai standar yang
ditetapkan.
(b) Jika terpajan cairan tubuh pasien
 Cuci atau bilas dengan air mengalir sebanyak-banyaknya.
 Jika ada luka pada area percikan maka lakukan prosedur
diatas
Diagram Alir
Tertusuk Jarum Terpajan
Terkontaminasi cairan tubuh

Cuci dengan air Pada kulit


Segera lapor keatasan
dan sabun
Cuci dengan air dan asbun

Pada Mukosa
Buat Laporan
Cuci dengan air

Treatment klinik, periksa


darah

Follow HbsAG, Anti HCV HIV psn (+) Follow


Up pasien (-) (Intervensi dokter) Up

Ulang 3, 6, 9 bln,
1 tahun

Unit Terkait Seluruh Unit di Klinik Salsabilla Medical Centre

Dokumen -
Terkait

3/4
Histori No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
Perubahan

4/4

Das könnte Ihnen auch gefallen