Sie sind auf Seite 1von 27

Fraktur Femur

– Fraktur femur adalah terjadinya diskontinuitas dari jaringan tulang femur


– Fraktur femur terbuka disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan
pembuluh darah)
– Fraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma pada paha
Etiologi

1. Cedera traumatik
▪ Cedera langsung adalah pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan
▪ Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan
▪ Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak

2. Fraktur patologik
Kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan trauma minor mengakibatkan :
❑ Tumor tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali
❑ Infeksi seperti osteomielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
❑ Rakitis
❑ Secara spontan disebabkan oleh stres tulang yang terus menerus
Epidemiologi

– Menurut Riskesdas (2018), bagian tubuh yang terkena cedera terbanyak adalah ekstremitas
bagian bawah (67%), ekstremitas bagian atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera punggung
(6,5%), cedera dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%).
– Sesuai dengan data Depkes RI (2011) bahwa kasus fraktur ekstremitas bawah mempunyai
prevalensi paling tinggi dibanding fraktur yang lain yakni sekitar 45.987 (46,2%). Dari 45.987
orang, fraktur femur menyumbangkan 19.629 orang.
Fraktur Collum Femur

• Dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu


misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana
daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan
benda keras
• Dapat disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu
karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari
tungkai bawah, dibagi dalam :
• Fraktur Intrakapsuler (Fraktur Collum femur)
• Fraktur Extrakapsuler (Fraktur Intertrochanter femur)
Fraktur Sub Capital Sinistra (X-ray) Fraktur Intertrochanter kanan (X-ray)
Fraktur intertrochanter kanan (AP
Lateral)
Left subcapital femoral neck fracture (CT) 🡪 axial, coronal, sagital

Right subcapital femoral neck fracture


(CT non- contrast) 🡪 coronal
Incomplete Intertrochanter fracture (MRI) 🡪 coronal
Right subcapital femoral neck fracture (MRI)
Fraktur Subtrochanter Femur

• Terjadi pada setiap umur


Klasifikasi Fielding : • Biasanya akibat trauma yang hebat.
• Tipe 1 : garis fraktur satu level dengan • Gambaran klinis : anggota gerak bawah dalam
trochanter minor 🡪 paling sering keadaan rotasi eksterna, memendek, dan
ditemukan pembengkakan pada daerah
• Tipe 2 : garis patah berada 2,5 cm di proksimal femur disertai nyeri pada
bawah dari batas atas trochanter minor pergerakan.

• Tipe 3 : garis patah berada 2,5 – 5 cm • Pada pemeriksaan radiologis : menunjukkan


fraktur yang terjadi dibawah trochanter minor.
di bawah dari batas atas trochanter.
Garis fraktur bisa bersifat transverse, oblik
atau spiral, dan sering bersifat kominutif.
Fraktur subtrochanter
Fraktur subtrochanter 🡪 AP, Lateral
Fraktur Batang (midshaft) Femur

🡪 Sering pada dewasa muda 🡪 kecelakaan kendaraan


bermotor / jatuh dari ketinggian.
• Dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak 🡪 syok
• Jika terjadi pada pasien manula, 🡪 harus dianggap
patologik sebelum terbukti sebaliknya.
• Fraktur spiral : biasanya disebabkan oleh jatuh dengan
mekanisme terpuntir twisting injury.
• Fraktur transverse dan oblik biasanya akibat angulasi atau
benturan langsung, 🡪 sering ditemukan pada kecelakaan
sepeda motor.
• Pada benturan keras, fraktur mungkin bersifat kominutif
atau tulang dapat patah lebih dari satu tempat.

Femoral Shaft Fracture with displacement (X-ray) 🡪 AP, Lateral


Comminuted Fracture of the Right Femur, midshaft (X-ray) 🡪 AP
Cause : high speed car crash

Comminuted Fracture of the Right Femur, midshaft (CT) 🡪 Coronal, Sagital, 3D


Cause : high speed car crash
Comminuted Fracture of the Right Femur, midshaft (CT) 🡪 Axial
Cause : high speed car crash
Fraktur Femur Distal

• Melibatkan kondilus femoralis dan daerah metafisis


• Sering merupakan akibat dari trauma energi tinggi 🡪
kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian.
• Orang tua : dapat terjadi sebagai kecelakaan rumah tangga

Mekanisme trauma :
• Trauma energi tinggi pada cedera lutut / dasbor yang tertekuk
• Jatuh berlutut pada orang tua

Manifestasi Klinis :
• Rasa sakit saat menahan beban
• Bengkak dan memar
• Kelainan bentuk / deformitas
Distal Femoral Fracture (X-Ray) 🡪 AP, Lateral
Distal Femoral Fracture (CT) 🡪
Coronal
Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Fisik

Nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas karena kontraksi otot, krepitasi, pembengkakan,
dan perubahan warna lokal pada kulit yang terjadi akibat trauma dan perubahan yang mengikuti fraktur

Fraktur Terbuka Fraktur Tertutup


❖ Look : Terlihat luka terbuka pada paha dengan deformitas ❖ Look : Adanya pemendekan ekstremitas dan akan lebih
yang jelas. Pada fase awal trauma sering didapatkan adanya jelas derajat pemendekannya dengan cara mengukur
serpihan di dalam luka 🡪 mempunyai indikasi pada resiko kedua sisi tungkai dari spina iliaca ke malleolus
tinggi infeksi. ❖ Feel : Adanya keluhan nyeri tekan dan adanya krepitasi
❖ Feel : Adanya keluhan nyeri tekan dan adanya krepitasi
❖ Move : Gangguan/keterbatasan gerak tungkai.
❖ Move : Gerakan pada daerah tungkai yang patah tidak boleh
Didapatkan ketidakmampuan menggerakkan kaki dan
dilakukan karena akan memberikan respon trauma pada
penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah dalam
jaringan lunak di sekitar ujung fragmen tulang yang patah.
Pasien terlihat tidak mampu melakukan pergerakan pada sisi melakukan pergerakan.
paha yang patah (ROM Terbatas)
Pemeriksaan Penunjang

– Pemeriksaan Radiologi
– Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan Radiologi :
•Bila secara kilinis ada atau diduga adanya fraktur maka harus dibuat 2 foto tulang
bersangkutan
•Sebaiknya foto AP (antero-posterior) dan lateral 🡪 tegak lurus satu sama lain
•Apabila hanya 1 proyeksi mungkin tidak terlihat fraktur
Penatalaksana

Fraktur femur terbuka


🡪 harus dinilai dengan cermat untuk mencari ada tidaknya kehilangan kulit, kontaminasi
luka, iskemi otot, dan cedera pada pembuluh darah dan saraf.
Intervensi yang dapat dilakukan :
• Profilaksis antibiotik
• Debridemen
• Stabilisasi
• Penundaan penutupan
• Penundaan rehabilitasi
• Fiksasi eksterna
Debridement
🡪 Debridemen dan pembersihan luka harus dilakukan dengan segera. Stabilisasi
• Jika terdapat kematian jaringan / kontaminasi 🡪 luka harus diperhatikan, 🡪 dilakukan dengan pemasangan fiksasi interna
jaringan mati di eksisi atau fiksasi eksterna
• Luka akibat penetrasi fragmen tulang yang tajam 🡪 dibersihkan dan
dieksisi (debridemen terbatas)
Fiksasi eksterna
• Pada luka kecil , bersih dan waktu cedera yang belum lama 🡪 frakturnya
dapat diterapi seperti cedera tertutup + antibiotik profilaksis. 🡪 terutama pada fraktur segmental, fraktur
• Pada luka besar, telah terkontaminasi, kehilangan kulit atau kerusakan komunitif atau fraktur terbuka dengan kerusakan
jaringan 🡪 fiksasi internal harus dihindari. jaringan lunak yang hebat.

Setelah debridemen luka harus dibiarkan terbuka dan fraktur distabilkan


dengan memasangkan fiksasi eksternal.
Beberapa minggu kemudian, saat luka sembuh 🡪 fiksasi internal.
Penatalaksana

Fraktur tulang femur tertutup


1. Terapi konservatif
• Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi
definitif untuk mengurangi spasme otot
• Traksi tulang berimbang dengan bagian pearson pada sendi lutut. Indikasi
traksi terutama fraktur yang bersifat komunitif dan segmental
• Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur
secara klinis.
2. Terapi operatif
3. Pemasangan plate dan screw
Komplikasi

Komplikasi awal & Komplikasi Lanjut


🡪 Komplikasi awal :
• Infeksi : sistem pertahanan tubuh rusak bila ada
trauma pada jaringan.
• Syok : karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya • Avaskular nekrosis : terjadi karena aliran darah ke
permeabiltitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya tulang rusak atau terganggu sehingga bisa
oksigenasi. menyebabkan neksoris pada tulang.
• Kerusakan arteri : pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai • Sindrom emboli lemak : komplikasi serius yang
oleh tidak adanya nadi, Capillary Refill Time menurun, sianosis sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang.
bagian distal serta dingin pada ekstremitas. Sindrom ini terjadi karena sel-sel lemak yang
dihasilkan sum-sum tulang masuk ke alirandarah
• Sindroma Kompartemen : Suatu kondisi dimana terjebaknya
dan menyebabkan tingkat oksigenasi dalam darah
otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut
rendah yang ditandai dengan gangguan
akibat suatu pembengkakan dari edema atau perdarahan yang
pernapasan, takikardi, hipertensi, takipnea, dan
menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Tanda- tanda
demam.
sindroma kompartemen adalah 5P ( Pain, Pallor, Pulseness,
Parestesia dan Paralysis).
Komplikasi

🡪 Komplikasi Lanjut
• Delayed union : kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan tulang untuk sembuh atau tersambung dengan baik. Ini
disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang. Delayed union
adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan.
• Non union : Fraktur yang tidak sembuh dalam waktu 6-8 bulan dan tidak
terjadi konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu).
• Mal union : keadaan dimana fraktur sembuh pada saatnya tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, pemendekan atau
menyilang.

Das könnte Ihnen auch gefallen