Sie sind auf Seite 1von 19

MODUL 2

A. Memiliki Wawasan yang Luas


1. Wawasan Ilmu Hadist
a. Hasdits Arbain Ke 3

‫ِه َّل‬ ‫ِهلل َّل‬ ‫ِمَس‬ ‫َّط ِب ِض‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬
‫ ْعُت َرُسْو َل ا َص ى اُهلل َعَلْي َو َس َم‬: ‫َعْن َأيِب َعْب الَّر َمْحِن َعْب ا ْبِن ُعَمَر ْبِن اَخْل ا َر َي اُهلل َعْنُه َم ا َقاَل‬
‫ َش َه اَدِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو َأَّن َحُمَّم دًا َرُسْو ُل اِهلل َو ِإَقاِم الَّص َالِة َو ِإْيَتاِء الَّز َك اِة َو َح ِّج‬: ‫ ُبَيِن ْاِإل ْس َالُم َعَلى ْمَخٍس‬: ‫َيُقْو ُل‬
‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِت‬
‫“ اْلَبْي َو َص ْو َرَم َض اَن ” َرَو اُه الُبَخ اِر ُّي َو ُمْس ٌم‬
Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia
mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah
melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat;
menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR.
Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16]
b. Hasdits Arbain Ke 4
‫ِهلل‬ ‫ٍد ِض‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬
‫ َح َّد َثَنا َرُس وُل ا صلى اهلل عليه وسلم َو ُه َو‬: ‫ َقَل‬,‫َعْن َأيِب َعْب الَّرمْح ِن َعْب ا ْبِن َم ْس ُعو َر َي اُهلل َعْنُه‬
‫ ِاَّن َأَح ُد ُك ْم ْجُيَمُع َخ ْلُقُه يف َبْطِن ُأِّم ِه َأْر َبِعَني َيْو ًم ا ُنْطَفًة َّمُث َيُك وُن َعَلَقًة ِم ْثَل ذلك َّمُث َيُك ْو ُن‬: ‫الَّص اِد ُق ا ْص ُد ْو ُق‬
‫ ِق‬,‫ ِبَك ْتِب ِر ْز ِقِه َأ ِلِه ِلِه‬: ‫ِبَأ ِع َك ِل اٍت‬ ‫ِه‬ ‫ُف ِف‬ ‫ِه‬ ‫ِا‬ ‫ِم َمل‬
‫َو َج َو َعَم َو َش ٌّي‬ ‫ُّر‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫َل‬
‫ُيْر َس ُل ْي َمل ُك َفَيْن ُخ ْي ْو َح َو ُيْؤ َم ُر ْر َب َم‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫َّمُث‬ ,‫ذلك‬ ‫ُمْضَغًة ْثَل‬
‫ِا ِذ‬ ‫ِة‬ ‫ِا‬ ‫ِذ‬ ‫ِع‬
‫ َّن َأَح َد ُك ْم َلَيْع َم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل اَجلَّن حىّت َم ا َيُك ْو ُن َبْيَنُه َو َبْيَنَه ا اَّل َر اٌع َفَيْس ِبُق‬,‫ َفَو اَّل ي اَل اله َغْيُر ُه‬. ‫َأْو َس يٌد‬
‫ِب ِل ا َّنِة‬ ‫ِه ِك‬ ‫ِا ِذ‬ ‫ِب‬ ‫ِه ِك‬
‫َعَلْي ال َتاُب َفَيْع َم ُل َعَم ِل َأْه ِل الَّناِر حىت َم ا َيُك ْو ُن َبْيَنُه َو َبْيَنَه ا اَّل َر اٌع َفَيْس ِبُق َعَلْي ال َتاُب َفَيْع َم ُل َعَم َجل‬
‫َفَيدُخ ُلَه ا‬
Artinya: “Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata,
‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan kepada kami, dan beliau adalah ash-
Shadiq al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan perkataannya):
‘Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
40 hari dalam bentuk sperma, kemudian menjadi segumpal darah seperti (masa) itu, kemudian
menjadi segumpal daging seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan dengan empat kalimat: menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau
bahagia.
Demi Dzat yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang
beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal
satu hasta, tapi catatan (takdir) mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka
sehingga akhirnya dia masuk neraka.
Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang beramal dengan amalan ahli neraka
sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi catatan (takdir)
mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga sehingga akhirnya dia masuk
surga’.”

B. Priode dari Umur 15 – 40+ thn (Priode Nubuwah)


1. Sirah Nabawiyah Kelas 2
a. Perang Fijar
Pada usia 15 tahun, meletus perang Fijar antara pihak Quraisy bersama Kinanah, berhadapan
dengan pihak Qais Ailan. Komandan pasukan Quraisy dan Kinanah dipegang oleh Harb bin
Umayyah, karena pertimbangan usia dan kedudukannya terpandang. Pada awal mulanya pihak
Qaislah yang mendapatkan kemenangan. Namun kemudian beralih ke pihak Quraisy dan
Kinanah. Dinamakan perang Fijar, karena terjadi pelanggaran terhadap kesucian tanah haram
dan bulan-bulan suci.
Berbeda pendapat para sejarawan tentang bentuk keterlibatan Nabi Muhammad saw. dalam
perang ini. Ada dua riwayat yang dinisbatkan kepada beliau tentang hal tersebut. Yang pertama
bahwa beliau ikut memanah dan yang kedua sekedar mengumpulkan anak panah untuk beliau
serahkan kepada paman-paman beliau yang terlibat dalam perang tersebut. Peperangan ini cukup
panjang yaitu 4 tahun lamanya.
Keterlibatan ini merupakan pelajaran dan pengalaman berharga buat beliau sehingga pada
masa kenabian di Madinah beliau tidak canggung atau gentar membela kebenaran walau dengan
konsekuensi luka atau bahkan gugur.
b. Hilful Fudhul
Pengaruh dari peperangan ini, diadakan Hilful Fudhul pada bulan Dzul Qa’dah pada bulan
suci, yang melibatkan beberapa kabilah Quraisy, yaitu Bani Hasyim, Bani Al-Muththalib, Asad
bin Abdul Uzza, Zuhrah bin Kilab dan Taimi bin Murrah. Mereka berkumpul di rumah Abdullah
bin Jud’an At-Taimi karena pertimbangan umur dan kedudukannya yang terhormat. Mereka
mengukuhkan perjanjian dan kesepakatan, bahwa tak seorang pun dari penduduk Mekah dan
juga lainnya yang dibiarkan teraniaya. Siapa yang teraniaya, maka mereka sepakat berdiri di
pihaknya. Sedangkan terhadap siapa yang berbuat dzalim, maka kedzalimannya harus
dibalaskan. Perjanjian ini juga dihadiri Rasulullah saw.
Setelah Allah memuliakan dengan risalah, beliau bersabda, “Aku pernah mengikuti
perjanjian di rumah Abdullah bin Jud’an, suatu perjanjian yang lebih disukai daripada keledai
yang terbagus. Andaikata aku diundang untuk perjanjian itu semasa Islam, tentu aku akan
memenuhinya.”
Perjanjian ini dinamai al-Fudhul karena ia serupa dengan perjanjian yang pernah diikat oleh
tiga orang bernama Fadhl (bentuk tunggal dari kata Fudhul) pada masa Jurhum, atau karena
isinya merupakan kesepakatan untuk membela yang teraniaya dan mengembalikan Fudhul
mereka (kelebihan yang diambil tanpa hak sehingga merupakan penganiayaan terhadap pihak
lain).
Hilf al-Fudhul adalah perjanjian untuk mengembalikan kepada yang berhak apa yang
direbut oleh siapa pun secara aniaya.
Ada yang berpendapat, sebab terjadinya perjanjian ini, karena ada seseorang dari Zubaid
yang tiba di Mekah sambil membawa barang dagangan, lalu barang-barang dagangannya itu
dibeli Al-Ash bin Wa’il As-Sahmi. Namun Al-Ash tidak memenuhi hak-haknya dan juga
mengkhianati sekutu-sekutunya yang lain dari Abdud-Dad, Makhzum, Jumah, Sahm, dan Adi.
Oleh karena itu mereka pun tidak lagi mempedulikannya. Lalu orang dari Zubaid itu naik ke atas
bukit Abu Qubais dan memperdengarkan syair-syair yang menggambarkan kedzaliman Al-Ash
dengan suara yang keras. Saat itu Az-Zubair bin Abdul Muththalib lewat di dekatnya, lalu
bertanya “mengapa ada orang yang tertinggal?” lalu mereka berkumpul di Hilful Fudhul, lalu
menghampiri Al-Ash bin Wa’il untuk memprotes pelanggarannya terhadap hak-hak orang
Zubaidi itu. padahal sebelum itu mereka sudah mengikat persekutuan dengannya.
c. Menggembala Kambing dan Berdagang
Pada awal masa remajanya, Rasulullah saw. tidak mempunyai pekerjaan tetap. Hanya saja
beberapa riwayat menyebutkan beliau biasa menggembala kambing di kalangan Bani Sa’ad dan
juga di Mekah dengan imbalan uang beberapa dinar.
Pada usia 25 tahun, beliau pergi berdagang ke Syam menjalankan barang dagang milik
Khadijah. Ibnu Ishaq menuturkan Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita pedagang,
terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang-orang menjalankan barang dagangannya,
dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Sementara orang-orang Quraisy memiliki
hobi berdagang. Tatkala Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau,
kredibilitas dan kemuliaan akhlak beliau, maka dia pun mengirimkan utusan dan menawarkan
kepada beliau agar berangkat ke Syam untuk menjalankan barang dagangannya. Dia siap
memberikan imbalan jauh lebih banyak dari imbalan yang pernah dia berikan kepada pedagang
yang lain. Beliau harus pergi bersama seorang pembantu yang bernama Maisarah. Beliau
menerima tawaran ini. Maka beliau berangkat ke Syam untuk berdagang dengan disertai
Maisarah.
d. Menikah dengan Khadijah
Setibanya di Mekah dan setelah tau keuntungan dagangannya yang melimpah yang tidak
pernah dilihatnya sebanyak itu sebelumnya, apalagi setelah pembantunya, Maisarah,
mengabarkan kepadanya apa yang dilihatnya pada diri beliau selama menyertainya, bagaimana
sifat-sifat beliau yang mulia, kecerdikan dan kejujuran beliau, maka seakan-akan Khadijah
mendapatkan barangnya yang pernah hilang dan sangat diharapkannya. Sebenarnya sudah
banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya. Namun dia tidak mau.
Tiba-tiba saja dia teringat seorang rekannya, Nafisah binti Munyah. Dia meminta agar rekannya
ini menemui beliau dan membuka jalan agar mau menikah dengan Khadijah. Ternyata beliau
menerima tawaran itu, lalu beliau menemui paman-paman beliau. Kemudian paman-paman
beliau menemui paman Khadijah untuk mengajukan lamaran. Setelah semuanya dianggap beres,
maka perkawinan siap laksanakan. Yang ikut hadir dalam pelaksanaan akad nikah adalah Bani
Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar. Hal ini terjadi dua bulan sepulang beliau dari Syam.
Maskawin beliau 20 ekor unta muda.
Usia Khodijah sendiri 40 tahun, yang pada masa itu dia merupakan wanita yang paling
terpandang, cantik, pandai, dan sekaligus kaya. Dia adalah wanita pertama yang dinikahi
Rasulullah saw. beliau tidak pernah menikahi wanita lain sampai Khadijah meninggal dunia
e. Pemugaran Ka’bah dan Pengambilan Keputusan
Ketika Nabi Muhammad saw. mencapai usia 35 tahun beliau terlibat langsung dalam
pemugaran kembali Ka’bah setelah diterjang banjir besar yang meretakkan dinding-dindingnya.
Memang jauh sebelum itu masyarakat Mekah telah berpikir untuk memugar/meninggikan dan
memberinya atap. Meninggikannya diperlukan karena tidak jarang barang-barang berrharga yang
dipersembahkan kepada Ka’bah sebagai sesaji dicuri oleh tangan-tangan jahil.
Mereka sepakat dalam pemugaran Ka’bah ini tidak memasukkan bahan-bahan bangunannya
kecuali yang baik-baik. Mereka tidak menerima masukan upah dari pelacur, jual beli dengan
sistem riba dan rampasan terhadap harta orang lain.
Setelah semua persiapan rampung, mereka memulai mengambil/mencungkil batu-batu
dinding Ka’bah. Sekalipun awalnya orang-orang Quraisy merasa takut untuk merobohkannya.
Akhirnya Al-walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi mengawali perobohan bangunan Ka’bah,
lalu diikuti semua orang, setelah tau tidak ada sesuatu pun yang menimpa Al-Walid. Mereka
terus bekerja merobohkan setiap bangunan Ka’bah hingga sampai rukun Ibrahim. Setelah itu
mereka siap membangunnya kembali.
Mereka membagi sudut-sudut Ka’bah dan mengkhususkan setiap kabilah dengan bagiannya
sendiri-sendiri. Setiap kabilah mengumpulkan batu-batu yang baik dan mulai membangun. Yang
bertugas menangani pembangunan Ka’bah ini adalah seorang arsitek berkebangsaan Romawi
yang bernama Baqum (nama aslinya adalah Pachomius).
Tatkala pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad, mereka saling berselisih
tentang siapa yang berhak mendapat kehormatan meletakkan Hajar Aswad itu di tempatnya
semula. Perselisihan ini terus berlanjut selama empat atau lima hari, tanpa ada keputusan.
Bahkan perselisihan itu semakin meruncing dan hampir saja menjurus kepada pertumpahan
darah di tanah suci. Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi tampil dan menawarkan jalan
keluar dari perselisihan di antara mereka, dengan menyerahkan urusan ini kepada siapa pun yang
pertama kali masuk lewat pintu masjid. Mereka menerima cara ini. Allah menghendaki orang
yang berhak tersebut adalah Rasulullah saw. Tatkala mengetahui hal ini, mereka berbisik-bisik,
“Inilah Al-Amin. Kami ridha kepadanya. Inilah dia Muhammad.”
Setelah mereka semua berkumpul di sekitar beliau dan mengabarkan apa yang harus beliau
lakukan, maka beliau meminta sehelai selendang lalu beliau meletakkan Hajar Aswad tepat di
tengah-tengah selendang, lalu meminta pemuka-pemuka kabilah yang saling berselisih untuk
memegang ujung-ujung selendang, lalu memerintahkan mereka secara bersama-sama
mengangkatnya. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil Hajar Aswad dan
meletakkannya di tempat semula. Ini merupakan cara pemecahan yang sangat jitu dan diridhai
semua orang.
Orang-orang Quraisy kehabisan dana dari penghasilan yang baik. Maka mereka menyisakan
di bagian utara, kira-kira enam hasta, yang kemudian disebut Al-Hijr atau Al-Hathim. Mereka
membuat pintunya lebih tinggi dari permukaan tanah, agar tidak bisa dimasuki kecuali oleh
orang yang memang ingin melewatinya. Setelah bangunan Ka’bah mencapai ketinggian 15
hasta, mereka memasang atap dengan disangga enam sendi.
Setelah jadi, Ka’bah itu berbentuk segi empat, yang ketinggiannya kira-kira mencapai 15 m,
panjang sisinya di tempat Hajar Aswad dan sebaliknya adalah 10 x 10 m. Hajar Aswad itu
sendiri diletakkan pada ketinggian 1,5 m dari permukaan pelataran tempat thawaf. Sisi yang ada
pintunya dan sebaliknya setinggi 12 m. Adapun pintunya setinggi 2 m dari permukaan tanah. Di
sekeliling luar Ka’bah ada pagar dari bagian ruas-ruas bangunan, di bagian tengahnya dengan
ketinggian ¼ m dan lebarnya kira-kira 1/3 m. Pagar ini dinamakan Asy-Syadzarawan. Namun
kemudian orang-orang Quraisy meninggalkannya.
f. Sekelumit Hal-Hal Penting Terkait Pemugaran Ka’bah
Ka’bah berkali-kali dipugar, yakni:
Pertama. Pada masa Jahiliyah di mana Nabi saw. Ikut memugarnya.
Kedua. Pada tahun 30 H/650 M, masa pemerintahan Yazin bin Mu’awwiyah (645-683 M).
Ketika itu pasukan Yazid mengepung Ka’bah dalam perang melawan Abdullah bin Az-
Zubair. Ka’bah dihujani dengan baru-batu besar membawa api yang menjadikannya terbakar
sehingga Abdullah Ibn Az-Zubair kemudian memugar Ka’bah dan menambah tinggi dan
luasnya, sesuai dengan luasnya pada masa Nabi Ibrahim as.
Ketiga. Setelah wafatnya Abdullah bin Az-Zubair bangunan yang ditambah olehnya, sesuai
dengan pada masa Nabi Ibrahim, dibongkar sehingga kembali seperti zaman Nabi
Muhammad saw. Memang setelah itu ada perbaikan-perbaikan atau penambah-penambahan
yang diperlukan, tetapi itu tidak wajar dinamai pemugaran.
Yang menarik untuk digaris bawahi adalah bahwa Ka’bah, kendati telah beberapa kali
dipugar, tetapi fondasi yang diletakkan oleh Nabi Ibrahim tidak goyah dan tidak diganti.
Demikian Allah mengekalkan usaha nabi Ibrahim sepanjang masa, karena keikhlasan beliau,
bahkan mengekalkan bekas telapak kaki nabi agung itu hingga kini, sebagaimana dapat dilihat
oleh setiap pengunjung Ka’bah.
g. Bentuk Ka’bah
Ia berbentuk kubus/segi empat sehingga mengarah ke timur, barat, selatan, dan utara.
Bangunan Ka’bah tidak sakral, tetapi ia wajib dihormati sebagai lambang kehadiran Allah
sekaligus sebagai “meeting point”. Seandainya bangunan Ka’bah dipindahkan, maka arah
Ka’bah sebagaimana keadaannya sekarang tidak boleh berubah dengan pemindahan
bangunannya.
h. Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah lambang “tangan Tuhan.” Yang melambangkan tangan/mencium Hajar
Aswad bagaikan mengikat janji dengan Allah untuk selalu berada dalam lingkungan-Nya serta
patuh kepada-Nya. Sekali lagi, ia hanya lambang, batu itu sendiri tidak memberi manfaat atau
mudharat. “Kalau bukan karena Rasul menciumnya, maka aku tidak akan menciumnya,”
demikian ucapan Sayyidina Abu Bakar ra. dan Sayyidina Umar ra. atau seperti ucapan Sayyidina
Ali: “Engkau adalah batu yang tidak memberi mudharat atau manfaat dari sisimu, tetapi karena
Rasul saw. menciummu, maka pasti ada manfaat di balik itu yang bersumber dari Allah karena
itu aku menciummu.”
Dapat dipahami dari kisah pemugaran Ka’bah pada masa Jahiliyah bahwan tokoh-tokoh
kaum musyrik pun menilai perzinaan, penganiayaan, bahkan riba merupakan hal-hal yang tidak
etis, tidak direstui Allah, dan hendaknya dihindari. Besar kemungkinan praktik riba menular
kepada masyarakat Jahiliyah di Mekah melalui orang-orang Yahudi yang dikenal sangat gemar
dengan praktik tersebut.
Kendati Nabi terlibat dalam pemugaran Ka’bah, tetapi saat terjadi pertikaian agaknya beliau
menjauh dari arena agar tidak terlibat langsung dalam pertikaian tersebut. Di sisi lain, terbukti
bahwa Nabi Muhammad saw. sebelum menjadi Nabi dan mendapat bimbingan wahyu secara
langsung dari Allah pun, beliau sudah demikian bijaksana dan sangat piawai dalam
mempertemukan mereka yang berselisih dan sangat bijaksana dalam mengelola konflik.
Tidak otomatis semua yang berkesempatan masuk ke dalam ruangan Ka’bah adalah orang-
orang yang memperoleh restu Allah. Bukankah dahulu sempat masuk sekian banyak kaum
musyrik dan bukankah di sana pernah ditempatkan dan disembah aneka berhala? Yang
memandang Ka’bah, apalagi yang masuk ke dalamnya, disertai dengan kekaguman dan
penghormatan kepada lambang kehadiran Allah itu serta merasakan kehadiran-Nya, merekalah
yang memperoleh ganjaran dan anugerah-Nya. Demikian, wa Allah A’lam.
i. Senang ber-tahannuts di gua Hira
Dari beberapa hasil pengamatan Rasulullah saw. sebelum itu telah membentangkan jarak
pemikiran antara diri beliau dengan kaum beliau. Selagi usia Rasulullah saw. hampir mencapai
40 tahun, sesuatu yang paling disukai adalah mengasingkan diri (bertahannuts). Dengan
membawa roti dari gandum dan air beliau pergi ke gua Hira di Jabal Nur, yang jaraknya kira-kira
2 mil dari kota Makkah, suatu gua yang tidak terlalu besar, yang panjangnya 4 hasta dan
lebarnya antara ¾ hingga 1 hasta.
Beliau tidak pernah merasa puas melihat keyakinan kaumnya yang penuh kemusyrikan dan
segala persepsi mereka yang tak pernah lepas dari tahayul. Sementara itu, di hadapan beliau juga
tidak ada jalan yang jelas dan mempunyai batasan-batasan tertentu, yang bisa menghantarkan
keridhaan dan kepuasan hati beliau.
Pilihan beliau untuk mengasingkan diri ini termasuk satu sisi dari ketentuan Allah atas diri
beliau, selagi langkah persiapan untuk menerima utusan besar sedang menunggunya. Ruh
manusia man pun yang realitas kehidupannya akan disusupi suatu pengaruh dan dibawa ke arah
lain, maka ruh itu harus dibuat kosong dan mengasingkan diri untuk beberapa saat, dipisahkan
dari beberapa kesibukan duniawi dan gejolak kehidupan serta kebisingan manusia yang
membuatnya sibuk pada urusan kehidupan.
Begitulah Allah mengatur dan mempersiapkan kehidupan Muhammad saw. untuk
mengemban amanat yang besar, mengubah wajah dunia dan meluruskan garis sejarah. Allah
telah mengatur pengasingan ini selama 3 tahun bagi Rasulullah saw. sebelum membebaninya
dengan risalah.
Nabi Muhammad saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, terbiasa melakukan
tahannuts (mengasingkan diri) selama sekian hari, yakni bisa 10 hari, bahkan sampai sebulan,
dengan disertai ruh yang suci sambil mengamati kegaiban yang tersembunyi di balik alam nyata,
hingga tiba saatnya berhubungan dengan kegaiban itu tatkalah Allah sudah memperkenalkannya.
j. Jibril Turun Membawa Wahyu
Selagi usia beliau genap 40 tahun, suatu awal kematangan dan ada yang berpendapat bahwa
pada usia inilah para rasul diangkat menjadi rasul, mulai tampak tanda-tanda nubuwah yang
menyembul dari balik kehidupan pada diri beliau. Di antara tanda-tanda itu adalah mimpi yang
hakiki. Selama enam bulan mimpi yang beliau alami itu hanya menyerupai fajar shubuh yang
menyingsing. Mimpi ini termasuk salah satu bagian dari 46 bagian dari nubuwah. Akhirnya pada
bulan Ramadhan pada tahun ketiga dari masa pengasingan di Gua Hira, Allah berkehendak
untuk melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni bumi, memuliakan beliau dengan nubuwah
dan menurunkan Jibril kepada beliau sambil membawa ayat-ayat Al-Qur’an.
Setelah mengamati dan meneliti berbagai dalil dan perbandingan yang lain, maka ditetapkan
pada hari Senin, malam tanggal 21 dari bulan Ramadhan, atau bertepatan dengan tanggal 10
Agustus 610 M. Usia beliau saat itu genap 40 tahun lebih 6 bulan 12 hari menurut perhitungan
kalender Hijriyah, atau 39 tahun lebih 3 bulan 20 hari menurut perhitungan kalender Syamsiyah.
Ada perbedaan pendapat di antara pakar tentang penentuan harinya dari bulan Ramadhan.
Ada yang berpendapat pada hari ketujuh, ada yang berpendapat pada hari ketujuh belas, ada
yang berpendapat pada hari kedelapan belas.
Ketika beliau ber-tahannuts seperti biasanya, beliau didatangi malaikat Jibril as. Seraya
berkata “Bacalah!”
Beliau menjawab “Aku tidak bisa membaca.”
Malaikat Jibril merangkul hingga Rasulullah merasa sesak. Setelah itu melepaskannya,
seraya berkata lagi, “Bacalah!”
Rasulullah menjawab “Aku tidak bisa membaca.”
Malaikat Jibril memegang beliau dan merangkulnya hingga ketiga kalinya sampai
Rasulullah merasa sesak, kemudian melepaskannya, lalu berkata:

)( ‫ٱۡق َر ۡأ ِبٱۡس ِم َر ِّبَك ٱَّل ِذي َخ َل َق () َخ َل َق ٱۡل ِإنَٰس َن ِم ۡن َعَل ٍق () ٱۡق َر ۡأ َو َر ُّبَك ٱۡل َأۡك َر ُم () ٱَّل ِذي َعَّلَم ِب ٱۡل َق َلِم‬
)( ‫َعَّلَم ٱۡل ِإنَٰس َن َم ا َل َيۡع َلۡم‬
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Rasulullah saw. mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar.
k. Upaya Khadijah Menenangkan Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad saw. yang sangat kaget dan takut segera menghentikan penyendiriannya
dan langsung pulang menemui Khadijah binti Khuwailid, seraya bersabda, “Selimutilah aku,
selimutilah aku!” Maka beliau diselimuti hingga badan beliau tidak lagi menggigil layaknya
terkena demam.
“Apa yang terjadi padaku?” beliau bertanya kepada Khadijah. Maka dia memberitahukan
apa yang baru saja terjadi. Beliau bersabda, “Aku khawatir terhadap keadaan diriku sendiri.”
Khadijah berkata, “Tidak. Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan menghinakanmu,
karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain,
memberi makan orang yang miskin, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan
kebenaran.”
Selanjutnya Khadijah membawa beliau pergi menemui Waraqoh bin Naufal bin Asad bin
Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Nasrani semasa Jahiliyah. Dia
menulis buku dalam bahasa Ibrani dan juga menulis Injil dalam bahasa Ibrani. Dia sudah tua dan
buta.
Khadijah berkata kepada Waraqah, “Wahai sepupuku, dengarkanlah kisah dari saudaramu
(Rasulullah.”
Waraqah bertanya kepada beliau, “Apa yang pernah engkau lihat wahai saudaraku?”
Rasulullah saw. mengabarkan apa saja yang telah dilihatnya. Akhirnya Waraqah berkata,
“Ini adalah Namus yang diturunkan Allah kepada Musa. Andaikan saja aku masih muda pada
masa itu. Andaikan saja aku masih hidup tatkala kaummu mengusirmu.”
“benarkah mereka akan mengusirku?” Beliau bertanya.
“Benar. Tak seorang pun pernah membawa seperti yang engkau bawa melainkan akan
dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti, tentu aku akan membantumu secara
sungguh-sungguh.” Waraqah meninggal dunia pada saat-saat turun wahyu.
l. Wahyu Terhenti Beberapa Lama
Setelah turunnya wahyu pertama ini, beberapa waktu lamanya Jibril tidak datang, jangankan
membawa wahyu, menampakkan diri pun tidak. Berbeda-beda riwayat tentang lamanya
keterhentian wahyu itu. pendapat yang terlama tiga tahun, pendapat lainnya enam bulan, dan ada
yang menyatakan beberapa hari saja.
Pada masa-masa terputusnya wahyu itu, Rasulullah saw. hanya diam dalam keadaan
termenung sedih. Rasa kaget dan bingung melingkupi diri beliau. Al-Bukhari meriwayatkan
dalam Kitabut-Ta’bir, yang isinya sebagai berikut: Wahyu terputus selang beberapa waktu,
hingga Nabi dirundung kedukaan seperti halnya diri kita yang sedang berduka.
m. Wahyu Kedua yang Diterima Nabi saw
Ibnu Hajar menuturkan, selama wahyu terputus untuk beberapa hari lamanya, beliau
ketakutan dan kedukaannya segera sirna dan kembali seperti sebelumnya, tatkala bayang-bayang
kebingungan mulai surut, tanda-tanda kebenaran mulai membias, dan beliau menyadari secara
yakin bahwa kini beliau benar-benar menjadi seorang Nabi Allah Yang Maha Besar dan Maha
Tinggi, bahwa yang mendatangi beliau adalah duta pembawa wahyu yang menyampaikan
pengabaran langit, kegelisahan dan penantiannya terhadap kedatangan wahyu merupakan sebab
keteguhan hatinya jika wahyu itu datang lagi, maka Jibril benar-benar datang untuk kedua
kalinya.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah
saw. menuturkan masa turunnya wahyu. Beliau bersabda, “Tatkala aku sedang berjalan, tiba-tiba
kudengar sebuah suara yang berasal dari langit. Aku mendongakkan pandangan ke arah langit.
Ternyata di sana ada Malaikat yang mendatangiku di Gua Hira, sedang duduk di sebuah kursi,
menggantung di antara langit dan bumi. Aku mendekatinya hingga tiba-tiba aku terjerambab ke
atas tanah. Kemudian aku menemui keluargaku dan ku katakan, “Selimutilah aku, selimutilah
aku!”
Lalu Allah menurunkan surat Al-Muddatstsir: 1-5. Setelah itu wahyu datang secara berturut-
turut.

)( ‫َٰٓيَأُّيَه ا ٱۡل ُم َّد ِّثُر () ُقۡم َفَأنِذۡر () َو َر َّبَك َفَك ِّب () َو ِثَياَبَك َفَطِّه ۡر () َو ٱلُّر ۡج َز َفٱۡه ُج ۡر‬
1. Hai orang yang berkemul (berselimut)
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu, agungkanlah!
4. Dan pakaianmu, bersihkanlah!
5. Dan perbuatan dosa, tinggalkanlah!

Mari membaca berulang-ulang nasab Nabi Muhammad saw. 5 saja selama 3 bulan / 5
persetengah semester !!

1. Muhammad saw. bin 2. Abdullah bin 3. Abdul Muththalib (yang namanya Syaibah)
bin 4. Hasyim (yang namanya Amru) bin 5. Abdu Manaf (yang namanya Al-Mughirah)
bin 6. Qushay (yang namanya Zaid) bin 7. Kilab bin Murrah bin 8. Ka’ab bin 9. Lu’ay
bin 10. Ghalib bin 11. Fihr (yang berjuluk Quraisy dan menjadi cikal balak nama kabilah)
bin 12. Malik bin 13. An-Nadhir (yang namanya Qais) bin 14. Kinanah bin 15. Khuzaimah
bin 16. Mudrikah (yang namanya Amir) bin 17. Ilyas bin 18. Mudhar bin 19. Nizar bin 20.
Ma’ad bin Adnan bin Udad bin Hamaisa’ bin Salaman bin Aush bin Bauz bin Qimwal bin
Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin
Nahisy bin Makhi bin Aidh bin Abqar bin Ubaid bin Ad-Da’a bin Hamdan bin Sinbar bin
Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awy bin Aid bin Daisyan bin Aishar bin Afnad bin
Aiham bin Muqshir bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Muzay bin Iwadhah bin Aram bin
Qaidar bin Ismail bin Ibrahim

C. Wawasan Para Nabi Dan Rosul


1. Nabi Shalih AS
a. Memiliki berbagai pengetahuan dan pernah ke surga juga neraka.
b. Mukjizat : Unta betina yang keluar dari batu, dan unta tersebut sebagai bekal dalam
berdakwah. Unta tersebut menghasilkan susu segar yang dinikmati orang sekampung.
2. Nabi Ibrahim AS
a. Termasuk Ulul Azmi
b. Orang pertama yang membangun Kakbah
c. Menghancurkan berhala
d. Memiliki berbagai pengetahuan dan pernah ke surga juga neraka.
e. Mukjizat :
- Tubuhnya tidak hangus terbakar api
- Dapat mengeluarkan madu dari jarinya
- Menghidupkan makhluk yang sudah mati
- Mengubah pasir menjadi makanan
- Keluar susu dari ibu jarinya
3. Nabi Luth
a. Nabi Luth adalah nabi yang diutus untuk memperbaiki iman dan akhlak kaum Sodom. Kaum
Sodom digambarkan memiliki sikap yang sangat kasar dan tidak memiliki sopan santun,
melakukan kemungkaran di mana saja. Bahkan melakukan perbuatan sangat kotor dan belum
pernah dilakukan penduduk bumi sebelumnya, yaitu saling menyukai sesama jenis.
b. Azab Allah terhadap kaum Sodom yaitu berupa longsor dan hujan batu di negri tersebut.
Bebatuan besar menimpa para kaum Sodom secara berturut-turut hingga mereka binasa.
4. Nabi Ismail
a. Mukjizat :
- ketabahan saat Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih nabi Ismail dan
akhirnya diganti dengan domba.
- mata air zam-zam
b. Nilai-nilai kehidupan :
- Selalu menjalankan segala perintah Allah walaupun perintah itu sulit untuk diterima akal
manusia
- Selalu percaya bahwa Allah selalu memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuan hamba itu sendiri

D. Berkepribadian Matang dan Berakhlak Mulia


1. Menerapkan Akhlak yang baik terhadap lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya

‫الُّط و َش ْط اِإْل َمياِن‬


‫ُه ُر ُر‬
"Kesucian itu sebagian dari iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)
Dari hadis diatas dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. mengajarkan umatnya untuk
menjaga kebersihan, mulai dari kebersihan tubuh hingga lingkungan.
Kebersihan lingkungan dapat kita lakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
Dengan kita membuang sampah pada tempatnya akan tercipta lingkungan bersih, sehat dan
nyaman, terutama kebersihan di dalam kelas. Dengan lingkungan kelas yang bersih dan sehat
akan membuat kita belajar dengan nyaman.
2. Belajar dan berlatih menjenguk dan mendoakan orang yang terkena musibah (Perwakilan
menjenguk dari siswa) sahabat peduli

‫ ِإْن َش اَء اُهلل‬, ‫َال َبْأَس َطُه ْو ٌر‬


"Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkan dosamu, insya allah."
Menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap muslim (fardhu kifayah). Menjenguk
orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama dan dapat mendekatkan diri kita kepada
Allah SWT. Serta mendapat pahala yang sangat besar.
Adab menjenguk orang sakit:
a. Niat karena Allah SWT
b. Menghibur orang yang sakit dengan hal-hal yang baik
c. Mendoakan
d. Menunjukkan kepudulian (membawa buah tangan)
3. Terbiasa mengucapkan Kata Permisi, Maaf, Tolong dan Terimakasih
Terbiasa mengucapkan kata tolong saat ingin meminta bantuan, terbiasa meminta dan
memberi maaf dengan tulus ketika melakukan kesalahan, mengucapkan terimakasih ketika
memperoleh sesuatu dari orang lain, serta terbiasa mengetuk pintu dulu dan mengucapkan
permisi saat masuk ke dalam ruangan atau melewati orang yang lebih tua.
4. Mengetahui dan menerapkan Adab terhadap Guru
Adab terhadap guru ketika menuntut ilmu:
a. Mendoakan kebaikan untuk guru
b. Menghormati guru
c. Bersikap sopan santun terhadap guru
d. Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik
e. Jika bertemu guru mengucapkan salam
f. Berbicara dengan lembut
5. Mengetahui dan Menerapkan Adab Terhadap Sesama Saudara dan Teman
a. Adab terhadap sesama saudara dan teman:
- Tidak mengejek teman
- Berkata baik
- Saling membantu, menghargai
- Toleransi
- Saling menasihati
- Rukun
- Tidak membeda-bedakan teman
- Mencintai teman karena Allah
- Tidak boleh marah dengan teman lebih dari 3 hari
Firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 12:

‫َو اَل َجَتَّس ُس وا َو اَل َيْغَتب َّبْع ُضُك م َبْع ًض ا‬


“Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan di antara kalian dan janganlah saling
mengghībah diantara kalian.”
QS. Al-Hujurat ayat 11:
‫ِّم ن ٍم‬
‫ال َيْس َخ ْر َقْو ٌم َقْو‬
“Janganlah sebuah kaum menghina kaum yang lain.”
6. Mengetahui dan menerapkan Adab berpakaian menutup aurat dan berhias
a. Memakai pakaian yang bersih
b. Pakaian harus menutup aurat
c. Membaca doa sebelum berpakaian
d. Tidak menyerupai lawan jenis
e. Memakai pakaian dari sebelah kanan, membuka pakaian dari sebelah kiri
f. Tidak memakai parfum dan pakaian mencolok
g. Tidak memakai pakaian yang menerawang dan membentuk lekuk tubuh

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-A'raf ayat 26 yang berbunyi: “Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian
indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.”
7. Mengetahui dan menerapkan Adab berdoa sebelum makan, minum dan tidak berdiri

‫َال َيْش َر َبَّن َأَح ٌد ِم ْنُك ْم َقاِئًم ا‬


"Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri…” (HR. Muslim)
8. Adab Makan dan minum:
a. Makanan dan minuman halal
b. Mencuci tangan
c. Membaca basmalah
d. Membaca doa sebelum dan sesudah makan
e. Makan dengan tangan kanan
f. Duduk tawadhu
g. Tidak boleh berbicara
h. Makanan harus dihabiskan

E. Menjadi Pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin dan mampu mengendalikan diri


1. Membiasakan diri hadir di sekolah tepat waktu
a. Setiap hari siswa hadir pukul 07.00 untuk melaksanakan baris Afirmasi positif hadist
pendek atau yel yel kelas
b. Setiap hari siswa sholat dhuha murojaah di mulai pada pukul 07.20 WIB
c. Setiap hari pelajaran dimulai pada pukul 7.30 dan berakhir pada:
- Kelas 1 dan 2 pukul 13.00 WIB
- Kelas 3, 4, dan 5 pukul 14.45 WIB
- Kelas 6 pukul 14.45 WIB kecuali jika ada pendalaman materi.
- Hari Jum’at kegiatan belajar mengajar berakhir pada pukul 11.00
d. Bel masuk akan di bunyikan oleh guru piket pada pukul 07.00 WIB dengan ciri bel
berbunyi 3 kali dering.
e. Siswa yang berangkat sekolah dengan mengendarai sepeda, harap memarkir sepedanya di
parkiran yang sudah disediakan.
f. Siswa di dalam kelas membaca doa sebelum belajar, doa kedua orang tua, doa kebaikan
dunia akhirat, doa pembuka hati.
g. Sebelum pulang siswa membaca istigfar, surat al-ashr, doa kebaikan dunia dan akhirat,
doa keluar kelas dan doa penutup majlis.
h. Siswa wajib mengikuti upacara bendera yang di laksanakan setiap hari Senin dengan
menggunakan seragam lengkap (seragam merah putih, topi, dasi dan kaus kaki) serta
mengikuti ice breaking setiap hari.
i. Siswa yang datang setelah bel berbunyi dinyatakan terlambat dan tidak di perkenankan
langsung masuk kelas.
j. Siswa yang terlambat mengikuti upacara, berada di tempat khusus yang di sediakan oleh
guru.
k. Siswa yang di nyatakan terlambat harus menemui guru piket untuk kemudian diproses
sesuai ketentuan yang berlaku (liat point pelanggaran).
l. Siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah pada jam pelajaran berlangsung, kecuali
sakit atau ada keperluan yang sangat penting dan membawa surat keterangan dari orang
tua.
m. Siswa yang tidak dapat hadir karena sakit atau alasan lain wajib menyerahkan surat dokter
atau surat keterangan dari orang tua mengenai ketidakhadirannya maksimal sehari setelah
ketidakhadirannya kepada wali kelas.
n. Jumlah kehadiran siswa minimum adalah 75% dalam hari sekolah dalam satu semester.
o. Siswa yang absen tanpa alasan yang jelas lebih dari batas yang telah di tentukan akan
diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku (lihat point pelanggaran).
2. Membiasakan diri belajar dengan baik dan memanfaatkan waktu dengan maksimal

‫ َو َنْف ُس َك ِإْن َأْش َغْلَتَه ا ِباَحْلِّق َو ِإَّال اْش َتَغَلْتَك ِباْلَباِط ِل‬، ‫اْلَو ْقُت َس ْيٌف َفِإْن ْمَل َتْق َطْعُه َقَطَعَك‬
“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebas”

QS. Al-Asr
“Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran.”
3. Membiasakan hidup rapi teratur dan mampu menjaga barang miliknya
Menurut Bahasa rapi artinya bersih, indah untuk dilihat. Contohnya rapi dalam
berpakaian, meletakkan barang di tempatnya, menjaga barang milik sendiri, memakai
pakaian yang bersih, harum, dan tidak kusut.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

‫ِإَّن الَّلَه ِمَج يٌل ِحُي ُّب اَجْلَم اَل‬


“Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim)
Hidup teratur adalah suatu kebiasaan dalam melakukan sesuatu sesuai waktunya secara
terus menerus. Contohnya seperti bangun tidur di pagi hari, pergi ke sekolah, melaksanakan
sholat, tahu kapan waktunya belajar, dsb.
Manfaat hidup rapi dan teratur:
- Perasaan menjadi senang
- Menjadi lebih sehat
- Tidur lebih nyenyak
- Belajar dengan nyaman
Menjaga barang milik sendiri yaitu apabila kita memiliki suatu barang harus kita rawat
dengan baik, tidak meletakkan disembarang tempat, disimpan yang rapi agar tidak rusak,
digunakan sesuai fungsinya dan dibersihkan.
Tujuan menjaga barang milik sendiri:
- Sebagai bentuk rasa menghargai pemberian orang tua
- Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri
4. Menjaga Adab Pergaulan Di Sekolah dan Lawan Jenis dalam Islam
Dalam surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa pergaulan
antara laki-laki dan perempuan harus berjalan dengan baik, sebab keduanya diciptakan agar
saling mengenal.
‫ْلَٰن ُك ُش و ا ٓاِئ ِل ا ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن َأْك ُك ِعنَد ٱلَّلِه‬ ‫ُأن‬ ‫ٍر‬ ‫َك‬‫َذ‬ ‫ن‬ ‫ِّم‬ ‫م‬ ‫ُك‬ ‫َٰن‬ ‫ْق‬‫َل‬ ‫َّنا‬‫َٰٓيَأُّيَه ا ٱلَّنا ِإ‬
‫َر َم ْم‬ ‫َع‬
‫َت‬
‫َو َل َر‬ ‫َب‬
‫َق‬ ‫ًب‬ ‫ُع‬ ‫ْم‬ ‫َجَع‬ ‫َثٰى‬
‫َو َو‬ ‫َخ‬ ‫ُس‬
‫ِل‬ ‫ِإ‬
‫َأْتَق ٰى ُك ْم ۚ َّن ٱلَّلَه َع يٌم َخ ِبٌري‬
a. Dilarang berkhalwat (berduaan)
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita
(yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya, maka dia adalah seorang
mukmin.” (HR. Ahmad)
b. Menjaga pandangan
Adab berikutnya yang perlu diterapkan oleh umat muslim yaitu menjaga
pandangan. Baik laki-laki maupun perempuan, hendaknya menjaga pandangan satu sama
lain terhadap bagian tubuh yang mampu mengundang syahwat.
Hal ini juga dijelaskan dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Thabrani
dengan bunyi sebagai berikut:
"Allah SWT menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang menjaga pandangan,
yaitu: ...yang matanya tidak mau melihat hal-hal yang diharamkan Allah," (HR Ath-
Thabrani)
c. Menjaga Diri ketika Mengobrol
Dalam bergaul dengan lawan jenis, hendaknya setiap umat muslim mampu
menjaga diri ketika mengobrol dengan lawan jenis. Kita diperbolehkan berbicara dengan
lawan jenis, namun harus tetap berlandaskan pada akhlak Islam yang berarti tidak ada
sikap yang menunjukkan tindak asusila, saling bersentuhan, dan semacamnya. Selain itu,
hendaknya seseorang juga tetap dalam batasan yang wajar ketika mengobrol dengan
lawan jenis.
d. Menghindari Pembicaraan tentang Lawan Jenis
Hal berikutnya yang juga perlu diperhatikan dalam adab pergaulan yaitu
hendaknya menghindari pembicaraan tentang lawan jenis. Artinya, hindari berbicara
mengenai kecantikan wanita atau ketampanan pria, hal ini demi menjaga kesucian diri
dari khayalan yang berujung menggoda syahwat.
e. Berbusana Sopan dan Menutup Aurat
Adab dalam bergaul yang juga perlu diperhatikan adalah menggunakan busana
yang sopan dan menutup aurat. Hal ini dimaksudkan agar pakaian yang digunakan tidak
mengundang syahwat bagi lawan jenis.
5. Belajar Mengendalikan Emosi
Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah dengan marah. Dengan
cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa
dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci
habis, bahkan sampai kalimat cerai yang membubarkan rumah tangganya.
Karena marah pula, manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Dia bisa
banting piring, lempar gelas, pukul kanan-pukul kiri, bahkan sampai tindak pembunuhan. Di
saat itulah, misi setan untuk merusak menusia tercapai.
Cara mengendalikan emosi:
a. Segera memohon perlindungan Allah SWT dari godaan setan, dengan membaca
ta’awuz
b. Diam dan menjaga lisan
c. Mengambil posisi lebih rendah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan, “Apabila kalian marah, dan
dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa
hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad)
d. Segera berwudhu atau mandi. Marah dari setan dan setan terbuat dari api.
Padamkan dengan air yang dingin. Dari Urwah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, yang
mengatakan, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api,
dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia
berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
6. Terbiasa hanya takut kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah
7. Membiasakan mengucapkan kalimat thoyibah dalam kehidupan
8. Memahami dan berlatih ikhlas dalam beramal

F. Wawasan Ilmu Bahasa Inggris


Pembukaan kelas, Perkenalan nama dan identintas diri (Nama lengkap, nama orang tua, alamat
dan menyebutkan keluarga inti), kalimat izin keluar kelas dalam bahasa inggris semester 1

Bersiap Attantion
Mari Berdo’a Lets Pray Together
Berdoa Di Mulai Pray Begin
Memberi Salam Greeting Together
Nama Saya My Name

Ayah Father

Ibu Mother

Adik Perempuan Saya My Sister

Adik Lak-Laki Saya My Brother

Saya Tinggal Di I Live In


Permission Sir/Mrs, I Want To
Izin Pak/Ibu, Saya Mau Ke
Go To The Bathroom
Kamar Mandi
Washing Hands
Mencuci Tangan
Fill Dringking Water
Mengisi Air Minum
Throw Garbage
Membuang Sampah

G. Wawasan Ilmu Bahasa Inggris


Pembukaan kelas, Perkenalan nama dan identintas diri (Nama lengkap, nama orang tua, alamat dan
menyebutkan keluarga inti), kalimat izin keluar kelas dalam bahasa ingris semester 2
Bersiap ‫ِاْس ِتْع َد اًد‬
Mari berdo’a ‫ُد َعاًء‬
Berdoa di mulai ‫َو اْبِتَداًء‬
Memberi salam
‫َس اَل ًم ا َو اْح ِتَر اًم ا‬
Nama saya ‫ِاْس ِمْي‬
Ayah ‫َأِبْي‬
Ibu ‫ُأِمْي‬
Adik perempuan saya ‫ُاْخ ِتْي‬

Adik lak-laki saya ‫َأِخْي‬


Saya tinggal di ‫َأَنا َأْس ُك ُن ِفْي‬
Izin pak/ibu, saya mau ke ‫َع ْفًو ا َيا (ُأْسَتاْد \ُأْسَتاَد ْة) َاَنا َاْسَتْأِذ ْن ُاِر ْي ُد ِاَلى‬
kamar mandi ) ‫(َح َم اْم‬
Mencuci tangan )‫ِاَلى (ُغ ْس ِل َيَد ْيِنى‬
Mengisi air minum ) ‫ِاَلى (َاْخ ِذ ْالَم اْء‬
Membuang sampah )‫ِاَلى (َر ْم َي ْالُقَم اَم ْة‬

H. Keterampilan Hidup (Life Skill)


1. Membersihkan rumah, menyapu dan mengepel
Tujuan kegiatan ini adalah melatih kemandirian serta tanggung jawab pribadi siswa agar
terbiasa hidup rapi, bersih dan sehat di rumah masing-masing tanpa bergantung pada orang lain.
2. Merapikan peralatan makan dan tempatnya
Tujuan kegiatan ini adalah melatih kemandirian serta tanggung jawab pribadi siswa agar
terbiasa merapikan dan membersihkan sendok, garpu dan tempat makanannya. Selesai makan, anak-
anak segera mencuci perlengkapan makannya menggunakan air dan sabun cuci hingga bersih.
3. Belajar melayani diri sendiri dan menyelesaikan tugas tanpa bantuan
Tujuan kegiatan ini adalah melatih kemandirian serta tanggung jawab pribadi siswa agar
terbiasa menyelesaikan tugas masing-masing tanpa bergantung pada orang lain.
4. Mencuci topi, sepatu dan tas sekolah
Tujuan kegiatan ini adalah melatih kemandirian serta tanggung jawab pribadi siswa agar
terbiasa mencuci topi, sepatu dan topi sekolah paling tidak 2 minggu sekali. Dengan demikian, siswa
senantiasa tampil bersih, segar dan tidak bau selama bertaktivitas di sekolah.
5. Memahami dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal serta baik dan menjauhi
yang haram
Dalam syariat Islam, halalnya suatu makanan dan minuman harus meliputi 3 hal yaitu :
a. Halal karena zatnya artinya bend aitu memang tidak dilarang oleh hukum syara, misalnya
nasi, susu, telur dll.
b. Halal karena cara mendapatkannya.
c. Halal karena proses/ cara pengolahannya.
d. Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal
e. Menghindarkan diri dari penyakit
f. Meningkatkan iman dan mendapat perlindungan Allah
g. Menjaga akhlak
h. Menjaga kekhusyukan salat
i. Mendatangkan rezeki yang baik

I. Entrepeneur Islamic School (EIS)


1. Berlatih menabung
2. Melatih hidup hemat
3. Belajar disiplin
4. Memiliki dana darurat
5. Mengamankan kekayaan
6. Belajar mengatur keuangan
7. Merdeka secara financial
8. Menghindari hutang
9. Memenuhi kebutuhan masa depan

Hadist keutamaan menabung:


‫ ألن ذلك أفضل لك‬، ‫احتفظ ببعض ممتلكاتك ملستقبلك‬
"Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk menjadi masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik
bagimu." (Hadits Riwayat Bukhari)

Das könnte Ihnen auch gefallen