Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SDM KESEHATAN
Disampaikan oleh
Doddy Izwardy
Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan
2
PEMBANGUNAN NASIONAL SDM (1):
LIMA PRIORITAS KABINET KERJA II (2019 -2024)
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
NASIONAL INSTANSI
KESENJANGAN PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
T
IO
N
S
I G
E
C IN
EM
E
D A K
M
G
INTEGRITY
A
NGE
MAN
HA
SE
C
L
+
DE F AN COOPERATION
VE
LO D OT
PM HE
E N RS
National
Decision-making
Bonding
TECHNICAL
T
COM
N
“measured by the level of educational
specialization, functional technical training
PUBIC
MUN
and technical work experience”
ATION
SOCIO-
SERVICE
ICAT
CULTURAL
result
ORIENT
IO
Resource : Youtube Acces, 03 March, 202
Sistematika TANTANGAN UTAMA PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Penyajian KESEHATAN
6
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia
8
DASAR HUKUM
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi ASN
PP NO. 17
UU NO. 5 Perlan No. 10
TAHUN 2020
05 TAHUN 2018
01 TAHUN 2014 03 tentang tentang
tentang ASN MANAJEMEN PENGEMBANGAN
PNS KOMPETENSI
PNS
UU NO. 36
PP NO. 67
TAHUN 2014
TAHUN 2019
02 tentang 04 tentang
TENAGA PENGELOLAAN
KESEHATAN TENAGA
KESEHATAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN
13
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer sekunder & tersier kesehatan Jejaring nasional
gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan jejaring rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, pengampuan 6 top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM layanan unggulan, volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan world’s top
pengobatan healthcare centers.
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.
14
REGULASI DAN DASAR KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELATIHAN KESEHATAN (AKREDITASI PELATIHAN &
INSTITUSI)
TUGAS :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
UU 36/2014 tentang Permenkes No.
5/ 2022 tentang kebijakan, penyusunan norma, standar,
Tenaga Kesehatan prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan
Organisasi &
Tata Kerja teknis dan supervisi, evaluasi, dan
Pasal 31 pelaporan di bidang peningkatan mutu
Kemenkes
Ayat (1) Pelatihan Tenaga Kesehatan dapat diselenggarakan oleh tenaga kesehatan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Ayat (2) Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih sesuai standar profesi & kompetensi serta FUNGSI :
diselenggarakan oleh institusi penyelenggara yang a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian
terakreditasi kompetensi, pemetaan, dan pengembangan pelatihan, serta
penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian kompetensi,
pemetaan, dan pengembangan pelatihan, serta
PP 67/2019 tentang penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan;
Pengelolaan Tenaga Kesehatan c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Pasal 79 di bidang penilaian kompetensi, pemetaan, dan
Ayat (1) Setiap penyelenggaraan pelatihan harus terakreditasi pengembangan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan
dan diselenggarakan oleh institusi penyelenggara yang tenaga kesehatan;
terakreditasi. d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
Ayat (2) Akreditasi dilakukan oleh pemerintah pusat. penilaian kompetensi, pemetaan, dan pengembangan
Ayat (3) Akreditasi meliputi: pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan tenaga
a. Akreditasi pelatihan kesehatan
b. Akreditasi institusi penyelenggara pelatihan e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
f. pelaksanaan urusan administrasi Direktorat
TUGAS TIM KERJA DIREKTORAT
DIREKTORAT PENINGKATAN
PENINGKATAN MUTU MUTU NAKES SUB BAGIAN
TENAGA KESEHATAN PMO ADMINISTRASI
UMUM
53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)
23 10 10 7 2 1
Bapelkes RS Vertikal Swasta UPT Pelatihan RSUD Institusi Pelatihan
Daerah Kemenkes Provinsi
19
Pelaksanaan Pelatihan Tahun 2021 s.d Mei 2022 39% Pelatihan tahun
2021 s.d Mei 2022 telah
Fungsional Spesifik Peningkatan Kinerja
kesehatan keprofesian Organisasi dilaksanakan secara
daring
5%
8%
24% Luring
33%
43% Blended
35%
60%
Daring
68% 24%
Platform Pelatihan
Digital yang terintegrasi
dibutuhkan untuk
Unsur penetapan kriteria metode pembelajaran (luring, blended, daring) berkorelasi memudahkan akses
terhadap: pengembangan
kompetensi Nakes
1. Hasil output kompetensi yang akan dicapai
2. Penyediaan Media dan alat bantu yang diperlukan dalam pencapaian kompetensi
3. Kebutuhan Fasilitator/Infrastruktur
20
Proses Pelatihan Tenaga Kesehatan
Interoperabilitas
penyelenggaraan
pelatihan dan
penerbitan sertifikat
elektronik
21
Platform pelatihan digital
Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
1. Status akreditasi Peserta / Nakes
2. Status pelatihan (USER)
3. Daftar Pelatihan
4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK)
2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
6. Evaluasi Individu
Satu platform pelatihan – Single Sign On (SSO)
integrated to SI-SDMK
22
Roadmap: Pengembangan Metode Pelatihan Tenaga Kesehatan
Metode ▫ Blended Learning (45%) ▫ Blended Learning (30%) ▫ Blended Learning (15%)
▫ Online learning class (45%) ▫ Online learning class (55%) ▫ Online learning class (60%)
pembelajaran ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (10%) ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (15%) ▫ MOOC (pembelajaran mandiri) (25%)
E-certificate • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik • Legislasi dengan TTD elektronik
• Ditjen Yankes
- SISDMK
• Ditjen Kesmas
Integrasi - KKI/KTKI
• Ditjen P2P
Eksternal Kemenkes/KL Terkait
- OSDM
• Ditjen Farmalkes
23
Sistematika KEBIJAKAN PELATIHAN SDM KESEHATAN
Penyajian
24
DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA
PELATIHAN
PELATIHAN
Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih spesifik
dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai kebutuhan
industri/pasar kerja.
Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan outcome) yang
pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing masing peserta pelatihan
berbasis kompetensi.
Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk
dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara
terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah tersedia, sehingga
sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif dan mandiri.
28
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA
PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)
1 Perubahan dari Training and Development ke
Learning and Development
EXPERIENCE
LEARNING
Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan
2
(instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan Dampak SOCIAL
Pembelajaran pada Kinerja Organisasi LEARNING
KLASIKAL
Variasi kegiatan pengembangan kompetensi,
70%
selain instruktur-lead (diklat, workshop dan
20%
3
seminar) ke assignment/workplace/experiential
10%
learning serta juga social learning dalam bentuk
pembimbingan (coaching dan mentoring)
29
Sistematika JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Penyajian
30
Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis
JABATAN FUNGSIONAL
ADMINISTRATOR KESEHATAN
KepMen PAN Nomor : 42/Kep/M.Pan/12/2000 Tentang Jabatan
Fungsional Adminkes dan Angka Kreditnya
GRAND DESIGN PENGELOLAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
Panev
Perencanaan Pengangkatan Pengembangan
Pengangkatan
Latsar
Pertama
CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
UU5/ 2014 tentang ASN PERMENPAN 13 TAHUN
2019
PP 11 TAHUN 2017
Sesuai kebutuhan
PermenPANRB 13 Tahun 2019
PERAN
Administrator Kesehatan berperan sebagai
PELAKSANA TEKNIS FUNGSIONAL DI
BIDANG ADMINISTRASI PELAYANAN,
PERIJINAN, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
PEAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN di lingkungan
Kementerian Kesehatan dan atau instansi di
luar Kementerian Kesehatan
TUGAS POKOK
PELATIHAN JABFUNG
ADMINKES
PELATIHAN JABFUNG ADMINKES
(87 jpl)
TUJUAN :
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat
fungsional Administrator Kesehatan.
KOMPETENSI yang dimiliki
setelah mengikuti pelatihan,
mampu:
1. Melaksanakan persiapan pelayanan administrasi
kesehatan;
2. Menyusun kebijakan program kesehatan;
3. Mengorganisasikan pelaksanaan kebijakan
program-program kesehatan;
4. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-
program kesehatan;
5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan program-program kesehatan;
6. Melaksanakan perijinan institusi dan sertifikasi
produkproduk yang terkait dengan bidang
kesehatan;
KOMPETENSI yang dimiliki
setelah mengikuti pelatihan,
mampu:
7. Melaksanakan akreditasi institusi
dan program-program kesehatan;
8. Melaksanakan sertifikasi tenaga
kesehatan dan perijinan pemberi
jasa di bidang kesehatan;
9. Menyusun laporan;
10. Membuat karya tulis/karya ilmiah di
bidang kesehatan;
11. Membuat buku pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan;
12. Menghitung angka kredit dan
mengajukan DUPAK
STRUKTUR KURIKULUM
W AKTU
No M A T A P E L A T IH A N
T P PL JM L
A M A T A P E L A T IH A N D A S A R
1. Kebijakan diklat aparatur 2 0 0 2
2. Dasar-dasar administrasi kesehatan 2 0 0 2
3. Jabatan fungsional administrasi kesehatan 2 0 0 2
B M A T A P E L A J A R A N IN T I
1. Persiapan pelayanan adminstrasi kesehatan 2 3 0 5
2. Penyusunan kebijakan program kesehatan 2 0 0 2
3. Pengorganisasian pelaksanaan kebijakan 2 0 0 2
program-program kesehatan
4. Fasilitasi pelaksanaan kebijakan program 2 0 0 2
program kesehatan
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan 2 0 0 2
kebijakan program program kesehatan
6. Perijinan institusi dan sertifikasi produk-produk 3 4 4 11
yang terkait dengan bidang kesehatan
7. Akreditasi institusi dan program-program 2 3 4 9
kesehatan
8. Sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan 2 3 4 9
pemberi jasa di bidang
9. Penyusunan laporan 2 3 0 5
10. Karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan 2 6 0 8
11. Pembuatan buku pedoman/ juklak/petunjuk 2 2 0 4
teknis dibidang kesehatan
12. Penghitungan angka kredit dan pengajuan 5 12 0 17
DUPAK
C M A T E R I P E L A T IH A N P E N U N J A N G
1. Membangun Komitmen Belajar 0 3 0 3
2. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
T o ta l 34 41 12 87
PESERTA PELATIHAN
Kriteria:
a. Berijazah serendah-rendahnya
Sarjana/Diploma IV di bidang adminkes
atau Sarjana/Diploma IV kesehatan;
b. Pangkat serendah-rendahnya gol.ruang
III/a;
c. Memiliki pengalaman dalam kegiatan
adminkes minimal 2 (dua) tahun;
d. Usia setinggi-tingginya 8 (delapan) tahun
sebelum mencapai batas usia pensiun
dari jabatan terakhir yang didudukinya.
e. Telah mengikuti diklat prajabatan dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
Sertifikat
Jumlah peserta dalam 1 kelas
maksimal 30 orang
PELATIH/FASILITATOR
SURAT KETERANGAN
Peserta yang mengikuti proses pembelajaran < 95 % dari jumlah jam
pelajaran akan mendapatkan Surat Keterangan telah mengikuti
Pelatihan yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Penyelenggara.
KEWAJIBAN JABFUNG
KEWAJIBAN JABFUNG
Melaksanakan Mencatat dan
tugas pokok menginventarisir
KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti
fisik hasil MENGIKUTI
pelaksanaan kegiatan KETENTUAN
pelayanan/pekerjaan LAINNYA
sehari-hari sebagai
dasar untuk Tugas lain yang
pengumpulan angka diperintahkan
kredit oleh atasan
HEALTHCARE PRACTICES PERFORMANCES
• The competencies of health and social care professionals create a
basis for high-quality care and services (Soares et al., 2019).
• Professional competencies consist of the knowledge, skills, attitudes
and self-efficacy that professionals need to carry out their work (Kang et
al., 2013; Mulder, 2014). They ensure safe and high-quality outcomes
for individuals and populations (Langins & Borgemans, 2015).
• Knowledge consists of information and understanding of the subject
area (Camelo & Angerami, 2013; Mulder, 2014).
• Skills refer to a professional's ability to use their knowledge effectively
and they can be motor, cognitive and so-cial skills (Handel, 2003).
• Attitudes refer to professionals' long-term views of the subject, human
beings or practices (Dijkman et al., 2017)
• Self-efficacy refers to individuals' perceptions of their ability and
capacity to influence actions (Bandura, 1977)