Sie sind auf Seite 1von 12

‫‪KHUTBAH JUMAT‬‬

‫‪DMDI‬‬
‫‪DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA‬‬
‫‪https://seruanmasjid.com‬‬

‫‪HARAM MERAMPAS LAHAN SECARA‬‬


‫‪ZALIM‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫ّلِل‪ ,‬ن َْح َم ُدهُ‪َ ,‬ونَ ْست َ َعينُهُ‪,‬‬ ‫إن ْال َح ْم َد َ َّ َ‬ ‫َّ‬
‫ور أ َ ْنفُ َسنَا‪,‬‬
‫ش ُر َ‬ ‫اّلِل َم ْن ُ‬‫َونَ ْست َ ْغ َف ُرهُ‪َ ,‬ونَعُوذُ َب َّ َ‬
‫ض َّل‬ ‫َّللاُ فَالَ ُم َ‬‫ت أ َ ْع َما َلنَا َم ْن يَ ْه َد َه َّ‬ ‫س َيئَا َ‬ ‫َو َ‬
‫ي لَهُ‪,‬أ َ ْش َه ُد أ َ ْن لَ‬ ‫ض َل ْل فَالَ َها َد َ‬ ‫لَهُ‪َ ,‬و َم ْن يُ ْ‬
‫ش َها َدة َ َم ْن‬ ‫اَلَهَ اَلَّ هللاُ َو ْح َدهُ َلش ََري َْك لَهُ‪َ ،‬‬
‫س ُن نَ َديًّا‪.‬‬ ‫ُه َو َخي ٌْر َّمقَا ًما َوأ َ ْح َ‬
‫س ْولُهُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س َي َدنَا م َح َّمدًا َ‬ ‫َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن َ‬
‫ص َبيًّا‪.‬‬
‫َ َ‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ار‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ار‬ ‫َ‬
‫ك‬
‫َ َ َ‬‫م‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ف‬ ‫ُ‬ ‫ص‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ت‬‫م‬‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫ان‬‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َك َ‬ ‫علَى َ‬ ‫س َل ْم َ‬
‫ص َل َو َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم فَ َ‬
‫علَى‬ ‫س ْولً نَ َبيًّا‪َ ،‬و َ‬ ‫ان َر ُ‬ ‫صادَقَ ْال َو ْع َد َو َك َ‬ ‫َ‬
‫ص ْح َب َه الَّ َذي َْن يُ ْح َسنُ ْو َن َإ ْسالَ َم ُه ْم َولَ ْم‬ ‫آ َل َه َو َ‬
‫ش ْيئًا فَ َريًّا‪ ،‬أ َ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا أَي َها‬ ‫يَ ْفعَلُ ْوا َ‬
‫ص ْي َن ْي نَ ْف َس ْي‬ ‫اض ُر ْو َن َر َح َم ُك ُم هللاُ‪ ،‬ا ُ ْو َ‬ ‫ْال َح َ‬
‫هللا‪ ،‬فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْو َن‬
‫‪َ .‬و َإيَّا ُك ْم َبت َ ْق َوى َ‬
‫قَا َل هللاُ تَعَالَى ‪:‬‬
‫َولَ ْو ا َ َّن ا َ ْه َل ْالقُ ٰ ٰٓرى ٰا َمنُ ْوا َواتَّقَ ْوا لَفَت َ ْحنَا‬
‫ض َو ٰل َك ْن‬ ‫س َم ۤا َء َو ْالَ ْر َ‬ ‫ت َم َن ال َّ‬ ‫علَ ْي َه ْم بَ َر ٰك ٍ‬ ‫َ‬
‫َكذَّبُ ْوا فَا َ َخ ْذ ٰن ُه ْم َب َما َكانُ ْوا يَ ْك َسبُ ْو َن‬
‫)‪(QS al –A’raf [7]: 96‬‬

‫‪Alhamdulillah, atas nikmat Allah yang sangat besar. Dialah yang‬‬


‫‪memberi rezeki tanpa henti. Dialah yang kuasa atas seluruh alam‬‬
semesta. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan
kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bertakwalah kepada Allah. Jadilah muttaqin sejati dengan


menjalankan seluruh perintah Allah dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Hanya aturan-Nya yang akan menjadikan manusia
selamat di dunia dan akhirat.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Hanya Islam yang memiliki aturan yang sempurna. Urusan pribadi,
baik makanan, minuman, pakaian, dan akhlak diatur oleh Islam.
Bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, Islam pun
mengaturnya. Bagaimana mengatur urusan rakyat, dalam sistem
kenegaraan, Islam pun punya aturan. Sungguh ini tidak dimiliki
oleh agama lain di dunia ini.

Maka ketika hari ini, tanah warga Melayu Rempang yang ditempati
turun temurun akan diambil alih oleh negara atas nama investasi,
Islam punya jawaban. Benarkah warga Rempang tak punya hak
atas lahan tempat tinggalnya seperti yang diklaim oleh
pemerintah?

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Beda dengan sistem hukum lahan di negeri ini, syariah Islam
melindungi harta masyarakat secara total, termasuk lahan. Islam
mengatur skema kepemilikan lahan dengan adil. Warga bisa
memiliki lahan melalui pemberian seperti hadiah atau hibah dan
warisan. Islam juga membolehkan Negara Khilafah membagikan
tanah kepada warga secara cuma-cuma. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, misalnya, pernah memberikan tanah kepada
beberapa orang dari Muzainah atau Juhainah. Beliau pun pernah
memberikan suatu lembah secara keseluruhan kepada Bilal bin al-
Harits al-Mazani.

Syariah Islam juga menetapkan bahwa warga bisa memiliki lahan


dengan cara mengelola tanah mati, yakni lahan tak bertuan, yang
tidak ada pemiliknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ق‬ َ ‫ي لَهُ َولَي‬


ٍ ‫ْس َل َع ْر‬ َ ‫ه‬
َ َ ‫ف‬ ً ‫ة‬َ ‫ت‬‫ي‬ْ ‫م‬
َ ‫ا‬ ‫ض‬
ً ‫ر‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ ‫ي‬‫ح‬ْ َ ‫َم ْن أ‬
‫ظا َل ٍم َحق‬ َ
Siapa saja yang menghidupkan tanah mati maka tanah itu menjadi
miliknya dan tidak ada hak bagi penyerobot tanah yang zalim (yang
menyerobot tanah orang lain) (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan
Ahmad).
Beliau juga bersabda:

‫سبَقَ َإلَى َما لَ ْم يَ ْس َب ْق َإلَ ْي َه ُم ْس َل ٌم فَ ُه َو‬


َ ‫َم ْن‬
ُ‫لَه‬
Siapa saja yang lebih dulu sampai pada sebidang tanah, sementara
belum ada seorang Muslim pun yang mendahuluinya, maka tanah itu
menjadi miliknya (HR ath-Thabarani).

Dengan demikian lahan yang tidak ada pemiliknya, lalu dihidupkan


oleh warga dengan cara ditanami, misalnya, atau didirikan
bangunan di atasnya, atau bahkan dengan sekadar dipagari, maka
otomatis lahan itu menjadi miliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

ُ‫ي لَه‬
َ ‫ه‬
َ َ ‫ف‬ ‫ض‬
ٍ ‫ر‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ً
‫ط‬ ‫ئ‬
َ ‫ا‬ ‫ح‬
َ َ
‫ط‬ ‫ا‬ ‫ح‬
َ َ ‫َم ْن أ‬
Siapa saja yang mendirikan pagar di atas tanah (mati) maka tanah
itu menjadi miliknya (HR ath-Thabarani).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Islam memberikan kesempatan umatnya untuk menghidupkan
tanah mati dan memilikinya. Namun syariah Islam juga
mengingatkan para pemilik lahan agar tidak menelantarkan
lahannya. Penelantaran lahan selama tiga tahun menyebabkan
gugurnya hak kepemilikan atas lahan tersebut. Selanjutnya lahan
itu bisa diambil paksa oleh negara dan diberikan kepada pihak yang
sanggup mengelola lahan tersebut.

Ketetapan ini berdasarkan Ijmak Sahabat pada masa Khalifah Umar


bin al-Khaththab ra. Imam Abu Yusuf dalam Kitab Al-Kharaaj
mencantumkan perkataan Khalifah Umar ra., “Tidak ada hak bagi
pematok lahan setelah tiga tahun (ditelantarkan),” (Abu Yusuf, Al-
Kharaaj, 1/77, Maktabah Syamilah).

Imam Abu Ubaid dalam Kitab Al-Amwaal meriwayatkan bahwa


Khalifah Umar ra pernah mengambil kembali lahan milik Bilal bin al-
Harits al-Mazani. Sebelumnya lahan tersebut merupakan
pemberian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun,
Khalifah Umar ra melihat lahan tersebut ditelantarkan. Kemudian
beliau memerintahkan agar Bilal hanya boleh menguasai lahan
seluas yang sanggup ia kelola (Abu Ubaid, Al-Amwaal, hlm. 328,
Maktabah Syamilah).

Hukum yang jelas seperti ini akan memberikan keadilan bagi para
pemilik lahan. Kepemilikan mereka yang telah puluhan tahun atas
lahan tidak bisa dibatalkan atau diambil-alih oleh siapa saja, bahkan
oleh negara sekalipun, hanya karena tidak bersertifikat. Malah
terbukti, ketika sertifikat menjadi satu-satunya bukti keabsahan
kepemilikan lahan, ini justru membuka terjadinya perampasan
lahan. Semua tahu sertifikat bisa dipermainkan.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Ingatlah, perampasan lahan tanpa alasan syar’i adalah perbuatan
ghasab dan zalim. Allah subhanahu wa ta’ala telah mengharamkan
memakan harta sesama manusia dengan cara yang batil, termasuk
dengan cara menyuap penguasa, agar diberikan kesempatan
merampas hak milik orang lain. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:

َ َ‫َو َل تَأ ْ ُكلُ ْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم َب ْالب‬


‫اط َل َوت ُ ْدلُ ْوا‬
‫َب َها ٰٓ اَلَى ْال ُح َّك َام َلت َأ ْ ُكلُ ْوا فَ َر ْيقًا َم ْن ا َ ْم َوا َل‬
‫الثْ َم َوا َ ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْو َن‬
َ ْ ‫اس َب‬ َ َّ‫الن‬
Janganlah kalian makan harta di antara kalian dengan cara yang
batil. (Jangan pula) kalian membawa urusan harta itu kepada para
penguasa dengan maksud agar kalian dapat memakan sebagian
harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian tahu (TQS al-
Baqarah [2]: 188).

Ayat di atas secara tegas mengancam siapa saja yang ingin


menguasai harta orang lain, termasuk lahan orang lain, dengan
cara menyuap penguasa. Suatu hal yang dipandang lumrah hari ini.
Tidak jarang orang-orang kaya, termasuk pengusaha, menyuap
pejabat agar dapat menguasai lahan sekalipun dengan cara
merampas lahan tersebut dari orang lain.

Perhatikan ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para


perampas lahan:

ُ‫ فَإَنَّه‬،‫ظ ْل ًما‬
ُ ‫ض‬ َ ‫َم ْن أ َ َخذَ َشب ًْرا َم َن األ َ ْر‬
‫ضي َْن‬َ ‫سبْعَ أ َ َر‬َ ‫ط َّوقُهُ يَ ْو َم ال َقيَا َم َة َم ْن‬
َ ُ‫ي‬
Siapa saja yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah
akan mengalungkan tujuh bumi kepada dirinya (HR Muttafaq
‘alayh).

Akhirnya, sengketa lahan dan perampasan lahan tidak akan pernah


tuntas selama tidak dikelola dengan syariah Islam. Aturan hari ini
akan terus mengancam pemilik lahan, terutama rakyat.

Hanya syariah Islam yang bisa memberikan perlindungan


menyeluruh dan berkeadilan bagi seluruh umat manusia.
Bergegaslah menuju penerapan Islam secara kaffah. Pasti di sana
keberkahan berlimpah. []
‫آن اْلعَ َظ ْي َم‪،‬‬ ‫ار َك هللا َلي َولَ ُك ْم َفى اْلقُ ْر َ‬ ‫بَ َ‬
‫ت َوال َذ ْك َر‬ ‫َونَفَعَنَي َو َإيَّا ُك ْم َب َما َف ْي َه َم َن ْاْليَا َ‬
‫ْال َح َك َيم َوتَقَبَّ َل هللاُ َمنَّا َو َم ْن ُك ْم َتالَ َوت َهُ َو َإنَّهُ‬
‫س َم ْي ُع العَ َل ْي ُم‪َ ،‬وأَقُ ْو ُل قَ ْو َلي َهذَا‬‫ُه َو ال َّ‬
‫هللا العَ َظي َْم َإنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
‫فَأ ْست َ ْغ َف ُر َ‬
‫لر َحيْم‬
‫ا َّ‬

‫‪KHUTBAH II‬‬

‫لى‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫الش‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫إ‬
‫َ‬ ‫لى‬
‫َ‬ ‫ع‬‫َ‬ ‫َ‬
‫هلل‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ح‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫اَ‬
‫ت َ ْو َف ْي َق َه َواَ ْم َتنَا َن َه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن لَ َالَهَ َإلَّ هللاُ‬
‫س َي َدنَا‬‫أن َ‬ ‫َوهللاُ َو ْح َدهُ لَ ش ََري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫لى‬
‫َ‬ ‫إ‬ ‫ى‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬‫د‬‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْول‬ ‫ُم َح َّمدًا َ‬
‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَى َ‬ ‫ص َل َ‬ ‫ض َوانَ َه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫َر ْ‬
‫س َل ْم ت َ ْس َل ْي ًما َكثي ًْرا‬ ‫ص َحا َب َه َو َ‬ ‫علَى ا َ َل َه َوأ َ ْ‬ ‫َو َ‬
‫اس اَتَّقُوهللاَ َف ْي َما أ َ َم َر‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَي َها النَّ ُ‬
‫هللا أ َ َم َر ُك ْم‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬ ‫َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬
‫َبأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ َف ْي َه َبنَ ْف َس َه َوثَـنَى َب َمآل َئ َك َت َه‬
‫س َب َح َة َبقُ ْد َس َه َوقَا َل تَعاَلَى َإ َّن َ‬
‫هللا‬ ‫ْال ُم َ‬
‫لى النَّ َبى يآ اَي َها الَّ َذي َْن‬ ‫ع َ‬ ‫صل ْو َن َ‬ ‫َو َمآل َئ َكتَهُ يُ َ‬
‫س َل ُم ْوا ت َ ْس َل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم‬ ‫علَ ْي َه َو َ‬
‫صل ْوا َ‬ ‫آ َمنُ ْوا َ‬
‫علَ ْي َه‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص َل َ‬ ‫َ‬
‫س َي َدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫علَى آ َل َ‬ ‫س َل ْم َو َ‬ ‫َو َ‬
‫س َل َك َو َمآل َئ َك َة اْل ُمقَ َّر َبي َْن‬ ‫ا َ ْن َبيآ َئ َك َو ُر ُ‬
‫الرا َش َدي َْن أ َ َبى‬ ‫اء َّ‬ ‫ع َن اْل ُخلَفَ َ‬ ‫ض الل ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫َو ْ‬
‫ع ْن بَ َقيَّ َة‬ ‫علي َو َ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫ص َحابَ َة َوالتَّا َب َعي َْن َوتَا َب َعي التَّا َب َعي َْن لَ ُه ْم‬ ‫ال َّ‬
‫عنَّا َمعَ ُه ْم‬
‫ض َ‬
‫ار َ‬ ‫ان اَلَى يَ ْو َم َ‬
‫الدي َْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫َبا َْح َ‬
‫اح َمي َْن‬ ‫َب َر ْح َمتَ َك يَا أ َ ْر َح َم َّ‬
‫الر َ‬

‫اَلل ُه َّم ا ْغ َف ْر َل ْل ُمؤْ َمنَي َْن َواْل ُمؤْ َمنَا َ‬


‫ت‬
‫ت اَلَ ْحيآء َم ْن ُه ْم‬ ‫َواْل ُم ْس َل َمي َْن َواْل ُم ْس َل َما َ‬
‫ت الل ُه َّم أ َ َع َّز اْ َإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس َل َمي َْن‬ ‫َواْلَ ْم َوا َ‬
‫ص ْر َعبَا َد َك‬ ‫الش ْر َك َواْل ُم ْش َر َكي َْن َوا ْن ُ‬ ‫َوأ َ َذ َّل َ‬
‫اخذُ ْل‬ ‫الدي َْن َو ْ‬ ‫ص َر َ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫اْل ُم َو َح َدي َْن َوا ْن ُ‬
‫الدي َْن‬ ‫َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس َل َمي َْن َو َد َم ْر أ َ ْع َدا َء َ‬
‫الدي َْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬ ‫َوا ْع َل َك َل َماتَ َك َإلَى يَ ْو َم َ‬
‫الزلَ َز َل َواْ َلم َح َن‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬ ‫َ‬
‫ظ َه َر َم ْن َها َو َما‬ ‫س ْو َء اْل َفتْنَ َة َواْ َلم َح َن َما َ‬ ‫َو ُ‬
‫سا َئ َر‬ ‫صةً َو َ‬ ‫ع ْن بَلَ َدنَا اَ ْندُو َن ْي َسيَّا خآ َّ‬ ‫ط َن َ‬ ‫بَ َ‬
‫ب اْلعَالَ َم ْي َن‪.‬‬ ‫ان اْل ُم ْس َل َمي َْن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫اْلبُ َ‬
‫د‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬
‫ْلخ َرةَ‬‫سنَةً َوفَى اْ َ‬ ‫َربَّنَا آتَنا َ َفى الد ْنيَا َح َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬
‫ظلَ ْمنَا‬ ‫اب النَّ َ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو َقنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫اإن لَ ْم ت َ ْغ َف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن‬
‫سنَا َو ْ‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫َم َن اْلخَا َس َري َْن‪.‬‬

‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬


‫ان‬
‫َ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ح‬
‫ْ‬ ‫إل‬
‫َ‬ ‫ا‬‫و‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫د‬ ‫َ‬ ‫ع‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫هللا ! َإ َّن َ‬
‫هللا يَأ‬ ‫َعبَا َد َ‬
‫آء‬‫ع َن اْلفَ ْحش َ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ْتآء َذي ا‬
‫َو َإي َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْو َن‬ ‫َواْل ُم ْن َك َر َواْلبَ ْغي يَ َع ُ‬
‫هللا اْلعَ َظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ‬ ‫َ‬ ‫وا‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ْ‬
‫ذ‬ ‫َوا‬
‫هللا أ َ ْكبَ ْر‬
‫لى َنعَ َم َه يَ َز ْد ُك ْم َولَ َذ ْك ُر َ‬ ‫ع َ‬ ‫َ‬

Das könnte Ihnen auch gefallen