Sie sind auf Seite 1von 124

Laboratorium Geokomputasi

2015

BAB I
PENGENALAN DIPS

1.1 Pengertian Dips


DIPS adalah suatu program rancangan untuk menganalisis orientasi secara interaktif
dengan mendasarkan data yang berhubungan dengan struktur geologi. Program ini adalah suatu
alat bantu yang mampu diterapkan pada banyak aplikasi dan dirancang untuk dapat digunakan
baik bagi pemula, maupun bagi pengguna yang mengharapkan analisis proyeksi stereograpik
untuk data geologi.
DIPS memungkinkan pemakai untuk meneliti dan memvisualisasikan data struktural
geologi baik kekar, sesar, perlapisan, serta struktur-struktur lainnya dengan mengikuti teknik
yang sama digunakan di dalam stereonet manual. Sebagai tambahan, banyak fitur-fitur
komputasi yang tersedia, seperti statistic sekeliling orientasi yang sama (Statistical Counturing
of Orientation Clustering), perhitungan orientasi umum secara kuantitatif (Mean Orientation
Calculation) dan model-model fitur kualitatif dalam analisa (Quantitative Feature Attribute
Analysis).
DIPS telah dirancang untuk analisa data yang berhubungan dengan analisisa rancangan
struktur batuan, sehingga format yang dipakai DIPS data file memungkinkan menganalisa
segala bentuk orientasi basis data. Penggunaan aplikasi DIPS antara lain untuk geologi,
tambang dan teknik sipil. Pengenalan aplikasi DIPS disin terbatas pada penggunaan DIPS
untuk penentuan arah umum diskontinuitas pada struktur-struktur geologi.
Secara garis besar aplikasi DIPS terdiri atas dua program, yaitu :
1. Lembar kerja (spreadshett) yang berfungsi sebagai input data yang akan diproses, yang
terdiri dari kolom dan baris.
2. Countour-plot yang berfungsi untuk menampilkan semua hasil pengolahan data Dallam
bentuk kontur stereonet.

DIPS versi 5.0 berbasis windows sehingga struktur data terdiri dari satu file yaitu DIPS File
(*.dips).

1
Laboratorium Geokomputasi
2015

1.2 Bagian-bagian Software DIPS

Icon Nama Fungsi

Add Plane Untuk menambahkan bidang untuk analisa

Add Text Untuk memberikan keterangan dalam bentuk teks

Chart Diagaram Untuk mencari arah umum

Untuk menggambarkan kontur yang dibentuk dari data


Countour Plot
yang sudah ada

Untuk mengatur tampilan warna yang etrdapat dalam


Display Option
lembar kerja

Add Lines Untuk menambahkan garis

Edit plane Untuk mengubah bidang yang sudah di plotkan

Job Control Untuk mengatur lembar kerja

Rosette Plot Untuk membuat diagaram roset

2
Laboratorium Geokomputasi
2015

1.3 Membuka DIPS


Membuka software DIPS adalah sebagai berikut :
1. Klik pada tombol start
2. Cari All programs
3. Klik pada DIPS

3
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Kemudian akan muncul worksheet seperti pada gambar di bawah ini :

1.4 Memasukkan Data / Input Data


DIPS dapat diaplikasikan dalam berbagai macamm analisa yang berhubungan dengan
mencari arah umum suatu struktur. Kali ini akan dibahas aplikasi DIPS dalam analisa Sesar.
Menambahkan data dalam DIPS dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Klik File

4
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Atur lembar kerja terlebih dahulu pada Setup –Job Control. Ubah Global Orientation
Formatnya.

3. Setelah itu copy data Shear Fracture dan Gash Fracture dari data Excel ke lembar kerja
DIPS.

5
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Buat kontur dari kedudukan Shear Fracture dan Gash Fracture pada stereonet dengan

menggunakan icon (Countour plot) dan plotkan kedudukan Shear fracture dan

Gash Fracture dengan menggunakan icon (Add Plane). Plotkan pada masing-
masing Pole yang mempunyai nilai tertinggi.

5. Buat bidang bantu dengan menggunakan icon (Add Planes) dari perpotongan
antara Shear Fracture dan Gash Fracture.

Setelah mengeplotkan garis bidang bantu, mencari arah umum breksiasi bias didapatkan dari

6
Laboratorium Geokomputasi
2015

menggunakan diagram roset atau Chart Diagram. Berikut caranya :


a. Buka lembar kerja baru lagi dengan cara klik toolbar File – New.

b. Mengatur Global Orientation Formatnya terlebih dahulu menjadi Trend/Plunge.

7
Laboratorium Geokomputasi
2015

c. Mencopy data breksiasi dari data Excel ke lembar kerja DIPS, dan mengisikan nilai
Plunge 0.

8
Laboratorium Geokomputasi
2015

d. Klik pada icon (Chart Data) dan ubah ID ke Trend lalu OK.

Setelah dianalisa arah umum breksiasi menggunakan Diagram Chart, didapatkan arah
umum breksiasinya adalah N 342°E. Lalu kita kembali ke stereonet awal dan
mengeplotkan Breksiasi dengan mengepaskan pada garis bidang bantu.
6. Mengeplotkan bidang sesar dengan mengikuti bidang bantu dan cari sampai nilainya N
342°E.

9
Laboratorium Geokomputasi
2015

7. Mencari arah pergerakan dari permodelan yang ada pada stereonet dengan melihat dari
hubungan sudut yang dibentuk oleh Shear Fracture dan Bidang Sesar dan Gash Fracture
dan bidang Sesar.
a. Bidang Sesar dengan Shear Fracture jika sudutnya antara 15°-45° (susut lancip),
maka arah pergerakannya bergerak kearah sudut tumpul.
b. Bidang Sesar dengan Gash Fracture jika sudutnya antara 45°-75° (sudutnya
tumpul), maka arah pergerakannya kearah sudut lancip.

8. Mengeplotkan Net Slip. Netslip didapatkan dari perpotongan antar bidang sesar dengan
bidang bantu.

10
Laboratorium Geokomputasi
2015

9. Membaca Rake pada perpotongan sudut terkecil yang dibentuk oleh Netslip dan Bidang
Sesar.
a. Buka lembar kerja DIPS baru

b. Lalu klik contour Plot dan plotkkan Bidang Sesar dan Netslip

c. Bawa kedudukan strike Bidang Sesar kearah 0° dan dip tetap dengan menggunakan
Add Plane (N 0°E / 52°)

11
Laboratorium Geokomputasi
2015

d. Kemudian plotkan Netslip lalu diback azimuthkan dan dikurangi arah dari bidang
sesar dan mengikuti pergerakan bidang sesar yang kedudukannya sudah dibawa ke

12
Laboratorium Geokomputasi
2015

e. Kemudian klik (Stereonet Overlay(equatorial)), dan baca sudut terkecil yang


dibentuk oleh perpotongan antara bidang sesar dan Netslip.

10. Memberikan arah tegasan pada stereonet. Tegasan ada tiga macam :
- Tegasan yang memiliki gaya yang maksimal (t1)
- Tegasan yang menjadi penahan antar gaya (t2)
- Tegasan yang memiliki gaya minimal (t3)
Dan setiap tegasan tersebut memiliki turunan gaya yaitu t1’, t2’, t3’

13
Laboratorium Geokomputasi
2015

11. Mencari nilai t1, t1’, t3, t3’, dan t2, t2’. Klik Tools dan pilih Add Pitch Grid. Kemudian
akan mucul garis seperti pada gambar di bawah ini :

a. Plotkan t1’ dengan menggunakan icon (Draw Lines). t1’ adalah perpotongan
antara GF dan Bidang bantu

14
Laboratorium Geokomputasi
2015

b. t2/t2’ adalah perpotongan antara SF dan GF. Klik menggunakan icon (Draw
Lines).

12. Buat t3’ dengan menggunakan icon (Draw Lines). t3’ adalah 90° dari arah t1’

13. Buat t1 dengan menggunakan icon (Draw Lines). t1 didapatkan 60° kearah yang
memungkinkan dari t3’

15
Laboratorium Geokomputasi
2015

14. Buat t3 dengan menggunakan icon (Draw Lines). t3 didapatkan 90° kearah yang
memungkinkan dari t1.

Untuk menyederhanakan stereonet, lines dapat dihapus dengan cara klik Tools-Delete-Add
Lines dan delete Pitch Grid.

16
Laboratorium Geokomputasi
2015

15. Penamaan sesar, karena dilihat dari analisa pergerakannya relative kekanan, maka
dimasukkan ke penamaan menurut Rickard (1972) ke Right Slip. Kemudian masukkan
nilai rake dan dipnya dan kemudian didapatkan nama sesarnya.
Gambar 7.18

Diagram klasifikasi sesar menurut Rickard, 1972


Keterangan :
1. Thrust Slip Fault 12. Lag Slip Fault
2. Reverse Slip Fault 13. Normal Slip Fault
3. Right Thrust Slip Fault 14. Left Lag Slip Fault
4. Thrust Right Slip Fault 15. Lag Left Slip Fault

17
Laboratorium Geokomputasi
2015

5. Reverse Right Slip Fault 16. Normal Left Slip Fault


6. Right Reverse Slip Fault 17. Left Normal Slip Fault
7. Right Slip Fault 18. Left Slip Fault
8. Lag Right Slip Fault 19. Thrust Left Slip Fault
9. Right Lag Slip Fault 20. Left Thrust Slip Fault
10. Right Normal Slip Fault 21. Left Reverse Slip Fault
11. Normal Right Slip Fault 22. Reverse Left Slip Fault

Didapatkan data-data seperti berikut ini dalam analisa sesar :

Shear Fracture N 070°E / 68


Gash Fracture N 310°E / 66

δ1 39° / N 294°E
δ1' 29° / N 318°E
δ2 39° / N 276°E
δ2' 39° / N 276°E
δ3 06° / N 204°E
δ3' 23° / N 234°E

Bidang Sesar N 342°E / 52°


Rake / Pitch 15°
Net Slip 13° / N 351°E

Dari model analisa sesar dari software dips di atas didapatkan Nama sesar yaitu Normal
Left Slip Fault (Rickard, 1972).

18
Laboratorium Geokomputasi
2015

BAB II
ROCKWORK

Rockworks merupakan salah satu software yang terintegrasi digunakan untuk


pengelolaan data geologi, analisis, dan visualisasi. RockWorks mampu memvisualisasi data
bawah permukaan seperti log, penampang, diagram, solid models, struktur dan peta isopatch
baik pada bentuk 2D maupun 3D.
Ada dua jenis tampilan grafis di RockWorks. Tampilan RockPlot2D, merupakan
gambaran 2 dimensi seperti peta, log, diagram, dan sayatan penampang. Dapat menyimpan,
mengeksport, dan mencetak seperti tampilan pada layar. RockPlot3D dalam tampilan grafis
interaktif yang memanfaatkan OpenGL untuk mempermudah visualisasi gambar 3 dimensi
seperti log, diagram pagar, model padat, dan gambaran permukaan 3D.
Tampilan awal yang muncul saat pertama kali Rockwork dibuka adalah tampilan
Borehole Manager. Disini ditampilkan batas project koordinat daerah titik bor dan data – data
titik bor seperti letak koordinat titik bor, kedalaman titik bor, litologi, stratigrafi, fracture, dll.
Project Manager berguna untuk menampilkan preview dari seluruh data project secara
langsung tanpa pengaturan.

Tampilan Menu Borehole Manager

19
Laboratorium Geokomputasi
2015

Tampilan Menu Utilities

Menu Utilities memiliki tampilan seperti Ms. Excel yang dimana digunakan untuk
memasukkan data seperti data litologi, struktur, stratigrafi, dsb yang kemudian dapat digunakan
untuk membuat berbagai jenis peta, grafik, maupun diagram. Rockwork Utilities lebih
digunakan untuk kegiatan analisis (analisis statistikal).
Laboratorium Geokomputasi
2015

 Membuat 2D logs dan 3D logs (Striplogs)


o Single Log 2D
1. Pada menu bar pilih Striplogs → 2 - Dimensional→ Single Log.

2. Setelah muncul jedela baru, terlihat preview dari log tersebut. Pilih titik bor yang akan
ditampilkan pada “Current Borehole Name”. Pada area “Visible Items” pilih data apa saja
yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth (Kedalaman), Litologi, Stratigrafi, Well
Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture, dsb. Kemudian pilih “Process”.

21
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Kemudian akan muncul tab baru gambaran 2D dari data log. Untuk memunculkan
legenda, klik ikon ( ) kemudian pilih legenda yang akan ditampilkan. Pilih File →
Save As untuk menyimpan.

o Single Log 3D
1. Kembali ke menu Borehole Data Manager. Kemudian pada menu bar pilih Striplogs → 3
– Dimensional → Single Log.

22
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, terlihat preview dari log tersebut. Sama seperti sebelumnya,
pilih titik bor yang akan ditampilkan pada “Current Borehole Name”. Centang pada pilihan
“Include Legend” jika ingin menampilkan legenda pada permodelan. Pada area “Visible
Items” pilih data apa saja yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth (Kedalaman),
Litologi, Stratigrafi, Well Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture, dsb. Kemudian pilih
“Process”.

3. Akan muncul tab baru permodelan 3D dari data log yang telah dipilih sebelumnya. Pilih
File → Save As untuk menyimpan.

23
Laboratorium Geokomputasi
2015

o Multi Log 3D
1. Pilih titik bor mana saja yang akan ditampilkan pada menu Borehole Data Manager
(Contoh DH-1 sampai DH-15). Pilih pada kotak disebelah nama titik bor, bila tidak
ingin memilih titik bor uncheck kotak disebelah nama titik bor. Kemudian pada menu
bar pilih Striplogs → 3 – Dimensional → Multiple Logs.

2. Setelah muncul jendela baru, terlihat preview dari log tersebut. Centang pada pilihan
“Include Legend” jika ingin menampilkan legenda pada permodelan. Pada area “Visible
Items” pilih data apa saja yang akan ditampilkan, seperti Title (Judul), Depth
(Kedalaman), Litologi, Stratigrafi, Well Const. (Desain Konstruksi Sumur), Fracture,
dsb. Kemudian pilih “Process”.

24
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Kemudian akan muncul tab baru gambaran permodelan 3D dari data log yang telah
dipilih sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan.

 Membuat Permodelan Litologi, Profile, dan Permodelan Penampang Sayatan Litologi


o Permodelan Litologi
1. Pilih titik bor mana saja yang akan ditampilkan pada menu Borehole Data Manager (Contoh
DH-1 sampai DH-15). Pilih pada kotak disebelah nama titik bor, bila tidak ingin memilih
titik bor uncheck kotak disebelah nama titik bor. Kemudian pada menu bar pilih Lithology
→ Model.

25
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create New
Model” kemudian langsung saja klik Process. Akan muncul tab baru yang merupakan
tampilan permodelan lapisan litologi secara 3D.

o Membuat Profile Litologi


1. Pada menu bar pilih Lithology → Profile.

26
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create
New Model” kemudian pilih tab “Profile Selection Map”, akan terlihat persebaran titik
bor yang telah dipilih sebelumnya. Bila ada garis ungu, ini merupakan garis sayatan
yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin merubahnya, pilih 2 titik (titik awal dan titik
akhir) pada daerah yang akan diamati kemudian pilih Process.

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile dari garis ungu yang
telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

27
Laboratorium Geokomputasi
2015

o Membuat Penampang Sayatan Litologi (Lithology Section)


1. Pada menu bar pilih Lithology → Section.

2. Setelah muncul jendela baru, pada “Lithology Modelling Options” pilih opsi “Create New
Model”. Pada tab “Section Selection Map” akan terlihat persebaran titik bor yang telah
dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, jika ada garis merah ini merupakan garis
sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Perbedaannya disini kita dapat memilih lebih
dari 2 titik pada daerah yang akan diamati. Untuk menghapus garis, pilih Clear ( ), dan
jika ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih Process.

28
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis merah yang
telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

 Membuat Permodelan Stratigrafi


o Permodelan Stratigrafi 3D
1. Pada menu bar pilih Stratigraphy → Structural Elevation → 3 Dimensional →All Surface.

29
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process saja. Akan muncul jendela baru
yang dimana merupakan permodelan 3 dimensi dari urutan stratigrafi yang dimana elevasi
sebagai acuan (hanya top dari stratigrafi, permodelan berupa wireline). Pilih File → Save
As untuk menyimpan hasilnya.

o Membuat Model Stratigrafi


1. Pada menu bar pilih Stratigraphy → Model.

30
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process saja. Akan muncul tab baru yang
dimana merupakan permodelan 3 dimensi dari urutan stratigrafi yang dimana permodelan
berbentuk blok 3D, membentuk perlapisan (tidak seperti sebelumnya yang hanya berupa
wireline dan hanya top lapisan yang sebagai acuan / dimodelkan). Pilih File → Save As
untuk menyimpan hasilnya.

o Membuat Profile Stratigrafi


1. Pada menu bar pilih Stratigraphy → Profile.

31
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Profile Selection Map”, disini akan terlihat
persebaran titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Bila ada garis ungu ini merupakan garis
sayatan penunjuk data yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin merubahnya, pilih 2 titik
(titik awal dan titik akhir) pada daerah yang akan diamati, kemudian pilih Process.

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile stratigrafi dari garis ungu
yang telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

32
Laboratorium Geokomputasi
2015

o Membuat Penampang Sayatan Stratigrafi


1. Pada menu bar pilih Stratigraphy → Section.

2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Section Selection Map” akan terlihat persebaran
titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, garis merah ini merupakan
garis sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Perbedaannya disini kita dapat memilih lebih
dari 2 titik pada daerah yang akan diamati. Untuk menghapus garis, pilih Clear ( ), dan jika
ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih Process.

33
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis merah yang telah
dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

 Pembuatan Model, Profile, dan Penampang Fracture


o Pembuatan Permodelan Rekahan (Fracture)
1. Pada menu bar pilih Fracture → Model.

34
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru yang
merupakan tampilan permodelan persebaran rekahan secara 3D.

o Membuat Profile Rekahan (Fracture)


1. Pada menu bar pilih Fracture → Profile.

2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Profile Selection Map”, disini akan terlihat

35
Laboratorium Geokomputasi
2015

persebaran titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, bila ada garis
ungu ini merupakan garis sayatan penunjuk data yang akan ditampilkan nantinya. Jika ingin
merubahnya, pilih 2 titik (titik awal dan titik akhir) pada daerah yang akan diamati,
kemudian pilih Process.

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan Profile persebaran rekahan dari
garis ungu yang telah dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

36
Laboratorium Geokomputasi
2015

o Pembuatan Penampang Sayatan Rekahan (Fracture Section)


1. Pada menu bar, pilih Fracture → Section.

2. Setelah muncul jendela baru, pilih tab “Section Selection Map”, akan terlihat persebaran
titik bor yang telah dipilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, jika ada garis merah ini
merupakan garis sayatan yang akan ditampilkan nantinya. Untuk menghapus garis, pilih
Clear ( ), dan jika ingin mengulang, klik Undo ( ). Jika sudah selesai kemudian pilih
Process.

37
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Akan muncul tab baru yang dimana merupakan tampilan data dari garis ungu yang telah
dibuat sebelumnya. Pilih File → Save As untuk menyimpan hasilnya.

 Pembuatan Diagram Rose Rekahan


1. Pada menu bar, pilih Fracture → Rose Diagram.

38
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Seteleh muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru lagi
hasil diagram Rosset dari data rekahan. Pilih File → Save As untuk menyimpan.

 Pembuatan Stereonet Rekahan (Fracture)


1. Pada menu bar, pilih Fracture → Stereonet.

39
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Setelah muncul jendela baru, langsung saja klik Process. Akan muncul jendela baru
menampilkan permodelan rekahan pada stereonet. Pilih File → Save As untuk menyimpan.

40
Laboratorium Geokomputasi
2015

BAB III
MAPSOURCE DAN GLOBAL MAPPER

III. 1. Mapsource
Mapsource adalah program yang simpel dan mudah untuk melihat peta, hasil track,
waypoint dari gps dan waypoint dan garis yang bisa dibuat di mapsource. Mapsource bisa juga
berfungsi untuk mentransfer peta, track waypoint dari komputer ke gps dan bisa juga untuk
mentransfer track dan waypoint dari gps ke komputer. Mapsource merupakan software yang
didapat ketika kita membeli produk GPS Garmin. Namun, Mapsource dapat kita gunakan
sebagai alternatif untuk menampilkan peta digital Indonesia, yang dapat kita peroleh secara
gratis.

A. Transfer Data Dari GPS ke Map Source

Buka aplikasi Map Source, pilih Indonesia Map pada tab seperti digambar.

41
Laboratorium Geokomputasi
2015

Selanjutnya yaitu colokan GPS ke komputer atau laptop, lalu klik “Receive From Device”.

Sebelum transfer data pastikan view data yang muncul berupa data UTM WGS84. Dengan cara
klik Edit – Preferences – Position – OK.

42
Laboratorium Geokomputasi
2015

Lalu pilih nama GPS yang kita colokkan, agar kedetect pastikan sudah menginstal driver GPS
tersebut. Kemudian centang Waypoint dan Track pada menu “What To Receive”, karena kedua
data tersebut yang akan kita olah.

Klik “Receive” lalu tunggu hingga proses transfer data selesai.

43
Laboratorium Geokomputasi
2015

Maka akan muncul data Waypoint dan data Track yang ditransfer dari GPS.

B. Mengolah Data GPS ke MS.Excel

Untuk mengolahnya dengan cara blok semua data Waypoint, lalu copy.

44
Laboratorium Geokomputasi
2015

Paste kan pada Microsoft Excel dengan format paste “Keep Text Only”. Selanjutnya yaitu
menghapus data – data yang tidak diperlukan, karena kita hanya membutuhkan data Nama,
X,Y, dan Z.

Karena data XY terganbung dalam satu kolom, maka kita harus memisahkannya agar data lebih
rapi dengan cara Blok kolom XY – Data – Text To Coloums - Next – Finish.

45
Laboratorium Geokomputasi
2015

Selanjutnya yaitu menghapus nilai “m” pada field “Z (Elevasi)” agar field “Z” menjadi Field
number. Dengan cara Blok kolom Z – Pilih “Find Select” pada tab diatas – Replace.

Pada menu “Find and Replace” isi menu “Find What” dengan huruf “m” dan menu “Replace
With” tidak perlu diisi – lalu Klik “Replace All”.

46
Laboratorium Geokomputasi
2015

Maka akan muncul data yang rapi seperti gambar diatas dan siap digunakan atau diolah
kembali.

III. 2. Global Mapper


Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering digunakan
oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau orang-orang yang
berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan program ini adalah
kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file. Sehingga dapat digunakan oleh banyak
orang dari latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang berbeda-beda.
Global Mapper dari Intermap lebih dari sekadar alat penayang yang menampilkan
arsiran, elevasi, atau kumpulan data vektor yang paling populer: Perangkat ini juga dapat
mengkonversi, mengedit, mencetak, melacak GPS, dan memungkinkan Anda menerapkan
fungsi SIG pada kumpulan data Anda dalam satu paket perangkat lunak berbiaya rendah dan
mudah digunakan.
Global Mapper bukan sekadar perangkat serbaguna, namun memiliki fungsi built-in
untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan penyesuaian kontras, melihat elevasi,
dan perhitungan garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti rektifikasi citra,
pembuatan kontur dari data permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data permukaan, serta
triangulasi dan melakukan gridding data titik 3D.

47
Laboratorium Geokomputasi
2015

Keuntungan Global Mapper®


 Melakukan perhitungan jarak dan luas dengan akurat, pembauran arsir dan penyesuaian
kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang untuk memaksimalkan presisi.
 Secara rutin menghemat waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas berulang
dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in dan konversi batch secara
menyeluruh.
 Dengan cepat mendigitalkan fitur vektor baru, mengedit fitur yang sudah ada, dan
dengan mudah menyimpannya ke format ekspor yang didukung.
 Dengan mudah melacak setiap perangkat GPS yang kompatibel yang terhubung ke port
serial komputer Anda melalui data apa pun yang di-upload, menandai waypoint tanpa
sambungan, serta merekam log pelacakan.
 Dalam sekejap menetapkan interval kontur untuk setiap kombinasi data elevasi dengan
fitur pembuat kontur tingkat lanjut.
 Secara otomatis melakukan triangulasi dan grid kumpulan data titik 3D untuk
mengkonversi contoh kumpulan elevasi menjadi kumpulan data yang sepenuhnya di-
grid.
 Dengan cepat menyimpan isi layar menjadi file BMP, JPG, PNG, atau (Geo) TIFF,
yang dapat Anda rektifikasi secara intuitif dan disimpan dalam citra baru yang
sepenuhnya dapat dijadikan georeferensi.
 Dengan segera melakukan dekompresi setiap transfer file SDTS ke direktori yang
terpisah, menghemat waktu yang berharga.
 Segera menampilkan file DRG terdekat melalui kliping otomatis file collar USGS DRG

48
Laboratorium Geokomputasi
2015

A. Memotong Data DEM SRTM

Buka aplikasi Global Mapper – Klik Open Your Own Data Files

Lalu pilih data DEM SRTM daerah yang ingin diolah. Data DEM SRTM dapat didownload di
http://srtm.csi.cgiar.org/SELECTION/inputCoord.asp

49
Laboratorium Geokomputasi
2015

Sebelum membuat garis kontur daerah telitian kita harus Crop darah yang ingin kita buat
konturnya, dengan cara Klik dan pilih salah satu fungsi tombol digaris merah seperti gambar
diatas untuk membuat kapling daerah telitian.

Setelah daerah telitian sudah dikapling, lalu beri nama kapling tersebut – Klik OK.

50
Laboratorium Geokomputasi
2015

Untuk memotong daerah yang dikapling dapat dilakukan dengan cara Klik Edit – Pilih “Select
All Features with Digitizer Tool” – Lalu blok seluruh garis kapling daerah telitian tersebut.

51
Laboratorium Geokomputasi
2015

Kemudian Klik File – Pilih Export – Pilih lagi “Export Elevation Grid Format”.

Kemudian pilih format “Arc ASCII Grid” – Klik OK.

52
Laboratorium Geokomputasi
2015

Pada menu “Arc ASCII Grid Export Option” plih “Export Bounds” – Lalu pilih “Crop to
Selected Area Features” – OK – Save – Dan tunggu hingga proses crop selesai. Selain itu
daerah telitian dapat dicrop dengan cara Klik “Draw a Box” – Lalu pilih daerah yang ingin kita
crop – OK.

Kemudian buka “Overlay Control Centre” dengan cara Klik Tools – Plilih Control Centre
(ALT+C). Lalu Uncheck layer data DEM SRTM – Close.

53
Laboratorium Geokomputasi
2015

Selanjutnya Klik File – Open Data Files – Lalu pilih yang disave sebelumnya – Open.

Maka akan muncul menu “Select Projection for Crop asc” – Pastikan kolom “Project” dengan
format “Geographic (Latitude/Longitude) – OK

Maka akan muncul kapling daerah telitian yang dicrop seperti gambar diatas.

54
Laboratorium Geokomputasi
2015

B. Membuat Kontur

Untuk membuat kontur daerah telitian dapat dilakukan dengan cara Klik menu “Analysis” –
Pilih “Generate Contours (From Terrain Grid).

Maka akan muncul menu “ Contour Generation Options”, pada menu ini kita dapat menentukan
interval kontur yang diinginkan – OK – Tunggu hingga proses selesai.

55
Laboratorium Geokomputasi
2015

Maka akan muncul kontur daerah telitian seperti pada gambar diatas.

C. Kenampakan 3D

Untuk membuat kenampakan 3D daerah kaplingan dapat dilakukan dengan Klik Show 3D
View pada Toolbar – Lalu akana muncul gambar 3D nya. Dari kenampakan gambar 3D daerah
telitian dapat menentukan pola kelurusan lereng, pola kelurusan lembah, dan struktur geologi.

56
Laboratorium Geokomputasi
2015

BAB IV
SURFER

III.1. Pendahuluan
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur
dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Data yang dibutuhkan dalam
pembuatan peta kontur pada software ini adalah data koordinat sumbu X Y dan Z. Grid adalah
serangkaian garis vertikal dan horizontal yang didalam Surfer berbentuk segiempat dan
digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan permukaan tiga dimensi.

Pada software ini selain dapat membuat peta kontur dan peta tiga dimensi kita juga
dapat membuat sayatan, dan penampang berdasarkan peta yang sudah ada. Lembar kerja Surfer
terdiri dari dua bagian, yaitu : Plot dan Worksheet.
 Plot
Plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau file grid. Lembar
plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua dimensional seperti peta
kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka tiga dimensi. Lembar plot ini
menyerupai lembar layout dimana operator melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek,
garis, dan berbagai properti lain.
 Worksheet
Worksheet merupakan lembar kerja yang digunakan untuk melakukan input data X, Y,
Z. Dari data X Y Z ini dibentuk file grid yang selanjutnya diinterpolasikan menjadi peta-peta
kontur atau peta tiga dimensi. Worksheet pada Surfer terdiri dari sel-sel yang merupakan
perpotongan baris dan kolom.

Dalam pembuatan peta dalam surfer menggunakan metode gridding. Gridding adalah
proses interpolasi yang menggunakan titik-titik yang berupa data xyz yang tersebar merata dan
teratur dalam area peta. Beberapa metode grid yang terdapat dalam surfer yaitu :
1. Inverse Distance to a Power adalah metode dengan karakter “bull’s eyes” yang
melingkar pada titik data dalam area grid. Metode ini sangat cepat untuk gridding dan bisa
memakai < 500 titik data.
2. Kriging adalah metode gridding geostatistik, menghasilkan peta visual yang
menarik dari data yang tidak teratur, seperti jika ada 2 titik ketinggian maka akan dihubungkan

57
Laboratorium Geokomputasi
2015

menjadi punggungan daripada menjadi 2 bukit.


3. Minimum Curvatur adalah metode yang menghasilkan interpolasi secara halus,
melewati setiap nilai data dengan jumlah minimum yang dapat diubah tetapi dapat
mengekstrapolasikan nilai diare yang tidak terdapat datanya.
4. Modified Shepard’s Method adalah metode yang dimulai dengan menghitung
kuadrat terkecil dari nilai data untuk mengurangi “bull’s eyes” dari kontur yang dihasilkan.
5. Natural Neighbor adalah metode yang yang menghasilkan kontur dari data yang
ada tanpa mengekstrapolasi data di daerah tanpa data dan diluat grid.
6. Nearest Neighbor adalah metode yang memberikan nilai titik terdekat ke setiap
node jaringan dan berguna ketika data tersebar merata dalam area.
7. Polynomial Regression adalah metode yang digunakan jika cakupan wilayahnya
luas.
8. Radial Basis Function adalah metode yang memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan data dan menghasilkan permukaan yang halus.
9. Trianggulation with Linear Interpolation adalah metode yang membutuhkan
data banyak. Data yang sedikit akan membentuk pola segitiga pada kontur.
10. Moving Average adalah metode yang digunakan jika memiliki data yang banyak
(>1000 titik data) sehingga dapat menggabungkan data breakline.
11. Data Metrics adalah metode yang digunakan untuk membuat informasi grid
tentang data.
12. Local Polynominal adalah metode yang memberikan nilai ke node jaringan
dengan menggunakan kuadrat terkecil berbobot sesuai dengan data di dalam elips pencarian
node grid.

58
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV.2. Langkah Kerja

1. Siapkan data X,Y,Z di Microsoft Excel dan copy semua data yang ada.

2. Buka software Surfer 10.


3. Klik file > New > Worksheet.
4. Kemudian akan muncul lembar Sheet1, paste data dari Microsoft Excel pada kolom A yaitu
data x, B yaitu data y, dan C yaitu data z.
5. Klik save as, lalu save dalam type (.bln).

59
Laboratorium Geokomputasi
2015

6. Selanjutnya pindah ke lembar kerja plot yang terdapat di sebelah lembar kerja sheet1.
7. Klik Grid > Data > pilih file excel yang yang baru di simpan dalam tipe (.bln) tadi > Open.

8. Akan muncul jendela Grid Data, selanjutnya pastikan x : Coloum A, y : Coloum B, z :


Coloum C, dan Gridding Method : Krigging, Klik OK

60
Laboratorium Geokomputasi
2015

9. Kemudian akan muncul Gridding Report, klik Save as, save dengan nama yang sudah ada
dalam type Rich Text Format (RTF) > Save > Close.

IV.2.1. Memunculkan Peta

10. Klik Map > New > Contour Map > pilih data yang telah di simpan tadi (dalam bentuk
Common Grid Files). > Open.

61
Laboratorium Geokomputasi
2015

11. Sehingga akan muncul peta seperti gambar di atas.

Selanjutnya kita akan merubah interval kontur dan member warna pada peta.
12. Klik peta > pada object manager di sebelah kiri klik Contours > Levels.
13. Contour interval diubah menjadi 5 dan Fill colours diubah menjadi Rainbow.
14. Klik General, lalu conteng Fill Contours dan Colour Scale.

62
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV.2.2. Membuat Peta 3D

15. Klik Map > New > 3D Surface, lalu pilih data yang sama seperti sebelumnya.

16. Selanjutnya akan muncul peta 3D, samakan warna peta 3D dengan peta 2D dengan
menggunakan warna Rainbow.

63
Laboratorium Geokomputasi
2015

17. Kemudian overlay kedua peta. Blok kedua peta, klik Map > Overlay Map.

18. Untuk memisahkan kedua peta klik peta > Map > Break Apart Layer

64
Laboratorium Geokomputasi
2015

19. Untuk mengembalikan tampilan peta 2D seperti semula klik peta 2D > pada Object
Manager klik Map > View > ganti Projection : Orthographic, Rotation : 0, dan Tilt : 90

IV.2.3. Membuat Sayatan

20. Klik Map > Digitized > buat 2 titik pada peta 2D, kemudian akan muncul jendelan Digitized
Coordinate.
21. Pada Digitized Coordinate klik File > Save as > beri nama : sayatan > Save > Minimized

65
Laboratorium Geokomputasi
2015

jendelan Digitized Coordinate.

IV.2.4. Membuat Penampang

22. Klik Grid > Slice > Open data yang tadi > pilih Sayatan.bln > Open

23. Selanjutnya akan muncul jendela Grid Slice, data disimpan dalam tipe (.bln) dan (.dat)
24. Klik Change Filename pada output BLN dan DAT. Pada Output BLN save data dengan
nama : penampang 1 dan pada Outpun DAT save data dengan nama : penampang 2 > Save >

66
Laboratorium Geokomputasi
2015

OK

25. Untuk memunculkan sayatan klik Map > New > Basemap > pilih file sayatan.bln > Open

26. Klik Map > Overlay Map.

67
Laboratorium Geokomputasi
2015

27. Untuk memunculkan penampang klik Map > New > Post Map > pilih file : penampang 2 >
Open.

28. Klik penampang > pada Property Manager klik General. X Coordinate ganti menjadi
Coloum B > Yes > OK. Y Coordinate ganti menjadi Coloum C > Yes > OK.

68
Laboratorium Geokomputasi
2015

29. Ubah panjang penampang agar sama dengan panjang sayatan, klik sayatan > pada Object
Manager klik Polyline > Info > lihat panjang sayatan pada Length.

30. Klik penampang, pada Object Managar klik Map yang paling atas > Scale > Uncheck
Propotional XY.
31. Ubah panjang Length pada X Scale sesuai panjang sayatan tadi > Enter > OK
32. Ubah panjang Length pada Y Scale sesuai keinginan agar morfologi penampang dapat
terlihat lebih jelas > Enter > OK

69
Laboratorium Geokomputasi
2015

33. Klik penampang > General > pada Default Symbol ganti Symbol Set : DFKai-SB, Symbol
: Symbol 15, dan Default Angel : 110.

IV.2.5. Layouting

34. Klik Draw > Text > Beri nama sesuai keinginana, contoh : Peta Daerah X, lalu ganti ukuran
text, contoh : 18.
35. Klik Draw > Symbol > Klik pada tempat dimana kita ingin meletakan symbol, klik simbol

70
Laboratorium Geokomputasi
2015

tersebut kemudian klik Symbol pada Object Manager > pilih simbol mata angin sesuai
keinginan kita.

35. Klik Map > Add > Scale Bar


36. Beri keterangan skala dengan menggunakan Text.

37. Untuk member garis batas klik Draw > Rectangel > Beri garis batas pada tepi peta.
38. Klik Draw > Polyline > Beri garis batas antara peta dan kop peta.

71
Laboratorium Geokomputasi
2015

BAB V
AUTOCAD LAND DESKTOP

IV. 1. Pendahuluan
Pada era sekarang ini, perkembangan teknologi terasa sangat cepat. Hampir semua aspek
kehidupan mulai disentuh dengan yang namanya teknologi. Dengan teknologi semua terasa
lebih mudah dikerjakan. Berbagai inovasi tidak henti-hentinya dilakukan untuk meningkatkan
penggunaan dan penerapan teknologi dalam kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang
berkembang pesat adalah CADD (Computer Aided Design and Drafting). Pengembangan
teknologi ini bertujuan untuk mempermudah para designer dan drafter untuk
memvisualisasikan idenya ke dalam bentuk gambar. Sebuah desain yang dibuat dengan
AutoCAD dapat dengan mudah untuk diedit bila masih ada kesalahan dan kekurangan,
memiliki layout gambar yang sangat variatif, skala dapat diubah-ubah, disesuaikan dengan
ukuran kertas, dan sangat praktis penyimpanannya. Software CADD yang akan kita bahas
adalah AutoCAD, di mana software tersebut mempunyai fleksibilitas yang tinggi. AutoCAD
tidak hanya dipakai untuk aplikasi khusus saja, seperti arsitektur, mekanikal, geodesi, atau
mesin, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggambar apa saja. Jika kita ingin membuat
AutoCAD menjadi software yang khusus, kita dapat menambahkan yang dinamakan “3rd party
software”, contohnya:
 Autodesk Architectural Desktop untuk aplikasi arsitektur.
 AutoYatch untuk desain perahu dan kapal layar (yatch).
 Auto-Site-Lite untuk aplikasi kalkulasi pencahayaan.
 Autodesk Land Desktop untuk aplikasi sipil, pemetaan, dan planologi.
 AutoCAD-MAP untuk aplikasi GIS.
 SEW-CAD untuk aplikasi fashion dan tekstil.
 Autodesk Mechanical Desktop untuk aplikasi mekanikal.
Dengan adanya software-software tersebut di atas, kita dapat lebih meningkatkan
produktivitas kerja sesuai dengan bidang kerja kita.
Program AutoCAD Land Development merpakan pengembangan dari program AutoCAD
dan AutoCAD Map, sedangkan farian dari Land Development terdiri dari versi, AutoCAD
Survey, AutoCAD Civil dan AutoCAD Overlay.Data-data yang dapat di-input ke dalam
program ALD dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Data yang bersumber dari loading alat ukur, seperti theodolit.

72
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Data yang bersumber dari import file extensi .dat, .xls, .csv, .dgn, .prn
3. Data yang bersumber dari data baku hasil pengukuran.
Dari macam-macam data tersebut yang sering digunakan dan paling mudah yaitu data yang
bersumber import file dan data dari pengolahan data baku hasil pengukuran. Data-data sumber
import ada beberapa macam, antara lain.
 Import microstation file, format yang dipakai berupa file .dgn
 Import ASCII point file, format yang dipakai berupa file .txt, data yang dapt
dimasukkan berupa, nomor, northing, easthing, elevation dan description.
Dalam penyajiananya ALD masih berupa default, yaitu bentuk standar dari perincian program
yang berasal dari AutoCAD coursware.

73
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV. 2. Tutorial
Dalam tutorial berikut ini akan dijelaskan mengenai manual prosedur pemetaan dasar
menggunakan Autodesk Land Desktop (ALD). Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah yang lalu,
praktikan telah diajarkan mengenai pengambilan data titik poligon maupun detailnya
menggunakan theodolite sampai dengan pembuatan peta secara manual. Dalam tutorial
Autodesk Land Desktop di bawah akan dijelaskan pembuatan peta secara otomatis
menggunakan software diatas. Berikut merupakan tutorial penggunaan Autodesk Land
Desktop dalam pemetaan dasar.

IV. 2. 1. Menyiapkan Data Titik-Titik Koordinat


Ada 2 macam format penyimpanan yang akan dimasukkan dalam Autodesk Land
Desktop. Keduanya merupakan data yang tadinya telah diolah dan sudah disimpan dalam
Ms.Excel. Dari data tersebut kita dapat menyimpan kembali dalam bentuk .csv atau .prn. Jika
.csv maka data tadi dipisahkan oleh tanda koma (comma delimited), dan jika .prn maka data
tadi dipisahkan oleh adanya space (space delimited).

IV. 2. 2. Pengaturan Project pada Autodesk Land Desktop


1. Buka ALD yang dimulai dengan membuat project baru dengan klik “new” untuk
memulai.

74
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Berikan nama project yang diinginkan pada “Name”, serta pilih tempat penyimpanan,
klik “Browse”.

3. Lalu klik “Create Project” untuk membuat settingan awal.

75
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Setelah itu klik “OK”

5. Atur Load Setting yang diinginkan, lalu “Next”

76
Laboratorium Geokomputasi
2015

6. Atur Linear Units, Angle Units, Angle Display, dan Display Precission. Lalu “Next”

7. Atur skala horizontal dan vertikal. Lalu “Next”.

77
Laboratorium Geokomputasi
2015

8. Atur zona yang saudara inginkan. Lalu “Next”.

IV. 2. 3. Memasukkan Titik-Titik Koordinat


1. Untuk mengimport point gunakan menu Points > Import/Export Points > Import Points.

2. Lalu muncul kotak dialog Format Manager-Import Points. Pilih format data yang
digunakan, jika .csv gunakan yang comma delimited, jika .prn gunakan space delimited.
Sedangkan untuk format data digunakan PENZD, PENZ, ENZ, dsb. Lalu pilih source
file yang digunakan.

78
Laboratorium Geokomputasi
2015

Berikut merupakan format yang ada:


P = Points , berisi nomor points
E = Easting, berisi koordinat X
N = Northing, berisi koordinat Y
Z = Zenit, berisi elevasi
D = Description,deskripsi tiap titik

3. Gunakan “Add Points” untuk menggabungkan seluruh titik. Beri nama pada point group
tersebut. Lalu “OK”.

79
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Lalu muncul kotak dialog “COGO Database Import Options”, terima semua default
yang ada dengan klik “OK”.

5. Apabila point sudah berhasil ter-import maka akan muncul kotak dialog bertuliskan
“Done!”. Apabila poin belum terlihat klik View > Zoom > Erase (short key : tulis “Z”
> enter > tulis “E” > enter).

80
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV. 2. 3. Memunculkan Segitiga Triangulasi dan Kontur pada Autodesk Land Desktop
1. Klik menu “Terrain” > “Terrain Model Explorer...”

2. Klik kanan pada “Terrain” > “New Surface”, kemudian expand lah folder “Surface1”
tersebut dengan klik tanda plus (+) di depan “Surface1” hingga muncl data dibawahnya,
yaitu “TIN Data”. Kemudian pilih “Point Groups” klik kanan > “Add Points Group...”

3. Lalu muncul kotak dialog “Add Point Group”, pilih “Point Group Name” dengan nama
yang telah dibuat pada saat import point, kemudian klik “OK”. Kemudian Klik kanan
pada “Surface1” tersebut dan pilih “Build...”.

81
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Untuk memunculkan segitiga triangulasi pilih menu “Terrain” > “Edit Surface” >
“Import 3D Lines”.

5. Lalu untuk membuat kontur pilih “Terrain” > “Create Contours...”, atur major dan
minor kontur, kemudian klik “OK”.

82
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV. 2. 5. Mengatur Kontur pada Autodesk Land Desktop


1. Untuk mengatur style kontur gunakan “Contour Style Manager...” yang ada pada
pilihan “Terrain”. Disini “Text Style” digunakan untuk mengatur indeks kontur, mulai
dari warna, style sampai tebal text. Pada “Label Position” dapat dibentuk indeks kontur
dan letaknya.

IV. 2. 6. Menambahkan Label Indeks Kontur


1. Untuk memunculkan indeks kontur gunakan menu “Terrain” > “Contour Labels” >
“Group Interior”. Lalu atur nilai indeks kontur yang diinginkan, klik “OK”.

83
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Buat garis awal dan akhir pada kontur yang diinginkan untuk diberikan kontur indeks,
maka akan muncul indeks kontur yang diinginkan.

IV. 2. 7. Membuat Sayatan Otomatis pada Autodesk Land Desktop


1. Untuk membuat sayatan, buat garis dengan polyline terlebih dahulu. Gunanya
menentukan daerah yang akan disayat.

84
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Lalu pilih menu “Terrain” > “Sections” > “View Quick Section”, kemudian select
polyline yang sebelumnya telah dibuat, lalu tekan enter.

3. Sayatan akan segera muncul.

4. Jika ingin mengubah tampilan sayatan, pilih menu “Section” > “View Properties”
hingga nantinya muncul kotak dialog “Quick Section Properties” yang memungkinkan
untuk mengubah “Grid Settings”, “Color Settings”, dan “Surface Color Settings”.

85
Laboratorium Geokomputasi
2015

5. Untuk memasukkan sayatan tersebut kedalam lembar kerja lakukan dengan pilih menu
“Utilities”

6. Klik ditempat dimana sayattan akan diletakkan, enter. Kemudian tutup “Quick Section
View”.

86
Laboratorium Geokomputasi
2015

IV. 2. 8. Membuat Grid pada Sayatan


1. Setelah sayatan muncul pada lembar kerja, buat grid pada sayatan engan cara pilih menu
“Terrain” > “Section” > “Grid for Section”, kemudian tekan enter. Kemudian klik pada
bagian text ( yang bertuliskan DATUM ELEV.), tentukan spasi vertikal (elevation
increment) dan spasi horizontal (offset increment).

IV. 2. 9. Gridding Manual pada Autodesk Land Desktop


Dalam Autodesk Land Desktop, saudara tidak dapat membuat grid secara otomatis seperti pada
software-software GIS maupun geologi pada umumnya. Melainkan kita dapat menggunakan
beberapa fungsi dan tool dalam Autodesk Land Desktop, sehingga dapat membentuk grid yang
diinginkan. Berikut merupakan pembuatan grid menggunakan fungsi import point, penggunaan
tool polyline (pl) dan offset.
1. Untuk membuat batas-batas penggambaran, gunakan short key “limits” kemudian akan
ada perintah untuk menentukan titik di daerah kiri bawah dan juga akan ada perintah
untuk menentukan titik di daerah kanan atas dari lembar kerja.

87
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Ketikkan “ddrmodes”. Kemudian gunakan fungsi “grid” yang berfungsi untuk


membuat titik-titik yang membantu mengatur jarak antar titik – titik pada lembar kerja.
Gunakan fungsi “Snap” yang memungkinkan kursor mengunci Grid. “Snap” ini
diperunakan untuk mengontrol agar object selalu mengenai grid.

3. Buat garis yang menghubungkan dua titik sehingga membentuk garis vertikal sebagai
acuan, kemudian tekan tombol escape. Untuk membentuk garis horisontal sebagai
acuan, ketik “pl” > Enter, kemudian buat garis horisontal yang menghubungkan dua
titik.

88
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Untuk membuat grid secara penuh pada dengan cara, klik garis yang sebagai acuan >
ketik “array”.

5. Kemudian isikan row apabila yang ingin di copy secara vertical atau colum yang ingin
di copy secara horisontal. Selanjutnya isikan juga pada row offset dan colum offset
sesuai jarak antar titik.

89
Laboratorium Geokomputasi
2015

6. Untuk memberi keterangan koordinat pada grid gunakan “Text” dan untuk mengatur
text tersebut, kita dapat mengaturnya pada “Design” yang terdapat pada bagian kiri
tampilan setelah kita mengklik text yang ingin di edit. Di sana kita dapat mengatur
warna, skala, tebal tipis garis, tinggi, serta posisi text sesuai dengan koordinat.

IV. 2. 10. Memberi Warna Litologi


Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai pemberian warna litologi dan pemberian
simbol litologi. Pemberian warna dan simbol litologi di sini akan di ajarkan dalam bentuk
persegi. Pada penerapannya nanti dapat di aplikasikan di peta dengan menggunakan polyline

90
Laboratorium Geokomputasi
2015

(pl).

1. Buat persegi dengan ukuran 2 x 1 dengan menggunakan polyline.

2. Klik pada kotak tersebut

3. Ketik hotkeys “bh” untuk hatch and gradient, lalu tekan Enter dan akan muncul kotak
dialog “Hatch and Gradient”.

91
Laboratorium Geokomputasi
2015

Di sini saudara tidak bisa mengganti warna dan simbol sekaligus, melainkan harus
dilakukan satu per satu. Mulanya kita akan mengganti warna terlebih dahulu.
Pada Pattern, saudara pilih SOLID. SOLID merupakan pilihan pattern untuk suatu corak warna
yang memblok atau penuh dalam suatu bangun ruang.
Lalu pada Swatch, saudara dapat menggunakannya untuk memilih warna yang diinginkan.
Misal litologi yang ingin dimasukkan adalah batugamping, maka pilihlah warna biru. Setelah
itu klik “Add Pick Points”.

92
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Lalu klik pada ruang dalam persegi, setelah itu Enter, akan muncul lagi kotak dialog
Hatch and Gradient, lalu klik OK.

5. Tampilan simbol litologi yang telah diberi warna.

6. Untuk memberikan simbol litologi, saudara diharapkan mengulangi langkah 3 dan 4


kemudian klik tombol yang berada di samping Pattern, lalu akan muncul kotak dialog
“Hatch Pattern Palette”. Pilih simbol yang diinginkan, klik OK. Kemudian klik “Add
Pick Points”.

93
Laboratorium Geokomputasi
2015

7. Tampilan simbol litologi akan muncul. Jika ingin mengubah warna garis, tebal garis,
maupun skala dapat gunakan menu Design yang berada pada kiri tampilan.

94
Laboratorium Geokomputasi
2015

BAB VI
ARC GIS

V.1. Pengenalan ArcGIS


ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment
Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi- fungsi dari berbagai macam
software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini
mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop,
dimana ArcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan
dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan
data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data
spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk
keperluan analisis geoprosesing).
ArcGIS desktop sendiri teridiri atas 5 aplikasi dasar yakni :
1. ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam ArcGIS yang digunakan untuk
Mengolah (membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing,
composingdan publishing) peta.
2. ArcCatalog
ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur/mengorganisai berbagai macam
data spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tool untuk menjelajah
(browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation)
data – data SIG.
3. Arctoolbox
Terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools/perangkat dalam melakukan
berbagai macam analisis keruangan.
4. ArcGlobe
Aplikasi ini berfungsi untuk menampilkan peta-peta secara 3D ke dalam bola dunia dan dapat
dihubungkan langsung dengan internet.
5. ArcScene
ArcScene merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan peta-peta ke
dalam bentuk 3D.

95
Laboratorium Geokomputasi
2015

Apapun kebutuhan analisis keruangan, mengatur data spasial yang sangat banyak atau
menghasilkan peta peta yang secara kartografi terpenuhi sebagai pembuat keputusan, ArcGIS
bisa digunakan sebagai salah satu dasar untuk semua kebutuhan Sistem Informasi yang
bersifat Geografis. Sebagai sistem informasi geografis yang lengkap, dengan ArcGIS sangatlah
mudah untuk membuat data, peta dan model dalam desktop dan menggunakannya melalui web,
desktop atau perangkat mobile.
ArcGIS menyediakan perangkat yang lengkap untuk model informasi geografis.
Sebagai alat yg mendukung pengambilan keputusan secara pintar dan cepat, ArcGIS bisa
digunakan untuk :
 Menemukan dan penentuan karakteristik pola geografi.
 Membuat model dan menganalisa semua data geografi.
 Mengoptimalkan jaringan dan alokasi sumber.
 Membuat alur kerja otomatis model lingkungan secara visual.
 Dan masih banyak lagi.

V.2. Pengenalan ArcMAP


Merupakan komponen utama dari ESRI ‘s ArcGIS merupakan program pengolah
geospasial, dan digunakan terutama untuk melihat, mengedit, menciptakan, dan
menganalisis data geospasial.. ArcMap memungkinkan pengguna untuk mencari data dalam
kumpulan data, melambangkan fitur sesuai, dan membuat peta.

Sebelum lebih jauh bekerja dengan ArcMap, ada baiknya mengenal terlebih dahulu nama
bagian- bagian dari ArcMap seperti gambar berikut :

96
Laboratorium Geokomputasi
2015

 Menu : Sekumpulan perintah berbasis teks/kata untuk melakukan tugas-tugas tertentu.


 TOC : Table of content (daftar isi) memuat layer-layer yang digunakan dalam project.
TOC bisa berisi berbagai macam format data (shapefile, geodatabase, tabel dbf, txt,
image, dll).
 Toolbar: Sekumpulan perintah berbasis teks/ikon/tombol untuk melakukan tugas-tugas
tertentu. Tools dikelompokan ke dalam group-group misalnya Standard, Tools, Layout,
3Danalyst, dsb. Menu adalah bagian dari Toolbar.

V. 3. Penggunaan ArcMAP
V. 3. 1. Memasukkan data / Input data
ArcMap mendukung banyak sekali format data GIS baik yang berupa data vektor, raster,
maupun tabel. Menambahkan data ke dalam ArcMap dapat dilakukan sbb:
a. Klik pada Ikon Add
b.Arahkan ke folder. Jika drive (C, D, E, dst yang bisa berupa hardisk,
flashdisk, HD external) tidak dikenali, gunakan tombol Connect to Folder
c. Pilih data yang akan ditambahkan.

97
Laboratorium Geokomputasi
2015

V. 3. 2. Registrasi peta dengan ArcMap


Salah satu cara membuat data SIG adalah dengan mendigitasi data raster. Beberapa teknik
untuk mendigit data, dan pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu:
 Mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer.
 Digitasi dengan menggunakan layar komputer dan mouse yang disebut digitasi
on screen.
Digitasi on screen lebih cepat, gampang, murah dengan ketelitian yang tidak terlalu
jauh berbeda dengan menggunakan alat digitizer. Cukup menyediakan citra atau gambar hasil
scanner, atau foto udara, citra satelit dan data raster apapun juga, asalkan masih memperoleh
data posisi pada citra tersebut. Sebelum mendigitasi, data tersebut harus melakukan
registrasi citra yaitu memberikan data koordinat pada citra atau image sehingga citra tersebut
memiliki posisi geografis.
Perhatikan bahwa diperlukan minimal empat titik koordinat, dalam bentuk jalur kurva tertutup,
berurutan dan hierarkhi. Nilai error RMS yang dikehendaki < 1. Menu/toolbar yang akan
digunakan adalah Georefencing.
Langkah Registrasi :
1. Buka data raster menggunakan ArcMap dengan menggunakan add data
2. Pada kotak dialog Create pyramids, pilih “No” untuk mempercepat proses,
atau apabila resources computer anda bagus, pilih “Yes”.
3. Aktifkan toolbar Georefencing, apabila toolbar ini belum ada pilih pada

98
Laboratorium Geokomputasi
2015

View > Toolbars > Georeferencing.


4. Aturlah koordinat sistemnya, dengan klik menu View > Data Frame Properties
> Coordinate System (untuk pengaturannya menyesuaikan tempatnya karena
terdapat perbedaan zona UTM. Kali ini menggunakan UTM WGS 1984 zone
49 S).

5. Pilih Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S > klik Ok.

99
Laboratorium Geokomputasi
2015

6. Pada toolbar georeferencing, pilih Add Control Point, masukkan keempat titik
yang sudah diketahu koordinatnya satu-persatu. (klik kiri pada titik, lalu klik
kanan pilih Input X and Y.

7. Pilih View Link Table untuk langsung mengecek data tabelnya. (nilai Total
RMS Error diusahakan < 1, jika lebih maka harus diulangi).

8. Lakukan penyimpanan agar lebih nyaman, dengan cara klik georeferencing >
recify. Tentukan Output Location dan Format nya.

100
Laboratorium Geokomputasi
2015

9. Kemudian klik georeferencing > update georeferencing


10. Peta raster sudah ter registrasi, koordinat peta sudah dapat terbaca.

V. 3. 2. Membuat Kapling Daerah Telitian


1. Buka tool Catalog, pilih menu Windows > Catalog, atau pada toolbar dengan
simbol
2. Cari Folder yang sedang dipakai > klik kanan > New > Shapfile. Isikan sesuai
dibawah ini, pada kolom Feature Tipe diganti Polygon, karena kapling
berbentuk polygon. Dan pada description coordinat disamakan dengan peta.
Kemudian OK.

101
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Untuk membuat kapling pada peta klik Start Editing pada kolom toolbar
Editor. Kalau belum ada klik kanan pada toolbar, centang editor.

4. Klik kapling pada create features > pilih polygon pada constructions tools >
tandai daaerah yang akan dikaplingkan. Kemudian pada editor stop editing dan
save.

102
Laboratorium Geokomputasi
2015

V. 3. 3. Digitasi Garis (Polyline)


Digitasi ini dimaksudkan untuk menandai kenampakan pada peta yang akan dioverlay pada
daerah telitian berupa kenampakan garis, seperti sungai, jalan, dll. Langkah melakukan digitasi
:
1. Digitasi sungai, buat shapefile dinamai “sungai” seperti cara di atas dengan
Feature Type diganti menjadi Polyline masukkan juga sistem koordinatnya.
2. Start Editing > Pada Create Feature pilih “sungai”. Dan pada Construction
Tools pilih Line

103
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Tandai sungai yang ada di peta dengan cara mengekliknya.

4. Jika sudah selesai, Stop Editing lalu Save.

V. 3. 4. Digitasi Bidang (Polygon)


Untuk digitasi bidang, yang harus ditandai atau dibatasi adalah suatu bidang seperti daerah
administrasi, formasi, dll. Langkah yang dilakukan adalah sama dengan digitasi garis, hanya
pada Feature Type diganti dengan Polygon. Dan yang dibatasi adalah suatu bidang atau area.

104
Laboratorium Geokomputasi
2015

V. 3. 5. Pemotongan Kapling Pada Peta


Hal ini dilakukan untuk menampilkan data yang hanya berada dalam kapling, dan
menghilangkan tampilan yang berada di luar kapling. Dilakukan dengan cara :
1. Pada menubar View > Data Frame Propertise > pada tab Data Frame bagian Clip
Option diganti Clip to Shape > Specify shape > Outline of Feature pilih kapling >
Ok.

V. 3. 6. Labeling
Labeling merupakan pemberian informasi pada shapfile guna mempermudah untuk
melihat informasi pada peta seperti memberi nama sungai, nama formasi, dll. Contoh labeling
sungai langkahnya seperti berikut:
1. Pada bagian Table Of Content > klik kanan layer “sungai” > Open Atribut
Template > Table Option > Add Field > kasih nama “keterangan” > Type
(Text) > OK.

105
Laboratorium Geokomputasi
2015

2. Beri nama pada keterangan sesuai informasi pada peta. Sebelumnya Start Editing dulu.
Kemudian diberi nama lalu Stop Editing jika sudah selesai.

3. Untuk menampilkan keterangan pada peta


Klik kanan “sungai” pada Table Of Content > klik Propertise > Label > Label Field diubah
menjadi “keterangan” > beri tanda check (v) pada Label features in this layer > OK.

V. 3. 7. Simbologi
Simbologi dilakukan untuk membedakan warna antara area satu dengan yang lainnya,
contohnya adalah simbologi formasi untuk membedakan warna antar formasi. Dilakukan
dengan cara :

106
Laboratorium Geokomputasi
2015

1. Klik kanan “formasi” pada Table Of Content > klik Propertise > buka tab
Symbology.
2. Pilih Categories “Unique values”.
3. Pada Value Field diganti “keterangan” lalu “Add All Values”.
4. Tentukan warna formasi lalu Ok.

V. 3. 8. Gridding
Gridding bertujuan untuk memberi grid pada daerah telitian, berfungsi untuk memberi
informasi posisi koordinat pada peta. Langkahnya sebagai berikut :
1. Ubah tampilan menjadi Layout View pada menubar View.
2. Pilih menu View > Data Frame Properties > buka tab Grids. Pilih New Grid.
3. Pilih Measured Grid > Next

107
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. Tentukan pengaturan tampilan seperti jenis garis, interval X dan Y nya. Lalu Next

5. Tentukan jenis garis pembagi dan jenis Font nya. Lalu Next

108
Laboratorium Geokomputasi
2015

6. Sesuaikan pengaturan seperti di bawah lalu Finish

V. 3. 8. Layouting
1. Judul
a. Pilih Menu Insert > Title
b. Ketik judul peta yang kita inginkan c. Tekan Enter
c. Posisikan judul pada posisi yang tepat
d. Untuk editing judul cukup klik 2x pada judul tersebut
2. Skala Grafis
a. Pilih Menu Insert > Scale Bar
b. Pilih model scale bar yang diinginkan
c. Klik OK

109
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Legenda
a. Pilih Menu Insert > Legend
b. Aturlah keterangan-keterangan yang ingin dikeluarkan yang berada di
Legend Items. Klik Next

c. Pada pilihan Legend Frame aturlah border, background, dan yang lainnya,
klik next

110
Laboratorium Geokomputasi
2015

d. Kemudian atur legend item dan klik next


e. Lalu atur spasi (space) pada legend
f. Klik finish

4. Arah Mata Angin


a. Pilih Menu Insert > North Arrow
b. Pilih Model yang diinginkan
c. Klik ok
d. Posisikan arah mata angin pada posisi yang tepat.

5. Input Text
a. Pilih Menu Insert > Text
b. Ketik judul peta yang kita inginkan
c. Tekan Enter
d. Posisikan teks pada posisi yang tepat
e. Untuk editing teks cukup klik 2x pada judul tersebut

111
Laboratorium Geokomputasi
2015

Hasil Layouting

V. 4. Skoring pada ArcMap


Skoring digunakan untuk menentukan nilai atau status suatu lokasi berdasarkan
beberapa kriteria dilokasi yang bersangkutan. Untuk bidang lingkungan
hidup,konservasi,atau kehutanan, scoring digunakan untuk menentukan beberapa hal
penting,seperti status kawasan hutan,tingkat bahaya erosi,kesesuaian habitat suatu flora /
fauna,dsb.
Didalam modul ini diberikan contoh skoring untuk menentukan status kawasan
bahaya pada daerah rawan longsor berdasarkan 4 faktor penting, yaitu curah hujan, kepekaan
erosi,kelerengan dan teksur tanah.untuk menetapkan perlunya daerah rawan longsor ini ada
nilai skornya.
Untuk lereng :
No Kelas lereng lereng Keterangan
1 I 0–8% Datar
2 II 8-15% Landai
3 III 25-40% Miring

Untuk Kepekaan terhadap erosi


No Kelas erosi Keterangan
1 I Sangat ringan & Ringan
2 II Sedang
3 III Berat & sangat Berat

112
Laboratorium Geokomputasi
2015

Untuk Curah hujan


No Kelas hujan Keterangan
1 I Rendah
2 II Sedang
3 III Tinggi

Untuk Tekstur tanah


No Kelas tekstur Keterangan
1 I Halus
2 II Sedang
3 III Kasar

113
Laboratorium Geokomputasi
2015

V. 4. 1. Pembuatan peta Rawan bencana


V. 4. 1. 1. Memasukan Data
Input data seperti langkah sebelumnya
1. Masukan data shp curah hujan,kepekaan erosi,tekstur tanah,dan lereng. Maka akan
muncul pada table of content seperti ini :

2. Kemudian langkah selanjutnya adalah membuat field skor pada masing masing data shp
yang telah di add. Klik kanan pada ICH ->open atribute table ->table options -> add
field (masukan nama skor_ICH) dimaksudkan untuk memberi nama skor pada shp ICH.

114
Laboratorium Geokomputasi
2015

3. Untuk memunculkan nilai di masing-masing kolom maka cara otomatisnya adalah. Klik
icon table options -> selected by atribute maka akan muncul tampilan seperti ini

4. Klik kls_ICH-> get unique values -> maka akan muncul daftar kelas tanah dari
halus,sedang,kasar,tentukan atributnya dengan contoh.
"Kls_ICH"= 'Rendah'
Kemudian apply dan akan muncul tampilan seperti ini :

115
Laboratorium Geokomputasi
2015

5. Klik kanan pada Skor_ICH -> Field calculator dan tentukan nilai kelas Rendah dari
table diatas.

Kemudian OK.

6. Ulangi lagi sampai semua kelas dari Rendah, Sedang, dan Tinggi muncul nilainya pada
kolom skor_ICH.

116
Laboratorium Geokomputasi
2015

Lanjutkan langkah yang sama untuk memasukan nilai skor ke tiap kelas berikutnya.

V. 4. 1. 2. Union
Setelah semua skor dimasukan ke kelas maka langkah berikutnya adalah union,yang
berfungsi untuk menjumlah semua skor dari tiap -tiap kelas dan membagi daerahnya.
Langkahnya sebagai berikut :
1. Klik geoprocessing -> Union -> klik input features dan masukan semua data.

2. Tentukan dimana akan disave dan ubah xy tlerance dari unknown ke metters -> ok.
3. Kemudian langkah selanjutnya adalah menjumlah semua kelas,dengan cara :
klik kanan union -> table of content -> file options -> add field -> beri nama total

117
Laboratorium Geokomputasi
2015

4. klik kanan total dan field calculate dan tentukan nilai harkat. Nilai harkat dimulai dari
dimana kelas yang paling berpengaruh dalam bencana longsor, kemudian dikalikan
nilai harkatnya.
Contoh :

Curah hujan x 4
Kepekaan erosi x 3 kelerengan x 2 tekstur tanah x 1
kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan,contoh yang dituliskan pada field calculate

( [skor_ich]*4)+( [skor_erosi]*3)+( [skor_lereng]*2)+( [skor_tekstur]*1)

118
Laboratorium Geokomputasi
2015

Kemudian OK.

V. 4. 1. 3. Memberi Warna dan Menentukan Kelas Pada Peta


Pemberian warna dan menentukan kelas pada peta dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Klik kanan pada layer Union -> Properties-> symbology-> Quantities-> pilih value dan
masukan total.
2. Classes di isi menjadi 3-> pada label dinamai sesuai daerah rawan bencana.
Contohnya:

Kemudian OK dan hasilnya akan seperti berikut.

119
Laboratorium Geokomputasi
2015

Membuat Peta Topografi


Cara membuat peta topografi dengan menggunakan arcgis dengan memasukkan data
koordinat berupa x,y,dan z.
 Input data koordinat seperti langkah awal
 Selanjutnya klik kanan pada layer -> Display xy data

120
Laboratorium Geokomputasi
2015

 Save data dengan format pengisian seperti gambar dibawah ini, untuk korrdinat system
disesuaikan dengan lokasi pengambilan data

 Selanjutnya akan muncul tampilan titik-titik koordinat

121
Laboratorium Geokomputasi
2015

 Klik kanan pada sheet 2 event -> Data-> Export Data

 Klik the data frame -> output feature class kita save dengan nama koordinat.
 Klik icon ArcToolbox

 Klik 3D Analyst Tools -> Raster Interpolation -> Kriging


 Input point feature (data kordinat) -> Z value Field ( ganti dengan z ) -> output
Surface raster (bernama kriging)

122
Laboratorium Geokomputasi
2015

Kemudian OK

 Klik 3D Analyst Tools -> Raster Surface -> Contour


 Input Raster (data kriging) -> output polyline features ( beri nama kontur ) ->
Contour interval (ubah sesuai kebutuhan)

123
Laboratorium Geokomputasi
2015

Kemudian OK

124

Das könnte Ihnen auch gefallen