Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2015
BAB I
PENGENALAN DIPS
DIPS versi 5.0 berbasis windows sehingga struktur data terdiri dari satu file yaitu DIPS File
(*.dips).
1
Laboratorium Geokomputasi
2015
2
Laboratorium Geokomputasi
2015
3
Laboratorium Geokomputasi
2015
4
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Atur lembar kerja terlebih dahulu pada Setup –Job Control. Ubah Global Orientation
Formatnya.
3. Setelah itu copy data Shear Fracture dan Gash Fracture dari data Excel ke lembar kerja
DIPS.
5
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Buat kontur dari kedudukan Shear Fracture dan Gash Fracture pada stereonet dengan
menggunakan icon (Countour plot) dan plotkan kedudukan Shear fracture dan
Gash Fracture dengan menggunakan icon (Add Plane). Plotkan pada masing-
masing Pole yang mempunyai nilai tertinggi.
5. Buat bidang bantu dengan menggunakan icon (Add Planes) dari perpotongan
antara Shear Fracture dan Gash Fracture.
Setelah mengeplotkan garis bidang bantu, mencari arah umum breksiasi bias didapatkan dari
6
Laboratorium Geokomputasi
2015
7
Laboratorium Geokomputasi
2015
c. Mencopy data breksiasi dari data Excel ke lembar kerja DIPS, dan mengisikan nilai
Plunge 0.
8
Laboratorium Geokomputasi
2015
d. Klik pada icon (Chart Data) dan ubah ID ke Trend lalu OK.
Setelah dianalisa arah umum breksiasi menggunakan Diagram Chart, didapatkan arah
umum breksiasinya adalah N 342°E. Lalu kita kembali ke stereonet awal dan
mengeplotkan Breksiasi dengan mengepaskan pada garis bidang bantu.
6. Mengeplotkan bidang sesar dengan mengikuti bidang bantu dan cari sampai nilainya N
342°E.
9
Laboratorium Geokomputasi
2015
7. Mencari arah pergerakan dari permodelan yang ada pada stereonet dengan melihat dari
hubungan sudut yang dibentuk oleh Shear Fracture dan Bidang Sesar dan Gash Fracture
dan bidang Sesar.
a. Bidang Sesar dengan Shear Fracture jika sudutnya antara 15°-45° (susut lancip),
maka arah pergerakannya bergerak kearah sudut tumpul.
b. Bidang Sesar dengan Gash Fracture jika sudutnya antara 45°-75° (sudutnya
tumpul), maka arah pergerakannya kearah sudut lancip.
8. Mengeplotkan Net Slip. Netslip didapatkan dari perpotongan antar bidang sesar dengan
bidang bantu.
10
Laboratorium Geokomputasi
2015
9. Membaca Rake pada perpotongan sudut terkecil yang dibentuk oleh Netslip dan Bidang
Sesar.
a. Buka lembar kerja DIPS baru
b. Lalu klik contour Plot dan plotkkan Bidang Sesar dan Netslip
c. Bawa kedudukan strike Bidang Sesar kearah 0° dan dip tetap dengan menggunakan
Add Plane (N 0°E / 52°)
11
Laboratorium Geokomputasi
2015
d. Kemudian plotkan Netslip lalu diback azimuthkan dan dikurangi arah dari bidang
sesar dan mengikuti pergerakan bidang sesar yang kedudukannya sudah dibawa ke
0°
12
Laboratorium Geokomputasi
2015
10. Memberikan arah tegasan pada stereonet. Tegasan ada tiga macam :
- Tegasan yang memiliki gaya yang maksimal (t1)
- Tegasan yang menjadi penahan antar gaya (t2)
- Tegasan yang memiliki gaya minimal (t3)
Dan setiap tegasan tersebut memiliki turunan gaya yaitu t1’, t2’, t3’
13
Laboratorium Geokomputasi
2015
11. Mencari nilai t1, t1’, t3, t3’, dan t2, t2’. Klik Tools dan pilih Add Pitch Grid. Kemudian
akan mucul garis seperti pada gambar di bawah ini :
a. Plotkan t1’ dengan menggunakan icon (Draw Lines). t1’ adalah perpotongan
antara GF dan Bidang bantu
14
Laboratorium Geokomputasi
2015
b. t2/t2’ adalah perpotongan antara SF dan GF. Klik menggunakan icon (Draw
Lines).
12. Buat t3’ dengan menggunakan icon (Draw Lines). t3’ adalah 90° dari arah t1’
13. Buat t1 dengan menggunakan icon (Draw Lines). t1 didapatkan 60° kearah yang
memungkinkan dari t3’
15
Laboratorium Geokomputasi
2015
14. Buat t3 dengan menggunakan icon (Draw Lines). t3 didapatkan 90° kearah yang
memungkinkan dari t1.
Untuk menyederhanakan stereonet, lines dapat dihapus dengan cara klik Tools-Delete-Add
Lines dan delete Pitch Grid.
16
Laboratorium Geokomputasi
2015
15. Penamaan sesar, karena dilihat dari analisa pergerakannya relative kekanan, maka
dimasukkan ke penamaan menurut Rickard (1972) ke Right Slip. Kemudian masukkan
nilai rake dan dipnya dan kemudian didapatkan nama sesarnya.
Gambar 7.18
17
Laboratorium Geokomputasi
2015
δ1 39° / N 294°E
δ1' 29° / N 318°E
δ2 39° / N 276°E
δ2' 39° / N 276°E
δ3 06° / N 204°E
δ3' 23° / N 234°E
Dari model analisa sesar dari software dips di atas didapatkan Nama sesar yaitu Normal
Left Slip Fault (Rickard, 1972).
18
Laboratorium Geokomputasi
2015
BAB II
ROCKWORK
19
Laboratorium Geokomputasi
2015
Menu Utilities memiliki tampilan seperti Ms. Excel yang dimana digunakan untuk
memasukkan data seperti data litologi, struktur, stratigrafi, dsb yang kemudian dapat digunakan
untuk membuat berbagai jenis peta, grafik, maupun diagram. Rockwork Utilities lebih
digunakan untuk kegiatan analisis (analisis statistikal).
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jedela baru, terlihat preview dari log tersebut. Pilih titik bor yang akan
ditampilkan pada “Current Borehole Name”. Pada area “Visible Items” pilih data apa saja
yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth (Kedalaman), Litologi, Stratigrafi, Well
Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture, dsb. Kemudian pilih “Process”.
21
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Kemudian akan muncul tab baru gambaran 2D dari data log. Untuk memunculkan
legenda, klik ikon ( ) kemudian pilih legenda yang akan ditampilkan. Pilih File →
Save As untuk menyimpan.
o Single Log 3D
1. Kembali ke menu Borehole Data Manager. Kemudian pada menu bar pilih Striplogs → 3
– Dimensional → Single Log.
22
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, terlihat preview dari log tersebut. Sama seperti sebelumnya,
pilih titik bor yang akan ditampilkan pada “Current Borehole Name”. Centang pada pilihan
“Include Legend” jika ingin menampilkan legenda pada permodelan. Pada area “Visible
Items” pilih data apa saja yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth (Kedalaman),
Litologi, Stratigrafi, Well Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture, dsb. Kemudian pilih
“Process”.
3. Akan muncul tab baru permodelan 3D dari data log yang telah dipilih sebelumnya. Pilih
File → Save As untuk menyimpan.
23
Laboratorium Geokomputasi
2015
o Multi Log 3D
1. Pilih titik bor mana saja yang akan ditampilkan pada menu Borehole Data Manager
(Contoh DH-1 sampai DH-15). Pilih pada kotak disebelah nama titik bor, bila tidak
ingin memilih titik bor uncheck kotak disebelah nama titik bor. Kemudian pada menu
bar pilih Striplogs → 3 – Dimensional → Multiple Logs.
2. Setelah muncul jendela baru, terlihat preview dari log tersebut. Centang pada pilihan
“Include Legend” jika ingin menampilkan legenda pada permodelan. Pada area “Visible
Items” pilih data apa saja yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth
(Kedalaman), Litologi, Stratigrafi, Well Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture,
dsb. Kemudian pilih “Process”.
24
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Kemudian akan muncul tab baru gambaran permodelan 3D dari data log yang telah
dipilih sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan.
25
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create New
Model” kemudian langsung saja klik Process. Akan muncul tab baru yang merupakan
tampilan permodelan lapisan litologi secara 3D.
26
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create
New Model” kemudian pilih tab “Profile Selection Map”, akan terlihat persebaran titik
bor yang telah dipilih sebelumnya. Bila ada garis ungu, ini merupakan garis sayatan
yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin merubahnya, pilih 2 titik (titik awal dan titik
akhir) pada daerah yang akan diamati kemudian pilih Process.
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile dari garis ungu yang
telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
27
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create New
Model”. Pada tab “Section Selection Map” akan terlihat persebaran titik bor yang telah
dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, jika ada garis merah ini merupakan garis
sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Perbedaannya disini kita dapat memilih lebih
dari 2 titik pada daerah yang akan diamati. Untuk menghapus garis, pilih Clear ( ), dan
jika ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih Process.
28
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis merah yang
telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
29
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process saja. Akan muncul jendela baru
yang dimana merupakan permodelan 3 dimensi dari urutan stratigrafi yang dimana elevasi
sebagai acuan (hanya top dari stratigrafi, permodelan berupa wireline). Pilih File → Save
As untuk menyimpan hasilnya.
30
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process saja. Akan muncul tab baru yang
dimana merupakan permodelan 3 dimensi dari urutan stratigrafi yang dimana permodelan
berbentuk blok 3D, membentuk perlapisan (tidak seperti sebelumnya yang hanya berupa
wireline dan hanya top lapisan yang sebagai acuan / dimodelkan). Pilih File → Save As
untuk menyimpan hasilnya.
31
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Profile Selection Map”, disini akan terlihat
persebaran titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Bila ada garis ungu ini merupakan garis
sayatan penunjuk data yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin merubahnya, pilih 2 titik
(titik awal dan titik akhir) pada daerah yang akan diamati, kemudian pilih Process.
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile stratigrafi dari garis ungu
yang telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
32
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Section Selection Map” akan terlihat persebaran
titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, garis merah ini merupakan
garis sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Perbedaannya disini kita dapat memilih lebih
dari 2 titik pada daerah yang akan diamati. Untuk menghapus garis, pilih Clear ( ), dan jika
ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih Process.
33
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis merah yang telah
dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
34
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru yang
merupakan tampilan permodelan persebaran rekahan secara 3D.
2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Profile Selection Map”, disini akan terlihat
35
Laboratorium Geokomputasi
2015
persebaran titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, bila ada garis
ungu ini merupakan garis sayatan penunjuk data yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin
merubahnya, pilih 2 titik (titik awal dan titik akhir) pada daerah yang akan diamati,
kemudian pilih Process.
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile persebaran rekahan dari
garis ungu yang telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
36
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Section Selection Map”, akan terlihat persebaran
titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, jika ada garis merah ini
merupakan garis sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Untuk menghapus garis, pilih
Clear ( ), dan jika ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih
Process.
37
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis ungu yang telah
dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.
38
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Seteleh muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru lagi
hasil diagram Rosset dari data rekahan. Pilih File → Save As untuk menyimpan.
39
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru
menampilkan permodelan rekahan pada stereonet. Pilih File → Save As untuk menyimpan.
40
Laboratorium Geokomputasi
2015
BAB III
MAPSOURCE DAN GLOBAL MAPPER
III. 1. Mapsource
Mapsource adalah program yang simpel dan mudah untuk melihat peta, hasil track,
waypoint dari gps dan waypoint dan garis yang bisa dibuat di mapsource. Mapsource bisa juga
berfungsi untuk mentransfer peta, track waypoint dari komputer ke gps dan bisa juga untuk
mentransfer track dan waypoint dari gps ke komputer. Mapsource merupakan software yang
didapat ketika kita membeli produk GPS Garmin. Namun, Mapsource dapat kita gunakan
sebagai alternatif untuk menampilkan peta digital Indonesia, yang dapat kita peroleh secara
gratis.
Buka aplikasi Map Source, pilih Indonesia Map pada tab seperti digambar.
41
Laboratorium Geokomputasi
2015
Selanjutnya yaitu colokan GPS ke komputer atau laptop, lalu klik “Receive From Device”.
Sebelum transfer data pastikan view data yang muncul berupa data UTM WGS84. Dengan cara
klik Edit – Preferences – Position – OK.
42
Laboratorium Geokomputasi
2015
Lalu pilih nama GPS yang kita colokkan, agar kedetect pastikan sudah menginstal driver GPS
tersebut. Kemudian centang Waypoint dan Track pada menu “What To Receive”, karena kedua
data tersebut yang akan kita olah.
43
Laboratorium Geokomputasi
2015
Maka akan muncul data Waypoint dan data Track yang ditransfer dari GPS.
Untuk mengolahnya dengan cara blok semua data Waypoint, lalu copy.
44
Laboratorium Geokomputasi
2015
Paste kan pada Microsoft Excel dengan format paste “Keep Text Only”. Selanjutnya yaitu
menghapus data – data yang tidak diperlukan, karena kita hanya membutuhkan data Nama,
X,Y, dan Z.
Karena data XY terganbung dalam satu kolom, maka kita harus memisahkannya agar data lebih
rapi dengan cara Blok kolom XY – Data – Text To Coloums - Next – Finish.
45
Laboratorium Geokomputasi
2015
Selanjutnya yaitu menghapus nilai “m” pada field “Z (Elevasi)” agar field “Z” menjadi Field
number. Dengan cara Blok kolom Z – Pilih “Find Select” pada tab diatas – Replace.
Pada menu “Find and Replace” isi menu “Find What” dengan huruf “m” dan menu “Replace
With” tidak perlu diisi – lalu Klik “Replace All”.
46
Laboratorium Geokomputasi
2015
Maka akan muncul data yang rapi seperti gambar diatas dan siap digunakan atau diolah
kembali.
47
Laboratorium Geokomputasi
2015
48
Laboratorium Geokomputasi
2015
Buka aplikasi Global Mapper – Klik Open Your Own Data Files
Lalu pilih data DEM SRTM daerah yang ingin diolah. Data DEM SRTM dapat didownload di
http://srtm.csi.cgiar.org/SELECTION/inputCoord.asp
49
Laboratorium Geokomputasi
2015
Sebelum membuat garis kontur daerah telitian kita harus Crop darah yang ingin kita buat
konturnya, dengan cara Klik dan pilih salah satu fungsi tombol digaris merah seperti gambar
diatas untuk membuat kapling daerah telitian.
Setelah daerah telitian sudah dikapling, lalu beri nama kapling tersebut – Klik OK.
50
Laboratorium Geokomputasi
2015
Untuk memotong daerah yang dikapling dapat dilakukan dengan cara Klik Edit – Pilih “Select
All Features with Digitizer Tool” – Lalu blok seluruh garis kapling daerah telitian tersebut.
51
Laboratorium Geokomputasi
2015
Kemudian Klik File – Pilih Export – Pilih lagi “Export Elevation Grid Format”.
52
Laboratorium Geokomputasi
2015
Pada menu “Arc ASCII Grid Export Option” plih “Export Bounds” – Lalu pilih “Crop to
Selected Area Features” – OK – Save – Dan tunggu hingga proses crop selesai. Selain itu
daerah telitian dapat dicrop dengan cara Klik “Draw a Box” – Lalu pilih daerah yang ingin kita
crop – OK.
Kemudian buka “Overlay Control Centre” dengan cara Klik Tools – Plilih Control Centre
(ALT+C). Lalu Uncheck layer data DEM SRTM – Close.
53
Laboratorium Geokomputasi
2015
Selanjutnya Klik File – Open Data Files – Lalu pilih yang disave sebelumnya – Open.
Maka akan muncul menu “Select Projection for Crop asc” – Pastikan kolom “Project” dengan
format “Geographic (Latitude/Longitude) – OK
Maka akan muncul kapling daerah telitian yang dicrop seperti gambar diatas.
54
Laboratorium Geokomputasi
2015
B. Membuat Kontur
Untuk membuat kontur daerah telitian dapat dilakukan dengan cara Klik menu “Analysis” –
Pilih “Generate Contours (From Terrain Grid).
Maka akan muncul menu “ Contour Generation Options”, pada menu ini kita dapat menentukan
interval kontur yang diinginkan – OK – Tunggu hingga proses selesai.
55
Laboratorium Geokomputasi
2015
Maka akan muncul kontur daerah telitian seperti pada gambar diatas.
C. Kenampakan 3D
Untuk membuat kenampakan 3D daerah kaplingan dapat dilakukan dengan Klik Show 3D
View pada Toolbar – Lalu akana muncul gambar 3D nya. Dari kenampakan gambar 3D daerah
telitian dapat menentukan pola kelurusan lereng, pola kelurusan lembah, dan struktur geologi.
56
Laboratorium Geokomputasi
2015
BAB IV
SURFER
III.1. Pendahuluan
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur
dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Data yang dibutuhkan dalam
pembuatan peta kontur pada software ini adalah data koordinat sumbu X Y dan Z. Grid adalah
serangkaian garis vertikal dan horizontal yang didalam Surfer berbentuk segiempat dan
digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan permukaan tiga dimensi.
Pada software ini selain dapat membuat peta kontur dan peta tiga dimensi kita juga
dapat membuat sayatan, dan penampang berdasarkan peta yang sudah ada. Lembar kerja Surfer
terdiri dari dua bagian, yaitu : Plot dan Worksheet.
Plot
Plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau file grid. Lembar
plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua dimensional seperti peta
kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka tiga dimensi. Lembar plot ini
menyerupai lembar layout dimana operator melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek,
garis, dan berbagai properti lain.
Worksheet
Worksheet merupakan lembar kerja yang digunakan untuk melakukan input data X, Y,
Z. Dari data X Y Z ini dibentuk file grid yang selanjutnya diinterpolasikan menjadi peta-peta
kontur atau peta tiga dimensi. Worksheet pada Surfer terdiri dari sel-sel yang merupakan
perpotongan baris dan kolom.
Dalam pembuatan peta dalam surfer menggunakan metode gridding. Gridding adalah
proses interpolasi yang menggunakan titik-titik yang berupa data xyz yang tersebar merata dan
teratur dalam area peta. Beberapa metode grid yang terdapat dalam surfer yaitu :
1. Inverse Distance to a Power adalah metode dengan karakter “bull’s eyes” yang
melingkar pada titik data dalam area grid. Metode ini sangat cepat untuk gridding dan bisa
memakai < 500 titik data.
2. Kriging adalah metode gridding geostatistik, menghasilkan peta visual yang
menarik dari data yang tidak teratur, seperti jika ada 2 titik ketinggian maka akan dihubungkan
57
Laboratorium Geokomputasi
2015
58
Laboratorium Geokomputasi
2015
1. Siapkan data X,Y,Z di Microsoft Excel dan copy semua data yang ada.
59
Laboratorium Geokomputasi
2015
6. Selanjutnya pindah ke lembar kerja plot yang terdapat di sebelah lembar kerja sheet1.
7. Klik Grid > Data > pilih file excel yang yang baru di simpan dalam tipe (.bln) tadi > Open.
60
Laboratorium Geokomputasi
2015
9. Kemudian akan muncul Gridding Report, klik Save as, save dengan nama yang sudah ada
dalam type Rich Text Format (RTF) > Save > Close.
10. Klik Map > New > Contour Map > pilih data yang telah di simpan tadi (dalam bentuk
Common Grid Files). > Open.
61
Laboratorium Geokomputasi
2015
Selanjutnya kita akan merubah interval kontur dan member warna pada peta.
12. Klik peta > pada object manager di sebelah kiri klik Contours > Levels.
13. Contour interval diubah menjadi 5 dan Fill colours diubah menjadi Rainbow.
14. Klik General, lalu conteng Fill Contours dan Colour Scale.
62
Laboratorium Geokomputasi
2015
15. Klik Map > New > 3D Surface, lalu pilih data yang sama seperti sebelumnya.
16. Selanjutnya akan muncul peta 3D, samakan warna peta 3D dengan peta 2D dengan
menggunakan warna Rainbow.
63
Laboratorium Geokomputasi
2015
17. Kemudian overlay kedua peta. Blok kedua peta, klik Map > Overlay Map.
18. Untuk memisahkan kedua peta klik peta > Map > Break Apart Layer
64
Laboratorium Geokomputasi
2015
19. Untuk mengembalikan tampilan peta 2D seperti semula klik peta 2D > pada Object
Manager klik Map > View > ganti Projection : Orthographic, Rotation : 0, dan Tilt : 90
20. Klik Map > Digitized > buat 2 titik pada peta 2D, kemudian akan muncul jendelan Digitized
Coordinate.
21. Pada Digitized Coordinate klik File > Save as > beri nama : sayatan > Save > Minimized
65
Laboratorium Geokomputasi
2015
22. Klik Grid > Slice > Open data yang tadi > pilih Sayatan.bln > Open
23. Selanjutnya akan muncul jendela Grid Slice, data disimpan dalam tipe (.bln) dan (.dat)
24. Klik Change Filename pada output BLN dan DAT. Pada Output BLN save data dengan
nama : penampang 1 dan pada Outpun DAT save data dengan nama : penampang 2 > Save >
66
Laboratorium Geokomputasi
2015
OK
25. Untuk memunculkan sayatan klik Map > New > Basemap > pilih file sayatan.bln > Open
67
Laboratorium Geokomputasi
2015
27. Untuk memunculkan penampang klik Map > New > Post Map > pilih file : penampang 2 >
Open.
28. Klik penampang > pada Property Manager klik General. X Coordinate ganti menjadi
Coloum B > Yes > OK. Y Coordinate ganti menjadi Coloum C > Yes > OK.
68
Laboratorium Geokomputasi
2015
29. Ubah panjang penampang agar sama dengan panjang sayatan, klik sayatan > pada Object
Manager klik Polyline > Info > lihat panjang sayatan pada Length.
30. Klik penampang, pada Object Managar klik Map yang paling atas > Scale > Uncheck
Propotional XY.
31. Ubah panjang Length pada X Scale sesuai panjang sayatan tadi > Enter > OK
32. Ubah panjang Length pada Y Scale sesuai keinginan agar morfologi penampang dapat
terlihat lebih jelas > Enter > OK
69
Laboratorium Geokomputasi
2015
33. Klik penampang > General > pada Default Symbol ganti Symbol Set : DFKai-SB, Symbol
: Symbol 15, dan Default Angel : 110.
IV.2.5. Layouting
34. Klik Draw > Text > Beri nama sesuai keinginana, contoh : Peta Daerah X, lalu ganti ukuran
text, contoh : 18.
35. Klik Draw > Symbol > Klik pada tempat dimana kita ingin meletakan symbol, klik simbol
70
Laboratorium Geokomputasi
2015
tersebut kemudian klik Symbol pada Object Manager > pilih simbol mata angin sesuai
keinginan kita.
37. Untuk member garis batas klik Draw > Rectangel > Beri garis batas pada tepi peta.
38. Klik Draw > Polyline > Beri garis batas antara peta dan kop peta.
71
Laboratorium Geokomputasi
2015
BAB V
AUTOCAD LAND DESKTOP
IV. 1. Pendahuluan
Pada era sekarang ini, perkembangan teknologi terasa sangat cepat. Hampir semua aspek
kehidupan mulai disentuh dengan yang namanya teknologi. Dengan teknologi semua terasa
lebih mudah dikerjakan. Berbagai inovasi tidak henti-hentinya dilakukan untuk meningkatkan
penggunaan dan penerapan teknologi dalam kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang
berkembang pesat adalah CADD (Computer Aided Design and Drafting). Pengembangan
teknologi ini bertujuan untuk mempermudah para designer dan drafter untuk
memvisualisasikan idenya ke dalam bentuk gambar. Sebuah desain yang dibuat dengan
AutoCAD dapat dengan mudah untuk diedit bila masih ada kesalahan dan kekurangan,
memiliki layout gambar yang sangat variatif, skala dapat diubah-ubah, disesuaikan dengan
ukuran kertas, dan sangat praktis penyimpanannya. Software CADD yang akan kita bahas
adalah AutoCAD, di mana software tersebut mempunyai fleksibilitas yang tinggi. AutoCAD
tidak hanya dipakai untuk aplikasi khusus saja, seperti arsitektur, mekanikal, geodesi, atau
mesin, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggambar apa saja. Jika kita ingin membuat
AutoCAD menjadi software yang khusus, kita dapat menambahkan yang dinamakan “3rd party
software”, contohnya:
Autodesk Architectural Desktop untuk aplikasi arsitektur.
AutoYatch untuk desain perahu dan kapal layar (yatch).
Auto-Site-Lite untuk aplikasi kalkulasi pencahayaan.
Autodesk Land Desktop untuk aplikasi sipil, pemetaan, dan planologi.
AutoCAD-MAP untuk aplikasi GIS.
SEW-CAD untuk aplikasi fashion dan tekstil.
Autodesk Mechanical Desktop untuk aplikasi mekanikal.
Dengan adanya software-software tersebut di atas, kita dapat lebih meningkatkan
produktivitas kerja sesuai dengan bidang kerja kita.
Program AutoCAD Land Development merpakan pengembangan dari program AutoCAD
dan AutoCAD Map, sedangkan farian dari Land Development terdiri dari versi, AutoCAD
Survey, AutoCAD Civil dan AutoCAD Overlay.Data-data yang dapat di-input ke dalam
program ALD dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Data yang bersumber dari loading alat ukur, seperti theodolit.
72
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Data yang bersumber dari import file extensi .dat, .xls, .csv, .dgn, .prn
3. Data yang bersumber dari data baku hasil pengukuran.
Dari macam-macam data tersebut yang sering digunakan dan paling mudah yaitu data yang
bersumber import file dan data dari pengolahan data baku hasil pengukuran. Data-data sumber
import ada beberapa macam, antara lain.
Import microstation file, format yang dipakai berupa file .dgn
Import ASCII point file, format yang dipakai berupa file .txt, data yang dapt
dimasukkan berupa, nomor, northing, easthing, elevation dan description.
Dalam penyajiananya ALD masih berupa default, yaitu bentuk standar dari perincian program
yang berasal dari AutoCAD coursware.
73
Laboratorium Geokomputasi
2015
IV. 2. Tutorial
Dalam tutorial berikut ini akan dijelaskan mengenai manual prosedur pemetaan dasar
menggunakan Autodesk Land Desktop (ALD). Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah yang lalu,
praktikan telah diajarkan mengenai pengambilan data titik poligon maupun detailnya
menggunakan theodolite sampai dengan pembuatan peta secara manual. Dalam tutorial
Autodesk Land Desktop di bawah akan dijelaskan pembuatan peta secara otomatis
menggunakan software diatas. Berikut merupakan tutorial penggunaan Autodesk Land
Desktop dalam pemetaan dasar.
74
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Berikan nama project yang diinginkan pada “Name”, serta pilih tempat penyimpanan,
klik “Browse”.
75
Laboratorium Geokomputasi
2015
76
Laboratorium Geokomputasi
2015
6. Atur Linear Units, Angle Units, Angle Display, dan Display Precission. Lalu “Next”
77
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Lalu muncul kotak dialog Format Manager-Import Points. Pilih format data yang
digunakan, jika .csv gunakan yang comma delimited, jika .prn gunakan space delimited.
Sedangkan untuk format data digunakan PENZD, PENZ, ENZ, dsb. Lalu pilih source
file yang digunakan.
78
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Gunakan “Add Points” untuk menggabungkan seluruh titik. Beri nama pada point group
tersebut. Lalu “OK”.
79
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Lalu muncul kotak dialog “COGO Database Import Options”, terima semua default
yang ada dengan klik “OK”.
5. Apabila point sudah berhasil ter-import maka akan muncul kotak dialog bertuliskan
“Done!”. Apabila poin belum terlihat klik View > Zoom > Erase (short key : tulis “Z”
> enter > tulis “E” > enter).
80
Laboratorium Geokomputasi
2015
IV. 2. 3. Memunculkan Segitiga Triangulasi dan Kontur pada Autodesk Land Desktop
1. Klik menu “Terrain” > “Terrain Model Explorer...”
2. Klik kanan pada “Terrain” > “New Surface”, kemudian expand lah folder “Surface1”
tersebut dengan klik tanda plus (+) di depan “Surface1” hingga muncl data dibawahnya,
yaitu “TIN Data”. Kemudian pilih “Point Groups” klik kanan > “Add Points Group...”
3. Lalu muncul kotak dialog “Add Point Group”, pilih “Point Group Name” dengan nama
yang telah dibuat pada saat import point, kemudian klik “OK”. Kemudian Klik kanan
pada “Surface1” tersebut dan pilih “Build...”.
81
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Untuk memunculkan segitiga triangulasi pilih menu “Terrain” > “Edit Surface” >
“Import 3D Lines”.
5. Lalu untuk membuat kontur pilih “Terrain” > “Create Contours...”, atur major dan
minor kontur, kemudian klik “OK”.
82
Laboratorium Geokomputasi
2015
83
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Buat garis awal dan akhir pada kontur yang diinginkan untuk diberikan kontur indeks,
maka akan muncul indeks kontur yang diinginkan.
84
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Lalu pilih menu “Terrain” > “Sections” > “View Quick Section”, kemudian select
polyline yang sebelumnya telah dibuat, lalu tekan enter.
4. Jika ingin mengubah tampilan sayatan, pilih menu “Section” > “View Properties”
hingga nantinya muncul kotak dialog “Quick Section Properties” yang memungkinkan
untuk mengubah “Grid Settings”, “Color Settings”, dan “Surface Color Settings”.
85
Laboratorium Geokomputasi
2015
5. Untuk memasukkan sayatan tersebut kedalam lembar kerja lakukan dengan pilih menu
“Utilities”
6. Klik ditempat dimana sayattan akan diletakkan, enter. Kemudian tutup “Quick Section
View”.
86
Laboratorium Geokomputasi
2015
87
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Buat garis yang menghubungkan dua titik sehingga membentuk garis vertikal sebagai
acuan, kemudian tekan tombol escape. Untuk membentuk garis horisontal sebagai
acuan, ketik “pl” > Enter, kemudian buat garis horisontal yang menghubungkan dua
titik.
88
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Untuk membuat grid secara penuh pada dengan cara, klik garis yang sebagai acuan >
ketik “array”.
5. Kemudian isikan row apabila yang ingin di copy secara vertical atau colum yang ingin
di copy secara horisontal. Selanjutnya isikan juga pada row offset dan colum offset
sesuai jarak antar titik.
89
Laboratorium Geokomputasi
2015
6. Untuk memberi keterangan koordinat pada grid gunakan “Text” dan untuk mengatur
text tersebut, kita dapat mengaturnya pada “Design” yang terdapat pada bagian kiri
tampilan setelah kita mengklik text yang ingin di edit. Di sana kita dapat mengatur
warna, skala, tebal tipis garis, tinggi, serta posisi text sesuai dengan koordinat.
90
Laboratorium Geokomputasi
2015
(pl).
3. Ketik hotkeys “bh” untuk hatch and gradient, lalu tekan Enter dan akan muncul kotak
dialog “Hatch and Gradient”.
91
Laboratorium Geokomputasi
2015
Di sini saudara tidak bisa mengganti warna dan simbol sekaligus, melainkan harus
dilakukan satu per satu. Mulanya kita akan mengganti warna terlebih dahulu.
Pada Pattern, saudara pilih SOLID. SOLID merupakan pilihan pattern untuk suatu corak warna
yang memblok atau penuh dalam suatu bangun ruang.
Lalu pada Swatch, saudara dapat menggunakannya untuk memilih warna yang diinginkan.
Misal litologi yang ingin dimasukkan adalah batugamping, maka pilihlah warna biru. Setelah
itu klik “Add Pick Points”.
92
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Lalu klik pada ruang dalam persegi, setelah itu Enter, akan muncul lagi kotak dialog
Hatch and Gradient, lalu klik OK.
93
Laboratorium Geokomputasi
2015
7. Tampilan simbol litologi akan muncul. Jika ingin mengubah warna garis, tebal garis,
maupun skala dapat gunakan menu Design yang berada pada kiri tampilan.
94
Laboratorium Geokomputasi
2015
BAB VI
ARC GIS
95
Laboratorium Geokomputasi
2015
Apapun kebutuhan analisis keruangan, mengatur data spasial yang sangat banyak atau
menghasilkan peta peta yang secara kartografi terpenuhi sebagai pembuat keputusan, ArcGIS
bisa digunakan sebagai salah satu dasar untuk semua kebutuhan Sistem Informasi yang
bersifat Geografis. Sebagai sistem informasi geografis yang lengkap, dengan ArcGIS sangatlah
mudah untuk membuat data, peta dan model dalam desktop dan menggunakannya melalui web,
desktop atau perangkat mobile.
ArcGIS menyediakan perangkat yang lengkap untuk model informasi geografis.
Sebagai alat yg mendukung pengambilan keputusan secara pintar dan cepat, ArcGIS bisa
digunakan untuk :
Menemukan dan penentuan karakteristik pola geografi.
Membuat model dan menganalisa semua data geografi.
Mengoptimalkan jaringan dan alokasi sumber.
Membuat alur kerja otomatis model lingkungan secara visual.
Dan masih banyak lagi.
Sebelum lebih jauh bekerja dengan ArcMap, ada baiknya mengenal terlebih dahulu nama
bagian- bagian dari ArcMap seperti gambar berikut :
96
Laboratorium Geokomputasi
2015
V. 3. Penggunaan ArcMAP
V. 3. 1. Memasukkan data / Input data
ArcMap mendukung banyak sekali format data GIS baik yang berupa data vektor, raster,
maupun tabel. Menambahkan data ke dalam ArcMap dapat dilakukan sbb:
a. Klik pada Ikon Add
b.Arahkan ke folder. Jika drive (C, D, E, dst yang bisa berupa hardisk,
flashdisk, HD external) tidak dikenali, gunakan tombol Connect to Folder
c. Pilih data yang akan ditambahkan.
97
Laboratorium Geokomputasi
2015
98
Laboratorium Geokomputasi
2015
5. Pilih Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S > klik Ok.
99
Laboratorium Geokomputasi
2015
6. Pada toolbar georeferencing, pilih Add Control Point, masukkan keempat titik
yang sudah diketahu koordinatnya satu-persatu. (klik kiri pada titik, lalu klik
kanan pilih Input X and Y.
7. Pilih View Link Table untuk langsung mengecek data tabelnya. (nilai Total
RMS Error diusahakan < 1, jika lebih maka harus diulangi).
8. Lakukan penyimpanan agar lebih nyaman, dengan cara klik georeferencing >
recify. Tentukan Output Location dan Format nya.
100
Laboratorium Geokomputasi
2015
101
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Untuk membuat kapling pada peta klik Start Editing pada kolom toolbar
Editor. Kalau belum ada klik kanan pada toolbar, centang editor.
4. Klik kapling pada create features > pilih polygon pada constructions tools >
tandai daaerah yang akan dikaplingkan. Kemudian pada editor stop editing dan
save.
102
Laboratorium Geokomputasi
2015
103
Laboratorium Geokomputasi
2015
104
Laboratorium Geokomputasi
2015
V. 3. 6. Labeling
Labeling merupakan pemberian informasi pada shapfile guna mempermudah untuk
melihat informasi pada peta seperti memberi nama sungai, nama formasi, dll. Contoh labeling
sungai langkahnya seperti berikut:
1. Pada bagian Table Of Content > klik kanan layer “sungai” > Open Atribut
Template > Table Option > Add Field > kasih nama “keterangan” > Type
(Text) > OK.
105
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Beri nama pada keterangan sesuai informasi pada peta. Sebelumnya Start Editing dulu.
Kemudian diberi nama lalu Stop Editing jika sudah selesai.
V. 3. 7. Simbologi
Simbologi dilakukan untuk membedakan warna antara area satu dengan yang lainnya,
contohnya adalah simbologi formasi untuk membedakan warna antar formasi. Dilakukan
dengan cara :
106
Laboratorium Geokomputasi
2015
1. Klik kanan “formasi” pada Table Of Content > klik Propertise > buka tab
Symbology.
2. Pilih Categories “Unique values”.
3. Pada Value Field diganti “keterangan” lalu “Add All Values”.
4. Tentukan warna formasi lalu Ok.
V. 3. 8. Gridding
Gridding bertujuan untuk memberi grid pada daerah telitian, berfungsi untuk memberi
informasi posisi koordinat pada peta. Langkahnya sebagai berikut :
1. Ubah tampilan menjadi Layout View pada menubar View.
2. Pilih menu View > Data Frame Properties > buka tab Grids. Pilih New Grid.
3. Pilih Measured Grid > Next
107
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. Tentukan pengaturan tampilan seperti jenis garis, interval X dan Y nya. Lalu Next
5. Tentukan jenis garis pembagi dan jenis Font nya. Lalu Next
108
Laboratorium Geokomputasi
2015
V. 3. 8. Layouting
1. Judul
a. Pilih Menu Insert > Title
b. Ketik judul peta yang kita inginkan c. Tekan Enter
c. Posisikan judul pada posisi yang tepat
d. Untuk editing judul cukup klik 2x pada judul tersebut
2. Skala Grafis
a. Pilih Menu Insert > Scale Bar
b. Pilih model scale bar yang diinginkan
c. Klik OK
109
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Legenda
a. Pilih Menu Insert > Legend
b. Aturlah keterangan-keterangan yang ingin dikeluarkan yang berada di
Legend Items. Klik Next
c. Pada pilihan Legend Frame aturlah border, background, dan yang lainnya,
klik next
110
Laboratorium Geokomputasi
2015
5. Input Text
a. Pilih Menu Insert > Text
b. Ketik judul peta yang kita inginkan
c. Tekan Enter
d. Posisikan teks pada posisi yang tepat
e. Untuk editing teks cukup klik 2x pada judul tersebut
111
Laboratorium Geokomputasi
2015
Hasil Layouting
112
Laboratorium Geokomputasi
2015
113
Laboratorium Geokomputasi
2015
2. Kemudian langkah selanjutnya adalah membuat field skor pada masing masing data shp
yang telah di add. Klik kanan pada ICH ->open atribute table ->table options -> add
field (masukan nama skor_ICH) dimaksudkan untuk memberi nama skor pada shp ICH.
114
Laboratorium Geokomputasi
2015
3. Untuk memunculkan nilai di masing-masing kolom maka cara otomatisnya adalah. Klik
icon table options -> selected by atribute maka akan muncul tampilan seperti ini
4. Klik kls_ICH-> get unique values -> maka akan muncul daftar kelas tanah dari
halus,sedang,kasar,tentukan atributnya dengan contoh.
"Kls_ICH"= 'Rendah'
Kemudian apply dan akan muncul tampilan seperti ini :
115
Laboratorium Geokomputasi
2015
5. Klik kanan pada Skor_ICH -> Field calculator dan tentukan nilai kelas Rendah dari
table diatas.
Kemudian OK.
6. Ulangi lagi sampai semua kelas dari Rendah, Sedang, dan Tinggi muncul nilainya pada
kolom skor_ICH.
116
Laboratorium Geokomputasi
2015
Lanjutkan langkah yang sama untuk memasukan nilai skor ke tiap kelas berikutnya.
V. 4. 1. 2. Union
Setelah semua skor dimasukan ke kelas maka langkah berikutnya adalah union,yang
berfungsi untuk menjumlah semua skor dari tiap -tiap kelas dan membagi daerahnya.
Langkahnya sebagai berikut :
1. Klik geoprocessing -> Union -> klik input features dan masukan semua data.
2. Tentukan dimana akan disave dan ubah xy tlerance dari unknown ke metters -> ok.
3. Kemudian langkah selanjutnya adalah menjumlah semua kelas,dengan cara :
klik kanan union -> table of content -> file options -> add field -> beri nama total
117
Laboratorium Geokomputasi
2015
4. klik kanan total dan field calculate dan tentukan nilai harkat. Nilai harkat dimulai dari
dimana kelas yang paling berpengaruh dalam bencana longsor, kemudian dikalikan
nilai harkatnya.
Contoh :
Curah hujan x 4
Kepekaan erosi x 3 kelerengan x 2 tekstur tanah x 1
kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan,contoh yang dituliskan pada field calculate
118
Laboratorium Geokomputasi
2015
Kemudian OK.
119
Laboratorium Geokomputasi
2015
120
Laboratorium Geokomputasi
2015
Save data dengan format pengisian seperti gambar dibawah ini, untuk korrdinat system
disesuaikan dengan lokasi pengambilan data
121
Laboratorium Geokomputasi
2015
Klik the data frame -> output feature class kita save dengan nama koordinat.
Klik icon ArcToolbox
122
Laboratorium Geokomputasi
2015
Kemudian OK
123
Laboratorium Geokomputasi
2015
Kemudian OK
124