Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
CI LAHAN CI INSTITUSI
Ket :
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN- PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit yang Pernah Dialami : Pasien mengatakan pasien memiliki riwayat
diabetes dan pernah menjalani pengobatan 6 bulan tanpa putus.
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan rutin melakukan kontrol untuk
pengobatan 6 bulan tanpa putus.
2. Data Obyektif
Observasi :
- Kebersihan rambut : kotor
- Kulit kepala : berminyak
- Kebersihan kulit : kering dan kotor
- Hygiene rongga mulut : kotor
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan makan teratur, tiga kali sehari
b. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan kurang nafsu makan namun tetap
makan tiga kali sehari, hanya saja setiap periode makan hanya mampu memakan 2-
3 sendok dan lebih mengontrol jenis makanannya sesuai yang disediakan rumah
sakit.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik
- Hidrasi kulit : Kering
- Palpebrae : Normal Congjungtiva : Normal
- Sclera : Cekung
- Rongga mulut : Kotor Gusi : Kotor
- Kemampuan mengunyah keras : Hanya mampu mengunyah
makanan yang lembut dan tidak keras seperti bubur
- Lidah : Kotor
- Kelenjar parotis : Tidak teraba Kelenjar tiroid : Tidak teraba
- Abdomen
Inspeksi : Tidak ada kelainan
Auskultasi : Peristaltik 16 x/menit
Palpasi
Tanda nyeri umum : Pasien tampak meringis
Massa : Tidak ada
Hidrasi kulit : Kering
Nyeri tekan : Ada
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS : - Escherichia coli Nyeri akut
Pasien mengatakan terdapat benjolan - Staphylococcus areus
pada bagian pinggul belakang sejak - Pseudons onas
sebulan yang lalu ↓
Pasien mengatakan nyeri pada area Invasi kuman/bakteri ke
benjolan jaringan kulit
DO : membentuk abses
↓
Terdapat multiple abses pada bagian
Pecahnya abses ke fase
gluteus
gerota
Pembengkakan area gluteus ↓
Pasien tampak meringis dan sering abses
mengatakan sakit pada area gluteus ↓
Kajian nyeri Reaksi lokal
P : Ketika bergerak ↓
Q : Menusuk Merangsang nosiseptor
R : Area gluteus, menyebar ke area ↓
punggung Merangsang ujuang
S:4 saraf nyeri
↓
T : Hilang timbul
Stimulus saraf nyeri
TTV : ↓
TD : 120/80 mmHg Nyeri lokal
N : 96 x/i
P : 24 x/i
S : 37 0C
DS : - Escherichia coli Konstipasi
Pasien mengatakan sudah tidak BAB - Staphylococcus areus
sejak masuk RS seminggu yang lalu - Pseudons onas
Pasien mengatakan perut terasa begah ↓
Invasi kuman/bakteri ke
Pasien mengatakan hanya makan 2-3 jaringan kulit
sendok setiap jam makan membentuk abses
DO : ↓
KU lemah Pecahnya abses ke fase
Pemeriksaan fisik abdomen gerota
↓
I : Pembesaran abdomen
abses
P : Perut terasa keras, ada impaksi feses ↓
P : Redup Reaksi sitemik
A :18 x/i ↓
HCL meningkat
↓
Kurang nafsu makan
↓
Kulit rapuh
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi tidak
adekuat
↓
Defisit nutrisi
↓
Ketidakcukupan asupan
serat
↓
Konstipasi
DS : - Escherichia coli Risiko luka tekan
Pasien mengatakan kesulitan untuk - Staphylococcus areus
beraktivitas mandiri dikarekan nyeri - Pseudons onas
pada punggung ↓
DO : Invasi kuman/bakteri ke
KU lemah jaringan kulit
Pasien hanya mampu berbaring membentuk abses
↓
Perhitungan dengan skala braden untuk
Pecahnya abses ke fase
mengetahui risiko luka tekan
gerota
Persepsi sensori : 3 (Sedikit terbatas) ↓
Kelembaban : 1 (Konsisten abses
lembab) ↓
Aktivitas : 1 ( Bedfast) Reaksi lokal
Mobilisasi : 2 (Mobilitas ↓
terganggu) Merangsang nosiseptor
Nutrisi : 1 (Sangat kurang) ↓
Gesekan : 2 (Potensial Merangsang ujuang
bermasalah) saraf nyeri
Total score : 10 (Sangat tinggi) ↓
Stimulus saraf nyeri
Kulit punggung kemerahan disekitaran ↓
abses
Nyeri lokal
↓
Metabolisme menurun
↓
Energi menurun
↓
Kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
↓
Risiko luka tekan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. D/ 59 tahun
Ruang/Kamar : Melati/ No.6
No Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan abses
2 Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat
3 Risiko luka tekan berhubungan dengan imobilisasi fisik
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. D/ 59 tahun
Ruang/Kamar : Melati/ No.6
1. Nyeri akut berhubungan dengan abses
No Waktu Pelaksanaan Keperawatan
1 14/12/2022 Observasi
08.30 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
08.31 2. Memonitor tanda-tanda vital sebelum
Terapeutik
3. Mendokumentasikan respons pasien terhadap efek analgesik dan efek
08.32 yang tidak diinginkan
Edukasi
11.00 4. Menjelaskan penyebab periode, dan strategi meredakan nyeri
11.02 5. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11.02 6. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
11.04 7. Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
12.00 8. Menatalaksanakan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai
instruksi dokter
2 15/12/2022 Observasi
08.30 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
08.31 2. Memonitor tanda-tanda vital
Edukasi
08.32 3. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
08.33 4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
12.00 5. Menatalaksanakan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai
instruksi dokter
3 16/12/2022 Observasi
20.45 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
21.00 2. Memonitor tanda-tanda vital
Terapeutik
21.01 3. Mendokumentasikan respons pasien terhadap efek analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Edukasi
21.02 4. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
21.03 5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
23.45 6. Menatalaksanakan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai
instruksi dokter
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat
No Waktu Pelaksanaan Keperawatan
1 14/12/2022 Observasi
08.33 1. Memonitor tanda dan gejala diare konstipasi atau infeksi
Edukasi
08.33 2. Menjelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan
keteraturan peristaltic usus
08.34 3. Menganjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan
pembentukan gas
08.34 4. Menganjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
08.35 5. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
19.00 6. Penatalaksanakan pemberian obat supositoria sesuai instruksi dokter
2 15/12/2022 Observasi
08.35 1. Memonitor tanda dan gejala diare konstipasi atau infeksi
Edukasi
08.35 2. Menganjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
08.36 3. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
3 16/12/2022 Observasi
20.46 1. Memonitor tanda dan gejala diare konstipasi atau infeksi
Edukasi
21.01 2. Menganjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
21.04 3. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
3. Risiko luka tekan berhubungan dengan imobilisasi fisik
No Waktu Pelaksanaan Keperawatan
1 14/12/2022 Observasi
08.34 1. Mengidentifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu, dan
pakaian
08.35 2. Memeriksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. skala Norton,
skala braden)
08.36 3. Memonitor status kulit harian
08.37 4. Memonitor sumber tekanan dan gesekan
08.37 5. Memonitor mobilitas dan aktivitas individu
08.40 6. Memonitor terjadinya parestesia, jika perlu
08.40 7. Memonitor perubahan kulit
Terapeutik
11.11 8. Mengeringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat dan cairan
luka
11.12 9. Mengubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
11.30 10. Menjaga sprei tetap kering, bersih, dan tidak ada kerutan/lipatan
Edukasi
11.31 11. Menjelaskan tanda-tanda kerusakan kulit
11.32 12. Menganjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
11.32 13. Mengajarkan cara merawat kulit
2 15/12/2022 Observasi
08.00 1. Mengidentifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu, dan
pakaian
08.03 2. Memeriksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. skala Norton,
skala braden)
08.03 3. Memonitor status kulit harian
08.03 4. Memonitor sumber tekanan dan gesekan
10.03 5. Memonitor mobilitas dan aktivitas individu
10.03 6. Memonitor terjadinya parestesia, jika perlu
10.04 7. Memonitor perubahan kulit
Terapeutik
10.04 8. Mengeringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat dan cairan
luka
10.05 9. Mengubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
10.07 10. Menjaga sprei tetap kering, bersih, dan tidak ada kerutan/lipatan
Edukasi
10.08 11. Menganjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
3 16/12/2022 Observasi
20.45 1. Mengidentifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu, dan
pakaian
20.46 2. Memeriksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. skala Norton,
skala braden)
21.00 3. Memonitor status kulit harian
21.02 4. Memonitor sumber tekanan dan gesekan
21.03 5. Memonitor mobilitas dan aktivitas individu
21.03 6. Memonitor terjadinya parestesia, jika perlu
21.04 7. Memonitor perubahan kulit
Terapeutik
21.04 8. Mengeringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat dan cairan
luka
21.30 9. Mengubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
21.31 10. Menjaga sprei tetap kering, bersih, dan tidak ada kerutan/lipatan
Edukasi
21.32 11. Menganjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. D/ 59 tahun
Ruang/Kamar : Melati/ No.6
1. Nyeri akut berhubungan dengan abses
Tanggal Evaluasi (SOAP)
14/12/2022
14.00 S : Pasien mengatakan sakit dibagian punggung
Pasien mengatakan sakit timbul sejak satu bulan lalu secara tiba-tiba
O : - KU lemah
Wajah meringis kesakitan
Suara lemah
TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 37 0C
Pengkajian nyeri
P : Ketika bergerak
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Punggung dan bagian gluteus
S : 4 (ringan)
T : hilang timbul, kadang-kadang
Terdapat multiple abses pada bagian punggung dan gluteus
Infus B-Fluid terpasang di tangan kiri
Pasien mendengarkan edukasi yang diberikan dengan baik
Mengajarkan metode nafas dalam kepada pasien untuk mengurangi nyeri
Penatalaksanaan pemberian obat (omeprazole dan ketorolak) sesuai
instruksi telah dilakukan
A : Nyeri akut
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Penatalaksanaan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai instruksi
dokter
15/12/22 S : Pasien mengatakan punggung bagian belakangnya masih sakit tetapi tidak
14.00 sesakit seperti kemarin.
O : - KU lemah
Wajah lesu
Suara pelan dan lemah
TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 78 x/i
P : 18 x/i
S : 37,2 0C
Pengkajian nyeri
P : Ketika bergerak
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Punggung dan bagian gluteus
S : 3 (sedang)
T : hilang timbul, kadang-kadang
Terdapat multiple abses pada bagian punggung dan gluteus
Infus B-Fluid terpasang di tangan kiri
Pasien mendengarkan edukasi yang diberikan dengan baik
Pasien sudah mengetahui teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
Penatalaksanaan pemberian obat (omeprazole dan ketorolak) sesuai
instruksi telah dilakukan
A : Nyeri akut
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Dokumentasikan respons pasien terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
6. Penatalaksanaan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai instruksi
dokter
17/12/22 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
07.00 O : - KU lemah
- Suara lemah dan pelan, tetapi pasien sudah aktif berkomunikasi
TD : 130/80 mmHg
N : 78x/i
P : 18 x/i
S : 36,8 0C
P : Ketika bergerak
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Punggung dan bagian gluteus
S : 2 (ringan)
T : hilang timbul, kadang-kadang
Terdapat multiple abses pada bagian punggung dan gluteus
Infus B-Fluid terpasang di tangan kiri
Pasien mendengarkan edukasi yang diberikan dengan baik
Mengajarkan metode nafas dalam kepada pasien untuk mengurangi
nyeri
Penatalaksanaan pemberian obat (omeprazole dan ketorolak) sesuai
instruksi telah dilakukan
A : Nyeri akut
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda,kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Dokumentasikan respons pasien terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
5. Penatalaksanaan pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai instruksi
dokter