Sie sind auf Seite 1von 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MAGNETIC PARTICLE TEST

Disusun Oleh :
Nama : Ikhwan Surya Halim (032100010)
Jonatan Manalu (032100011)

Prodi/Angkatan : Elektro Mekanika/2021


Tanggal Praktikum : 1 April 2022

Asisten Pendamping/Dosen Pengampu : Ir. Zaenal Abidim, M. Kes

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

PRODI ELEKTRO MEKANIKA

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Magnetic particle test adalah pengujian yang dapat digunakan untuk mengecek
adanya diskontinuitas pada material yang telah dilakukan proses pengelasan, pemanasan,
machining dan proses manufaktur lainnya. Proses pengujian ini menggunakan daya
magnet yang diaplikasikan terhadap material dan proses interpretasi dilakukan
berdasarkan bentuk partikel magnet yang dihasilkan dari proses magnetisasi.
Pengujian magnetic particle ini mempunyai beberapa macam peralatan untuk
mengalirkan medan magnet, yaitu yoke, prod, koil, dan sn. Beberapa jenis peralatan tadi
di sesuaikan dengan material dan kondisi lapangan yang ada.

II. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat memahami Magnetisasi dengan Yoke
2. Mahasiswa dapat memahami cara demagnetisasi
3. Mahasiswa dapat memahami Yoke untuk magnetisasi
4. Mahasiswa dapat memahami indikasi non relevan

III. Manfaat Praktikum


1. Untuk dapat mengetahui prinsip kerja Magnetic Particle Test dalam memberi
gambaran tentang kondisi spesimen/benda uji
2. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan metode Magnetic
Particle Test
3. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan pada Magnetic Particle Test
4. Untuk mengetahui prosedur kerja dalam melakukan pengujian Magnetic Particle Test
BAB II
METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Yoke dan perlengkapannya
2. Spesimen
3. Timbangan
4. Serbuk besi
5. Black ink magnet

II. Dasar Teori


Sebuah magnet adalah material yang memiliki kemampuan menarik besi atau baja
(dan material logam lain). Lodestone (magnetite) adalah magnet alam. Material lain
dapat dibuat menjadi magnet buatan. Apabila sembarang material dimagnetisasi, ia
memiliki medan magnet yang akan menarik logam tertentu dan medan magnet lain.
Adanya kemampuan untuk memagnetisasi logam tertentu, dimungkinkan pula untuk
menampakkan diskontinuitas menggunakan suatu media (serbuk besi) yang memiliki
daya tarik magnet.
Prinsip pengujian pada metoda ini adalah dengan pemberian medan magnet pada
benda uji baik dengan menggunakan magnet permanen atau magnet buatan (mengalirkan
arus listrik). Medan magnet yang terjadi pada benda uji adalah berupa garis gaya magnet,
seperti terlihat pada Gambar 1.
Bilamana pada benda uji terdapat suatu diskontinuitas maka garis gaya magnet
akan terputusnya. Beberapa dari garis gaya magnet ini masih ada dan masuk kembali
ke dalam benda uji. Bila partikel-partikel magnet disebar di permukaan atau
disemprotkan pada permukaan benda uji maka partikel magnet yang terdapat di
permukaan benda uji akan ditarik oleh kutub-kutub dan membentuk suatu pola
indikasi yang dapat dilihat sesuai dengan ukuran dan bentuk diskontinuitas.

Gambar1. Prinsip Uji Magnetik Partikel


1. Magnetisasi Longitudinal

Bahan-bahan dapat dimagnetisasi secara memanjang (longitudinal) seperti pada gambar


II.4. Jika arus listrik mengalir melalui beberapa gulungan kawat (coil), maka terjadi
medan magnet di sepanjang kumparan (ke arah panjang kumparan atau longitudinal
dalam kumparan). Bentuk dan arah medan magnet adalah hasil dari medan magnet yang
terjadi di sekeliling konduktor. Retak yang tegak lurus atau menyinggung medan ini akan
terlihat sebagai indikasi. Magnetisasi Longitudinal dapat juga dilakukan dengan cara
melingkarkan "kumparan-kumparan berbentuk helik" di sekeling benda uji dan
mengalirkan arus listrik pada kumparan tersebut.

Gambar 2 . Magnetisasi Longitudinal

2. Magnetisasi pada bahan dengan bentuk tidak beraturan

Untuk pengujian terhadap bahan-bahan dengan bentuk yang tidak beraturan maka dapat
menggunakan magnetisasi setempat dengan menggunakan prods pada bagian yang diuji.
Bentuk medan magnet yang terjadi adalah melingkar dan setiap diskontinyuitas yang
terletak di dalam daerah medan gaya magnet tersebut dapat terdeteksi. Untuk
menginspeksi benda uji dengan bentuk tidak beraturan maka pengujian harus beberapa
kali meliputi seluruh luasan daerah pemeriksaan.
3. Demagnetisasi
Demagnetisasi dapat dilakukan dengan menyisipkan benda uji ke dalam medan arus
bolak-balik dan kumparan dan menarik dan medan secara bertahap. Benda uji yang
besar dimagnetisasi dengan cara memberi medan arus bolak balik yang secara berangsur
dikurangi intensitasnya dengan cara mengatur arus. Bila benda uji adalah baja atau besi
yang bermassa besar, maka arus bolak balik tidak mampu melakukan demagnetisasi
menembus seluruh benda uji. Dalam hal ini digunakan arus searah.
Demagnetisasi dapat juga dilakukan dengan cara memukul-mukul atau memutar test
benda uji.
III. Langkah Kerja
Persiapan percobaan
1. Spesimen disiapkan

2. Perangkat Yoke disiapkan, seperti Gambar 3

Gambar 3. Perangkat Yoke


3. Spesimen dipersiapkan seperti Gambar 4

Magnetisasi dengan Yoke


1. Menggunakan Semprotan Serbuk Besi Cair
a. Spesimen dimagnetisasi dengan Yoke seperti Gambar 5

Gambarr 5. Magnetisasi dengan Yoke

b. Spesimen diberi semprotan black ink magnet


Gambar 6. Pemberian Black Ink Magnet

c. Hasil pengamatan dilakukan dengan mengambil foto


d. Percobaan 1 sampai dengan selanjutnya diulang untuk bebagai posisi Yoke
2. Menggunakan Serbuk Besi
a. Spesimen dimagnetisasi dengan Yoke
b. Spesimen diberi serbuk besi

Gambar 7. Spesimen diberi serbuk besi

Demagnetisasi
1. Spesimen ditimban kemudian hasilnya dicatat
Gambar 8. Pengukuran Berat Spesimen

2. Dilakukan magnetisasi dengan Yoke pada spesimen


3. Spesimen diukur medan magnetnya dengan Gaussmeter
4. Dilakukan demagnetisasi dengan menempatkan Yoke di atas spesimen dan disapukan
bolak-balik
5. Spesimen diukur medan magnetnya, jika sekitar 3 G berarti dianggap sudah
dimagnetisasi
BAB III
DATA DAN ANALISIS

I. Data Praktikum
No Nama Gambar Keterangan
Spesimen

1 Penggaris • Berat 241, 2


Besi gr
• Kontinyu
• Diskontinyu

2 Besi 1 • Berat 418,5


gr
• Kontinu
• Diskontinyu

3 Aluminium •. Berat 277,5


gr
• Tidak dapat
dimagnetisasi

4 Besi 2 • Kontinyu
5 Besi 3 • Kontinyu

6 Besi 4 • Kontinyu

7 Besi uji • Kontinyu


• Diskontinyu

II. Penjelasan
A. Penggaris Besi
1. Penggaris yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara kontinyu dengan diuji
oleh besi uji, disertai tambahan black ink magnetic atau serbuk besi merah maupun
putih yang diberikan ke permukaan daerah penggaris yang dimagnetisasi terjadi
magnetisasi
2. Penggaris yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara diskontinyu dengan diuji
oleh besi uji disertai tambahan black ink magnetic terjadi magnetisasi, namun bila
diberi serbuk besi merah maupun putih yang diberikan ke permukaan daerah
penggaris yang dimagnetisasi tidak terjadi magnetisasi
3. Penggaris yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara kontinyu dan
diskontinyu dengan diuji oleh alumunium, disertai tambahan black ink magnetic atau
serbuk besi merah maupun putih yang diberikan ke permukaan daerah penggaris yang
dimagnetisasi tidak terjadi magnetisasi
B. Besi 1, 2, 3, dan 4
1. Besi 1, 2, 3, dan 4 yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara kontinyu dengan
diuji oleh besi uji, disertai tambahan black ink magnetic atau serbuk besi merah
maupun putih yang diberikan ke permukaan daerah penggaris yang dimagnetisasi
terjadi magnetisasi
2. Besi 1, 2, 3, dan 4 yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara diskontinyu
dengan diuji oleh besi uji, disertai tambahan black ink magnetic atau diberi serbuk besi
merah maupun putih yang diberikan ke permukaan daerah penggaris yang
dimagnetisasi tidak terjadi magnetisasi
3. Besi 1, 2, 3, dan 4 yang dimagnetisasi oleh alat yoke magnetik secara kontinyu maupun
diskontinyu dengan diuji oleh alumunium, disertai tambahan black ink magnetic atau
diberi serbuk besi merah maupun putih yang diberikan ke permukaan daerah
penggaris yang dimagnetisasi tidak terjadi magnetisasi

III. Analisis
➢ Pada penggaris besi seharusnya terjadi magnetisasi disemua pengujian termasuk juga
secara diskonuitas diberikan serbuk magnet karena bahan yang diujikan ialah
ferromagnetik. Kemungkinan setelah membersihkan black ink magnet yang selesai
digunakan sebelum menggunakan serbuk besi, terjadi kerusakan berupa goresan pada
penggaris besi tersebut yang mengakibatkan terjadinya kebocoran fluks magnet sehingga
penggaris tersebut tidak terjadi magnetisasi
➢ Aluminium merupakan benda diamagnetic atau benda yang tidak dapat ditarik magnet
sehingga aluminium tidak dapat tertarik di semua uji coba
➢ Pada besi 1, 2, 3, dan 4 tidak dapat terjadi magnetisasi secara diskontinuitas karena
dipengaruhi oleh lebar besi yang lebih besar daripada lebar alat nya
➢ Pada besi 2 terdapat kertas atau lakban putih dipinggir yang terasa mengganggu uji coba.
Namun hal tersebut sebenarnya tidak berpengaruh, jadi ada atau tidak nya lakban putih
tersebut maka hasil uji coba tetap sama saja.
BAB IV
PENUTUP

I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan Magnetic Particle Test dengan
cara Magnetisasi Longitudinal yang menghasilkan medan magnet pada arah yang
memanjang. Pertama-tama, kami melakukan percobaan pada spesimen penggaris.
Penggaris yang dimagnetisasi oleh Yoke dilakukan secara kontinu (berlangsung tanpa ada
jeda waktu) dan diskontinu (memakai jeda waktu) untuk mengetahui apakah spesimen
tersebut sudah dimagnetisasi dengan menguji kemagnetannya melalaui spesimen lain.
Pada spesimen (besi1, besi 2, besi 3, dan besi 4) hanya bisa dilakukan dengan cara kontinu
dikarenakan panjang dan lebar besi yang besar mempengaruhi kemagnetannya setelah
diuji dengan spesimen lain. Ketika material dimagnetisasi , garis gaya magnet mengalir di
dalam material.
Setelah melakukan magnetisasi pada spesimen-spesimen yang disediakan, kami
melakukan Demagnetisasi yang bertujuan untuk menghilangkan sisa magnet dengan cara
menyapu permukaan spesimen secara bolak-balik.

II. Kesimpulan

1. Pada setiap spesimen yang telah diuji terdapat beberapa yang tidak dapat
dimagnetisasi seperti Aluminium karena sofatnya yang tidak dapat dialiri magnet
2. Jika terjadi kebocoran magnet, partikel besi akan tertarik dan membentuk
diskontinuitas
3. Demagnetisasi dilakukan untuk menghilangkan sisa sifat magnet agar spesimen tidak
dapat menarik serbuk besi

III. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dan dosen dapat berkomunikasi dengan lebih baik agar tidak
terjadi kesalahan dalam praktikum untuk ke depannya
2. Perlengkapan praktikum yang dibutuhkan sebaiknya dievaluasi agar praktikum dapat
berjalan dengan maksimal

Das könnte Ihnen auch gefallen