Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MODUL 2
ANALISA HIDROLOGI DAN HIDROLIKA UNTUK
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 2
Pada prakteknya kehilangan air dihitung secara total, dengan kata lain koefisien
C mencakup semua cara kehilangan air. Diasumsikan, koefisien C tidak bervariasi
dengan durasi hujan.
Koefisien C pada Tabel 2.3 dapat diaplikasikan untuk hujan dengan periode
ulang 5 – 10 tahun. Intensitas hujan tinggi menyebabkan koefisien C tinggi, sebab
infiltrasi dan kehilangan air lainnya hanya berpengaruh kecil pada limpasan. Koefisien
C untuk suatu wilayah permukiman (blok, kelompok) dimana jenis permukaannya leih
dari satu macam, diambil harga rata-ratanya dengan rumus seperti dibawah ini :
C rata-rata = (2.1.2)
dimana :
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 3
Lahan C (%)
Daerah perdagangan - penting, padat 70 - 95
- kurang padat 50 - 70
Area permukiman :
- perumahan tunggal 30 - 50
- perumahan kopel berjauhan 40 - 60
- perumahan kopel berdekatan 60 - 75
- perumahan pinggir kota 25 - 40
- apartemen 50 - 70
Area industri :
- ringan 50 - 80
- berat 60 - 90
Taman dan makam 10 - 25
Taman bermain 20 - 35
Lahan kosong/terlantar 10 - 30
(Dikutip dan diterjemahkan dari Design and Contruction of Sanitary and Storm Sewers)
Ii =
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 4
hujan untuk perencanaan drainase, namun pada pokoknya perhitungan intensitas hujan
terdiri dari :
a. Perhitungan tinggi hujan rencana
b. Perhitungan untuk mendapatkan hubungan antara intensitas hujan dan durasi
hujan.
Metode perhitungan tergantung pula pada data hujan yang tersedia. Yang
pertama, data hujan yang diukur dengan alat pencatat otomatis, sehingga kita dapat
mengetahui data hujan berjangka waktu pendek atau distribusi hujan hariannya. Yang
kedua, data hujan yang diukur dengan alat penakar hujan, dimana pengambilan data
dilakukan setiap 24 jam, sehingga yang diperoleh adalah curah hujan dalam sehari
dimana distribusi hujan diabaikan.
Di bawah ini diberikan contoh cara menghitung intensitas hujan dari bacaan data
hujan yang diperoleh dari suatu stasiun penakar hujan otomatis.
Lihat Tabel 2.4.
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 5
(mm)
1 2 3 4 5 6 7
5 8 5 8 5 14 168
10 16 5 8 10 28 168
15 22 5 6 15 40 160
20 34 5 12 20 47 141
25 41 5 7 30 65 130
30 53 5 12 45 86 115
35 67 5 14 60 97 97
40 81 5 14 80 105 79
45 86 5 5 100 112 67
50 93 5 7 120 117 59
60 97 10 4
80 105 20 8
100 112 20 7
120 117 20 5
Contoh 1.
Tabel 2.3.Di atas adalah catatan suatu kejadian hujan dari stasiun hujan X. Kolom (1)
sampai dengan (4) adalah hasil bacaan alat penakar hujan otomatis.
Keterangan :
Kolom (1) waktu dari awal hujan dipilih
Kolom (2) dibaca dari pencatatan alat penakar hujan otomatis untuk waktu ybs.
Kolom (3) interval waktu dari kolom (1)
Kolom (4) hujan antara interval dari kolom (2), baris bawah – baris atas.
Kolom (5) durasi hujan yang dipilih.
Kolom (6) adalah hujan maksimum dari pencatatan, dihitung dari harga-harga
pada kolom (4) yang dipilih harga maksimumnya dari suatu harga atau
kombinasi dari harga-harga yang ada menurut periode waktunya.
- Ambil harga terbesar dari kolom (4) durasi 5 menit : terbaca 14 mm
- 2 (durasi 10 menit) harga terbesar dari 3 harga yang berurutan : 14 + 14 = 28
mm
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 6
Tabel 2.5. Jumlah kejadian hujan untuk suatu harga intensitas hujan
Intensitas
mm/jam 25 35 40 45 50 65 75 100 125 150 175
Durasi (min)
5 123 47 22 14 4
10 122 78 48 15 7 4 2
15 100 83 46 21 10 3 2 1
20 98 64 44 18 13 5 2 2
30 99 72 51 30 21 8 6 3 2
40 69 50 27 14 11 5 3 1
50 52 28 17 10 8 4 3
60 41 19 14 6 4 4 2
80 18 13 4 2 1 1
100 13 4 1 1
120 8 2
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 7
Penyelesaian :
Bila pencatatan dilakukan selama 45 tahun, maka hujan maksimum periode ulang 2
tahun akan terdapat yang terjadi sebanyak 45/2 = 22,5 kali; hujan maksimum periode
ulang 5 tahun sebanyak 45/5 = 9 kali dan hujan maksimum periode ulang 10 tahun
sebayak 45/10 = 4,5 kali.
Jumlah kejadian curah hujan menitan (jangka waktu pendek) dapat dihitung dari Tabel
di atas dengan menginterpolasi jumlah kejadian yang diminta dari harga-harga yang
ada.
Untuk durasi 5 menit : intensitas hujan periode ulang 5 tahun yang jumlah kejadiannya
9, adalah : I = 150 + {(14 - 9)/10 x (175 - 150)}= 162,5 mm.
Untuk 10 menit : I = 100 + {(15 - 9)/8 x (125 - 100)}= 118,8 mm..... dst.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.di bawah ini.
Tabel 2.6. Intensitas hujan
T = 2 tahun T = 5 tahun T= 10 tahun
Durasi (min)
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 8
Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya
curah hujan atau frekwensi kejadiannya.
Waktu td yaitu lamanya hujan, diambil sama dengan waktu konsentrasi tc dari
daerah aliran (the watershed time of concentration). Waktu konsentrasi tc didefinisikan
sebagai waktu yang diperlukan oleh titik air air untuk mengalir dari tempat yang
hidrolis terjauh di daerah alirannya ke suatu titik yang ditinjau (inlet), sehingga td = tc,
dengan pengertian pada saat itu seluruh daerah aliran memberikan kontribusi aliran di
titik tersebut. Dengan demikian curah hujan rencana adalah hujan yang mempunyai
durasi sama dengan waktu konsentrasi.
Beberapa rumus intensitas curah hujan yang dihubungkan dengan hal-hal ini, telah
disusun sebagai rumus-rumus eksperimentil.
Rumus Talbot (1881)
(2.1.3)
(2.1.4)
Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya lebih
dari 2 jam.
Rumus Ishiguro (1953)
(2.1.5)
Rumus Mononobe
(2.1.6)
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 9
dan : (2.1.7)
Rumus Sherman
dan (2.1.8)
Rumus Ishiguro
a=
dan (2.1.9)
b=
Perlu diadakan pemeriksaan untuk memilih rumus yang paling cocok digunakan.
Untuk masing-masing rumus dihitung intensitas hujan untuk setiap waktu t. Deviasi
antara harga-harga ini terhadap data intesitas hujan rencana Dengan menelaah deviasi
rata-rata M , dapat ditentukan bahwa untuk suatu rumus memberikan hasil
yang optimum sebagai rumus intensitas curah hujan.
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 10
Contoh 3
Hasil analisa intensitas hujan rencana seperti pada contoh 2 di atas. Ambil data
intensitas hujan dengan periode ulang 5 tahun.
Tulis semua harga komponen dari rumus-rumus di atas dan hitung semua harga
kontanta yang tercantum untuk rumus 2.7 s/d 2.9. hasilnya dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Rumus Talbot
3173.12
15,62
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 11
Rumus Sherman
= 2.66501 → a 462
Rumus Ishiguro
307
Talbot
Sheman
Ishiguro
Hasil perhitungan perlu dipilih mana yang sesuai dengan data yang ada.
Dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2.9 Perhitungan deviasi masing-masing rumus terhadap data
t I I(1) Alpha.(1) I(2) Alpha.(2) I(3) Alpha.(3)
5.0 162.5 153.9 8.6 180.7 -18.2 185.4 -22.9
10.0 118.8 123.9 -5.1 120.5 -1.7 118.9 -0.1
15.0 103.6 103.6 0.0 95.1 8.5 93.2 10.4
20.0 87.5 89.1 -1.6 80.4 7.1 78.9 8.6
30.0 63.8 69.6 -5.8 63.5 0.3 62.7 1.1
40.0 55.0 57.0 -2.0 53.7 1.3 53.5 1.5
50.0 47.5 48.4 -0.9 47.1 0.4 47.3 0.2
60.0 43.1 42.0 1.1 42.3 0.8 42.8 0.3
80.0 37.2 33.2 4.0 35.8 1.4 36.7 0.5
100.0 27.2 27.4 -0.2 31.4 -4.2 32.6 -5.4
Sigma -1.8 -4.3 -5.9
M(Alpha) -0.2 -0.4 -0.6
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 12
Dari hasil perhitungan diatas nampak bahwa rumus Talbot (1) memberikan
deviasi yang terkecil, sehingga rumus tersebut dapat dipakai dalam perencanaan
selanjutnya.
(2.1.10)
di mana : R = hujan dengan suatu jangka waktu kurang dari 60 menit (mm)
R24 = hujan harian rencana (mm)
a,b = konstanta untuk hujan dengan waktu tertentu
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 13
I30 =
(2.1.11)
Untuk selanjutnya untuk R24 = 140 mm dapat dibuat hubungan antara intensitas
hujan dan durasi hujan sebagai berikut :
t (menit) Intensitas hujan (mm)
5 191
10 157.3
15 137
30 103.9
50 80.9
60 72.3
90 56.5
120 46.5
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 14
daerah padat dengan nilai ekonomi tinggi dapat dipertimbangkan periode ulang antara
10 –50 tahun. Perencanaan gorong-gorong jalan raya, lapangan terbang antara
3 – 15 tahun. Perencanaan pengendalian banjir yang berkaitan dengan sungai antara 25
– 50 tahun.
Tabel 2.11. Periode Ulang Hujan (PUH) untuk perencanaan saluran kota dan bangunan-
bangunannya
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 15
tc = to + tf (2.1.12)
Dimana : to = waktu yang dibutuhkan untuk mengalir di permukaan
untuk mencapai inlet (overland flow time, inlet time)
tf = waktu yang diperlukan untuk megalir di sepanjang saluran
Perhitungan to :
a. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya to :
- intensitas hujan
- jarak aliran
- kemiringan medan
- kapasitas infiltrasi
- adanya cerukan di atas permukaan tanah (depression storage)
b. Diusahakan agar aliran secepatnya dapat masuk ke inlet sistem pembuangan.
Untuk daerah urban normal disarankan untuk memakai to : 4 menit dan kurang
dari 5 menit untuk daerah permukiman yang luas, dimana aliran dari atap,
jalan, lapangan, jalan beraspal untuk mencapai inlet.
c. Perumusan yang umum untuk menghitung to :
* Rumus Kerby (1959)
(2.1.13)
I < 400 m
di mana : l = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)
nd = koefisien setara koefisien kekasaran
s = kemiringan medan
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 16
Kurva pada Gambar 2.1. untuk menetapkan harga waktu yang dibutuhkan
mengalir di atas permukaan beberapa jenis lahan (t o), bila diketahui panjang
lintasan aliran dan kemiringan medan.
Gambar 2.2 adalah hubungan antara kecepatan aliran di atas permukaan yang
ditentukan oleh kemiringan medan. Grafik ini berlaku untuk jarak lintasan air
sebesar 300 ft = 91,44 m ≈ 100 m. Untuk jarak yang lebih besar aliran sudah
terpusat. Selanjutnya to = panjang alur / kecepatan aliran
Contoh 6 :
Diketahui : Lahan di hutan dengan semak-semak lebat (kurang lebih sama
dengan Forest with heavy ground litter and hay meadow). Kemiringan medan
3%. Jarak lintasan airnya 150 m.
Tentukan to.
Penyelesaian : Baca kemiringan medan (Slope) : 3%. Tarik garis mendatar
memotong kurva Forest with heavy ground litter and hay meadow). Kemudian
dari perpotongan itu tarik garis vertikal ke bawah, dan terbaca di absisnya :
kecepatan limpasan air (velocity) = 0,42 ft/s = 0,42*0,3048 = 0,13 m/dt.→
Maka to = 150/0,13 = 1154 detik = 19,2 menit.
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 17
Perhitungan tf :
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 18
(2.1.14)
(jam) (2.1.15)
1
toA
toC C
A 1
tf1-2
toE
2
toB B E
toD 3
D
Penyelesaian :
Data sebagai berikut :
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 19
2
2 t01 t02
Saluran
terbuka
A1, C1 A2, C2
to1 to2 tf
l1, n1, S1
l2, n2, S2
Saluran
1
Penyelesaian :
Di atas lahan limpasan hujan mengalir di atas permukaan yang berbeda,
sehingga waktu yang dibutuhkan perlu dihitung masing-masing. Harga to untuk
masing-masing dapat dihitung dengan rumus Kerby atau grafik.
to1 dan to2 masing-masing adalah waktu pengaliran di atas lahan A1 dan A2,
sehingga waktu untuk mencapai saluran adalah to = to1 + to2.
Selanjutnya tc dapat dihitung : tc = to + tf1-2
3) Lihatlah 2 lahan di kiri dan kanan saluran. Permukaan lahan kiri terdiri dari 2
macam penutup : Luas lahan A1, panjang alur aliran l1 kemiringan medan s1,
luas lahan A2, panjang alur aliran l2 kemiringan medan s2. , Permukaan lahan
kanan luas lahan A3, panjang alur aliran l3 kemiringan medan s3.
Hitung waktu konsentrasi di titik 2.
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 20
3 to2 A2, C2
to3 A3, C3
1 2
tf1-2
to1
A1, C1
Penyelesaian :
Dari lahan kanan : tokanan = to1
tc = tokanan + tf1-2
Dari lahan kiri : tokiri = to2 + to3
tc = tokiri + tf1-2 Pilih harga tc terbesar.
4) Tiga lahan A1, A2, dan A3. Arah aliran di atas lahan ditunjukkan dengan panah.
Aliran dari lahan A1 masuk kesaluran 0-1 melalui inlet 0, dari lahan A2 masuk
saluran 1-2 melalui inlet 1, dan dari lahan A3 masuk saluran 2-3 melalui inlet 2.
Saluran 0-1, 1-2 dan 2,3 adalah saluran tertutup.
Hitung waktu konsentrasi di titik 3.
0 1 2
3
Penyelesaian :
Di titik 0 : tc0 = toA1 = tc0max
Di titik 1 : tc1 = tc0max + tf0-1
tc1 = toA2 (kiri inlet)
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 21
km/jam (2.1.16)
km/jam
Contoh :
Suatu sungai melalui kota. Jarak dari titik terjauh sampai dengan titik X di kota : L = 15
km, sedang beda tinggi antara hulu dan hilir H = 10 m Luas daerah aliran sungai
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 22
terhadap titik X = 60 km2. Koefisien C rata-rata = 0,55. Hujan rencana R24 = 120 mm.
Hitung debit sungai di titik X.
Penyelesaian :
km/jam
jam
mm/jam
m3/dt
2.1.7. Rangkuman
1. Data untuk perhitungan intensitas hujan ada 2 macam, yaitu a) data hujan harian
(dari pencatatan manual) dan b) data hujan menitan (dari pencatatan otomatis).
2. Intensitas hujan dengan data a) dapat dihitung dengan rumus Mononobe dengan t c
dalam jam, sedang rumus Talbot, Sherman, Ishiguro untuk data b) dengan t c dalam
menit. Ingat !!!
3. Untuk menghitung tc, bayangkan jalannya titik air dari lahan-lahan (bila ada lebih
dari satu lahan) menuju saluran, kemudian bergerak/mengalir di sepanjang saluran
menuju titik kontrol. Dari beberapa kemungkinan harga tc = to + tf , pilih harga tc
terbesar/ maksimum. Ingat!!!
4. Rumus 2.1.15 (Kirpich) sesuai untuk menghitung tc lahan dengan penutup yang
homogen. Dalam rumus tsb. l adalah panjang alur atau saluran di area itu yang
dilalui titik air menuju titik kontrol.
5. Saluran terbuka menerima air dari lahan kiri kanannya sepanjang saluran.
Saluran tertutup meneruskan aliran air melalui inlet.
6. Debit dihitung dengan rumus rasional. Ingat satuan : Q (m3/dt), I (mm/jam), A
(km2). 1/3,6 adalah konversi untuk I : mm/jam m/dt, A : km2 m2.
7. Cgabungan dihitung untuk limpasan dari beberapa lahan yang masuk ke saluran yang
sama.
8. Debit rencana untuk saluran terbuka a-b pilih di hilir, Qb.
Drainase PS 1379~2006
Modul 2 - 23
Untuk saluran tertutup antara titik a dan b, pilih debit rencana yang terbesar untuk
desain diameter pipa.
9. Hitung Cgabungan (beberapa lahan) untuk suatu titik kontrol yang ditinjau.
10. Untuk basin drainage bisa dipakai rumus Bayern atau perhitungan hidrograf (ada
macam-macam metode).
Drainase PS 1379~2006