Sie sind auf Seite 1von 49

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

SDM KESEHATAN
Disampaikan oleh
Doddy Izwardy
Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan

Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan

DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU TENAGA KESEHATAN, DITJEN NAKES


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Sistematika
 PENDAHULUAN
Penyajian

2
PEMBANGUNAN NASIONAL SDM (1):
LIMA PRIORITAS KABINET KERJA II (2019 -2024)

• SDM yang pekerja Keras, Dinamis,


1
PEMBANGUNAN Terampil, dan menguasai IPTEK
SDM • Mengundang Talenta Global

• Penghubung Produksi dan


Distribusi
2 PEMBANGUNAN
• Mempermudah Akses Wisuda
INFRASTRUKTUR
• Mendongkrak Lapangan Kerja
• Nilai Tambah Perekonomian VISI
TERWUJUDNYA INDONESIA
• Kendala Regulasi disederhanakan, MAJU YANG BERDAULAT,
3 SIMPLIFIKASI REGULASI dipotong dan dibungkus MANDIRI, DAN
• Omnibus Law BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG
ROYONG

SIMPLIFIKASI BIROKRASI • Penyederhanaan birokrasi menjadi 2


4 (dua) level eselon

Daya Saing manufaktur dan jasa modern


5 TRANSFORMASI EKONOMI
bernilai tambah tinggi
PEMBANGUNAN NASIONAL SDM (2):
PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PRIORITAS DAN ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL

VISI, MISI TUJUAN, STRATEGI & KEBIJAKAN

KEBUTUHAN KEBUTUHAN
NASIONAL INSTANSI

MANAJEMEN JABATAN KRITIKAL


TALENTA
KOMPETENSI YANG
DIBUTUHKAN

KESENJANGAN PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KOMPETENSI

STANDAR 20 jp PER TAHUN TUGAS BELAJAR


KOMPETENSI
KOMPETENSI
INDIVIDU
JABATAN PENGEMBANGAN
ASN Corporate
Permenpan 38/2017 Uji Kompetensi University
KOMPETENSI
LAINNYA
Manajerial dan
Sosialkultural Assessment Center

Teknis Resource : Youtube Acces, 03 March, 2022


PEMBANGUNAN NASIONAL SDM (3):
KOMPETENSI ASN
Bagaimana dengan Non ASN?
MANAGERIAL N-

T
IO

N
S
I G

E
C IN

EM
E
D A K
M

G
INTEGRITY

A
NGE

MAN
HA
SE

C
L

+
DE F AN COOPERATION
VE
LO D OT
PM HE
E N RS
National
Decision-making
Bonding
TECHNICAL
T

COM
N
“measured by the level of educational
specialization, functional technical training
PUBIC

MUN
and technical work experience”

ATION
SOCIO-
SERVICE

ICAT
CULTURAL
result
ORIENT

IO
Resource : Youtube Acces, 03 March, 202
Sistematika  TANTANGAN UTAMA PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Penyajian KESEHATAN

6
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia

Kekurangan jumlah Distribusi SDMK tidak Kurangnya pelatihan


Nakes secara nasional merata berbasis kompetensi
Kurangnya dokter di puskesmas Rendahnya penilaian dan
671 (6,47%) puskesmas tidak Indonesia bagian timur, sementara pelatihan berbasis kompetensi
ada dokter
di beberapa daerah over supply

5.644 (54,45%) puskesmas Rendahnya retensi nakes di Kurangnya akses terhadap


belum memiliki 9 Jenis Tenaga daerah, insentif ‘kurang menarik’ dan pelatihan terakreditasi
Kesehatan secara lengkap pola karir tidak jelas

155 (24,26%) RSUD kab/kota belum Pemerintah (pusat) memiliki


kewenangan terbatas untuk
terpenuhi dengan 7 dokter spesialis melakukan redistribusi nakes di
Faskes milik Pemerintah Daerah
Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk (UU23/2014)
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
7
Sistematika
 DASAR HUKUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
Penyajian

8
DASAR HUKUM
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi ASN

PP NO. 17
UU NO. 5 Perlan No. 10
TAHUN 2020
05 TAHUN 2018
01 TAHUN 2014 03 tentang tentang
tentang ASN MANAJEMEN PENGEMBANGAN
PNS KOMPETENSI
PNS
UU NO. 36
PP NO. 67
TAHUN 2014
TAHUN 2019
02 tentang 04 tentang
TENAGA PENGELOLAAN
KESEHATAN TENAGA
KESEHATAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN

PP no. 67 Tahun 2019


tentang Pengelolaan Tenaga
✔ Rancangan
Pelatihan Kesehatan
AKREDITASI ✔ Peserta
PELATIHAN ✔ Pelatih
(5 KOMPONEN) ✔ Penyelenggara Pasal 81
✔ Tempat Pasal 79
UU No. 36 tahun penyelenggaan (1) Akreditasi institusi penyelenggara
2014 Pasal 31 pelatihan sebagaimana dimaksud
(1) Setiap penyelenggaraan pelatihan dalam Pasal 79 ayat (3) huruf b
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (2) huruf b harus terakreditasi dan
dilakukan berdasarkan pengajuan
PP No 67 tahun diselenggarakan oleh institusi akreditasi dari institusi
2019 ✔ Administrasi dan penyelenggara yang terakreditasi. penyelenggara pelatihan.
AKREDITASI Manajemen
INSTITUSI ✔
PELATIHAN
Pelayanan Pelatihan
✔ Pelayanan (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (2) Pengajuan akreditasi institusi
(3 KOMPONEN) ayat (1) dilakukan oleh pemerintah pusat.
Penunjang Pelatihan penyelenggara pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (1) meliputi komponen administrasi
ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelatihan; dan manajemen, komponen
dan b. akreditasi institusi penyelenggara pelayanan pelatihan, dan komponen
pelatihan. pelayanan penunjang pelatihan
12
Sistematika  STRATEGI KEMENKES DALAM TRANSFORMASI SDM
Penyajian KESEHATAN

13
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer sekunder & tersier kesehatan Jejaring nasional
gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan jejaring rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, pengampuan 6 top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM layanan unggulan, volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan world’s top
pengobatan healthcare centers.
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

14
REGULASI DAN DASAR KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELATIHAN KESEHATAN (AKREDITASI PELATIHAN &
INSTITUSI)
TUGAS :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
UU 36/2014 tentang Permenkes No.
5/ 2022 tentang kebijakan, penyusunan norma, standar,
Tenaga Kesehatan prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan
Organisasi &
Tata Kerja teknis dan supervisi, evaluasi, dan
Pasal 31 pelaporan di bidang peningkatan mutu
Kemenkes
Ayat (1) Pelatihan Tenaga Kesehatan dapat diselenggarakan oleh tenaga kesehatan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Ayat (2) Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih sesuai standar profesi & kompetensi serta FUNGSI :
diselenggarakan oleh institusi penyelenggara yang a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian
terakreditasi kompetensi, pemetaan, dan pengembangan pelatihan, serta
penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian kompetensi,
pemetaan, dan pengembangan pelatihan, serta
PP 67/2019 tentang penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan;
Pengelolaan Tenaga Kesehatan c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Pasal 79 di bidang penilaian kompetensi, pemetaan, dan
Ayat (1) Setiap penyelenggaraan pelatihan harus terakreditasi pengembangan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan
dan diselenggarakan oleh institusi penyelenggara yang tenaga kesehatan;
terakreditasi. d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
Ayat (2) Akreditasi dilakukan oleh pemerintah pusat. penilaian kompetensi, pemetaan, dan pengembangan
Ayat (3) Akreditasi meliputi: pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan tenaga
a. Akreditasi pelatihan kesehatan
b. Akreditasi institusi penyelenggara pelatihan e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
f. pelaksanaan urusan administrasi Direktorat
TUGAS TIM KERJA DIREKTORAT
DIREKTORAT PENINGKATAN
PENINGKATAN MUTU MUTU NAKES SUB BAGIAN
TENAGA KESEHATAN PMO ADMINISTRASI
UMUM

TIM 1 : TIM 2 : TIM 5


TIM 4 :
PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN TIM 3 : PENGEMBANGAN
PENINGKATAN MUTU PUSAT SUMBER
PEMETAAN PELATIHAN BIDANG PENJAMINAN MUTU
KOMPETENSI NAKES BELAJAR DIGITAL
KOMPETENSI NAKES KESEHATAN
• Pelatihan 9 penyakit • Pelatihan 9 penyakit • Fasilitasi
(Jantung, Kanker, (Jantung, Kanker, Fellowship
1.Fasilitasi
Diabetes Melitus, Diabetes Melitus, Penyelenggaraan kegiatan Tenaga
Ginjal, Hati, Ginjal, Hati, Kesehatan
penjaminan mutu Mengelola dan
Stroke/Otak, KIA, Stroke/Otak, KIA, • Fasilitasi
(akreditasi institusi,
Tuberculosis dan Tuberculosis dan mengembangkan
Penyakit Infeksi)
akreditasi pelatihan dan penyelenggaraan
Penyakit Infeksi) sertifikasi pelatihan sistem informasi dan
• Pelatihan surveilans • Pelatihan surveilans program inovasi
2.Fasilitasi penyelenggaraan media promosi
epidemiologi bagi epidemiologi bagi peningkatan
pelatihan pada IKK
tenaga kesehatan di tenaga kesehatan di Ditkatmutu kompetensi
puskesmas puskesmas Nakes
1. Menyusun perencanaan Tim Kerja;
2. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penilaian dan pemetaan kompetensi,
pengembangan pelatihan bidang kesehatan, penjaminan mutu pelatihan bidang Kesehatan dan peningkatan mutu
kompetensi tenaga Kesehatan.
3. Melakukan koordinasi antar Tim Kerja;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Tim Kerja;
5. Menyusun laporan secara rutin dalam aplikasi; dan
6. Menyampaikan laporan kepada Tim PMO dan Pimpinan secara berkala atau sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN

Keputusan Kepala LAN


No.314/K.1/PDP.09/2021

sebagai Lembaga Pengakreditasi


Program Terakreditasi
AKREDITASI BBPK & Bapelkes Kemenkes, Bapelkes Nusantara
INSTITUSI
Instalasi/ Unit Diklat RS, Yayasan/ Perseroan
Terbatas (PT)/ Lembaga lain

170 Institusi Penyelenggara Pelatihan

53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)

23 10 10 7 2 1
Bapelkes RS Vertikal Swasta UPT Pelatihan RSUD Institusi Pelatihan
Daerah Kemenkes Provinsi

37 Institusi yg akan 40 Institusi yg akan 72 Institusi yg akan


diakreditasi tahun 2022 diakreditasi tahun 2023 diakreditasi tahun 2024
(40%) (57%) (100%)
Optimalisasi Learning management system Pelatihan
yang accessible, terstuktur, dan terukur

Pengembangan tenaga kesehatan


Pilar 5
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan Transformasi SDM Kesehatan
Peningkatan dan pengembangan sumber
daya manusia
UU 36/2014 PP 67/2019
Tenaga Kesehatan Pengelolaan Tenaga Kesehatan

(Pasal 30 & 31 terkait (Pasal 75-85 terkait


Pelatihan Tenaga Kesehatan) manajemen pelatihan)
Pilar 6
Transformasi Teknologi kesehatan
“Meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau
menunjang pengembangan karier Tenaga Kesehatan Pemanfaatan Teknologi dalam akselerasi
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya” Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme tenaga kesehatan

19
Pelaksanaan Pelatihan Tahun 2021 s.d Mei 2022 39% Pelatihan tahun
2021 s.d Mei 2022 telah
Fungsional Spesifik Peningkatan Kinerja
kesehatan keprofesian Organisasi dilaksanakan secara
daring
5%
8%
24% Luring
33%
43% Blended
35%
60%
Daring
68% 24%
Platform Pelatihan
Digital yang terintegrasi
dibutuhkan untuk
Unsur penetapan kriteria metode pembelajaran (luring, blended, daring) berkorelasi memudahkan akses
terhadap: pengembangan
kompetensi Nakes
1. Hasil output kompetensi yang akan dicapai
2. Penyediaan Media dan alat bantu yang diperlukan dalam pencapaian kompetensi
3. Kebutuhan Fasilitator/Infrastruktur

20
Proses Pelatihan Tenaga Kesehatan

Interoperabilitas
penyelenggaraan
pelatihan dan
penerbitan sertifikat
elektronik

Platform Pelatihan Digital

21
​Platform pelatihan digital

Transformasi model pelatihan bidang kesehatan melalui


Interoperabilitas Sistem Informasi

1. Data institusi Pelatihan


2. Kurikulum/ modul/media pelatihan
KEMKES 3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi, kompetensi/keahlian)
(SUPER ADMIN) 4. Data Pelatih sesuai Keahlian
5. Data Fasyankes Terlatih
6. Evaluasi Pelatihan

Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
1. Status akreditasi Peserta / Nakes
2. Status pelatihan (USER)
3. Daftar Pelatihan
4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK)
2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
6. Evaluasi Individu
​Satu platform pelatihan – Single Sign On (SSO)
integrated to SI-SDMK
22
Roadmap: Pengembangan Metode Pelatihan Tenaga Kesehatan

2022 2023 2024

Metode ▫ Blended Learning (45%) ▫ Blended Learning (30%) ▫ Blended Learning (15%)
▫ Online learning class (45%) ▫ Online learning class (55%) ▫ Online learning class (60%)
pembelajaran ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (10%) ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (15%) ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (25%)

▫ Modul Digital (30%) ▫ Modul Digital (15%)


▫ Modul Digital (45%)
▫ Video pembelajaran dan tutorial interaktif ▫ Video pembelajaran dan tutorial interaktif
Modul/ Media ▫ Video pembelajaran dan tutorial interaktif
(55%) (85%)
(45%)
Pembelajaran ▫ Penyiapan sarpras IT (platform,
▫ Penyiapan sarpras IT (platform, ▫ Penyiapan sarpras IT (platform,
server/bandwith memadai) (50%) server/bandwith memadai) (100%)
server/bandwith memadai) (25%)

E-certificate • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik

• Ditjen Yankes
- SISDMK
• Ditjen Kesmas
Integrasi - KKI/KTKI
• Ditjen P2P
Eksternal Kemenkes/KL Terkait
- OSDM
• Ditjen Farmalkes

23
Sistematika  KEBIJAKAN PELATIHAN SDM KESEHATAN
Penyajian

24
DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA
PELATIHAN

Keputusan Kepala LAN


No.314/K.1/PDP.09/2021

sebagai Lembaga Pengakreditasi


Program Terakreditasi
Kebijakan Pelatihan

PELATIHAN

Pelatihan merupakan proses pembelajaran untuk


meningkatkan kompetensi, kinerja,
profesionalisme dan menunjang pengembangan
karir dengan meminimalisir “gap kompetensi”
SDM dalam melaksanakan tugas & fungsinya.
Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

 Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih spesifik
dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai kebutuhan
industri/pasar kerja.

 Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan outcome) yang
pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing masing peserta pelatihan
berbasis kompetensi.

 Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk
dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara
terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah tersedia, sehingga
sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif dan mandiri.

 Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja dapat


dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian pengakuan bagi
peserta pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.
27
Data Kurikulum Terstandar
Kurikulum Pelatihan Per Nakes
di SIAKPEL

“Total Kurikulum terdaftar


332 kurikulum”

28
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA
PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)
1 Perubahan dari Training and Development ke
Learning and Development
EXPERIENCE
LEARNING
Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan
2
(instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan Dampak SOCIAL
Pembelajaran pada Kinerja Organisasi LEARNING

KLASIKAL
Variasi kegiatan pengembangan kompetensi,

70%
selain instruktur-lead (diklat, workshop dan

20%
3
seminar) ke assignment/workplace/experiential

10%
learning serta juga social learning dalam bentuk
pembimbingan (coaching dan mentoring)

29
Sistematika  JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Penyajian

30
Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis
JABATAN FUNGSIONAL
ADMINISTRATOR KESEHATAN
KepMen PAN Nomor : 42/Kep/M.Pan/12/2000 Tentang Jabatan
Fungsional Adminkes dan Angka Kreditnya
GRAND DESIGN PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

Panev
Perencanaan Pengangkatan Pengembangan

Pengembangan Puncak Karir


Kompetensi Mutasi /
Promosi/
Kenaikan Jenjang/
Perpindahan Jabatan/
Pengembangan Kompetensi
2 Pendidikan (Tubel) dan / Pelatihan Penugasan Khusus
(bimtek, e-learning, pelatihan jarak
Inpassing/ jauh, magang)
Pengembangan Karir
Ukom Promosi/
Perpindahan Jabatan
Uji
Kompetensi
PNS Kualifikasi
Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi

Pengangkatan
Latsar
Pertama

CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
UU5/ 2014 tentang ASN PERMENPAN 13 TAHUN
2019

PP 11 TAHUN 2017

WAJIB (3 tahun setelah


pengangkatan pertama)

Sesuai kebutuhan
PermenPANRB 13 Tahun 2019
PERAN
Administrator Kesehatan berperan sebagai
PELAKSANA TEKNIS FUNGSIONAL DI
BIDANG ADMINISTRASI PELAYANAN,
PERIJINAN, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
PEAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN di lingkungan
Kementerian Kesehatan dan atau instansi di
luar Kementerian Kesehatan
TUGAS POKOK

Melaksanakan analisis kebijakan di


bidang administrasi pelayanan,
perijinan, akreditasi dan sertifikasi
pelaksanaan pembangunan
program-program kesehatan

PELATIHAN JABFUNG
ADMINKES
PELATIHAN JABFUNG ADMINKES
(87 jpl)

TUJUAN :
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat
fungsional Administrator Kesehatan.
KOMPETENSI yang dimiliki
setelah mengikuti pelatihan,
mampu:
1. Melaksanakan persiapan pelayanan administrasi
kesehatan;
2. Menyusun kebijakan program kesehatan;
3. Mengorganisasikan pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan;
4. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-
program kesehatan;
5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan program-program kesehatan;
6. Melaksanakan perijinan institusi dan sertifikasi
produkproduk yang terkait dengan bidang
kesehatan;
KOMPETENSI yang dimiliki
setelah mengikuti pelatihan,
mampu:
7. Melaksanakan akreditasi institusi
dan program-program kesehatan;
8. Melaksanakan sertifikasi tenaga
kesehatan dan perijinan pemberi
jasa di bidang kesehatan;
9. Menyusun laporan;
10. Membuat karya tulis/karya ilmiah di
bidang kesehatan;
11. Membuat buku pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan;
12. Menghitung angka kredit dan
mengajukan DUPAK
STRUKTUR KURIKULUM
W AKTU
No M A T A P E L A T IH A N
T P PL JM L
A M A T A P E L A T IH A N D A S A R
1. Kebijakan diklat aparatur 2 0 0 2
2. Dasar-dasar administrasi kesehatan 2 0 0 2
3. Jabatan fungsional administrasi kesehatan 2 0 0 2
B M A T A P E L A J A R A N IN T I
1. Persiapan pelayanan adminstrasi kesehatan 2 3 0 5
2. Penyusunan kebijakan program kesehatan 2 0 0 2
3. Pengorganisasian pelaksanaan kebijakan 2 0 0 2
program-program kesehatan
4. Fasilitasi pelaksanaan kebijakan program 2 0 0 2
program kesehatan
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan 2 0 0 2
kebijakan program program kesehatan
6. Perijinan institusi dan sertifikasi produk-produk 3 4 4 11
yang terkait dengan bidang kesehatan
7. Akreditasi institusi dan program-program 2 3 4 9
kesehatan
8. Sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan 2 3 4 9
pemberi jasa di bidang
9. Penyusunan laporan 2 3 0 5
10. Karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan 2 6 0 8
11. Pembuatan buku pedoman/ juklak/petunjuk 2 2 0 4
teknis dibidang kesehatan
12. Penghitungan angka kredit dan pengajuan 5 12 0 17
DUPAK
C M A T E R I P E L A T IH A N P E N U N J A N G
1. Membangun Komitmen Belajar 0 3 0 3
2. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
T o ta l 34 41 12 87
PESERTA PELATIHAN

Kriteria:
a. Berijazah serendah-rendahnya
Sarjana/Diploma IV di bidang adminkes
atau Sarjana/Diploma IV kesehatan;
b. Pangkat serendah-rendahnya gol.ruang
III/a;
c. Memiliki pengalaman dalam kegiatan
adminkes minimal 2 (dua) tahun;
d. Usia setinggi-tingginya 8 (delapan) tahun
sebelum mencapai batas usia pensiun
dari jabatan terakhir yang didudukinya.
e. Telah mengikuti diklat prajabatan dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
Sertifikat
Jumlah peserta dalam 1 kelas
maksimal 30 orang
PELATIH/FASILITATOR

1. Telah mengikuti pelatihan calon widyaiswara atau


AKTA/Pekerti atau Training of Trainer (TOT) atau
pelatihan bagi Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK)
2. Pendidikan S1 atau minimal setara dengan kriteria
peserta dengan tambahan keahlian di bidang materi
yang diajarkan.
3. Memahami kurikulum pelatihan jabatan fungsional
Administrator Kesehatan Ahli yang telah
distandarisasi.
4. Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan
Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan yang
ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.
PENYELENGGARA

1. Institusi atau lembaga pelatihan yang


TERAKREDITASI
2. Mempunyai pengendali pelatihan atau
seseorang yang ditunjuk sebagai
pengendali proses pembelajaran yang
menguasai materi pelatihan dan
memiliki sertifikat pelatihan pengendali
pelatihan
3. Mempunyai minimal 1 orang tenaga
SDM yang pernah mengikuti Training
Officer Course (TOC).
SERTIFIKAT

 peserta telah menyelesaikan proses pembelajaran selama 87 Jpl


 kehadiran minimal 95 % dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran

Diberikan sertifikat dari Kemenkes dengan angka kredit 2 (dua).

SURAT KETERANGAN
Peserta yang mengikuti proses pembelajaran < 95 % dari jumlah jam
pelajaran akan mendapatkan Surat Keterangan telah mengikuti
Pelatihan yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Penyelenggara.
KEWAJIBAN JABFUNG

KEWAJIBAN JABFUNG
Melaksanakan Mencatat dan
tugas pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti
fisik hasil MENGIKUTI
pelaksanaan kegiatan KETENTUAN
pelayanan/pekerjaan LAINNYA
sehari-hari sebagai
dasar untuk Tugas lain yang
pengumpulan angka diperintahkan
kredit oleh atasan
HEALTHCARE PRACTICES PERFORMANCES
• The competencies of health and social care professionals create a
basis for high-quality care and services (Soares et al., 2019).
• Professional competencies consist of the knowledge, skills, attitudes
and self-efficacy that professionals need to carry out their work (Kang et
al., 2013; Mulder, 2014). They ensure safe and high-quality outcomes
for individuals and populations (Langins & Borgemans, 2015).
• Knowledge consists of information and understanding of the subject
area (Camelo & Angerami, 2013; Mulder, 2014).
• Skills refer to a professional's ability to use their knowledge effectively
and they can be motor, cognitive and so-cial skills (Handel, 2003).
• Attitudes refer to professionals' long-term views of the subject, human
beings or practices (Dijkman et al., 2017)
• Self-efficacy refers to individuals' perceptions of their ability and
capacity to influence actions (Bandura, 1977)

Das könnte Ihnen auch gefallen