Sie sind auf Seite 1von 74

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

FRAKTUR

Materi Kuliah KMB


Smt IV Poltekkes Karya Husada Jogja
Abdul Aziz
A. PENGERTIAN
Fraktur adalah kerusakan
pada kontinuitas tulang,
dapat mengenai pada
seluruh bagian dan jenis
tulang serta semua usia.
B. ETIOLOGI

⦿ Trauma langsung / tak langsung


⦿ Pathologis
⦿ Degeneratif
⦿ Spontan
⦿ Malnutrisi
C. PATOFISIOLOGI

Fraktur dpt disebabkan k/ trauma system muskuloskeletal dan sangat


bervariasi dari sederhana sampai kompleks dgn kerusakan jaringan
sekitarnya. Hal-hal yang dapat menyebabkan fraktur :
› Cidera akibat olah raga : saat latihan fisik, permainan berbahaya, jogging,
lari, kontak fisik saat olah raga.
› Kecelakaan lalu lintas
› Industri : terpotong anggota tubuh.
› Osteogenesis imperfecta dan kanker tulang.
D. TANDA GEJALA

⦿ Tanda tak pasti :


› Nyeri
› Oedema / hematoma
› Gerakan palsu, ggn gerak / hilangnya fungsi
⦿ Tanda Pasti
› Krepitasi
› Deformitas / kelainan bentuk: rotasi, angulasi, shortening.
› Gambaran fraktur pada pem RO foto.
E. KLASIFIKASI

1. Menurut jumlah garis


2. Menurut luasnya garis fraktur
3. Menurut hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar
4. Menurut jenisnya
1. Menurut jumlah garis

a. Simple : hanya terdapat satu garis fraktur.


b. Multiple : terdapat lebih dari satu garis fraktur, atau pada
penderita terdapat lebih dari satu fraktur pada tulang yang
berbeda.
c. Komunitif : banyak fragmen kecil yang terlepas.
2. Menurut luasnya garis fraktur

a. Fraktur inkomplit.
Tulang tidak terpotong secara total, ex: green stick fraktur pada
anak-anak.
b. Komplit fraktur
Tulang terpotong secara total
c. Hair line fraktur
Garis fraktur hampir tidak tampak, sehingga bentuk tulang tidak
ada perubahan.
3. Berdasar hubungan antara fragmen tulang
dgn dunia luar
a. Open fraktur (patah tulang terbuka)
apabila fragmen tulang sampai menembus kulit. Bila ada fraktur
yang diatas fragmen tulang terdapat luka, harus waspada, mungkin
fragmen tulang pernah menembus keluar kemudian masuk lagi.
b. Closed fraktur (patah tulang tertutup)
Suatu fraktur dimana fragmen tulang tidak ada hubungan dengan
dunia luar.
Fraktur
Fraktur
tertutup terbuka
4. Menurut jenisnya
a. Fraktur transversal
Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang. Stabil, mudah direposisi, atau direduksi. Mudah dikontrol
dengan bidai.
b. Fraktur oblik
Adalah fraktur yang garis patahnya memebentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil, sulit diperbaiki.
c. Fraktur Spiral
Timbul akibat torsi pada ekstremitas.
Menurut jenisnya lanjutan …
d. Fraktur Segmental
A/ dua fraktur yg berdekatan pada satu tulang yg
menyebabkan terisolasinya segmen sentral dari suplay
darah. Sulit ditangani.
e. Fraktur Impaksi/Kompresi
Tjd bila dua tlg menumbuk tlg ketiga yg berada diantaranya.
Ex: fraktur vertebra.
f. Fraktur Patologik
Fraktur tjd pd daerah tlg yg melemah akibat tumor / proses
patologik lainnya.
g. Fraktur Beban/ Fraktur Kelelahan
Terjadi pada orang yg menambah tingkat aktifitas
mereka. Pada anak gejala dgn rontgen tdk terlihat
adanya fraktur. Stl 2 minggu terlihat garis radio opak.
h. Fraktur Greenstick
Fraktur yg tdk sempurna, sering terjadi pd anak-anak.
Korteks tulang maupun periosteum sebagian masih
utuh, cepat sembuh.
i. Fraktur Avulsi
Adalah fraktur yg memisahkan fragmen tulang
pada tempat insersi tendon atau ligamen.
j. Fraktur Sendi
Adl fraktur yg melibatkan sendi, dpt
menyebabkan osteoarthritis.
PERGESERAN FRAGMEN TULANG

1. Length : Shortening / Distraction


2. Alignment / Angulation
3. Rotation
4. Apposition
Shortening/Distraction

Fragmen menimpa satu sama lain (C) Pemisahan fragmen yang telah ditarik
terpisah (D)
Alignment (Angulation)

⦿ Hubungan fragmen sepanjang sumbu panjang tulang dari fragmen


distal dengan fragmen proksimal
⦿ Perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk sudut.
Rotation

⦿ Terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal.


Apposition (Displacement)

⦿ Kontak dari permukaan fraktur

Apposition of midshaft fractures of the femur. A, End-to-end apposition. B, Fifty


percent end-to-end apposition. C, Side-to-side (bayonet) apposition, with slight
shortening. D, No apposition.
Apex medial angulation in a midshaft tibia Nondisplaced, nonangulated oblique fracture
and fibula fracture. of the distal fibula (arrows).
A, Anteroposterior view. B, Lateral view
F. PENATALAKSANAAN

1. REKOGNISI
Menyangkut diagnosis fraktur pada tempat kejadian
serta di RS. Riwayat kecelakaan, parah / tidak, jenis
kekuatan yang terlibat, deskripsi peristiwa trauma
mungkin menentukan ada fraktur atau
tidak.Pemeriksaan spesifik untuk mengenal tanda dan
gejala fraktur, pemeriksaan radiologis.
2. Reduksi (Reposisi)
Usaha dan tindakan manipulasi fragmen tulang yang patah
sedekat mungkin dengan letak normalnya. Dapat
dilakukan secara terbuka (open reduksi)
atau tertutup
(traksi, manipulasi
atau traksi
manual).
Reduksi ….
■ Mengembalikan posisi fraktur keposisi semula
■ Idealnya: Kembali ke posisi anatomis
◆ Kontak 100 %
◆ Angulasi tidak ada
◆ Rotasi tidak ada
■ Metode reposisi
◆ Reposisi tertutup
◆ Reposisi terbuka Dengan pembedahan
Reposisi Tertutup
▪ Tanpa pembiusan
✔ Fraktur masih fase shock
✔ Fr. yang sedikit bergeser dll
▪ Dengan pembiusan
✔ Anestesi lokal
✔ Anestesi umum
▪ Teknik
✔ Dengan tarikan, tekanan secara perabaan
✔ Memakai C Arm (Portable radiologis)
Indikasi Reposisi Terbuka
▪ Gagal reposisi tertutup
▪ Avulsion fracture
✔ Fr Patela & Fr Olecranon
▪ Epiphyseal fracture
▪ Interposisi Jaringan
▪ Disertai gangguan vascular
▪ Fraktur Patologis
Reposisi Terbuka
▪ Teknik
▪ Tulang dicapai dengan melalui pembedahan
▪ Harus selalu menjaga perdarahan
▪ Pada fraktur terbuka harus didahului dengan:
✔ Dilusi / irigasi “Dilution is a solution to polution”
✔ Debrideman
✔ Reposisi
ORIF
3. Retensi Reduksi
(mempertahankan reduksi)
✔ Mempertahankan / menahan/ fiksasi fragmen tulang
yang patah selama proses penyembuhan smp
menyapai menyambung.
✔ Fiksasi internal : pen, sekerup, kawat, paku atau plat.
✔ Fiksasi externa : external fiksator, gips, spalk/bidai,
traksi kontinu.
Kenapa setelah reposisi harus Retensi

▪ Manusia bersifat dinamis


▪ Adanya tarikan tarikan otot
▪ Agar penyembuhan lebih cepat
▪ Menghilangkan nyeri
Cara Retaining (Imobilisasi)

▪ Isitrahat

▪ Pasang splint / Sling


▪ Casting / Gips

▪ Traksi Kulit atau tulang


▪ Fiksasi pakai inplant
Sling / Split
■ Sling : ex. Arm Sling

■ Splint
Casting / Gips

■ Casting / Gips

◆ Short arm cast


◆ Long arm cast

◆ Long Leg cast


◆ dll
SHORT ARM CAST
Fiksasi dgn Implant
■ Fiksasi pakai inplant

■ Internal fikasasi
■ Plate/ skrew

■ Intra medular nail Kuntsher Nail


■ Ekternal fiksasi
Fiksasi Internal Fiksasi External
External Fixasi
Traksi

▪ Cara imobilisasi dengan menarik bahagian proksimal


dan distal secara terus menerus.
✔ Traksi Kulit
✔ Traksi Tulang
SKIN TRAKSI
TRAKSI SKELETAL
4. REHABILITASI

Dilaksanakan sedini mungkin bersamaan dengan pengobatan


fraktur untuk mencegah komplikasi dan pengembalian fungsi tulang,
perbaikan vaskularisasi → ROM. Dan dipantau status neurovaskuler
(perdarahan, nyeri, perabaan, gerakan, aliran darah kebagian distal
yang sakit).
H. FRAKTUR TERBUKA
1. Pengertian

Adl fraktur dimana fragmen tulang yg


bersangkutan sedang atau pernah berhub dgn dunia
luar. Hub dgn dunia luar dpt terjadi karena ruda
paksa yang merusak kulit, jaringan lunak dan tulang,
atau krn fragmen tulang yg menembus jaringan
lunak dan kulit.
2. Klasifikasi

a. Derajaat I : Garis patah


sederhana dgn luka ≤ 1
cm, luka bersih.
2. Klasifikasi

b. Derajat II : Garis patah


sederhana dgn luka > 1
cm, bersih, tanpa
kerusakan jar lunak yg
luas atau terjadi flap atau
avulsi.
2. Klasifikasi

c. Derajat III : Patah tulang disertai kerusakan jaringan


lunak luas termasuk kulit, otot, saraf dan pemb darah.
Disebabkan oleh hight energy trauma.
FRAKTUR DERAJAT III DIBAGI ATAS :
1) Derajat III A : Fragmen tulang
masih dibungkus jaringan
lunak.
FRAKTUR DERAJAT III

2) Derajat III B : Fragmen


tulang tdk dibungkus
jeringan lunak, tdp
pelepasan jar
periosteum, fraktur
komunitif.
FRAKTUR DERAJAT III
3) Derajat III C : melibatkan trauma arteri, perlu perbaikan
agar vaskularisasi bag distal dpt dipertahankan. Tdp
kerusakan jar lunak yg hebat.
3. Penatalaksanaan Fraktur Terbuka

✔ Pada fraktur terbuka terdapat resiko tinggi infeksi


(osteomielitis, gas gangren, tetanus).
✔ Tujuan penanganan adl meminimalkan
kemungkinan infeksi luka, jaringan lunak dan
tulang untuk mempercepat penyembuhan.
PRINSIP PENATALAKSANAAN
FRAKTUR TERBUKA
Pasien dibawa keruang operasi dilakukan :

a. Live saving
Harus ditegakkan dan ditangani dahulu cedera
ditempat lain yg membahayakan jiwa akibat
trauma bersamaan.
b. Pencucian Luka.
Luka dicuci sebersih mungkin dgn cairan
antiseptik dgn cara irigasi agar corpal yg mungkin
ada bisa teririgasi.
c. Debridement.
Menghilangkan
semua / sebag. jar
yg rusak atau
terkontaminasi.
Sequester
diangkat.
d. Pemberian analgetika dan antibiotika
e. Pengobatan fraktur
itu sendiri.
f. Penutupan luka,
jika perlu
dilakukan skin
graft.
g. Pemberian ATS.
H. PENYEMBUHAN FRAKTUR

Ada beberapa tahap penyembuhan fraktur .


1. Fase Inflamasi
⦿ Segera setelah fraktur, tubuh mengalami respon inflamasi.
⦿ Tjd perdarahan dlm jar yg cedera dan terjadi pembentukan
hematoma pd tempat yang patah. Ujung fragmen tulang akan
mengalami devitalisasi krn terputusnya vaskularisasi.
⦿ Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (SDP besar)
yg akan membersihkan tempat tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan & nyeri.
⦿ Tahap ini berlangsung dlm bbrp hari dan hilang dgn berkurangnya
pembengkakan dan nyeri
2. Fase Proliferasi sel

⦿ Dalam 5 hari, hematoma akan mengalami mengalami organisasi.


Terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk
jaringan untuk revaskularisasi, dan infasi fibroblast dan osteoblast.
⦿ Fibroblast dan osteoblast akan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang.
Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan.
3. Fase Pembentukan Kalus
(Kalus Formation)
⦿ Menjelang akhir minggu pertama tampak kalus
sementara (pra kalus) dalam jaringan granulasi yang
telah mengganti bekuan darah.
⦿ Timbunan kalsium pada matriks masih sedikit.
⦿ Pra kalus merupakan penghubung fragmen tulang yang
patah tetapi belum cukup kuat
4. Fase Penulangan Kalus

⦿ Dalam waktu yang lama osteoblast asal periosteum dan endosteum


mulai membentuk osteoid (matriks protein tulang).
⦿ Didalam prakalus terbentuk jaring trabekula osteoid yang dibentuk
secara acak yang selanjutnya terjadi kalsifikasi progresif sehingga
membentuk kalus tulang yang menyatukan tulang dengan kuat,
tetapi terdapat kelebihan tulang dalam ruang sumsum tulang
maupun sekeliling patahan.
5. Fase Remodeling

⦿ Kelebihan tulang ini akan direabsorbsi oleh sel osteoklas. Tahap


pengambilan jaringan tulang yang mati dan perlu waktu
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Reorganisasi tulang baru
kesusunan struktural sebelumnya (Remodelling).
I. Faktor yang Mempengaruh Penyembuhan
Patah Tulang
1. Faktor yang mempercepat:
⦿ Immobilisasi fragmen tulang
⦿ Kontak fragmen maximal, angulasi & oposisi baik
⦿ Asupan darah yang memadai
⦿ Nutrisi yang baik (cukup vit C dan Kalcium)
⦿ Latihan- pembebanan berat badan untuk tulang panjang
⦿ Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, Vit D, Steroid
anabolic
⦿ Potensial listrik pada patahan tulang
2. Faktor yang menghambat

Faktor yang menghambat


⦿ Trauma local ekstensif
⦿ Kehilangan tulang
⦿ Immobilisasi tak memadai
⦿ Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang
⦿ Infeksi
Faktor yang menghambat …

⦿ Keganasan local
⦿ Penyakit tulang metabolic (penyakit Paget)
⦿ Radiasi tulang (nekrosis radiasi)
⦿ Nekrosis avaskuler
⦿ Fraktur intraartikuler pada usia lanjut
⦿ Kortikosteroid
⦿ Nutrisi jelek
J. KOMPLIKASI

Komplikasi Awal :
⦿ Perdarahan
⦿ Syok
⦿ Kerusakan pembuluh darah, saraf dan jaringan lunak.
⦿ Fat embolisme
⦿ Compartment syndrom
⦿ Tromboemboli
⦿ Infeksi
⦿ Koagulopati Intavena Desiminata (KID)
Compartment syndrom
Komplikasi lambat :
⦿ Mal Union
⦿ Delayed Union
⦿ Non Union
⦿ Infeksi Osteomielitis
Semoga Bermanfaat

Das könnte Ihnen auch gefallen