Sie sind auf Seite 1von 23

Modul 2 - 1

MODUL 2
ANALISA HIDROLOGI DAN HIDROLIKA UNTUK
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE

2.1 ANALISA HIDROLOGI


2.1.1. Perhitungan Debit Saluran
Untuk perhitungan air hujan yang perlu dibuang, metode yang dalam kuliah
Drainase adalah Rumus Rasional :
Q = 0,278 C i A m³/detik (2.1.1)
dimana :
Q = debit (m³/detik)
C = koefisien pengaliran
i = intensitas hujan untuk periode ulang tertentu (mm/jam)
A = area yang akan didrain (km²)

2.1.2. Koefisien Pengaliran C


Untuk menjadi limpasan, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mengalami
kehilangan air akibat :
 Intersepsi oleh daun tumbuh-tumbuhan (di daerah permukiman 0,03 cm, di
daerah hutan 0,13 cm).
 Infiltrasi pada tanah permeabel (lulus air) tergantung pada jenis tumbuhan
penutup tanah mempengaruhi harga infiltrasi. Pada tanah terbuka besarnya
kapasitas infiltrasi dapat mencapai 3 sampai 7 kali kapasitas infiltrasi pada tanah
yang tertutup rumput-rumputan.
Tabel. 2.1. Infiltrasi
Jenis Tanah Infiltrasi (cm/hari)
Permeabilitas tinggi
(tanah berpasir, struktur lepas) 1.3 – 2.5
Permeabilitas sedang (loam) 0.3 – 1.3
Permeabilitas rendah
(clay, struktur padat) 0.003 – 0.3

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 2

 Retensi pada depresi permukaan,


Hujan-hujan yang pertama turun mengisi ceruk-ceruk di permukaan tanah.
Besarnya retensi tergantung pada sifat permukaan tanah.
Jenis tumbuhan penutup tanah mempengaruhi harga infiltrasi. Pada tanah
terbuka besarnya kapasitas infiltrasi dapat mencapai 3 sampai 7 kali kapasitas
infiltrasi pada tanah yang tertutup rumput-rumputan.

Tabel 2.2 Besarnya retensi di permukaan tanah

No Sifat Permukaan Tanah Besarnya retensi (cm)


1 Hutan dengan permukaan penuh sisa daun-
daun 0.08
2 Padang rumput 0.02
3 Tanah terolah baik 0.13 – 0.30
4 Daerah permukiman dengan permukaan
impervious 0.13
5 Daerah permukiman dengan permukaan
pervious normal 0.3

Pada prakteknya kehilangan air dihitung secara total, dengan kata lain koefisien
C mencakup semua cara kehilangan air. Diasumsikan, koefisien C tidak bervariasi
dengan durasi hujan.
Koefisien C pada Tabel 2.3 dapat diaplikasikan untuk hujan dengan periode
ulang 5 – 10 tahun. Intensitas hujan tinggi menyebabkan koefisien C tinggi, sebab
infiltrasi dan kehilangan air lainnya hanya berpengaruh kecil pada limpasan. Koefisien
C untuk suatu wilayah permukiman (blok, kelompok) dimana jenis permukaannya leih
dari satu macam, diambil harga rata-ratanya dengan rumus seperti dibawah ini :

C rata-rata = (2.1.2)
dimana :

Ci = Koefisien pengaliran untuk bagian daerah


yang ditinjau dengan satu jenis permukaan
Ai = Luas bagian daerah

Tabel 2.1. menyajikan harga-harga koefisien C untuk periode ulang T :


T = 5 s/d 10 tahun

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 3

Tabel 2.3. Koefisien pengaliran C.

Komponen lahan Koefisien C ( %)


Jalan : - aspal 70 - 95
- beton 80 - 95
- bata/paving 70 - 85
Atap 75 - 95
Lahan berumput:
- tanah berpasir, - landai (2%) 5 - 10
- curam (7%) 15 - 20
- tanah berat , - landai (2%) 13 - 17
- curam (7%) 25 - 35
Untuk Amerika Utara, harga secara keseluruhan :
Koefisien pengaliran total

Lahan C (%)
Daerah perdagangan - penting, padat 70 - 95
- kurang padat 50 - 70
Area permukiman :
- perumahan tunggal 30 - 50
- perumahan kopel berjauhan 40 - 60
- perumahan kopel berdekatan 60 - 75
- perumahan pinggir kota 25 - 40
- apartemen 50 - 70
Area industri :
- ringan 50 - 80
- berat 60 - 90
Taman dan makam 10 - 25
Taman bermain 20 - 35
Lahan kosong/terlantar 10 - 30
(Dikutip dan diterjemahkan dari Design and Contruction of Sanitary and Storm Sewers)

2.1.3. Perhitungan Intensitas Hujan


A. U m u m
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut
intensitas curah hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam t jam
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Ii =

Di mana Rt = curah hujan selama t jam


Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya
curah hujan atau frekwensi kejadiannya Ada berbagai metode perhitungan intensitas

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 4

hujan untuk perencanaan drainase, namun pada pokoknya perhitungan intensitas hujan
terdiri dari :
a. Perhitungan tinggi hujan rencana
b. Perhitungan untuk mendapatkan hubungan antara intensitas hujan dan durasi
hujan.
Metode perhitungan tergantung pula pada data hujan yang tersedia. Yang
pertama, data hujan yang diukur dengan alat pencatat otomatis, sehingga kita dapat
mengetahui data hujan berjangka waktu pendek atau distribusi hujan hariannya. Yang
kedua, data hujan yang diukur dengan alat penakar hujan, dimana pengambilan data
dilakukan setiap 24 jam, sehingga yang diperoleh adalah curah hujan dalam sehari
dimana distribusi hujan diabaikan.

B. Perhitungan Tinggi Hujan Rencana


Tinggi hujan rencana atau curah hujan rencana adalah curah hujan maksimum
yang terjadi 1x dalam suatu periode ulang tertentu. Cara-cara perhitungan hujan rencana
berdasarkan data hujan harian maksimum yang dicatat selama beberapa tahun, sudah
dijelaskan pada matakuliah Hidrologi & PSA (PS 1515), diantaranya adalah metode
Gumbel, Log Pearson dsb. Besaran ini diperlukan untuk merencanakan dimensi dan
analisa kestabilan saluran dan bangunan air.
Uraian mengenai analisa hujan rencana menggunakan data hujan harian maksimum
(R24) tidak diberikan pada kuliah Drainase ini. Silahkan periksa kembali catatan kuliah
Hidrologi & PSA (PS 1515) anda.

C. Perhitungan Intensitas Hujan Untuk Suatu Data Hujan Berjangka Waktu


Pendek

Di bawah ini diberikan contoh cara menghitung intensitas hujan dari bacaan data
hujan yang diperoleh dari suatu stasiun penakar hujan otomatis.
Lihat Tabel 2.4.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 5

Tabel 2.4. Analisa durasi hujan dan intensitas hujan


Pencatatan hujan Hubungan waktu dan intensitas
hujan
Waktu Hujan Interval Hujan Durasi Total Intensitas
dari awal kumulatif waktu antara hujan hujan arithmatic
hujan interval maksimu mean
(min) (mm) (min) (mm) (min) m (mm/jam)

(mm)
1 2 3 4 5 6 7
5 8 5 8 5 14 168
10 16 5 8 10 28 168
15 22 5 6 15 40 160
20 34 5 12 20 47 141
25 41 5 7 30 65 130
30 53 5 12 45 86 115
35 67 5 14 60 97 97
40 81 5 14 80 105 79
45 86 5 5 100 112 67
50 93 5 7 120 117 59
60 97 10 4
80 105 20 8
100 112 20 7
120 117 20 5

Contoh 1.
Tabel 2.3.Di atas adalah catatan suatu kejadian hujan dari stasiun hujan X. Kolom (1)
sampai dengan (4) adalah hasil bacaan alat penakar hujan otomatis.
Keterangan :
 Kolom (1) waktu dari awal hujan  dipilih
 Kolom (2) dibaca dari pencatatan alat penakar hujan otomatis untuk waktu ybs.
 Kolom (3) interval waktu dari kolom (1)
 Kolom (4) hujan antara interval dari kolom (2), baris bawah – baris atas.
 Kolom (5) durasi hujan yang dipilih.
 Kolom (6) adalah hujan maksimum dari pencatatan, dihitung dari harga-harga
pada kolom (4) yang dipilih harga maksimumnya dari suatu harga atau
kombinasi dari harga-harga yang ada menurut periode waktunya.
- Ambil harga terbesar dari kolom (4) durasi 5 menit : terbaca 14 mm
- 2 (durasi 10 menit) harga terbesar dari 3 harga yang berurutan : 14 + 14 = 28
mm

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 6

- 3 (durasi 15 menit) harga terbesar dari 4 harga yang berurutan : 14 + 14 + 12


= 40 demikian seterusnya.
- Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam kolom (6) yang bersesuaian
durasinya.
 Kolom (7) = 60 x Kolom (6)/Kolom (5)
D. Perhitungan Intensitas Hujan Rencana Menggunakan Data Hujan Menitan.
Data yang diperlukan adalah data jumlah kejadian hujan untuk suatu
waktu/durasi tertentu selama n tahun pengamatan yang diperoleh dari hasil pencatatan
suatu stasiun hujan (otomatis). Cara ini membutuhkan perhitungan dan pekerjaan yang
banyak seperti pembacaan dan penyusunan data curah hujan untuk setiap t pada kertas-
kertas pencatat curah hujan otomatis sepanjang pengamatan yang lalu. Intensitas hujan
diperoleh seperti pada contoh 1) di atas.
Contoh 2.
Perhitungan Intensitas hujan rencana dari suatu stasiun hujan selama 45 tahun. Kejadian
hujan dituliskan dalam suatu tabel (Tabel 2.5), di mana kolom vertikal di kiri
merupakan waktu/durasi hujan (dalam menit), sedang baris teratas adalah intensitas
hujan (dalam mm/jam). Harga-harga yang tercantum adalah jumlah kejadian hujan
selama 45 tahun. Sebagai contoh Untuk durasi hujan 30 menit, jumlah kejadian hujan
yang intensitas hujannya 50 mm/jam dalam 45 tahun adalah 21 kali. Ditanyakan
intensitas hujan untuk periode ulang 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Buat juga grafik
hubungan antara durasi dan intensitas hujan untuk stasiun tersebut.

Tabel 2.5. Jumlah kejadian hujan untuk suatu harga intensitas hujan
Intensitas
mm/jam 25 35 40 45 50 65 75 100 125 150 175
Durasi (min)
5 123 47 22 14 4
10 122 78 48 15 7 4 2
15 100 83 46 21 10 3 2 1
20 98 64 44 18 13 5 2 2
30 99 72 51 30 21 8 6 3 2
40 69 50 27 14 11 5 3 1
50 52 28 17 10 8 4 3
60 41 19 14 6 4 4 2
80 18 13 4 2 1 1
100 13 4 1 1
120 8 2

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 7

Penyelesaian :
Bila pencatatan dilakukan selama 45 tahun, maka hujan maksimum periode ulang 2
tahun akan terdapat yang terjadi sebanyak 45/2 = 22,5 kali; hujan maksimum periode
ulang 5 tahun sebanyak 45/5 = 9 kali dan hujan maksimum periode ulang 10 tahun
sebayak 45/10 = 4,5 kali.
Jumlah kejadian curah hujan menitan (jangka waktu pendek) dapat dihitung dari Tabel
di atas dengan menginterpolasi jumlah kejadian yang diminta dari harga-harga yang
ada.
Untuk durasi 5 menit : intensitas hujan periode ulang 5 tahun yang jumlah kejadiannya
9, adalah : I = 150 + {(14 - 9)/10 x (175 - 150)}= 162,5 mm.
Untuk 10 menit : I = 100 + {(15 - 9)/8 x (125 - 100)}= 118,8 mm..... dst.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.di bawah ini.
Tabel 2.6. Intensitas hujan
T = 2 tahun T = 5 tahun T= 10 tahun
Durasi (min)
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)

5 124.5 162.5 173.8


10 94.3 118.8 145.8
15 65.9 103.6 119.6
20 50.8 87.5 104.2
30 45.8 63.8 87.5
40 40.3 55 66.7
50 35.5 47.5 63.1
60 25.8 43.1 48.8
80 25.8 37.2 39.7
100 27.2 34.4
120

E. Perhitungan Intensitas Hujan Rencana Menggunakan Data Hujan Berjangka


Waktu Pendek
Hubungan antara intensitas hujan dan durasi hujan dapat dihitung dengan beberapa
perumusan, antara lain adalah dengan rumus Talbot (1881), Sherman (1905), dan
Ishiguro (1953), dimana ketiganya untuk curah hujan jangka pendek. Satuan untuk
waktu t adalah menit dan mm/jam untuk I (intensitas). Rumus lainnya dikembangkan
oleh Mononobe yang menggunakan data hujan harian. Satuan waktu t dalam jam dan
mm/jam untuk I (intensitas) hujan.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 8

Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya
curah hujan atau frekwensi kejadiannya.
Waktu td yaitu lamanya hujan, diambil sama dengan waktu konsentrasi tc dari
daerah aliran (the watershed time of concentration). Waktu konsentrasi tc didefinisikan
sebagai waktu yang diperlukan oleh titik air air untuk mengalir dari tempat yang
hidrolis terjauh di daerah alirannya ke suatu titik yang ditinjau (inlet), sehingga td = tc,
dengan pengertian pada saat itu seluruh daerah aliran memberikan kontribusi aliran di
titik tersebut. Dengan demikian curah hujan rencana adalah hujan yang mempunyai
durasi sama dengan waktu konsentrasi.
Beberapa rumus intensitas curah hujan yang dihubungkan dengan hal-hal ini, telah
disusun sebagai rumus-rumus eksperimentil.
 Rumus Talbot (1881)

(2.1.3)

Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dimana tetapan-


tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang diukur.
 Rumus Sherman (1905)

(2.1.4)

Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya lebih
dari 2 jam.
 Rumus Ishiguro (1953)

(2.1.5)

Rumus Mononobe

(2.1.6)

di mana untuk rumus-rumus di atas :


I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lamanya curah hujan (menit), untuk rumus 2.1.3 s/d rumus 2.1.6. dan
jam untuk rumus 3.4d.
a, b, n, m = tetapan

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 9

R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm).

Tetapan / konstanta a, b, dan n dalam rumus-rumus di atas dihitung dengan cara


kwadrat terkecil (least square) menggunakan data curah hujan menitan (jangka waktu
pendek) yang diperoleh dari stasiun penakar otomatis, sebagai berikut :
 Rumus Talbot

dan : (2.1.7)

 Rumus Sherman

dan (2.1.8)

 Rumus Ishiguro

a=

dan (2.1.9)

b=

Perlu diadakan pemeriksaan untuk memilih rumus yang paling cocok digunakan.
Untuk masing-masing rumus dihitung intensitas hujan untuk setiap waktu t. Deviasi
antara harga-harga ini terhadap data intesitas hujan rencana Dengan menelaah deviasi
rata-rata M , dapat ditentukan bahwa untuk suatu rumus memberikan hasil
yang optimum sebagai rumus intensitas curah hujan.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 10

Contoh 3
Hasil analisa intensitas hujan rencana seperti pada contoh 2 di atas. Ambil data
intensitas hujan dengan periode ulang 5 tahun.

Tabel 2.7. Data intensitas hujan vs durasi hujan.


Lama hujan, t (menit) 5 10 15 20 30 40 50 60 80 100
Intensitas, I (mm/jam) 162.5 118.8 103.6 87.5 63.8 55 47.5 43.1 37.2 27.2

Tulis semua harga komponen dari rumus-rumus di atas dan hitung semua harga
kontanta yang tercantum untuk rumus 2.7 s/d 2.9. hasilnya dapat dilihat pada Tabel
berikut :

Tabel 2.8. Perhitungan koefisien Intensitas hujan T = 5 tahun


t I I*t I2 I2*t log t log I logt*log I (log t)2 (t)0,5 I*(t)0,5 I2*(t)0,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5 162,5 812,50 26406,25 132031,25 0,70 2,21 1,55 0,49 2,24 363,36 59046,17
10 118,8 1188,00 14113,44 141134,40 1,00 2,07 2,07 1,00 3,16 375,68 44630,62
15 103,6 1554,00 10732,96 160994,40 1,18 2,02 2,37 1,38 3,87 401,24 41568,58
20 87,5 1750,00 7656,25 153125,00 1,30 1,94 2,53 1,69 4,47 391,31 34239,79
30 63,8 1914,00 4070,44 122113,20 1,48 1,80 2,67 2,18 5,48 349,45 22294,72
40 55,0 2200,00 3025,00 121000,00 1,60 1,74 2,79 2,57 6,32 347,85 19131,78
50 47,5 2375,00 2256,25 112812,50 1,70 1,68 2,85 2,89 7,07 335,88 15954,10
60 43,1 2586,00 1857,61 111456,60 1,78 1,63 2,91 3,16 7,75 333,85 14388,99
80 37,2 2976,00 1383,84 110707,20 1,90 1,57 2,99 3,62 8,94 332,73 12377,44
100 27,2 2720,00 739,84 73984,00 2,00 1,43 2,87 4,00 10,00 272,00 7398,40
Jumla
h 746,2 20075,50 72241,88 1239358,55 14,64 18,10 25,58 22,98 59,31 3503,34 271030,57

Rumus Talbot

3173.12

15,62

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 11

Rumus Sherman

= 2.66501 → a 462

Rumus Ishiguro

307

Jadi rumus-rumusnya adalah sebagai berikut :

Talbot

Sheman

Ishiguro

Hasil perhitungan perlu dipilih mana yang sesuai dengan data yang ada.
Dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2.9 Perhitungan deviasi masing-masing rumus terhadap data
   
t I I(1) Alpha.(1) I(2) Alpha.(2) I(3) Alpha.(3)
5.0 162.5 153.9 8.6 180.7 -18.2 185.4 -22.9
10.0 118.8 123.9 -5.1 120.5 -1.7 118.9 -0.1
15.0 103.6 103.6 0.0 95.1 8.5 93.2 10.4
20.0 87.5 89.1 -1.6 80.4 7.1 78.9 8.6
30.0 63.8 69.6 -5.8 63.5 0.3 62.7 1.1
40.0 55.0 57.0 -2.0 53.7 1.3 53.5 1.5
50.0 47.5 48.4 -0.9 47.1 0.4 47.3 0.2
60.0 43.1 42.0 1.1 42.3 0.8 42.8 0.3
80.0 37.2 33.2 4.0 35.8 1.4 36.7 0.5
100.0 27.2 27.4 -0.2 31.4 -4.2 32.6 -5.4
Sigma -1.8 -4.3 -5.9
M(Alpha) -0.2 -0.4 -0.6

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 12

Dari hasil perhitungan diatas nampak bahwa rumus Talbot (1) memberikan
deviasi yang terkecil, sehingga rumus tersebut dapat dipakai dalam perencanaan
selanjutnya.

E. Perhitungan Curah Hujan Rencana dan Intensitas Hujan Rencana


Berdasarkan Curah Harian Maksimum (R24)
 Intensitas Hujan Rencana
Berikut ini disajikan metode Haspers untuk mendapatkan hubungan antara I-t
yang menggunakan hujan harian rencana R24 yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan data hujan harian.
a. Tinggi hujan antara 0-1 jam

(2.1.10)

di mana : R = hujan dengan suatu jangka waktu kurang dari 60 menit (mm)
R24 = hujan harian rencana (mm)
a,b = konstanta untuk hujan dengan waktu tertentu

Tabel 2.10. Konstanta a dan b untuk perhitungan hujan berjangka


waktu kurang dari 60 menit
t (min) a b
1 5.85 21.6
5 29.1 116
10 73.8 254
15 138 424
20 228 636
25 351 909
30 524 1272
35 774 1781
40 1159 2544
45 1811 3816
50 3131 6360
55 7119 13992
59 39083 75048

Contoh 4 : R24 = 140 mm. Berapa R30 ? I90 ?.


Untuk t = 30 menit, maka konstanta a = 524 dan b = 1272

Tinggi hujan dalam waktu 30 menit R30 =

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 13

Intensitas hujan dalam waktu 30 menit dihitung dengan Rumus 2.10.

I30 =

b. Tinggi hujan antara 1-24 jam

(2.1.11)

di mana : R dan R24 dalam mm


t dalam jam
dalam prosen

Contoh : R24 = 140 mm. Berapa harga R1 ? I1

Untuk selanjutnya untuk R24 = 140 mm dapat dibuat hubungan antara intensitas
hujan dan durasi hujan sebagai berikut :
t (menit) Intensitas hujan (mm)
5 191
10 157.3
15 137
30 103.9
50 80.9
60 72.3
90 56.5
120 46.5

2.1.4. Periode Ulang


Pada dasarnya besarnya hujan rencana dipilih berdasar pada pertimbangan nilai
urgensi dan nilai social ekonomi daerah yang diamankan.
Untuk daerah permukiman umumnya dipilih hujan rencana dengan periode ulang 5 – 15
tahun. Sedang untuk daerah pusat pemerintahan yang penting, daerah komersial dan

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 14

daerah padat dengan nilai ekonomi tinggi dapat dipertimbangkan periode ulang antara
10 –50 tahun. Perencanaan gorong-gorong jalan raya, lapangan terbang antara
3 – 15 tahun. Perencanaan pengendalian banjir yang berkaitan dengan sungai antara 25
– 50 tahun.

Tabel 2.11. Periode Ulang Hujan (PUH) untuk perencanaan saluran kota dan bangunan-
bangunannya

No Distribusi Puh (tahun)


1 Saluran Mikro Pada Daerah :
- Lahan rumah, taman, kebun, 2
kuburan, lahan tak terbangun
- Kesibukan dan perkantoran 5
- Perindustrian :
* Ringan 5
* Menengah 10
* Berat 25
* Super berat/proteksi negara 50
2 Saluran Tersier :
- Resiko kecil 2
- Resiko besar 5
3 Saluran Sekunder :
- Tanda resiko 2
- Resiko kecil 5
- Resiko besar 10
4 Saluran Primer (Induk) :
- Tanda resiko 5
- Resiko kecil 10
- Resiko besar 25
Atau :
- Luas DAS (25 A 50) Ha 5
- Luas DAS (50 A 100) Ha (5-10)
- Luas DAS (100 A 1300) Ha (10-25)
- Luas DAS (1300 A 6500) Ha (25-50)
5 Pengendali Banjir Makro 100
6 Gorong-gorong :
- Jalan raya biasa 10
- Jalan by pass 25
- Jalan ways 50
7 Saluran Tepian :
- Jalan raya biasa (5-10)
- Jalan by pass (10-25)
- Jalan ways (25-50)
Catatan : Dikategorikan sebagai resiko besar, apabila pada hujan periode ulang setingkat
di bawahnya menimbulkan genangan yang merugikan.
2.1.5. Waktu Konsentrasi (Time of Concentration, tc)
Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus di bawah ini :

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 15

tc = to + tf (2.1.12)
Dimana : to = waktu yang dibutuhkan untuk mengalir di permukaan
untuk mencapai inlet (overland flow time, inlet time)
tf = waktu yang diperlukan untuk megalir di sepanjang saluran

 Perhitungan to :
a. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya to :
- intensitas hujan
- jarak aliran
- kemiringan medan
- kapasitas infiltrasi
- adanya cerukan di atas permukaan tanah (depression storage)
b. Diusahakan agar aliran secepatnya dapat masuk ke inlet sistem pembuangan.
Untuk daerah urban normal disarankan untuk memakai to : 4 menit dan kurang
dari 5 menit untuk daerah permukiman yang luas, dimana aliran dari atap,
jalan, lapangan, jalan beraspal untuk mencapai inlet.
c. Perumusan yang umum untuk menghitung to :
* Rumus Kerby (1959)

(2.1.13)

I < 400 m
di mana : l = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)
nd = koefisien setara koefisien kekasaran
s = kemiringan medan

Tabel 2.12 Harga koefisien hambatan, nd


Jenis Permukaan nd
Permukaan impervious dan licin 0.02
Tanah padat terbuka dan licin 0.10
Permukaan sedikit berumput, tanah dengan tanaman 0.20
berjajar, tanah terbuka kekasaran sedang
Padang rumput 0.40
Lahan dengan pohon-pohon musim gugur 0.60
Lahan dengan pohon-pohon berdaun, hutan lebat, 0.80
lahan berumput tebal

Penentuan harga to dengan grafik


Ada dua grafik yang dapat dipakai untuk menentukan harga to.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 16

 Kurva pada Gambar 2.1. untuk menetapkan harga waktu yang dibutuhkan
mengalir di atas permukaan beberapa jenis lahan (t o), bila diketahui panjang
lintasan aliran dan kemiringan medan.

Contoh 5 : penggunaannya adalah sebagai berikut :


Diketahui : Panjang alur/ lintasan air di atas permukaan medan = 150 m
Jenis permukaan : rumput tebal (dense grass)
Kemiringan medan : 1%
Tentukan to.
Penyelesaian :
Jarak lintasan air 150 m = 150*3,28 = 492 ft.
Tarik garis mendatar dari Distance (jarak) 492 ft, memotong kurva untuk Dense
grass pada kemiringan 1%. Terbaca Time in minutes (waktu, to) : 41 menit.
Jadi to = 41 menit.

 Gambar 2.2 adalah hubungan antara kecepatan aliran di atas permukaan yang
ditentukan oleh kemiringan medan. Grafik ini berlaku untuk jarak lintasan air
sebesar 300 ft = 91,44 m ≈ 100 m. Untuk jarak yang lebih besar aliran sudah
terpusat. Selanjutnya to = panjang alur / kecepatan aliran

Contoh 6 :
Diketahui : Lahan di hutan dengan semak-semak lebat (kurang lebih sama
dengan Forest with heavy ground litter and hay meadow). Kemiringan medan
3%. Jarak lintasan airnya 150 m.
Tentukan to.
Penyelesaian : Baca kemiringan medan (Slope) : 3%. Tarik garis mendatar
memotong kurva Forest with heavy ground litter and hay meadow). Kemudian
dari perpotongan itu tarik garis vertikal ke bawah, dan terbaca di absisnya :
kecepatan limpasan air (velocity) = 0,42 ft/s = 0,42*0,3048 = 0,13 m/dt.→
Maka to = 150/0,13 = 1154 detik = 19,2 menit.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 17

Gambar 2.1. Harga to

Gambar 2.2. Harga Vo

 Perhitungan tf :

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 18

(2.1.14)

 Perhitungan tc secara langsung :


Rumus Kirpich (untuk luas lahan < 200 ha. di daerah pertanian atau pedesaan)

(jam) (2.1.15)

di mana : l = panjang catchment menurut alur sungai terpanjang


s = kemiringan medan = H/l, dimana H adalah beda elevasi antara
titik terjauh dengan outlet.

Beberapa Contoh Penentuan tc


Untuk memperjelas cara perhitungan, lihat contoh-contoh berikut ini.
1) Suatu sub catchment area seperti pada gambar berikut. Garis lengkung putus-
putus menggambarkan batas sub DAS, panah menunjukkan arah aliran
dipermukaan lahan, sedang garis lengkung sejajar menggambarkan saluran.
Hitung waktu konsentrasi di outlet.

1
toA
toC C
A 1
tf1-2
toE
2

toB B E

toD 3
D

Penyelesaian :
Data sebagai berikut :

Lahan Panjang alur Kemiringan Koef. Hamb


(m) n
A L1 i1 n1
B L2 i2 n2
C L3 i3 n3
D L4 i4 n4
E L5 i5 n5

Perhitungan waktu konsentrasi :


to ditentukan menggunakan grafik atau menggunakan rumus Kerby.

Titik kontrol Lahan to tf tc tcmaks


1 A toA -- toA

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 19

2 B toB tf1-2 t0B + tf1-2


C toC tf1-2 t0c + tf1-2 tc2maks *)
A tcAmaks tf1-2 tc1maks + tf1-2
3 D toD tf2-3 t0D + tf2-3
E toE tf2-3 t0E + tf2-3 tc3maks *)
A,B,C tc2maks tf2-3 tc2maks + tf2-3
Catatan : *) dipilih tc maksimum dari perhitungan di titik ybs.

2) Suatu lahan dengan penutup permukaan berbeda, luas masing-masing A1 dan


A2. Panjang alur aliran l1 dan l2, kemiringan medan masing-masing s1 dan s2,
koefisien hambatan n1 dan n2. Aliran lurus menuju saluran 1-2. Waktu untuk
mengalir di aluran 1-2 adalah tf1-2. Hitung waktu konsentrasi di titik 2.

2
2 t01 t02

Saluran
terbuka
A1, C1 A2, C2
to1 to2 tf
l1, n1, S1

l2, n2, S2

tc2 = (t01 + t02) + t f1-2

Saluran
1
Penyelesaian :
Di atas lahan limpasan hujan mengalir di atas permukaan yang berbeda,
sehingga waktu yang dibutuhkan perlu dihitung masing-masing. Harga to untuk
masing-masing dapat dihitung dengan rumus Kerby atau grafik.
to1 dan to2 masing-masing adalah waktu pengaliran di atas lahan A1 dan A2,
sehingga waktu untuk mencapai saluran adalah to = to1 + to2.
Selanjutnya tc dapat dihitung : tc = to + tf1-2

3) Lihatlah 2 lahan di kiri dan kanan saluran. Permukaan lahan kiri terdiri dari 2
macam penutup : Luas lahan A1, panjang alur aliran l1 kemiringan medan s1,

luas lahan A2, panjang alur aliran l2 kemiringan medan s2. , Permukaan lahan
kanan luas lahan A3, panjang alur aliran l3 kemiringan medan s3.
Hitung waktu konsentrasi di titik 2.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 20

3 to2 A2, C2

to3 A3, C3
1 2
tf1-2
to1
A1, C1

Penyelesaian :
Dari lahan kanan : tokanan = to1
tc = tokanan + tf1-2
Dari lahan kiri : tokiri = to2 + to3
tc = tokiri + tf1-2  Pilih harga tc terbesar.

4) Tiga lahan A1, A2, dan A3. Arah aliran di atas lahan ditunjukkan dengan panah.
Aliran dari lahan A1 masuk kesaluran 0-1 melalui inlet 0, dari lahan A2 masuk
saluran 1-2 melalui inlet 1, dan dari lahan A3 masuk saluran 2-3 melalui inlet 2.
Saluran 0-1, 1-2 dan 2,3 adalah saluran tertutup.
Hitung waktu konsentrasi di titik 3.

A1, C1 A2, C2 A3, C3

0 1 2
3

Penyelesaian :
Di titik 0 : tc0 = toA1 = tc0max
Di titik 1 : tc1 = tc0max + tf0-1
tc1 = toA2 (kiri inlet)
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 21

Pilih yang terbesar → tc1max


Di titik 2 : tc2 = toA3
tc2 = tc1max + tf1-2
Pilih yang terbesar → tc2max
Di titik 3 : tc3 = tc2 max + tf2-3
PERHATIKAN SOAL NO 4 :
o Contoh saluran 0-1, Lahan (2) tidak masuk saluran tersebut, jadi tidak
diikutkan dalam perhitungan debit saluran 0-1.
o Di pipa 1-2 tepat di kiri manhole 1, ada tambahan aliran dari lahan (2),
berarti dalam pipa 1-2 mengalir air dari lahan (1) dan (2).

2.1.6. Perhitungan debit sungai


Untuk menghitung debit suatu sungai yang melalui daerah perkotaan /
permukiman, dapat digunakan berbagai metode perhitungan. Diantaranya metode :
 Gabungan Rasional-Weduwen untuk luas daerah aliran ≥ 100 km2
 Weduwen untuk luas daerah aliran < 100 km2
 Rasional untuk luas daerah aliran < 1 km2
Dalam materi kuliah Drainase digunakan rumus Bayern untuk mengestimasi waktu
konsentrasi aliran dari suatu daerah aliran sebagai berikut :

km/jam (2.1.16)

di mana : W = kecepatan aliran


H = beda tinggi/elevasi antara titik terjauh di daerah pengaliran
dengan titik yang ditinjau (m)
L = panjang sungai

km/jam

Contoh :
Suatu sungai melalui kota. Jarak dari titik terjauh sampai dengan titik X di kota : L = 15
km, sedang beda tinggi antara hulu dan hilir H = 10 m Luas daerah aliran sungai

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 22

terhadap titik X = 60 km2. Koefisien C rata-rata = 0,55. Hujan rencana R24 = 120 mm.
Hitung debit sungai di titik X.
Penyelesaian :

km/jam

jam

mm/jam

m3/dt

2.1.7. Rangkuman
1. Data untuk perhitungan intensitas hujan ada 2 macam, yaitu a) data hujan harian
(dari pencatatan manual) dan b) data hujan menitan (dari pencatatan otomatis).
2. Intensitas hujan dengan data a) dapat dihitung dengan rumus Mononobe dengan t c
dalam jam, sedang rumus Talbot, Sherman, Ishiguro untuk data b) dengan t c dalam
menit. Ingat !!!
3. Untuk menghitung tc, bayangkan jalannya titik air dari lahan-lahan (bila ada lebih
dari satu lahan) menuju saluran, kemudian bergerak/mengalir di sepanjang saluran
menuju titik kontrol. Dari beberapa kemungkinan harga tc = to + tf , pilih harga tc
terbesar/ maksimum. Ingat!!!
4. Rumus 2.1.15 (Kirpich) sesuai untuk menghitung tc lahan dengan penutup yang
homogen. Dalam rumus tsb. l adalah panjang alur atau saluran di area itu yang
dilalui titik air menuju titik kontrol.
5. Saluran terbuka menerima air dari lahan kiri kanannya sepanjang saluran.
Saluran tertutup meneruskan aliran air melalui inlet.
6. Debit dihitung dengan rumus rasional. Ingat satuan : Q (m3/dt), I (mm/jam), A
(km2). 1/3,6 adalah konversi untuk I : mm/jam  m/dt, A : km2  m2.
7. Cgabungan dihitung untuk limpasan dari beberapa lahan yang masuk ke saluran yang
sama.
8. Debit rencana untuk saluran terbuka a-b pilih di hilir, Qb.

Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 23

Untuk saluran tertutup antara titik a dan b, pilih debit rencana yang terbesar untuk
desain diameter pipa.
9. Hitung Cgabungan (beberapa lahan) untuk suatu titik kontrol yang ditinjau.
10. Untuk basin drainage bisa dipakai rumus Bayern atau perhitungan hidrograf (ada
macam-macam metode).

2.1.8. Daftar Pustaka


 Geyer, John C., Okun, Daniel A, Water and Wastewater Engineering,
Volume 1, John Wiley and Sons, Inc, New York, 1966.
 Hardjosuprapto, Masduki Moh., Drainase Perkotaan, DPU Kanwil Propinsi
Jawa Barat, Proyek Peningkatan Prasarana Permukiman Jawa Barat, 1999.

2.1.9. Soal latihan


Soal seperti contoh perhitungan tc pada kasus No 3. Data :
Lahan Luas (km2) C L (m) nd S (%)
A1 0,040 0,5 100 0,2 0,5
A2 0,030 0,3 120 0,4 0,4
A3 0,.050 0,5 200 0,1 0,6
Ls = 400 m, kecepatan rata-rata = 0,5 m/dt, hujan rencana R 24 = 80 mm. Hitung debit
saluran.
Jawaban :
to maksimum = 30,78 menit. = 0,51 jam, I = 43,3 mm/jam, Q = 0,649 m3/dt.

Drainase PS 1379~2006

Das könnte Ihnen auch gefallen